Dilema

Shafiya sudah kembali dari jogja satu minggu yang lalu. Baik Fatih dan Shafiya sudah tidak pernah membahas mengenai kejadian di jogja.

Hari ini hari libur, Shafiya tidak kerja, seperti sebelumnya setiap libur kerja Shafiya mengajar TPA di masjid dekat rumahnya.

Tiba-tiba di depan rumahnya ada mobil silver berhenti, dan beberapa laki-laki keluar dari mobil itu. Shafiya tidak tau yang ada hanya Ayah dan Bundanya.

tok tok tok

" Assalamualaikum ? " Suara laki-laki mengucap salam

" Walaikumsalam..." Sahut Bunda Tya dari dalam rumah dan membuka pintu.

" Maaf bapak, bapak ini siapa ya? Ada perlu apa ? " Tanyanya bingung karena baru kali ini melihat.

" Kami ada perlu dengan Orang tua nak Shafiya dan nak Shafiya." Jawab salah satu dari mereka.

" Owh ya saya bunda Shafiya... silahkan masuk." Akhirnya merekapun masuk dan mengobrol dengan Ayah Shafiya. Bunda Shafiya membuatkan minum dan meminta adik Shafiya untuk menghubungi Shafiya.

Shafiya yang tengah mengajar menerima telphone dari adiknya, dan mengangkatnya.

" Hallo, Assalamuallaikum dek, ada apa?"

" Walaikumsalam kak, ada tamu di rumah mencari kakak." Jawabnya sambil menutup telphone.

Akhirnya Shafiya mengakhiri mengajarnya dan memasrahkan pada sahabatnya untuk melanjutkan TPA. Shafiya berjalan kaki pulang ke rumahnya. Dari kejahuan dia melihat ada mobil terparkir di depan rumahnya, namun dia tidak bisa menebak siapa pemiliknya.

***

Shafiya terkejut melihat siapa yang datang, dia langsung duduk menyapa dan menangkupkan tanganya di dada.

" Mohon maaf membuat Pak Putra menunggu. " Ujarnya, namun masih bertanya-tanya bagaimana Pak Putra bisa mengetahui rumahnya.

" Begini Pak Bu, kedatangan saya kemari memiliki maksud dan tujuan." Kata Pak Putra memulai percakapan.

" Saya ingin melamar putri Bapak Ibu, ananda Shafiya untuk anak saya Fatih." Lanjutnya.

Deg

Shafiya sangat terkejut dadanya bergemuruh bingung harus menjawab apa nanti. Dia tidak mungkin menikah dengan Fatih yang sama sekali tidak menyukainya begitupun sebaliknya. Shafiya dilema jika menolak pasti Pak Putra akan sedih dan itu akan membuat beliau semakin memburuk, namun jika menerima belum tentu bahagia, apa lagin Fatih pernah mengatakan menikah hanya sampai Papanya sembuh.

" Anak saya Fatih dan nak Shafiya sudah saling mengenal cukup lama, dan kebetulan bulan depan saya hendak operasi pencangkokan tulang sumsum di singapura. Besar harapan saya nak Shafiya dan Fatih segera menikah sebelum operasi saya itu, karena saya tidak tau apakah nanti operasinya berhasil atau tidak." Lanjutnya masih berbicara.

Ayah Shafiya akhirnya buka suara setelah mendengar maksud dan tujuan tamunya itu.

" Begini Pak Putra, sesungguhnya saya benar-benar tidak tau kalau putri saya ternyata sudah menjalin hubungan lama dengan putra bapak." Ujarnya.

" Mengenai menikah itu adalah hal yang sangat sakral bagi kami, harus di niatkan karena ibadah di jalani dengan ikhlas dan di lakukan sekali seumur hidup untuk selamanya." Tambahnya.

" Karena yang akan menjalani adalah putri kami Shafiya tentu saja semuanya saya kembalikan kepada putri kami." Lanjutnya lagi.

" Bagaimana Shafiya apakah kau menerima lamaran nak Fatih melalui Ayahnya ini? " Tanya Ayah Shafiya.

Namun yang di tanya hanya diam, bingung harus bagaimana menjawabnya, karena Shafiya benar-benar tidak mencintai Fatih, di hatinya masih ada Alif meski dia juga tidak mungkin menikah denganya.

" Ehm... begini Yah, Bun, dan Pak Putra, sesungguhnya saya belum memiliki jawab dari lamaran bapak, meski saya dan Pak Fatih sudah saling mengenal cukup lama." Ucapnya sedikit ragu, takut mengecewakan Pak Putra yang sudah jauh-jauh datang.

" Jadi saya minta waktu untuk Istiharah dulu." Lanjutnya.

" Baiklah nak Shafiya jangan terlalu lama kami menunggu jawabanya, saya masih di kota ini selama seminggu ada jadwal pengobatan di sini." Jawab Pak Putra.

Akhirnya setelah cukup lama berbincang-bincang Pak putra pamit pulang dan berjanji akan kembali seminggu lagi menanti jawabanya.

***

Di kantor Shafiya menghadap Fatih di ruanganya kali ini dia memberanikan diri untuk berbicara langsung.

" Aku tidak tau kalau Papa datang melamarmu kemarin." Belum sempat bilang Fatih sudah mendahului.

" Papa dari jogja langsung ke rumahmu, tanpa memberitau aku." Lanjutnya lagi.

" Aku harap kau menerima lamaran itu, 40 % saham ku di sini akan jadi milikmu bila kau mau." Tawar Fatih dia yakin wanita mana yang tidak tergiur harta.

Shafiya tersenyum kecut, Fatih masih saja memandang remeh perempuan.

" Maaf saya tidak tertarik itu pak." Sahutnya menahan diri untuk tidak emosi.

" Jangan munafik kamu Fiy... perempuan mana yang tidak mau kaya. " Sinis Fatih pada Shafiya.

" Anda salah orang pak, saya datang kemari ingin menyampaikan surat pengunduran diri saya. " Shafiya meletakkan surat itu di meja, hatinya mantap.

Namun bukanya di baca surat itu justru di sobek di depan Shafiya.

" Kamu tidak akan pernah bisa mengundurkan diri dari sini sampai kapan pun, kecuali aku yang memecatmu." Ujarnya memandang Shafiya tajam.

" Kamu lupa sebelum kamu masuk di sini sudah mentanda tangani surat kontrak kerja di sini dan jika kamu keluar di luar waktu kontrak selesai, maka kamu harus mengembalikan 3 kali gaji. Dan kamu lupa berapa gaji yang kau terima selama berapa bulan ini? " Ancam Fatih pada Shafiya.

Kali ini Shafiya tidak takut lagi, justru dia berharap di pecat sekarang juga, agar bisa terlepas dari kengkangan CEO dingin dan sombong di depanya. Shafiya menatap mata Fatih tajam.

" Betapa sombongnya anda, seolah-olah anda bisa mengatur segalanya , semua seakan bisa di beli dengan uang anda, asal anda tau tidak semua bisa di beli dengan uang. Hati manusia dan kebahagian tidak akan pernah bisa di beli. Betapa menderitanya wanita yang akan menikah dengan orang seperti anda." Cerocos Shafiya tanpa henti.

" Tadinya saya kemari ingin menerima lamaran anda dengan syarat anda menjadikan saya benar-benar seorang istri. Saya mengundurkan diri karena saya akan menawarkan diri untuk merawat Ayah anda. Mendengar penghinaan yang anda berikan, saya tidak jadi menerima lamaran itu." Shafiya berkata dengan emosinya.

Namun Fatih bukanya marah melainkan terpana dengan apa yang barusan di dengar.

Terpopuler

Comments

Riyati Kasno

Riyati Kasno

bagus fiya...kalopun kita miskin jangan mau d rendahkan/Good//Good/

2024-07-01

2

Eka Novariani

Eka Novariani

sabar fiya....

2024-05-30

0

💋Titika tika27💋

💋Titika tika27💋

Semangatttt

2024-02-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!