Jingga memerah menguas langit di ufuk barat, matahari sembunyi kembali ke peraduannya. Dan lambat laun gelap menyapa menjadi malam.
Di depan sebuah rumah datang sebuah mobil mewah dan parkir di depannya. Sang pengemudi keluar dari mobilnya, nampak berantakan dan terluka, dengan sedikit terseok-seok ia berjalan ke pintu rumah tersebut dan mengetuk pintu rumah.
Tok tok tok
" Permisi..." Ucapnya sedikit berbatuk-batuk.
" Ya sebentar... " Sahut sang pemilik rumah dari dalam sambil membuka pintu.
Shafiya terkejut melihat siapa yang datang, orang yang membuat sakit hatinya, orang yang telah merendahkan harga dirinya dan martabatnya, berdiri di depannya dalam keadaan memprihatinkan bajunya kotor, basah dan berantakan dan wajahnya memar-memar penuh luka, ada darah kering di sudut bibir dan hidungnya.
Meski sakit hati kepada pemuda di depannya tak menutup hati nuraninya, Shafiya mempersilahkan masuk pemuda itu.
" Silahkan masuk. " Katanya
" Silahkan duduk. " Lanjutnya sambil masuk ke dalam.
Di rumah hanya ada dia, Ayah dan Bunda pergi ke rumah Kakeknya, Adiknya sedang pergi ke masjid sebentar lagi juga pulang.
Shafiya keluar membawa minum, lalu masuk lagi dan kembali membawa P3K.
" Silahkan di minum. " Ucapnya pada tamunya.
" Jika sudah obati luka anda dengan ini. " Lanjutnya sambil menyodorkan P3K.
Fatih hanya memandang Shafiya tak bergeming, dia tidak menyangka akan di sambut seperti ini setelah apa yang di lakukannya pada gadis di depannya.
" Saya tinggal shalat mahgrib dulu, maaf meninggalkan anda sendiri. " Ujar Shafiya sambil beranjak dari duduknya.
Fatih mengangguk sedikit tersenyum, untuk pertama bagi Shafiya melihat laki-laki di depannya ini tersenyum padanya.
Setelah Shafiya berlalu dari hadapannya. Fatih meminum minuman yang tadi di bawa Shafiya dan mengobati lukanya. Tak berapa lama Shafiya kembali dan membawa pakaian terlipat di tangannya.
" Baju anda basah, bila berkenan, silahkan ganti dengan ini, supaya anda tidak sakit. " Shafiya memberikan pakaian itu lalu duduk.
" Saya kesini mau... emm..., " Fatih mulai berbicara namun lidahnya terasa kelu.
" Bergantilah dulu bicarakan nanti, di sini udaranya dingin. " Potong Shafiya.
" Kamar mandi di ujung belok kiri. " Lanjutnya lagi.
Akhirnya Fatih menurut dan beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berganti dengan pakaian yang Shafiya beri. Bajunya masih baru hasil produksi Ayah Shafiya sendiri, kainnya lumayan, jaitannya pun nampak profesional dan halus.
***
Hati yang baik adalah hati yang ikhlas memaafkan , seberapa besarpun kesalahan orang lain, karena Allah saja Maha Pemaaf lagi Maha Penyayang.
Fatih dan Shafiya berhadapan keduanya hening, tidak ada yang bersuara.
" Shafiya... " Fatih memulai dengan ragu-ragu.
" Maaf atas perbuatan burukku padamu di ruanganku tadi. " Akhirnya kalimat itu lolos dari mulut Fatih, ada sedikit perasaan lega saat mengucapnya.
" Aku sangat menyesal telah melukai mu. " Jujurnya sambil memandang bibir Shafiya yang masih terlihat bekas sedikit luka karena ulahnya.
" Shafiya, maukah kau memafkan aku, dan kembali bekerja seperti biasa. " Ujar Fatih sedikit ragu.
" Saya memaafkan anda, tapi maaf saya tidak bisa kembali bekerja di perusahaan anda lagi. " Jawab Shafiya mantap.
" Terimakasih kamu sudah mau memaafkan aku, tapi kenapa kamu tidak mau kembali bekerja, aku berjanji tidak akan megulanginya lagi, kumohon... kembalilah bekerja, aku membutuhkanmu." Lanjut Fatih akhirnya mengakui perasaanya.
" Aku tidak bisa jauh darimu, aku ingin selalu dekatmu, melihatmu mencintai orang lain sangat menyakitkan bagiku, maaf aku terlambat menyadari perasaanku dan salah dalam menyikapinya." Tutur Fatih jujur
Shafiya terkejut mendengar pengakuan Fatih padanya, dia membisu tidak bisa menjawab.
" Shafiya ternyata aku mencintaimu. Aku berjanji pada Alif akan memantaskan diri untukmu dan bersaing sehat dengannya. " Lanjut Fatih.
" Aku akan berusaha semampuku untuk pantas bersanding untukmu. Ku mohon... beri aku kesempatan. " Fatih masih saja memohon.
" Maaf saya tidak memiliki jawaban atas pernyataan anda. Tapi perjuangkanlah dengan baik dan bermartabat apa yang menurut anda pantas di perjuangkan." Akhirnya Shafiya buka suara.
" Saya akan bersanding dengan siapa yang Allah pilihkan untuk saya. " Kata Shafiya.
" Berubahlah karena Allah dan baiklah kepada semua orang jangan hanya kepada saya." Ujar Shafiya.
" Saya bukan siapa-siapa, Hanya seorang Shafiya bisa jadi saya yang tidak pantas bersanding dengan anda ataupun Mas Alif. " Ujarnya lagi.
" Dan mengenai kembali bekerja di perusahaan, mohon maaf saya sudah mantap untuk keluar, saya akan membuat usaha sendiri. " Lanjut Shafiya.
" Tapi aku tidak bisa bertemu kamu lagi. " Fatih protes sambil menunduk menyerah seperti anak kecil.
" Anda bisa mengunjungi saya sebagai teman, pintu rumah saya terbuka untuk semua orang yang berniat baik. " Jawab Shafiya.
Mata Fatih mulai berbinar ada secerca harapan untuknya, dia tidak menyangka kalau Shafiya akan memaafkanya dan memberi sedikit harapan untuknya.
Akhirnya Fatih undur diri dan pulang semua kata-kata Shafiya menyejukkan hati bagai embun pagi, meski badannya sakit namun jiwanya terasa tumbuh dan kembali.
Sebening embun pagi Shafiya menyejukan hati pemuda yang gersang hatinya, dan menumbuhkan kembali jiwa yang sempat tandus.
.
.
.
.
.
# Bagi para pembaca, tolong tinggalkan jejak, ya... 😊🙏
# Bantu beri masukan, agar Autor semakin bersemangat menulis 😄😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Neneng Saadi
Masyallah shafiya baik sekali Sholehah 🥰
2025-03-03
1
Dewi Dama
bagus cerita nya thoorrr
2024-05-26
3
Rahmawati
fiya baik bgt sih
2024-03-04
1