Ini Baru Awal

" Kenapa diam? Apa putus denganku membuatmu menjadi wanita murahan ? " Alif masih bertanya dengan menyatukan giginya menahan amarah.

" Cukup . " Shafiya memerah matanya berurai air mata.

" Harusnya sekian tahun saling kenal kau tau siapa aku. " Shafiya berdiri tak jadi meminum minumanya.

Alif berdiri di tempat tak bergeming, dia masih mencintai Shafiya. Selama ini dia tak pernah membuka hatinya untuk siapapun.

" Aah..." Alif mengacak acak rambutnya, baru saja ia menyakiti kembali orang yang sangat ia rindukan.

Pikiranya penuh tanda tanya ketika asisten CEO perusahan menelponenya memberitahu kepindah tugas Shafiya, dan mengatakan Shafiya akan menjadi sekertaris CEO itu. Dan menggantikan orang lain sebagai sekertaris barunya.

Bagaimana tidak berpikir aneh-aneh tentang keputusan CEO itu karena bagaimanapun juga, sebelum-sebelumnya sekertaris pak CEO adalah wanita-wanita cantik dan seksi, lalu tiba-tiba Shafiya di pilih menjadi sekertaris olehnya.

***

Di Musola Shafiya melaksanakan sholat dzuhur, dia adukan semua keperihan hatinya pada Sang Pemilik Hati.

" Ya Allah ampuni hamba jika selama ini hamba banyak berdosa, ampuni hamba yang telah menaruh rasa kepada orang yang belum halal bagiku."

" Hamba salah Ya Allah, mungkin ini cara Engkau menegurku untuk tetap menaruh hati ini di tempatnya, berharap pada manusia amat menyakitkan, beri hamba kemampuan untuk pelan-pelan melupakannya Ya Allah."

" Ya Allah beri hamba kekuatan untuk tetap kuat bekerja di perusahaan ini. Aamiin..." Melipat mukena, hatinya berangsur tenang, tenaganya kembali pulih

Ternyata di sebelahnya ada Lisa yang sedari tadi memperhatikan Shafiya.

" Hay... Fiya, nampaknya harimu berat." sapanya.

" Eh... Lisa..." Shafiya berusaha tersenyum.

" Aku ndk tau apa yang sedang kau rasakan, tapi aku yakin kamu wanita hebat. " Lisa mengelus pundak Shafiya.

" Hehe apa kau lihat aku nampak berantakan? " Shafiya merasa malu karena begitu terlihat lemah dan cengeng.

" Sedikit...." Lisa mengulas senyum.

" Ah... aku jadi malu... " Shafiya membenahi penampilannya.

" Aku duluan ya Lis, aku harus mengemas barang-barangku." Lanjut Shafiya.

" Kenapa ? apa kau di pecat? " Lisa terkejut.

" Aku di pindahkan menjadi sekertaris Pak Fatih. " Jawab Shafiya.

" Waow.... hebat sekali kamu, ehm... nampaknya kamu sepesial sehingga CEO dingin itu memilihmu. " Senyum Lisa menimpali.

" Kuharap kamu kuat, karena tidak ada Sekertaris yang kuat menghadapinya. Sekertarisnya tidak akan bertahan lama selama ini. " Imbuh Lisa lagi.

" Ah... apakah semenakutkan itu Lis... " Shafiya berkerut memikirkannya.

" Tapi mungkin kau beda, selama ini Sekertaris Pak CEO penampilanya berbeda denganmu, sudah pergilah cepat, jangan sampai beliau marah." Ujar Lisa.

" Iya, baiklah duluan ya Lis. " Shafiya beranjak pergi. Lisa mengangguk sembari memakai mukenanya.

***

Bruk.

Tumpukan map di meja kerjanya, baru saja Shafiya keluar dari ruang CEO, setumpuk berkas yang harus di pelajari dan di kerjakannya.

" Kerjakan dan selesaikan hari ini juga. " Kata Fatih sang CEO

" Kalau perlu kau lembur. " Tambahnya lagi masih dengan wajah dingin kasnya.

" Aku tidak menyukai kesalahan, kerjakan dengan benar. " Jelasnya lagi

" Baik pak, saya kerjakan, permisi." Shafiya pamit keluar membawa tugas itu.

Di mejanya ia mengerjakan semua tugas itu satu persatu, matanya nampak lelah, punggung nya terasa tegang dan panas.

Setengah jam lagi , waktu kerja habis, namun pekerjaanya belum juga selesai, masih setengah dari tumpukan yang terkerjakan.

" Ah... bagaimana bisa setumpuk begini selesai, aku juga manusia biasa." Gerutunya dalam hati.

Belum juga selesai, CEO itu menelpone meminta ke ruanganya.

tok tok tok

" Masuk. " Berkutat dengan layarnya tanpa memandang.

" Ada apa ya pak ? " Shafiya bertanya.

" Buatkan aku kopi hitam. " Masih tanpa melihat.

" Baik pak. " Ujar Shafiya

" Permisi..." Lanjutnya namun tak ada jawaban. Dia melangkah keluar mau membuatkan kopi CEOnya.

***

" Ini kopinya pak... " Shafiya memberikan kopinya.

" Hem... " Mengambil kopinya dan menyeruputnya sedikit.

" Beh... ." Melepeh kopinya dan mengelapnya dengan tisu.

" Apa kau sedang membuat aku diabet." Menaruh kasar cangkir tehnya.

" Maaf pak... " Shafiya menunduk.

" Buatkan lagi ! Bawa ini kembali ! " Selalu dengan wajah dingin.

Shafiya kembali membuatkan kopinya kali ini ia memberi sedikit gula, dan kembali memberikan pada sang CEO

" Ini pak kopinya." Sembari meletakkan kopi ke meja CEO.

Fatih meminumnya sedikit, kali ini kopi itu tidak hanya di lepeh namun di semburkan ke lantai dan cangkir itu di banting ke lantai.

Prank !!!

Gelas itu pecah berantakan dimana mana, airnya berceceran di lantai. Shafiya gemetar antara takut dan marah merasa telah di permainkan bosnya.

" Bodoh...!!"

" Tidak pecus...!!!"

" Bereskan !! "

" Dan buatkan aku lagi !"

Terpopuler

Comments

Umi Maryam

Umi Maryam

ya allah semoga safiya sabar ngadepin bos yg arogan dan kejam ,fatih tuh masih dendam safiya ,semoga aja dia jadi jinak setelah kamu berdoa minta pada allah supaya di lembut kan hati nya . ...

2025-03-19

1

Ari_nurin

Ari_nurin

klu aku mah keluar.. ini sdh ga wajar ..

2024-12-14

0

Eka Novariani

Eka Novariani

ini sih si bos lagi ngetes Fiya nih... repot amat 😬

2024-05-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!