10. Ayah pengecut

Anton yang baru saja pulang dari kegiatan OSIS, kini merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang tengah lantai dua.

Sebagai siswa kelas tiga, dia disibukkan dengan banyak kegiatan dan juga persiapan untuk turun dari jabatan ketua OSIS.

Memang Anton sangat rajin di sekolah, dia adalah murid teladan yang baik dan ramah. Selain menjadi ketua OSIS, dia juga ketua kelas.

Siapa yang tidak kenal Anton Anggara dari SMA Nusantara? Siswa teladan yang juga terkenal menjadi selebgram, selebtok dan lainnya. Pengikutnya di sosmed mencapai 5 juta orang.

Setiap Minggu dia mendapatkan Endorse dari berbagai produk terkenal.

Dia juga sangat berprestasi sebagai siswa SMA.

Hidupnya sempurna, sangat sempurna.

Anton mengernyitkan dahinya melihat adiknya, Andre, terlihat agak kesusahan menaiki tangga.

Anton yakin dirinya memiliki tubuh yang besar, tapi Andre kelihatannya tidak melihat dia.

Andre yang jalan agak pincang hari ini itu langsung saja masuk ke kamar Ricky yang telah kosong.

Kosong disini itu maksudnya penghuninya sudah tidak ada. Kalau isi kamarnya masih tetap ada.

Anton yang penasaran dengan adiknya yang aneh itu pun berdiri dan mengikutinya.

Saat Anton sudah sampai, dia pun melihat Andre yang mengangkat kursi gaming milik Ricky, hendak menghancurkan etalase kaca berisi berbagai action figure mahal milik Ricky.

Anton tidak menghentikan adiknya, dia hanya menonton dengan santai sambil bersandar di dekat pintu.

Andre terus saja memecahkan etalase dengan kursi, terlihat penuh amarah.

“Udah ngamuknya?“ Tanya Anton setelah Andre berhenti dan melemparkan kursi ke sembarang arah.

Andre pun berbalik, melihat kakaknya yang menonton dengan santai tersebut.

”Bang… kau harus dengarkan ceritaku, percayalah padaku kali ini—“

”Kakimu kenapa pincang? Jangan bilang jatuh dari motor karena balapan lagi, aku tahu balapannya itu hari ini.“ Anton tidak menunggu ucapan Andre selesai, sudah menyahutinya.

Andre yang mendengar itu mengalihkan pandangannya, ”ini semua karena si babi, bang! Abang nggak bakalan percaya kalo aku bilang si babi ikutan balap motor dan juara satu, kan? Dia bahkan membawa motor Ducati yang aku pengen waktu itu Bang, 1,5 miliar!“

Anton mengernyitkan dahinya, ”hah? Jangan ngawur, Ndre!“

Andre berdecak malas, lalu mengeluarkan ponsel pintarnya, menunjukkan vidio pada kakaknya.

”Dia makek nama samaran, Riki Narendra, makanya aku baru tahu itu dia, pas dia buka maskernya.“

Anton yang melotot tidak percaya melihat sepupunya ada disana, menerima hadiah, dengan penampilan tidak biasa, menoleh pada Andre tidak percaya.

”Kau bilang siapa tadi?“

”Ricky—“

”Bukan, nama samaran dia.“

”Riki Narendra, R-I-K-I. Kenapa emangnya bang?“

Anton terlihat gusar, dia mengembalikan ponsel pintar Andre pada pemiliknya.

”Itu nama kakaknya cewek yang kamu hamili, bodoh! Yang kita nyuruh orang buat nabrak dia waktu itu!“

”Bu-bukannya dia mati— bang! Jangan-jangan si babi tahu itu dan dia makek nama Riki Narendra buat neror kita, Abang tahu kan si babi benci banget sama kita!“

Anton menggeleng pelan, ”nggak mungkin Ndre, si babi nggak mungkin sepintar itu! Lagipula cuma kita berdua yang tahu.“

”Kalo dia tahu, gimana bang?“

Anton menoleh pada adiknya, menyunggingkan senyuman miring, lalu dia menepuk bahu Andre.

”Andre, kalo dia tahu, emang kenapa? Lagipula ayahnya nggak berkutik di depan papa, kan?“

Lalu, Anton melihat action figure yang sebagian berserakan di lantai karena Andre telah memukuli etalasenya.

Anton berjalan menuju etalase, berjongkok dan mengambil salah satu action figure.

”Kamu kan tahu dia sayang banget sama benda bodoh ini…“

Melihat itu, Andre pun menyeringai, ”abang emang pinter banget! Dia pasti ngamuk kalo kita jual semua itu, kan?“

Anton pun tertawa, ”dia berani main-main dengan kita, dia harus tahu tempatnya ada dimana.“

***

”RICKY!!“

Baru saja Riki membuka pintu apartemennya, dia sudah melihat Edwin yang tidak sabaran itu memaksa masuk.

Penampilan Edwin kali ini sangat kacau, dia juga memiliki beberapa luka dan lebam di di wajah dan tubuhnya.

Kakinya pun berjalan terseok-seok.

”Ayah? Kau kenapa?“ Tanya Riki setelah menutup pintu dan menghampiri ayahnya yang telah duduk di sofa.

Edwin terlihat menyedihkan.

”Seharusnya aku yang tanya padamu, apa yang kau lakukan pada Andre? Lututnya tergores, cukup besar, jalannya agak pincang dan dia bilang itu ulahmu.“ kata Edwin.

Riki mengangkat satu alisnya, ”aku? Ayah percaya ucapan dia?“

Edwin menghela nafas berat, ”tentu saja tidak, tapi Edward marah. Andre dan Anton mengatakan banyak hal yang tidak masuk akal, Rik. Mereka bilang kau ikut balapan motor sport, memakai motor sport seharga 1,5 miliar, dan mereka bahkan mengatakan kau curang saat balapan. Kau menendang Andre hingga dia oleng dan jatuh, makanya kaki dia bisa luka. Dan apa kau tahu apa yang kakak ku perbuat padaku?“

Riki mulai menatap ayahnya dengan serius, ”apa, yah?“

Lalu Edwin menunjukkan lukanya di kaki sebelah kiri, ”dia membuatku pincang juga sekarang.“

Oke, ini ngeri banget, kan?

Riki benar-benar akan senang jika dia bukan bagian dari keluarga itu, dia mohon!

Bagaimana bisa Edward melakukan hal sekeji itu pada adiknya sendiri padahal ucapan putranya belum ada bukti yang jelas.

”Tidak apa Rik, aku melakukan ini untukmu, daripada kamu yang dilukai, lebih baik aku saja, kan? Ini udah nggak sakit kok. Menurut dokter, kaki ku akan segera sembuh sekitar satu bulanan.“ ucap Edwin.

Jadi maksudnya sebenarnya Edward akan melukai kaki Riki, namun Edwin memohon untuk melukainya saja menggantikan Riki?

”Rik?“ panggil Edwin yang heran melihat Riki terbengong seolah dia baru saja melihat film paling horor di dunia.

Edwin menepuk bahu Riki, ”ayah nggak marah kok, ayah juga tahu kamu nggak mungkin nglakuin itu. Kamu jujur aja sama ayah, Rik.“

Riki pun mengusap wajahnya, frustasi dengan nasibnya sendiri.

”Ayah, aku emang ikut balapan itu, tapi aku sama sekali nggak bikin si Andre pincang, dia itu jatuh sendiri di tikungan. Gara-gara itu dia kalah dariku, dan menyalahkan semuanya padaku. Dan motor itu… aku beli sendiri, ayah.“

Edwin sempat terbengong sebentar, sampai kemudian dia sadar dan segera bertanya.

”kamu beli sendiri itu gimana caranya, Rik?“

Riki tersenyum kecil, lalu menunjukkan sesuatu di ponsel pintarnya.

Edwin makin terbengong melihat apa yang ditunjukkan Riki.

”Aku punya saham di WCB Bank, ayah tahu Bank terbesar di negara kita itu sahamnya selalu naik dan memberikan profit yang besar, kan? Ayah juga tahu aku mengumpulkan uang dari game. Apakah sekarang aneh jika aku memiliki saham dan motor sport?“

Kaki Edwin benar-benar lemas dibuatnya. Ternyata putranya bisa main saham juga, ya? Syukurlah Riki tidak bodoh seperti yang dia pikirkan.

Riki heran melihat Edwin seperti mau menangis. Karena dia canggung melihat reaksi tidak biasa dari Edwin, dia pun segera berdiri.

”Ayah udah sarapan? Ayo sarapan denganku — oh iya, kenapa ayah nggak tinggal disini aja, yah? Nggak perlu tinggal sama orang-orang nggak tahu diri itu.“

Bahu Edwin merosot mendengar ucapan putranya, ”ayah nggak bisa Rik…“

”Pengecut, ayah sangat pengecut.“

Edwin menundukkan kepalanya, ”ayah tahu itu, maaf Ricky.“

Seandainya kamu tidak pengecut, putramu tidak akan bunuh diri, Edwin bodoh…

Terpopuler

Comments

allowble_ranger

allowble_ranger

rada kasian sama bapaknya
lanjut thor

2025-01-05

2

Nuraeny Prince's

Nuraeny Prince's

lanjut thor

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kemalangan bertubi-tubi
2 2. Tubuh baru
3 3. Sikap yang telah berubah
4 4. Ditendang dari rumah
5 5. Tempat baru
6 6. Ditolong atau ditipu?
7 7. Motor sport
8 8. Balapan motor sport
9 9. Mengalahkan lawan
10 10. Ayah pengecut
11 11. Pria yang malang
12 12. Bocah rajin
13 13. Kejutan menarik
14 14. Orang baru tapi lama
15 15. Ide yang menarik
16 16. Menyamar jadi Kunti
17 17. Manusia-manusia sok suci
18 18. Target selanjutnya
19 19. Pukulan rotan
20 20. Pagi yang indah dan buruk
21 21. Hukuman pertama
22 22. Boxxing champ 1
23 23. Boxxing champ 2
24 24. Boxxing champ 3
25 25. Peluang bisnis
26 26. Bisnis pertama Riki
27 27. Sebuah kepercayaan
28 28. Skill pemimpin
29 29. Bukan urusanmu
30 30. Riki Narendra
31 31. Penghinaan dibalas penghinaan
32 32. Senyuman palsu
33 33. Uang adalah prioritas
34 34. Melindungi pengikut
35 35. Orang aneh
36 36. Jam tangan rolex
37 37. Rahasia
38 38. Pasangan serasi
39 39. Pizza nanas
40 40. Tidak sesuai ekspektasi
41 41. Predator kecil
42 42. Digoda tante-tante
43 43. Ada penguntit?
44 44. 1 vs 30
45 45. Latihan lebih keras
46 46. Mempertahankan pengikut
47 47. Rahasia besar
48 48. Tidak seharusnya tahu
49 49. Kantin sekolah
50 50. Kaivan Harland
51 51. Ingatan tersembunyi
52 52. Menuju villa nenek
53 54. Kau lah ayahku.
54 54. Bukan kebetulan
55 55. Hari yang tenang
56 56. Kesalahan sejak awal
57 57. The penthouse
58 58. Riki dan Guardian
59 59. Meledakkan emosi
60 60. Tidak mudah
61 61. Suara itu...
62 62. Mendapatkan kejujuran
63 63. Rumah lebih nyaman
64 64. Orang lain yang tahu
65 65. Apa yang kau berikan?
66 66. Parasit dan beban
67 67. Adik yang bodoh
68 68. Pengakuan Andre
69 69. Apa yang terjadi?
70 70. Mimpi atau nyata?
71 71. Aku yang berkuasa
72 72. Berbanding terbalik
73 73. Kepala sekolah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Kemalangan bertubi-tubi
2
2. Tubuh baru
3
3. Sikap yang telah berubah
4
4. Ditendang dari rumah
5
5. Tempat baru
6
6. Ditolong atau ditipu?
7
7. Motor sport
8
8. Balapan motor sport
9
9. Mengalahkan lawan
10
10. Ayah pengecut
11
11. Pria yang malang
12
12. Bocah rajin
13
13. Kejutan menarik
14
14. Orang baru tapi lama
15
15. Ide yang menarik
16
16. Menyamar jadi Kunti
17
17. Manusia-manusia sok suci
18
18. Target selanjutnya
19
19. Pukulan rotan
20
20. Pagi yang indah dan buruk
21
21. Hukuman pertama
22
22. Boxxing champ 1
23
23. Boxxing champ 2
24
24. Boxxing champ 3
25
25. Peluang bisnis
26
26. Bisnis pertama Riki
27
27. Sebuah kepercayaan
28
28. Skill pemimpin
29
29. Bukan urusanmu
30
30. Riki Narendra
31
31. Penghinaan dibalas penghinaan
32
32. Senyuman palsu
33
33. Uang adalah prioritas
34
34. Melindungi pengikut
35
35. Orang aneh
36
36. Jam tangan rolex
37
37. Rahasia
38
38. Pasangan serasi
39
39. Pizza nanas
40
40. Tidak sesuai ekspektasi
41
41. Predator kecil
42
42. Digoda tante-tante
43
43. Ada penguntit?
44
44. 1 vs 30
45
45. Latihan lebih keras
46
46. Mempertahankan pengikut
47
47. Rahasia besar
48
48. Tidak seharusnya tahu
49
49. Kantin sekolah
50
50. Kaivan Harland
51
51. Ingatan tersembunyi
52
52. Menuju villa nenek
53
54. Kau lah ayahku.
54
54. Bukan kebetulan
55
55. Hari yang tenang
56
56. Kesalahan sejak awal
57
57. The penthouse
58
58. Riki dan Guardian
59
59. Meledakkan emosi
60
60. Tidak mudah
61
61. Suara itu...
62
62. Mendapatkan kejujuran
63
63. Rumah lebih nyaman
64
64. Orang lain yang tahu
65
65. Apa yang kau berikan?
66
66. Parasit dan beban
67
67. Adik yang bodoh
68
68. Pengakuan Andre
69
69. Apa yang terjadi?
70
70. Mimpi atau nyata?
71
71. Aku yang berkuasa
72
72. Berbanding terbalik
73
73. Kepala sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!