Keesokan harinya...
Setelah sholat subuh dan mengaji, Soraya merapikan mukena, sejadah, dan Al-Qur'an ke tempatnya semula masing-masing. Hingga ia lihat di pintu lemari, sudah ada gaun mewah menggantung. Dan ia lihat di kasur, Justin sudah tidak ada.
"Memangnya kita mau pergi?" gumam Soraya bertanya-tanya.
Terdengar suara wanita yang familiar di telinga Soraya. Itu Shella, masuk ke kamarnya, "Tuan Justin yang menyuruh saya menyiapkan baju yang mewah untuk anda hari ini. Jadi, anda akan memakai baju itu."
Soraya menoleh, dan kembali bertanya, "Di rumah ini, pakai gaun mewah begini?"
"Benar, Nyonya Soraya. Tuan Justin yang menginginkan agar selalu pakai baju mewah dan tetap tertutup meskipun di rumah. Tidak hanya untuk pergi."
Soraya terdiam sejenak. Ia pun mengeluh, "Cih! Dia kira aku ini Ratu Elizabeth apa!? Memangnya ini kerajaan, harus pakai baju mewah dan mahal meskipun di rumah!? Siluman ini emang agak laen! Baru seumur hidupku, ada jin agak laen begini!"
Tapi, percuma mengeluh dengan teriakan tadi. Soraya pun menyerah dan akhirnya menuruti keinginan Justin yang sangat agak laen ini. Super gila bahkan. Ini sangat terlalu.
"Baiklah. Sekarang saatnya mandi. Saya akan bantu Nyonya untuk mandi," ucap Shella.
"Tidak usah, aku bisa mandi sendiri. Mana handuknya? Aku bukan bayi yang harus diasuh pembantu setiap saat," balas Soraya masih sedikit kesal, tapi suaranya melunak.
Shella memberikan handuknya. Dan Soraya berjalan masuk ke kamar mandi. Kamar mandinya ada di sebelah kamar Soraya dan Justin. Terlihat sangat luas sekali. Ada bak mandi dengan shower. Lalu wastafel untuk mencuci tangan biasa.
"Sama seperti di rumahku dulu. Ini mirip di hotel juga. Tekan tombol merah untuk airnya jadi panas. Dan air dingin, tekan tombol biru. Ku isi dulu saja bak-nya dengan air panas, lalu air dingin. Jadi airnya akan hangat," ucap Soraya membuat tutorial untuk dirinya sendiri.
Sebelum membuka baju, shower mandi ia nyalakan ke bak mandi. Jika sudah cukup baginya, campur dengan air dingin dari shower itu. Kemudian ia aduk di bak-nya.
"Ini cukup," ucapnya pada dirinya sendiri. Dan mulai membuka baju untuk mandi dengan berendam di sana.
...***...
Di ruang makan untuk sarapan...
Justin sudah menunggu dengan senyuman menggoda dan rayuan mautnya. Begitu melihat istri manusianya sudah sangat cantik bak seorang Ratu Elizabeth, Justin memancarkan mata yang terpana.
"Sayang! Kamu cantik sekali hari ini!" serunya sambil menyambut kedatangan Soraya ke ruang makan.
Soraya masuk ke ruang makan dengan langkah kakinya yang memakai sepatu hak tinggi biasa. Di dampingi oleh Shella di sampingnya, yang akan jadi kepala pelayan wanita di rumah ini sejak kedatangan Soraya untuk jadi istrinya Justin.
Namun, tatapan matanya pada Justin nampak kesal. Marah. Karena suaminya yang tampan dan bukan manusia asli ini ternyata jauh lebih menyebalkan baginya, daripada pria nakal yang manusia asli.
Raut wajah dingin itu memindahkan tangan kirinya. Yang awalnya di tangan Shella jadi ke tangannya Justin dengan anggunnya, meskipun raut wajahnya panas dan kesal. Bahkan sedingin es kutub.
Keduanya duduk bersamaan di kursi makan, dan makan di meja makan. Semua makanan di atas meja nampak sangat mewah. Sudah bertahun-tahun Soraya tidak makan semewah ini. Piringnya pun bukan piring biasa, yang digunakan orang-orang pada umumnya.
"Sandwich asli Amerika. Semoga tidak ada babinya," gumam Soraya. Kemudian memotong sandwich itu dengan pisau makan dan garpu.
Justin yang mendengar ucapan Soraya barusan membalas dengan senyuman manis menggoda, "Tentu saja tidak, Sayangku! Wanita cantik terhormat manis sepertimu yang jadi istri mafia kaya sepertiku tak mungkin memakan makanan yang haram-haram. Biarpun makanannya lebih enak daripada yang halal."
Dalam hatinya, Soraya berkata, "Siluman ini, rupanya banyak bacot juga. Gombal murahan."
Keduanya lanjut makan bersama. Makanan yang sama, minumnya segelas air putih dan susu putih. Hingga Justin melihat Soraya sudah menghabiskan makanannya lebih dulu. Dengan hati yang berdebar, ia bertanya, "Mau nambah? Silahkan kalau mau!"
"Aku tidak suka tambah makanan. Langsung saja makanan penutup," jawab Soraya dengan nada dingin dan acuh.
"Kau yakin? Ini sudah istimewa dibuatkan khusus untukmu. Tambah saja sedikit!"
*TAK!*
Soraya membanting garpu di meja makan. Bukan hanya Justin. Para pelayan dalam satu ruang makan itu ikut terkejut melihat Soraya barusan.
Dengan raut wajah dingin dan marah yang kelihatan mau meledak-ledak, Soraya berkata pada Justin, "Kalau orang tidak mau nambah makannya, jangan dipaksa! Mengerti?! Kau kira aku ini wanita apaan!?"
Biarpun begitu, Justin bukannya takut malah menyeringai licik kembali. Terdengar jujur ia berkata, "Aku suka wanita yang galak, seperti kamu. Kau sangat tangguh."
Justin berdiri perlahan, dan mendekati Soraya. Pria itu mencekram kembali dagu Soraya agar gadis itu melihatnya. Soraya melihat suaminya dengan tatapan marah untuk menantang balik.
"Dengar ini, manusia cantik! Kau dalam genggamanku sekarang. Kau ada di tanganku, kau dalam kekuasaanku. Tinggal 1 hari lagi, rahimmu akan terisi oleh calon anakku. Keturunan penerusku. Jadi, jangan coba-coba sok jago bisa melawan. Paham?" bisik Justin, masih dengan senyuman jahatnya.
Soraya mau melawan, tapi tidak bisa. Mengingat ia tergigit Justin 2 kali, hingga harus menikahinya agar tidak kena kutukan jadi manusia setengah jin seperti Justin. Namun dapat gigitan kedua dari Justin, agar bisa mengandung anak Justin secepatnya.
Justin melepaskan cekramannya di dagu Soraya secara perlahan, dan mencium puncak kepala Soraya dengan nafsu dan gairah cintanya. Lalu pergi keluar ruang makan, diikuti beberapa anak buah geng mafianya.
"Dasar, setengah jin jahat. Dedemit brengs*k!" seru Soraya marah dalam hatinya.
...***...
Tinggal 1 hari lagi...
Ucapan Justin itu masih terngiang-ngiang di benaknya Soraya. Tapi ia sulit untuk melawan. Kalau saja tahu kelemahan suaminya yang beda jenis makhluk dengannya itu, pasti sudah dari kemarin-kemarin tewas terbunuh.
"Lebih parah punya suami yang beda makhluk seperti ini daripada yang banyak di alami wanita lain, punya suami yang sama-sama manusia normal biasa. Memang kami pasutri yang agak laen di dunia ini. Entahlah," gumamnya sambil melihat keluar jendela kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments