Hugh sulit berkata-kata. Tapi akhirnya, ia mengakui bahwa ia juga manusia serigala. Manusia setengah jin.
Soraya terkejut hebat tentunya. Begitu melihat Carson dan Dennis, keduanya juga mengakui kalau mereka pun manusia setengah jin. Manusia siluman serigala. Yang bisa berubah di bulan purnama. Wanita itu terdiam, sementara Justin tersenyum puas. Dan ia pun segera menarik Soraya untuk segera masuk mobil.
Belum sempat Hugh meminta maaf, namun Justin sudah membawa mobilnya pergi dengan Soraya.
...***...
Di kamar setelah ganti baju, rasanya bagi Soraya dunia ini akan kiamat sebentar lagi. Semua orang yang ia percayai membohonginya. Mulai nyaman dengan Boss-nya, ternyata sama saja dengan Justin.
...***...
Keesokan paginya...
Ketika sarapan, keduanya kembali terdiam. Justin tidak lagi memanaskan suasana dan hati Soraya. Wanita itu memotong steak di piringnya dengan tenang, dan melahapnya perlahan-lahan.
Hingga Justin melirik Soraya sedikit. Dari sinilah, ia mulai bicara dengan sangat hati-hati.
"Ada yang mau ku bicarakan jujur denganmu."
Soraya membalas tatapan mata itu, dan balik bertanya sambil meminum susunya, "Kau mau bicara apa?"
"Tapi janji, kau jangan marah dulu."
Soraya mengangguk. Kemudian Justin mengambil nafas dalam-dalam dan menjawab.
"Aku sudah tahu, siapa kamu sekarang. Banyak harta warisan ayahmu yang kini telah dijual. Karena sesuai wasiat ayahmu, warisan itu boleh kau pakai atau di serahkan pada orang lain. Termasuk juga pertambangan batu bara di Aceh, kebun karet dan kayu jati di Palembang. Karena itu, aku akan mengelolanya untuk jadi milikmu lagi. Milik kita bersama."
*DEGH!!!*
Kaget rasanya, bak petir di siang bolong. Soraya berhenti melahap sarapannya. Justin sebetulnya sudah menduga, bahwa Soraya tak akan mengizinkan ini. Bahkan harusnya, dibicarakan dulu baik-baik dengan Soraya, karena dulu keluarganya yang memiliki pertambangan dan kebun itu. Apalagi pertambangan batu bara adalah yang paling laku dan laris di negeri ini. Banyak yang berebutan untuk pertambangan itu.
Suasana ruang makan sepi total, seperti kuburan. Shella yang melihat majikannya melirik Soraya terus yang kini diam seperti patung, bicara dalam hati, "Sepertinya, Nyonya Soraya tidak menyetujui akan hal itu."
Justin menunggu reaksi istrinya sambil melanjutkan makan. Tapi tak lama kemudian...
*TAK!!!*
Mulai lagi, Soraya banting garpu di meja makan. Tak hanya garpu. Pisau makan juga ia banting, bersamaan dengan garpu. Satu ruang makan kembali terkejut.
Soraya melemas sedikit dan berkata, "Jadi, kau sudah tahu nama asliku juga? Lalu berapa harta warisan yang ku berikan atau ku jual pada pengusaha lain, begitu?"
"Iya. Namun aku janji, akan mengelola dan mengurusnya dengan sebaik mungkin. Aku janji, Sayang! Tapi, jika kau tak mengizinkan, akan ku minta Jude membatalkannya. Aku tak akan memaksamu," jawab Justin dengan hati-hati.
*BRAK!!!*
Soraya menggebrak meja makan. Dan ia berteriak marah, "KENAPA TIDAK IZIN DULU PADAKU!? KENAPA TIDAK BICARAKAN DARI KEMARIN!?"
Justin melemas. Tak tahu mau bicara apa. Sementara Soraya terus membentaknya.
"Dimana letak kejujuran kamu?! Hah?! Aku rela nikah sama kamu. Aku rela berkorban agar aku terus jadi manusia biasa sampai kapanpun. Aku rela hamil anakmu. Dan kau bilang, kau mencintaiku. TAPI INIKAH BALASANMU PADAKU?! KAU MENJADIKAN JUDE MATA-MATA UNTUK MELIHAT LATAR BELAKANGKU!?"
Masih tak ada jawaban dari Justin. Kegalakkan dan rasa beraninya hilang memudar seperti terbawa angin kencang. Ia duduk di kursi makannya. Mengerti rasa kecewa yang Soraya rasakan saat ini.
"Aku sudah cukup muak denganmu, Justin! Kamu memang pria tidak jujur! Egois!" seru Soraya memaki Justin.
Wanita di depannya segera mengambil tas untuk segera pergi bekerja tanpa pamit. Namun ia berkata, "Jangan minta supirmu mengantarku ke kantor! Aku bisa naik bus."
Lalu ia pun melangkah pergi dengan cepat. Justin masih mematung setelah ditinggal kerja Soraya. Ia mengepalkan tangan kanannya, dan...
*BRAK!!!*
Justin juga menggebrak meja makan. Para pelayan keluar tanpa menunggu perintah darinya dulu. Rasanya ini membuatnya terasa bodoh dari orang awam biasa. Dan berkali-kali Justin memukul meja makan sambil tertunduk di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments