16. Dimana aku?

Maxime masih setia berada di kamar Amora karena gadis itu belum kunjung membuka kedua matanya. Pria itu mengabaikan ponselnya yang terus-menerus berdering. Tatapannya terus tertuju pada Amora yang masih memejamkan kedua matanya. Seakan-akan gadis itu enggan untuk membuka matanya dan nyaman di alam bawah sadarnya.

Maxime berharap Amora kembali mendapatkan ingatannya setelah ia membuka matanya nanti. Maxime yang sedang memperhatikan Amora berdecak kesal karena ponselnya kembali berdering dan kali ini panggilan masuk dari adiknya Emily.

Pria itu bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju balkon kamar Amora untuk mengangkat sambungan teleponnya.

"Ya Emily," seru Maxime saat panggilan masuk terhubung.

"Kak, besok Mas Yovan mau kesana ada pekerjaan. Kakak mau di bawakan makanan khas Indonesia tidak?. Kalau Grandma sama Daddy katanya mau di bawakan Rendang, kalau Kakak mau dibawakan apa?," tanya Emily.

"Hmm...soto, bisa?," jawab Maxime kembali bertanya mendapatkan omelan dari sang adik.

"Ya tidak bisa lah Kak, bagaimana cara bawanya," ujar Emily.

"Hahaha...apa saja Dek, apa yang kamu kirim kesini pasti Kakak makan. Kayaknya rendangnya banyakin ya kirim kesini," jawab Maxime terkekeh geli membayang ekspresi sang adik saat ini karena mereka hanya berbicara melalui panggilan biasa bukan video.

"Baiklah...itu sudah pasti Kak," ujar Emily.

"Oh ya bagaimana kabar keponakan Kakak, sudah pintar seperti Unclenya ini belum?," tanya Maxime.

"Kamu kalau ngomong suka ngaco Kak. Makanya pulang kesini biar bisa bertemu sama baby Kinan dan juga Kafka," jawab Emily.

"Hahaha...akan Kakak atur jadwal Kakak untuk terbang ke Indonesia. Tapi tidak di bulan ini, mungkin bulan depan," ucap Maxime.

"Janji ya Kak," jawab Emily.

"Iya...," angguk Maxime.

"Oh ya Yovan mengembangkan bisnisnya disini?," tanya Maxime teringat akan keberangkatan Yovan kesini.

"Iya Kak, semoga saja lancar karena baru jalan," jawab Emily.

"Kalau begitu menginap dirumah Daddy saja nanti. Tidak usah menginap di hotel," ujar Maxime.

"Iya Kak," jawab Emily.

Maxime menyudahi pembicaraannya dengan sang adik lalu kembali masuk kedalam kamar Amora. Bersamaan dengan itu ternyata Amora tampak mengerjap pelan berusaha membuka kedua matanya. Maxime bergegas menghampiri ranjang dimana Amora terbaring.

"Amora-- kamu sudah bangun?," tanya Maxime tersenyum lebar pada Amora.

Gadis itu tampak kebingungan saat Maxime memanggilnya dengan sebutan Amora. Dan tidak hanya itu kedua mata gadis itu tampak berkaca-kaca menatap Maxime yang kink tersenyum lebar padanya.

"Amora... hei, kamu kenapa?," tanya Maxime tampak bingung dengan Amora tampak berkaca-kaca. Pria itu menangkup kedua pipi Amora dan tersenyum penuh kehangatan.

Sedangkan Amora, gadis itu tampak memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Bayangan kecelakaan naas itu kembali menyeruak masuk kedalam ingatannya berupa pecahan parcel.

"Amora...are you oke?," tanya Maxime yang ikutan panik melihat Amora tampak kesakitan.

Amora terdiam sesaat saat ia berhasil mengingat semuanya dan menoleh pada Maxime yang tampak mencemaskannya. Gadis itu menatap Maxime dengan perasaan campur aduk antara senang dan juga kecewa pada pria itu yang tidak datang menjemputnya di bandara dan ia harus menaiki taksi sehingga kecelakaan itu terjadi.

"Hei, Amora... kamu baik-baik saja kan?. Ada yang sakit?. Bicara sama aku!," ucap Maxime melihat Amora yang diam saja.

Gadis itu menyingkirkan tangan Maxime yang masih menangkup pipinya. Ia tampak mengggeleng pelan tanpa bersuara lalu memejamkan kedua matanya. Kenapa Maxime memanggilnya dengan sebutan Amora?. Siapa Amora?. Apakah--

"Tunggu sebentar, aku akan panggilkan Dokter Alfa. Kamu tidak apa apa kan aku tinggal sebentar?," tanya Maxime.

Lagi lagi gadis itu diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Maxime. Hal itu membuat Maxime tampak menghela nafas beratnya lalu pergi meninggalkan kamar Amora untuk membangunkan Dokter Alfa yang menginap disini atas permintaannya.

Gadis itu menatap pintu kamar yang tertutup rapat dan itu artinya Maxime sudah pergi meninggalkan kamar ini. Tiba-tiba saja air mata jatuh membasahi sudut matanya. Jantungnya berdegup dengan kencang saat teringat akan keluarganya dihabisi tepat di depan matanya. Meski Sari bukanlah ibu kandungnya dan ia cukup kecewa dengan rencana sang ibu tapi bagaimanapun juga Sari pernah merawatnya dengan penuh kasih sayang.

"Dimana aku sekarang ini?. Aku harus pulang menghadiri pemakaman ibu dan Adikku," batin gadis itu menyibak selimut yang menyelimuti tubuhnya.

Bersamaan dengan itu Maxime kembali memasuki kamar Amora diikuti Dokter Alfa dari belakang yang tampak masih sangat mengantuk tapi demi pekerjaannya ia berusaha profesional.

"Amora...kamu mau kemana?," tanya Maxime segara menghampiri Amora yang sudah menginjakkan kedua kakinya ke lantai.

Namun gadis itu diam saja dan barusan untuk berdiri meski kepalanya terasa sakit. Gadis itu memegangi kepalanya yang diperban.

"Nona, sebaiknya anda kembali berbaring!. Saya akan memeriksa kondisi anda," timpal Dokter Alfa yang meletakkan tas kerjanya diatas nakas.

"Tapi Dokter, saya harus pulang, saya ingin menghadiri pemakaman Ibu dan Adik saya," jawab Amora.

"Iya saya tahu, tapi kondisi anda masih lemah Nona, saya harus memastikan anda baik-baik saja dan setelah itu saya akan memutuskan anda bisa pergi atau tidak.

Amora mengangguk patuh dan kembali berbaring sesuai perintah Dokter Alfa. Gadis itu menjawab satu persatu pertanyaan Dokter Alfa.

Sementara itu Maxime tampak terdiam mematung dengan tatapan lurus ke depan. Apa maksud ucapan Amora ingin pulang menghadiri pemakaman adiknya dan juga ibunya?.

Maxime menatap Amora yang masih diperiksa oleh Dokter Alfa. Apakah itu artinya Amora sudah mendapatkan ingatannya kembali?. Lalu kenapa dia hanya diam saja dan tidak mengenali dirinya?.

"Tuan.... kondisinya baik baik saja tapi sesuai yang saya katakan jika sebaiknya Nona Amora di bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh. Dan ini berita bagus, apakah Nona Amora sebelumnya hilang ingatan?," tanya Dokter Alfa.

Maxime menoleh sekilas pada Amora yang enggan menatapnya."Iya Dokter," jawab Maxime.

"Pantas saja dia bertanya pada saya siapa Amora," gumam Dokter Alfa.

"Apa yang sebenarnya terjadi Dokter?," tanya Maxime.

"Sepertinya dia sudah mendapatkan ingatannya kembali. Tapi jangan paksa dia untuk mengingat keseluruhannya biarkan mengalir begitu saja," jawab Dokter Alfa.

Senyuman merekah menghiasi bibir Maxime. Pria itu senang jika Amelianya sudah kembali. Tapi yang menjadi pertanyaan kenapa gadis itu diam saja. Apakah dia belum mengingatnya?. Tapi ia tidak akan memaksa Amelia untuk mengingatnya.

"Saya kembali beristirahat dulu, ingat biarkan dia beristirahat juga," ujar Dokter Alfa lalu melangkah pergi meninggalkan kamar itu.

Maxime menatap Amelia yang terbaring di atas tempat tidur dengan tatapan menerawang. Pria itu merasa begitu sangat senang jika Amora sudah mendapatkan ingatannya kembali.

"A-melia," seru Maxime dengan suara hampir tercekat. Ia berjalan menghampiri Amelia dengan langkah pelan.

"A-melia... kamu kenapa diam saja?," tanya Maxime dengan hati yang berkecamuk. Ia takut Amelia membencinya karena tahu jika ia adalah anggota mafia di negara ini. Tapi mulai hari ini ia tidak akan bergabung lagi pada kelompok itu dan ternyata keputusannya untuk keluar sudah benar.

"Ini dimana?," tanya Amelia dengan sedikit ketus dan enggan menatap Maxime.

"Kamu berada di Mansion ku. Kenapa?," jawab Maxim kembali bertanya. Ingim rasanya saat ini ia memeluk Amelia untuk melepaskan rindunya pada gadis ini.

"Aku mau pulang," ucap Amelia.

"Tapi--

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ana

Ana

kamu harus menjelaskan apa yang membuat mu tak datang ke bandara max, Amelia kecewa sama kamu 🥺

2024-12-12

3

Radiah Hassan

Radiah Hassan

Apakah Amelia akn memaafkn max klau dia tahu yg mnyerang mereka ada lh org srhn max

2024-12-18

0

Ana

Ana

kayaknya udah kembali Amelia

2024-12-12

1

lihat semua
Episodes
1 1.Wanita itu
2 2.Kecurigaan Maxime
3 3.Penyesalan Maxime.
4 4.Pencarian Maxime
5 4.Tertembak
6 6.Kritis
7 7.Membuktikan
8 8.Mencoba menggagalkan rencana Kakek Armand
9 9.Amora hilang
10 10. Kecurigaan Damian
11 11. Saling menyalahkan
12 12. Amukan Revan
13 13. keputusan Maxime
14 bab 14.Mundur
15 15. Yang menyembunyikan Amora ternyata?
16 16. Dimana aku?
17 17. Penolakan Amelia
18 18. Tekad Maxime
19 19. Rencana Maxime
20 20. Kedatangan Kakek Armand.
21 21. Pria pemaksa
22 22. Tidak bisa membencinya
23 23. Bertemu Lucas
24 24. Cerita Lucas
25 25. Mendadak bertunangan
26 26. Dinner romantis
27 27. Kedatangan penyusup
28 28. Rencana Damian
29 29. Mulai menyelidiki
30 30. Bersekutu
31 31. Persiapan penyerangan
32 32. Penyerangan
33 33. Misi Berhasil.
34 34. Lumpuh
35 35. Pembalasan Maxime
36 36. Kembali
37 37. Keterkejutan Bastian dan Laura.
38 38. Keterkejutan Amelia.
39 39. Canggung
40 40.Tamu di pagi hari
41 41. Penjelasan Kakek Lucas.
42 42. Makan siang bersama.
43 43. Kedatangan wanita yang tidak dikenal
44 44.Dia siapa Max?
45 45.Kejujuran Maxime.
46 46.Rencana pulang ke Indonesia
47 47. Meminta restu keluarga.
48 48.Restu dari keluarga.
49 49.cemburunya Amelia.
50 50.Rencana lamaran.
51 51.Lamaran.
52 52. Terimakasih sudah menerimaku
53 53. Pulang ke Indonesia
54 54. Menyelidiki
55 55. Fakta sebenarnya.
56 56. Kegelisahan Amelia
57 57.Ancaman Maxime.
58 58. Kemarahan Lemos.
59 59.
60 60. Cemburunya Maxime.
61 61. Persiapan pernikahan.
62 62. Berbelanja bareng calon adik ipar
63 63.Menunggu.
64 64.Kejutan.
65 65. Sah.
66 66.Resepsi pernikahan
67 67. Kau milikku.
68 68. Masalah kecil
69 69.Manja.
70 70. Wanita perebut.
71 71.Tuduhan Maxime.
72 72. Mimpi buruk lagi
73 73.Rindu
74 74.Ingin baby
75 75. Balasan Maxime
76 76. Satu wanita lagi
77 77. Terimakasih sudah memilihku.
78 78. Kembali ke Jerman
79 79. Aku cemburu
80 80. Ke Maldives
81 81.Veligandu Maldives Resort Island
82 82. Dinner
83 83. Merasa beruntung
84 84. Pulang
85 85. Pisah kamar
86 86. Ikut ke kantor
87 Bab 87. Kecemasan Maxime
88 88. Rujak mangga muda
89 89. Mual
90 90. Kedatangan Laura
91 91.
92 92. Armand lagi
93 93. Eksekusi
94 94. Pembalasan Maxime.
95 95. siuman
96 96. Maxime salah tingkah
97 97.
98 98. Melahirkan
99 Arcelio Beryl Alexander ( End)
100 pengumuman
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1.Wanita itu
2
2.Kecurigaan Maxime
3
3.Penyesalan Maxime.
4
4.Pencarian Maxime
5
4.Tertembak
6
6.Kritis
7
7.Membuktikan
8
8.Mencoba menggagalkan rencana Kakek Armand
9
9.Amora hilang
10
10. Kecurigaan Damian
11
11. Saling menyalahkan
12
12. Amukan Revan
13
13. keputusan Maxime
14
bab 14.Mundur
15
15. Yang menyembunyikan Amora ternyata?
16
16. Dimana aku?
17
17. Penolakan Amelia
18
18. Tekad Maxime
19
19. Rencana Maxime
20
20. Kedatangan Kakek Armand.
21
21. Pria pemaksa
22
22. Tidak bisa membencinya
23
23. Bertemu Lucas
24
24. Cerita Lucas
25
25. Mendadak bertunangan
26
26. Dinner romantis
27
27. Kedatangan penyusup
28
28. Rencana Damian
29
29. Mulai menyelidiki
30
30. Bersekutu
31
31. Persiapan penyerangan
32
32. Penyerangan
33
33. Misi Berhasil.
34
34. Lumpuh
35
35. Pembalasan Maxime
36
36. Kembali
37
37. Keterkejutan Bastian dan Laura.
38
38. Keterkejutan Amelia.
39
39. Canggung
40
40.Tamu di pagi hari
41
41. Penjelasan Kakek Lucas.
42
42. Makan siang bersama.
43
43. Kedatangan wanita yang tidak dikenal
44
44.Dia siapa Max?
45
45.Kejujuran Maxime.
46
46.Rencana pulang ke Indonesia
47
47. Meminta restu keluarga.
48
48.Restu dari keluarga.
49
49.cemburunya Amelia.
50
50.Rencana lamaran.
51
51.Lamaran.
52
52. Terimakasih sudah menerimaku
53
53. Pulang ke Indonesia
54
54. Menyelidiki
55
55. Fakta sebenarnya.
56
56. Kegelisahan Amelia
57
57.Ancaman Maxime.
58
58. Kemarahan Lemos.
59
59.
60
60. Cemburunya Maxime.
61
61. Persiapan pernikahan.
62
62. Berbelanja bareng calon adik ipar
63
63.Menunggu.
64
64.Kejutan.
65
65. Sah.
66
66.Resepsi pernikahan
67
67. Kau milikku.
68
68. Masalah kecil
69
69.Manja.
70
70. Wanita perebut.
71
71.Tuduhan Maxime.
72
72. Mimpi buruk lagi
73
73.Rindu
74
74.Ingin baby
75
75. Balasan Maxime
76
76. Satu wanita lagi
77
77. Terimakasih sudah memilihku.
78
78. Kembali ke Jerman
79
79. Aku cemburu
80
80. Ke Maldives
81
81.Veligandu Maldives Resort Island
82
82. Dinner
83
83. Merasa beruntung
84
84. Pulang
85
85. Pisah kamar
86
86. Ikut ke kantor
87
Bab 87. Kecemasan Maxime
88
88. Rujak mangga muda
89
89. Mual
90
90. Kedatangan Laura
91
91.
92
92. Armand lagi
93
93. Eksekusi
94
94. Pembalasan Maxime.
95
95. siuman
96
96. Maxime salah tingkah
97
97.
98
98. Melahirkan
99
Arcelio Beryl Alexander ( End)
100
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!