4.Tertembak

"Kenapa kau begitu ingin sekali tahu sekali tentang Amora, Max?," tanya Revan dengan tatapan penuh curiga. Tidak mungkin Maxime yang selama ini terkenal tidak peduli dengan wanita manapun yang mendekatinya kini begitu ingin tahu segalanya tentang seorang gadis bernama Amora yang mirip dengan gadis yang bernama Amelia.

"Jangan-jangan kau menyukai Amora , Max?," tuduh Revan karena Maxime diam saja dan terlihat melamun. Entah apa yang dipikirkan pria itu saat ini.

"Max...", Revan menaikkan intonasi suaranya membuat Maxime tersentak kaget.

"Ck...kau mengagetkanku saja Revan," ujar Maxime berdecak kesal. Ia tadi sedang memikirkan bagaimana caranya ia bertanya pada Kakek Armand tentang Amora. Kakek Armand pasti akan bertanya banyak hal padanya termasuk tujuannya bertanya. Ia bukan tipe pria yang dengan mudah menceritakan masalah pribadinya pada orang lain. Hanya Damian selama ini tempatnya berbagi dan berkeluh kesah.

"Jika kau minta aku datang hanya untuk menemanimu melamun lebih baik aku menemani Amora berjalan-jalan," gerutu Revan tanpa pria itu sadari saat ini Maxime menatapnya dengan begitu tajam.

"Kau sepertinya begitu dekat dengan Amora?," tanya Maxime dengan tatapan penuh selidik.

Revan terkekeh kecil. "Kenapa? kau tidak suka?," jawab Revan kembali bertanya.

Maxime tidak lagi menjawab. Pria itu malah menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya ke udara."Oh ya, Apakah ada serangan balik dari musuh karena serangan kita tadi malam?," tanya Maxime mengalihkan pembicaraan mereka.

"Tidak, tapi aku masih meminta anak buah kita terus memantau markas mereka dari jauh. Dan aku juga menempatkan beberapa orang kita untuk menyusup kedalam mencari tahu apa yang terjadi," jawab Revan.

"Apakah itu tidak berbahaya, Van?. Bagaimana jika mereka ketahuan dan tertangkap?," tanya Maxime.

"Itu sudah menjadi resiko mereka Max, tapi yang jelas orang kita tidak akan membuka mulut untuk siapa mereka bekerja jika mereka tertangkap. Tapi biasanya Kakek mengirim orang-orang yang benar-benar terlatih," jawab Revan.

"Dan aku masih penasaran dengan siapa pemimpin baru mereka. Karena saat penyerangan kemarin malam kita tidak bertemu dengan pimpinan mereka," sambung Revan.

"Kenapa kau begitu penasaran Revan?. Apakah karena pimpinan mereka seorang wanita?," tanya Maxime dengan tatapan penuh selidik.

"Itu salah satunya dan yang membuat aku penasaran siapa wanita ini, dia sepertinya bukan wanita biasa yang bisa menjadi pimpinan mereka," jawab Revan.

"Ya itu benar," jawab Maxime.

Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba saja Revan mendapat pesan dari orang-orangnya yang menyusup kedalam pihak musuh karena sebentar lagi akan ada penyerangan balasan.

"Max, sepertinya kita harus kembali ke markas. Musuh merencanakan penyerangan balasan," ucap Revan langsung berdiri dari duduknya, bahkan ia belum menyentuh makanannya karena keasyikan mengobrol dengan Maxime. Ia takut jika musuh lebih dulu sampai dari mereka sementara di Markas hanya ada Amora dan beberapa penjaga saja karena orang-orang mereka sebagian berlibur ke Berlin. Ia tidak ingin apa yang terjadi pada Revina terjadi juga pada Amora.

"Ayo kalau begitu kita ke markas sekarang!. Kamu hubungi Damian, Revan!," ucap Maxime membayar pesanan makanan dan minumannya mereka terlebih dahulu.

Revan mengangguk pelan lalu menghubungi Damian dan meminta pria itu untuk segara ke markas. Tidak hanya itu, Revan menghubungi Kakek Armand untuk meminta orang-orangnya yang masih ada di markas untuk bersiap-siap. Namun Kakek Armand tidak menjawab panggilan telepon darinya membuatnya langsung dilanda kecemasan.

Maxime dan Revan mengendarai mobil mereka masing-masing dengan kecepatan tinggi. Mereka harus sampai terlebih dahulu sebelum para musuh datang.

Namun saat di perjalanan, mobil mereka dihadang oleh mobil musuh dan keduanya langsung dikepung. Baik Maxime maupun Revan tidak punya cara lain selain turun dari mobil melawan para musuh. Beruntung keduanya kemana-mana selalu membawa senjata api untuk berjaga-jaga jika keadaan seperti ink terjadi.

"Max... sepertinya ini sudah direncanakan," ucap Revan yang turun dari mobil langsung menghampiri Maxime sembari menodongkan senjata apinya pada musuh.

"Ya..., sebaiknya kau berhati-hati Revan, lenganmu masih terluka," jawab Maxime langsung membidik satu per lawannya sehingga baku tembak tidak terelakkan.

"Max... sebaiknya kau segera ke markas, biar mereka semua aku yang tangani. Aku takut mereka sudah sampai di markas," ucap Revan pada Maxime saat mereka saling memunggungi menghabisi satu persatu musuh yang mendekat.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendiri disini Revan, sementara kau belum sepenuhnya pulih dari luka tembakmu," jawab Maxime.

"Ini hanya luka kecil, Max. Aku tidak ingin terjadi hal buruk pada Amora dan Kakek," ucap Revan yang fokus pada lawannya.

"Kita habisi mereka dengan cepat Revan setelah itu kita pergi dari sini," jawab Maxime tetap tidak ingin meninggalkan Revan disini sendirian.

Maxime mengambil senjata api musuh yang sudah tergeletak di atas aspal dan sepertinya sudah tewas lalu memborbardir seluruh musuh.

Dan apa yang dilakukan Maxime dan juga dilakukan Revan Daan dengan hitungan detik keduanya bisa melumpuhkan musuh dan sebelum pergi keduanya mengambil senjata api mereka karena ini pasti sangat di butuhkan nantinya saat sampai di Markas.

Maxime dan Revan kembali menjalankan mobilnya meninggalkan para musuh yang sudah tidak ada bernyawa lagi. Mereka berdua adalah orang terlatih dan musuh sebanyak itu bukan apa-apa bagi mereka. Baik Maxime maupun Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segara sampai di markas.

Sesampainya di depan markas ternyata para musuh sudah mengepung mansion tiga lantai itu. Maxime dan Revan terlihat menghela nafas panjangnya lalu kembali melajukan mobil mereka dan menabrak mobil musuh hingga terbalik dan ada yang langsung meledak. Baku tembak kembali terjadi, Maxime menghubungi Damian untuk tidak membukakan pintu pagar markas agar tidak ada satu orang pun musuh yang masuk.

"Brengsek...," umpat Maxime saat musuh menembaki mobil kesayangannya. Pria itu menurunkan kaca mobilnya lalu menembaki para musuh dari dalam mobil.

Maxime menoleh pada pintu pagar yang terbuka, terlihat Amora dan Damian keluar dari sana. Pria itu kembali mengumpat karena Damian tidak mendengarkan ucapannya.

"Dasar anak itu," umpat Maxime menembaki para musuh yang berusaha mendekati Amora. Pria itu langsung turun dari mobil dan berlari menghampiri Amora saat salah satu musuh berjalan mendekati Amora dari belakang. Maxime langsung menembak mati pria itu saat ia merasa tidak bisa mendekati Amora yang sedang terlibat baku tembak dengan musuh lainnya.

"Kau berhati-hatilah!," ucap Maxime saat berhasil menghampiri Amora.

"Ya Kak," angguk Amora.

Maxime dan Amora kembali fokus pada musuh yang jumlahnya cukup banyak, sementara anak buah Maxime sebagian ke Berlin. Tapi walau begitu, Maxime dan yang lainnya masih bisa mengatasinya.

"Amora, awas!," teriak Revan saat melihat musuh membidik adik angkatnya itu.

Dor

"Aaa.."

"Amora...," teriak Revan dan Maxime bersamaan karena gadis itu tertembak di bagian bahu kanannya.

"Amora...," Maxime langsung memegangi pinggang Amora sebelum gadis itu jatuh ke tanah. Gadis itu terlihat langsung tidak sadarkan diri.

Sementara Revan dan Damian langsung kesetanan menghabisi seluruh musuh saat melihat Amora tertembak.

...****************...

Terpopuler

Comments

Lilis mulyati

Lilis mulyati

smoga aja Amora alias Amelia ingat smua tentang max dan smoga Amelia GK lari lgi dri max dan jngan biarkan Amelia menjauh dri max Thor.biarkan max menjelaskan smua kesalahpahaman antara dirinya dan jga amelia.smoga sja Revan bnar gak ada RSA SMA Amelia atau amora

2024-12-01

1

Ana

Ana

max andai kamu tau Amora adalah Amelia🥺 pasti kamu akan sangat murka dengan tertembak nya Amora
semoga secepatnya Amelia sembuh dari hilang ingatan nya

2024-12-01

0

Radiah Hassan

Radiah Hassan

Semoga kecederaan Amora x serious

2024-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 1.Wanita itu
2 2.Kecurigaan Maxime
3 3.Penyesalan Maxime.
4 4.Pencarian Maxime
5 4.Tertembak
6 6.Kritis
7 7.Membuktikan
8 8.Mencoba menggagalkan rencana Kakek Armand
9 9.Amora hilang
10 10. Kecurigaan Damian
11 11. Saling menyalahkan
12 12. Amukan Revan
13 13. keputusan Maxime
14 bab 14.Mundur
15 15. Yang menyembunyikan Amora ternyata?
16 16. Dimana aku?
17 17. Penolakan Amelia
18 18. Tekad Maxime
19 19. Rencana Maxime
20 20. Kedatangan Kakek Armand.
21 21. Pria pemaksa
22 22. Tidak bisa membencinya
23 23. Bertemu Lucas
24 24. Cerita Lucas
25 25. Mendadak bertunangan
26 26. Dinner romantis
27 27. Kedatangan penyusup
28 28. Rencana Damian
29 29. Mulai menyelidiki
30 30. Bersekutu
31 31. Persiapan penyerangan
32 32. Penyerangan
33 33. Misi Berhasil.
34 34. Lumpuh
35 35. Pembalasan Maxime
36 36. Kembali
37 37. Keterkejutan Bastian dan Laura.
38 38. Keterkejutan Amelia.
39 39. Canggung
40 40.Tamu di pagi hari
41 41. Penjelasan Kakek Lucas.
42 42. Makan siang bersama.
43 43. Kedatangan wanita yang tidak dikenal
44 44.Dia siapa Max?
45 45.Kejujuran Maxime.
46 46.Rencana pulang ke Indonesia
47 47. Meminta restu keluarga.
48 48.Restu dari keluarga.
49 49.cemburunya Amelia.
50 50.Rencana lamaran.
51 51.Lamaran.
52 52. Terimakasih sudah menerimaku
53 53. Pulang ke Indonesia
54 54. Menyelidiki
55 55. Fakta sebenarnya.
56 56. Kegelisahan Amelia
57 57.Ancaman Maxime.
58 58. Kemarahan Lemos.
59 59.
60 60. Cemburunya Maxime.
61 61. Persiapan pernikahan.
62 62. Berbelanja bareng calon adik ipar
63 63.Menunggu.
64 64.Kejutan.
65 65. Sah.
66 66.Resepsi pernikahan
67 67. Kau milikku.
68 68. Masalah kecil
69 69.Manja.
70 70. Wanita perebut.
71 71.Tuduhan Maxime.
72 72. Mimpi buruk lagi
73 73.Rindu
74 74.Ingin baby
75 75. Balasan Maxime
76 76. Satu wanita lagi
77 77. Terimakasih sudah memilihku.
78 78. Kembali ke Jerman
79 79. Aku cemburu
80 80. Ke Maldives
81 81.Veligandu Maldives Resort Island
82 82. Dinner
83 83. Merasa beruntung
84 84. Pulang
85 85. Pisah kamar
86 86. Ikut ke kantor
87 Bab 87. Kecemasan Maxime
88 88. Rujak mangga muda
89 89. Mual
90 90. Kedatangan Laura
91 91.
92 92. Armand lagi
93 93. Eksekusi
94 94. Pembalasan Maxime.
95 95. siuman
96 96. Maxime salah tingkah
97 97.
98 98. Melahirkan
99 Arcelio Beryl Alexander ( End)
100 pengumuman
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1.Wanita itu
2
2.Kecurigaan Maxime
3
3.Penyesalan Maxime.
4
4.Pencarian Maxime
5
4.Tertembak
6
6.Kritis
7
7.Membuktikan
8
8.Mencoba menggagalkan rencana Kakek Armand
9
9.Amora hilang
10
10. Kecurigaan Damian
11
11. Saling menyalahkan
12
12. Amukan Revan
13
13. keputusan Maxime
14
bab 14.Mundur
15
15. Yang menyembunyikan Amora ternyata?
16
16. Dimana aku?
17
17. Penolakan Amelia
18
18. Tekad Maxime
19
19. Rencana Maxime
20
20. Kedatangan Kakek Armand.
21
21. Pria pemaksa
22
22. Tidak bisa membencinya
23
23. Bertemu Lucas
24
24. Cerita Lucas
25
25. Mendadak bertunangan
26
26. Dinner romantis
27
27. Kedatangan penyusup
28
28. Rencana Damian
29
29. Mulai menyelidiki
30
30. Bersekutu
31
31. Persiapan penyerangan
32
32. Penyerangan
33
33. Misi Berhasil.
34
34. Lumpuh
35
35. Pembalasan Maxime
36
36. Kembali
37
37. Keterkejutan Bastian dan Laura.
38
38. Keterkejutan Amelia.
39
39. Canggung
40
40.Tamu di pagi hari
41
41. Penjelasan Kakek Lucas.
42
42. Makan siang bersama.
43
43. Kedatangan wanita yang tidak dikenal
44
44.Dia siapa Max?
45
45.Kejujuran Maxime.
46
46.Rencana pulang ke Indonesia
47
47. Meminta restu keluarga.
48
48.Restu dari keluarga.
49
49.cemburunya Amelia.
50
50.Rencana lamaran.
51
51.Lamaran.
52
52. Terimakasih sudah menerimaku
53
53. Pulang ke Indonesia
54
54. Menyelidiki
55
55. Fakta sebenarnya.
56
56. Kegelisahan Amelia
57
57.Ancaman Maxime.
58
58. Kemarahan Lemos.
59
59.
60
60. Cemburunya Maxime.
61
61. Persiapan pernikahan.
62
62. Berbelanja bareng calon adik ipar
63
63.Menunggu.
64
64.Kejutan.
65
65. Sah.
66
66.Resepsi pernikahan
67
67. Kau milikku.
68
68. Masalah kecil
69
69.Manja.
70
70. Wanita perebut.
71
71.Tuduhan Maxime.
72
72. Mimpi buruk lagi
73
73.Rindu
74
74.Ingin baby
75
75. Balasan Maxime
76
76. Satu wanita lagi
77
77. Terimakasih sudah memilihku.
78
78. Kembali ke Jerman
79
79. Aku cemburu
80
80. Ke Maldives
81
81.Veligandu Maldives Resort Island
82
82. Dinner
83
83. Merasa beruntung
84
84. Pulang
85
85. Pisah kamar
86
86. Ikut ke kantor
87
Bab 87. Kecemasan Maxime
88
88. Rujak mangga muda
89
89. Mual
90
90. Kedatangan Laura
91
91.
92
92. Armand lagi
93
93. Eksekusi
94
94. Pembalasan Maxime.
95
95. siuman
96
96. Maxime salah tingkah
97
97.
98
98. Melahirkan
99
Arcelio Beryl Alexander ( End)
100
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!