Drama Berlanjut

Malam harinya Papa Putra Ayah Fatih, Fatih dan Shafiya pergi ke restoran untuk makan malam, rupanya itu tak sekedar makan malam biasa.

" Jadi sudah berapa lama hubungan kalian? " Tanya Papa Fatih sambil memandang Shafiya. Yang di tanya pun bingung, berganti menatap Fatih.

" Fatih kenal dia dulu waktu di kampus Pa." Jawab Fatih

" Dia Junior Fatih di kampus dulu." Lanjutnya.

" Benar begitu nak Shafiya? " Tanya Papa Fatih pada Shafiya.

" Iya Pak, saya adik kelas pak Fatih." Ujar Shafiya.

" Ah, Sayang sudah berapa kali ku bilang , jangan panggil pak emang aku setua itu, meski kamu sekertarisku panggil aku Mas, atau Sayang." Tiba-tiba Fatih berakting merajuk dan manja, sungguh berbeda dengan wujud aslinya. Shafiya yang mendengarnya pun rasanya mau muntah.

"Hooeek... iuh... Apa apan bos satu ini." Gerutunya dalam hati. Namun Shafiya tetap berusaha tersenyum manis.

" Jadi kapan kalian akan menikah. " Tanya Papa Fatih.

Deg

Pertanyaan itu bagai petir di siang bolong bagi Fatih dan Shafiya. Namun urung bagi Fatih untuk mundur dari sandiwaranya, dari pada dia harus menikah dengan calon yang Papanya

carikan.

" Ah, Pa kami masih muda, Kami tidak mau terburu-buru menikah. " Sahut Fatih.

" Fatih usia Papa mungkin tak lama lagi... Aku ingin ketika Allah memanggil Papa kau sudah menikah." Ujar Papanya.

" Apa Anda sedang sakit pak?" Shafiya kaget dengan kata Papa Fatih barusan.

" Iya nak, Dokter memfonis Papa kangker darah setadium akhir, makanya ku mohon segeralah menikah agar Papa tenang sebelum menjalani oprasi bulan depan di singapure." Kata Papa Fatih menjelaskan dan memohon. Fatih tertegun, Shafiya lebih bingung lagi harus menjawab apa.

" Baik Pah, sepulang dari sini aku akan melamar pada orang tuanya. " Jawab Fatih tanpa berpikir panjang.

Deg

Shafiya yang mendengarpun semakin terkejut, dengan ucapan Fatih, bagaimana bisa dia mengatakan itu tanpa persetujuan darinya.

***

Pak Putra pulang duluan, Fatih beralasan akan pergi jalan-jalan dulu, kepada Papanya.

Di dalam mobil Fatih menyetir sendiri sengaja tidak membawa sopir, agar tak mendengar percakapan mereka karena supir di rumah adalah orang kepercayaan Papanya.

" Shafiya." Fatih memulai percakapan.

" Menikahlah denganku. " Ucapnya sambil menyetir tanpa melihat.

Deg

Lagi - lagi Shafiya di buat jantungan dengan akting konyol sang CEO yang dingin , aneh dan labil ini. Shafiya masih membisu tak bisa berbicara antara lelucon dan kenyataan, bagaimana mungkin orang yang sama sekali tidak mencintainya akan mengajaknya menikah.

" Menikahlah denganku sampai Papaku sembuh." Ujarnya lagi

Shafiya semakin terkejut, ada sedikit amarah di dadanya bagaimana bisa orang yang ada di sebelahnya ini tak menghargai sebuah pernikahan, seolah-olah hanya permainan belaka.

" Gajimu akan ku naikan 10 kali lipat ." Ujarnya lagi tanpa menoleh.

Merasa tidak di hargai sebagai perempuan itu yang di rasa Shafiya.

" Maaf pak, anda bisa cari wanita lain. Saya tidak bisa." Jawab Shafiya sambil meremas jarinya menahan amarah.

" Papaku menginginkan orang sepertimu." Lanjutnya lagi

" Tapi saya hanya akan menikah dengan orang yang saya cintai." Lanjut Shafiya.

" Dan saya hanya akan menikah sekali seumur hidup saya. " Jelasnya .

" Hahaha.. Siapa Alif atau Naufal kekasih yang tidak punya keberanian itu." Tawa Fatih mengejek.

" Bukanya Mamanya tidak menyukaimu." Imbuhnya sinis.

Shafiya terkejut, bagaimana bisa bosnya itu tau mengenai hubungan masa lalunya dengan Alif.

" Anda terlalu lancang, mengurusi urusan pribadi saya pak." Shafiya marah matanya memerah.

Akhirnya semuanya membisu, Shafiya kesal begitu juga dengan Fatih merasa tidak bisa mewujudkan rencananya.

***

Hari ini hari terakhir di jogja , tiba-tiba Shafiya di panggil pak putra tanpa sepengetahuan Fatih karena ia sedang tidur, mereka mengobrol di taman belakang dekat kolam.

" Nak Fiya... " Pak putra memulai berbicara.

" Papa harap kau mau menikah dengan Fatih, dia putra satu - satunya Papa. Sebenarnya dulu dia lelaki yang periang, ramah dan penyayang. Namun dia berubah sejak Mamanya pergi meninggalkan kami saat kami bangkrut. Semenjak itu dia tak percaya pada cinta dan wanita." Ceritanya.

" Namun ku lihat dia berubah ketika bersamamu." Lanjutnya.

Shafiya bingung harus menjawab apa namun kepalanya tanpa di suruh tiba-tiba mengangguk dan bibirnya tersenyum.

" Papa sangat berharap kamu bisa menjadi menantu Papa, jadi kalaupun operasi nanti gagal dan aku meninggal, aku akan tenang. " Ucap Pak putra memohon pada Shafiya.

Tenggorokan Shafiya terasa tercekat, ingin rasanya ia menjelaskan bahwa tidak ada hubungan apa-apa antara dia dan Fatih, namun melihat mata pak Putra Shafiya jadi tidak tega, takut akan membuatnya semakin memburuk.

"Jika Allah menjodohkan kami, insya Allah saya akan menjadi menantu anda pak. " Akhirnya kata-kata itu yang keluar dari bibir Shafiya, pak Putra tersenyum penuh harap.

Terpopuler

Comments

💋Titika tika27💋

💋Titika tika27💋

Semangat nulisnya thor💪

2024-02-29

2

Yati ita

Yati ita

MasyaAllah shafiya benar" berhati malaikat 🥰 lembut sekali perasaannya🥰🥰 dan Fatih pasti anak jatuh cinta

2024-02-22

0

Shakila khanza

Shakila khanza

makasih, semangat juga buat kamu.
😍

2020-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!