7. Motor sport

Mengunjungi makam diri sendiri tidak pernah terlintas dalam benak Riki.

Dia merasa sangat aneh.

“Apakah jiwa Ricky yang ada disana?“ Gumam Riki.

[Itu benar, master!]

[Kebetulan Ricky berusaha bunuh diri dengan meminum racun di waktu yang sama saat anda mengalami kecelakaan]

Jadi karena itu Riki dan Ricky bertukar tempat?

Riki jadi tidak enak dengan Ricky, tapi semua itu sudah keputusan Ricky bukan? Jika dia jadi Ricky di tengah keluarga bejat itu, Riki juga pasti tidak tahan.

Rasanya seperti berada di neraka.

Karenanya Riki sangat lega saat diusir.

Kemudian Riki juga mengunjungi makam Rena, dan tidak bisa membendung tangisnya.

Rena…

Dia adalah adik yang cantik, imut, manis dan baik. Meski Riki tidak terlalu tampan, tapi siapapun pasti setuju jika Rena itu cantik.

Namun, menjadi cantik dan miskin itu hanya ada petaka.

Rena tidak bisa melawan saat dia dilecehkan oleh anak orang kaya.

”Adikku yang malang… seandainya kita tidak miskin, seandainya kemalangan tidak terjadi padamu, adikku… jika saja kamu tidak memilih mengakhiri hidupmu. Kakak tidak akan marah padamu, karena kamu tidak salah. Aku—“

Riki tidak bisa meneruskan ucapannya, dia terlalu emosional saat itu.

Ah, kenapa Rena harus cantik seperti ibu mereka? Kenapa tidak dijadikan jelek saja, atau rata-rata?

Apapun itu asalkan tidak seperti ini.

Kenapa?

[Master…]

[Tidak perlu menyesali apa yang telah terjadi, sistem disini untuk membantu anda balas dendam]

Riki pun bangkit berdiri, ”kau benar, aku tidak boleh cengeng seperti ini. Aku harus fokus pada hidupku sekarang. Rena, aku tidak akan membiarkan kematian mu sia-sia.“

Riki pun pergi dari pemakaman itu, setelah meletakkan bunga tulip putih, bunga kesukaan Rena.

Riki berjalan dan terus berjalan. Dia hanya berjalan tanpa tahu arah.

Tahu-tahu dia sudah sampai di pusat kota, di taman yang berada tidak jauh dari gedung apartemennya.

Riki mencari bangku kosong dan duduk disana, melamun sebentar.

[Ada Hanni di dekat sini, master. Apakah anda ingin melakukan sesuatu untuk membalasnya?]

Riki pun tersadar dari lamunannya, lalu menyeringai.

”Hanni kau bilang? Ini sangat menarik.“ Riki pun mengenakan masker hitam untuk menutupi mulut dan sebagian hidungnya, lalu dia menutup kepalanya dengan tudung jaketnya.

Dia berdiri dan berjalan ke arah gerombolan gadis-gadis yang mengenakan seragam dari sekolahnya dulu.

Hanni tidak bersama Anton, syukurlah. Saat itu gadis sombong itu bersama dengan teman-teman perempuannya, mengantri crepes yang sedang trend dikalangan para gadis.

***

Keluar bersama teman-teman adalah hal yang menyenangkan sekaligus memuakkan bagi Hanni.

Teman-temannya adalah gadis-gadis pilihan, karena Hanni memang pilih-pilih dalam berteman. Temannya haruslah berasal dari kalangan atas.

Ada yang ayahnya adalah direktur, ada pula yang ayahnya adalah wakil gubernur, ada yang ibunya pemilik bisnis skincare terkenal dan Hanni…. Adalah putri dari pemilik Citra Nusa Hotel and resort.

Tentu saja Hanni sudah kaya sejak lahir. Dia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh indah, kulit putih, rambut panjang yang sehat. Dia pun memiliki pacar yang merupakan anak pertama dari keluarga Anggara, dan bahkan ayahnya akan segera menjadi walikota.

Hidup Hanni sangatlah sempurna.

”Apa kau tahu, pacarku itu sangat romantis lho… dia juga sangat tinggi! 176 cm! Aku yang cuma 157 cm jadi mungil banget dekat dia.“ ucap Kartika, si anak pemilik bisnis skincare.

Itu sudah biasa, dia pamer pacar baru.

”Cuma segitu? Pacarku tingginya 178 cm!“ Balas Hanni, membuat raut wajah Kartika jadi kesal. Tapi dia segera tersenyum lagi, lalu berkata, ”maksudmu Riki? Emang sih tinggi, tapi kan udah mati—“

Kartika dan yang lain pun tertawa mendengarnya.

Yah, itu sudah biasa, saling sindir seperti itu. Memang pertemanan Hanni toxic semua, jadi Hanni toxic juga.

”Enak aja! Dia pacarmu kali, pacarku cuma Anton doang! Si Riki itu nggak sampai segitu tingginya, palingan cuma 170.“ balas Hanni.

”Permisi…“

Para gadis yang sedang antri crepes itu pun menoleh pada asal suara.

Suaranya aja udah ganteng, apalagi saat mereka menatap orangnya langsung.

Memang sih pemuda itu memakai masker, tapi tatapan matanya yang tajam itu membuat jantung berdebar-debar dengan kencang.

Mata yang biasanya disebut degan hunter eyes, pemburu hati para gadis.

”Iya, ada apa?“ Hanni lah yang maju lebih dulu.

”Apakah kalian berasal dari SMA Nusantara? Aku akan segera mendaftar kesana, apakah arah sekolah itu disana?“ Tanya pemuda itu, menunjukkan arah yang salah.

”Bukan, SMA Nusantara itu ada disana, siapa namamu? Siapa tahu nanti jika sudah masuk kesana kami bisa membantumu“ tanya Hanni.

”Riki. Riki Narendra.“ ucap pemuda itu, Riki.

Sekarang tidak ada satupun dari gadis-gadis itu yang tersenyum, yang ada hanyalah tatapan horor.

”Terimakasih atas bantuannya, nona-nona cantik!“ Riki pun segera pergi, berjalan ke arah yang ditunjuk oleh Hanni.

Sementara itu, Hanni pun merinding dibuatnya.

”Di-dia tidak bilang Riki Narendra, kan?“ tanyanya pada teman-teman.

”Dia bukan hantunya Riki, kan?“ sahut Serly, si anak wakil gubernur, ketakutan.

”Hush! Jangan ngawur, Ser!“ seru Lenna, si anak direktur.

”Tapi aku jadi takut…“ gumam Kartika.

”Nggak mungkin lah, Riki udah nggak ada. Lagian nama kayak gitu tuh pasaran banget, tahu!“ sahut Hanni, meski dia sebenarnya juga takut.

Tapi, pemuda tadi kelihatan lebih tinggi dan tampan dari Riki yang mereka kenal.

Tidak mungkin itu Riki.

Riki telah meninggal.

[Anda berhasil membuat Hanni merasakan ketakutan, anda berhak mendapatkan hadiah berupa 2% saham dari Bank WCB]

Ketakutan, ya?

Riki menyeringai di balik masker hitamnya.

Riki senang sekali telah membuat gadis-gadis itu ketakutan. Dia masih mengingat reaksi mereka yang lucu.

”Itu masih tidak ada apa-apanya, aku akan membuat kalian menyesal telah mempermainkan aku dulu, gadis-gadis kosong nggak ada otak.“ gumam Riki, jelas dia sangat dendam pada mereka, terutama Hanni.

Mereka menjadikan dirinya sebagai bahan taruhan konyol mereka.

Itu nggak ada lucu-lucunya sama sekali.

Riki tidak pergi ke sekolah, karena yang akan mengurusi kepindahannya nanti adalah Edwin.

Sekarang Riki pergi ke parkiran gedung apartemen, melihat motornya yang tersimpan dengan aman.

Warnanya merah, sangat bagus dan keren.

”Ini motor 1,5 miliar itu? Gila.“

Riki tidak bisa berhenti berdecak kagum.

[Bagaimana jika anda mengendarai motornya, master?]

[Berkeliling kota akan membuat suasana hati anda menjadi lebih baik]

Riki tersenyum, ”kau benar, ayo kita coba, mumpung ada SIMnya.“

[Berikut ini adalah surat-surat lengkap dan helm gratis dari sistem]

Kemudian muncul kotak hitam berisi helm dan surat-surat lengkap motor, semuanya atas nama Ricky Anggara.

Yah, tidak heran, karena sekarang nama dia memang Ricky Anggara. Meski dia tidak senang dengan nama belakangnya.

Riki pun menyimpan surat-surat motor di ransel, lalu mengenakan helm berwarna hitam itu.

”Mari kita coba motornya.“

Terpopuler

Comments

Tomi Ananda

Tomi Ananda

walaupun agak sampah sih ,tapi aku suka nya yg bar bar tanpa ampun lah gitu
ada gk ya

2025-02-05

0

Knox Arcadia

Knox Arcadia

nape tak tukar nama aja selain riki dan ricky sbb mudah terbongkar aja namanya

2025-02-15

0

klein

klein

ntah kenapa thor, cerita lu agak hidup👍

2025-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kemalangan bertubi-tubi
2 2. Tubuh baru
3 3. Sikap yang telah berubah
4 4. Ditendang dari rumah
5 5. Tempat baru
6 6. Ditolong atau ditipu?
7 7. Motor sport
8 8. Balapan motor sport
9 9. Mengalahkan lawan
10 10. Ayah pengecut
11 11. Pria yang malang
12 12. Bocah rajin
13 13. Kejutan menarik
14 14. Orang baru tapi lama
15 15. Ide yang menarik
16 16. Menyamar jadi Kunti
17 17. Manusia-manusia sok suci
18 18. Target selanjutnya
19 19. Pukulan rotan
20 20. Pagi yang indah dan buruk
21 21. Hukuman pertama
22 22. Boxxing champ 1
23 23. Boxxing champ 2
24 24. Boxxing champ 3
25 25. Peluang bisnis
26 26. Bisnis pertama Riki
27 27. Sebuah kepercayaan
28 28. Skill pemimpin
29 29. Bukan urusanmu
30 30. Riki Narendra
31 31. Penghinaan dibalas penghinaan
32 32. Senyuman palsu
33 33. Uang adalah prioritas
34 34. Melindungi pengikut
35 35. Orang aneh
36 36. Jam tangan rolex
37 37. Rahasia
38 38. Pasangan serasi
39 39. Pizza nanas
40 40. Tidak sesuai ekspektasi
41 41. Predator kecil
42 42. Digoda tante-tante
43 43. Ada penguntit?
44 44. 1 vs 30
45 45. Latihan lebih keras
46 46. Mempertahankan pengikut
47 47. Rahasia besar
48 48. Tidak seharusnya tahu
49 49. Kantin sekolah
50 50. Kaivan Harland
51 51. Ingatan tersembunyi
52 52. Menuju villa nenek
53 54. Kau lah ayahku.
54 54. Bukan kebetulan
55 55. Hari yang tenang
56 56. Kesalahan sejak awal
57 57. The penthouse
58 58. Riki dan Guardian
59 59. Meledakkan emosi
60 60. Tidak mudah
61 61. Suara itu...
62 62. Mendapatkan kejujuran
63 63. Rumah lebih nyaman
64 64. Orang lain yang tahu
65 65. Apa yang kau berikan?
66 66. Parasit dan beban
67 67. Adik yang bodoh
68 68. Pengakuan Andre
69 69. Apa yang terjadi?
70 70. Mimpi atau nyata?
71 71. Aku yang berkuasa
72 72. Berbanding terbalik
73 73. Kepala sekolah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Kemalangan bertubi-tubi
2
2. Tubuh baru
3
3. Sikap yang telah berubah
4
4. Ditendang dari rumah
5
5. Tempat baru
6
6. Ditolong atau ditipu?
7
7. Motor sport
8
8. Balapan motor sport
9
9. Mengalahkan lawan
10
10. Ayah pengecut
11
11. Pria yang malang
12
12. Bocah rajin
13
13. Kejutan menarik
14
14. Orang baru tapi lama
15
15. Ide yang menarik
16
16. Menyamar jadi Kunti
17
17. Manusia-manusia sok suci
18
18. Target selanjutnya
19
19. Pukulan rotan
20
20. Pagi yang indah dan buruk
21
21. Hukuman pertama
22
22. Boxxing champ 1
23
23. Boxxing champ 2
24
24. Boxxing champ 3
25
25. Peluang bisnis
26
26. Bisnis pertama Riki
27
27. Sebuah kepercayaan
28
28. Skill pemimpin
29
29. Bukan urusanmu
30
30. Riki Narendra
31
31. Penghinaan dibalas penghinaan
32
32. Senyuman palsu
33
33. Uang adalah prioritas
34
34. Melindungi pengikut
35
35. Orang aneh
36
36. Jam tangan rolex
37
37. Rahasia
38
38. Pasangan serasi
39
39. Pizza nanas
40
40. Tidak sesuai ekspektasi
41
41. Predator kecil
42
42. Digoda tante-tante
43
43. Ada penguntit?
44
44. 1 vs 30
45
45. Latihan lebih keras
46
46. Mempertahankan pengikut
47
47. Rahasia besar
48
48. Tidak seharusnya tahu
49
49. Kantin sekolah
50
50. Kaivan Harland
51
51. Ingatan tersembunyi
52
52. Menuju villa nenek
53
54. Kau lah ayahku.
54
54. Bukan kebetulan
55
55. Hari yang tenang
56
56. Kesalahan sejak awal
57
57. The penthouse
58
58. Riki dan Guardian
59
59. Meledakkan emosi
60
60. Tidak mudah
61
61. Suara itu...
62
62. Mendapatkan kejujuran
63
63. Rumah lebih nyaman
64
64. Orang lain yang tahu
65
65. Apa yang kau berikan?
66
66. Parasit dan beban
67
67. Adik yang bodoh
68
68. Pengakuan Andre
69
69. Apa yang terjadi?
70
70. Mimpi atau nyata?
71
71. Aku yang berkuasa
72
72. Berbanding terbalik
73
73. Kepala sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!