Arka menatap satu persatu anak buahnya. Di depan Arka berdiri, sudah tampak ada dua puluh orang kaki tangan Arka tampak berbaris rapi. Pandangan mereka menunduk.
Hati mereka begitu takut. Takut di tampar, dan takut di pecat. Menjadi anak buah Tuan muda Arka wijaya, adalah impian setiap orang. Karena gaji yang di dapatkan begitu besar dari gaji karyawan yang ada di perusahaan besar Arka Wijaya.
"Kalian ini, kenapa kerja nggak pernah ada yang becus! mencari satu wanita saja nggak bisa. Dasar bodoh kalian semua! untuk apa saya membayar kalian mahal-mahal kalau kerja kalian nggak benar gini !" Suara Arka menggema di seluruh ruangan.
Para pembantu di rumah Arka pun sudah tampak berkumpul. Mereka tahu kalau Tuan mudanya itu, jika sedang marah seperti orang kerasukan.
Namun Arka bukan lah pemuda yang akan memperlakukan seenaknya karyawannya. Arka tidak pernah semena-mena untuk memecat karyawannya. Dia akan berfikir ribuan kali untuk memecat seseorang. Arka itu lebih cenderung memaafkan dari pada menyimpan dendam.
Laura tampak memandangi Arka dan anak buahnya itu.
Suami ku sangat menakutkan ternyata. Baru kali ini aku melihatnya semarah itu. Kenapa gara-gara Tanti pergi, dia bisa semarah itu. Apakan kalau aku pergi, dia semarah itu juga? Bagi mana mungkin untuk aku melawan dan menentang nya. Jika dia sudah memutuskan menikahi Tanti, pasti itu akan terjadi. Arka kan kepala batu. batin Laura.
"Herman, Dani, Kenapa kalian bisa kecolongan!" Teriak Arka.
Anak buah Arka semua diam. Mereka seperti sudah bersiap-siap untuk mendapat gamparan dari Arka.
Yah, cuma itu yang bisa Arka lakukan untuk menghukum anak buahnya. Dia bukanlah Arka yang sadis. Yang menghukum dengan memukul sampai anak buahnya tak berdaya.
Namun hanya dengan gamparan kecil namun menyakitkan. Itu saja yang membuat semua anak buahnya patuh.
"Maafkan saya Tuan, saya itu tadi malam ketiduran. Saya tidur sore Tuan." Kata Herman dengan wajah penuh penyesalan.
Dia selalu berharap agar Tuan Arka, mau memaafkannya.
"Herman. Kamu cuma badan mu saja yang gede. Tapi kamu tidak mempunyai otak! Kamu tidak pantas, untuk menjadi ketua!"
"Maafkan saya Tuan." kata Herman.
"Dani, kenapa kamu diam!" teriak Arka.
"Saya juga ketiduran Tuan." jelas Dani.
"Saya membayar kalian itu untuk menjadi pengawal...! bukannya untuk tidur...!" bentak Arka pada ke dua puluh orang anak buahnya.
Laura mendekat.
"Arka, sudahlah Arka. Biarin Tanti bebas. Uang satu milyar itu tak seberapa kan untuk mu." Kata Laura.
Arka menatap Laura tajam, seperti hendak memakan bulat-bulat tubuh istrinya itu.
"Laura...!"Arka berteriak.
Teriakan Arka membuat seluruh bulu kuduk orang merinding. Laurapun tampak kaget. Bibirnya bergetar dan air matanya pun tumpah.
Selama dia mengenal Arka, baru kali ini Arka membentaknya keras.
"Ini bukan masalah uang. Tapi ini masalah Tanti. Tanti tidak punya siapa-siapa di sini, dan tidak mungkin untuk Tanti kembali kepada Arifin." Kata Arka datar.
Sepertinya dia sudah bisa menahan amarahnya. Sepertinya dia juga sudah sangat lelah dan sangat frustasi.
"Sudahlah, kalian bubar, besok cari Tanti lagi. Istirahatlah...!" Ucap Arka penuh kelembutan.
Tanpa aba-aba, anak buah Arka pergi meninggalkan Arka.
Arka kemudian menoleh ke belakang. Ternyata Laura sudah tidak ada.
"Laura, Maafkan aku sayang. Aku udah membentakmu kayak tadi." gumam Arka.
Arkapun tersadar dan dia pergi menuju ke kamarnya.
Arka membuka pintu kamarnya. Dan dia terkejut, karena dia melihat istrinya sedang mengepaki barang-barangnya.
"Sayang ku Laura, kamu mau pergi kemana?" tanya Arka.
Laura menatap Arka. Arkapun mendekati istrinya. Arka mengerti keadaan istrinya saat ini. Laura memang sudah sangat kesal dengannya. Mungkin karena akhir-akhir ini, Laura jarang mendapat perhatian dari Arka, karena akhir-akhir ini Arka masih berfokus pada Tanti.
"Aku mau pergi Arka. Aku udah nggak kuat tinggal di sini lagi. Kamu udah berubah Arka. Sejak Tanti hadir di tengah-tengah kita, kamu benar-benar berubah. Aku nggak kuat menghadapi semua kenyataan ini Arka." Kata Laura sembari kedua tangannya menyeka air matanya.
Dengan sigap Arka memeluk erat tubuh istrinya.
"Jangan pergi sayang, aku mohon jangan pergi. Aku cinta sama kamu Laura." ucap Arka penuh ketulusan.
Laura mengeratkan pelukannya. Dia pun menangis di pelukan Arka.
Dalam hati yang terdalam, Laura pun sangat mencintai Arka. Bahkan cintanya pada Arka, sangatlah besar. Laura tidak akan pernah bisa hidup tanpa ada seorang Arka di sisinya.
Laurapun akan merasa bahagia jika Arka bahagia. Laura tidak mau menentang keinginan Arka untuk Arka menikah lagi. Laura ikhlas jika Arka mau berpoligami, walau entah akan bagaimana dengan kehidupan rumah tangganya kedepan. Karena poligami itu sulit. Poligami itu harus adil. Dan apakah Arka bisa adil dengan Laura dan Tanti.
"Aku takut Arka, Aku takut kamu akan jatuh cinta pada Tanti. Aku rela berbagi suami. Tapi aku nggak rela berbagi cinta."
"Laura aku janji. Laura, aku menikahi Tanti hanya untuk mengharapkan keturunan. Aku tidak akan pernah mencintainya. Dan Tantipun udah janji tidak akan jatuh cinta padaku. Aku mohon sayang, percayalah. Ini semua aku lakukan demi Mamaku Laura. Aku nggak mau Mama kecewa denganku." Kata Arka yang masih dengan posisi mendekap mesra tubuh istrinya.
Dia mencoba menjelaskan isi hatinya.
Laura melepas pelukannya. Dia menatap manik mata Arka.
Arka tersenyum dan membelai mesra wajah cantik Laura.
"Laura, kamu cantik sekali malam ini. Kamu tidak akan pernah tergantikan di hati ku sayang. Aku tidak mungkin mencintai wanita kampung itu, sementara di depanku sudah ada orang yang lebih cantik dan tak tertandingi. Bagaimana mungkin hatiku akan berpaling pada wanita lain. Kalau kecantikanmu itu membuat aku begitu menggilaimu."Kata Arka sembari menangkup wajah Laura.
" Benarkah itu Arka." Laura merasa terharu.
"Iya Laura. Walaupun aku akan menikahi Tanti, tapi aku janji. Kalau waktu terbanyak ku, adalah bersamamu sayang. Karena kamu itu istri sah ku di mata hukum dan agama. Kalau Tanti itu, cuma mau aku nikahi secara siri."
Laura tersenyum. Wajah cantiknya itu semakin membuat Arka tergila-gila. dan Laurapun demikian. Dia tidak akan pernah rela kalau orang yang di cintainya itu melirik wanita lain. Dan Laura tidak akan pernah membiarkan kalau ada wanita yang mau merebut Arka darinya. Laura tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan mencari cara untuk bisa mempertahankan Arka.
Sekian lama mereka saling memandang. Mata mereka sangat bergelora penuh hasrat.
Arkapun kemudian mencium kening Laura, kedua pipi laura, dan di lanjut denga ciuman-ciuman yang lain.
Dan tejadilah malam yang menggairahkan malam ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Rupink Chiabella
moga moga arca bucin ma Tanti😀
2021-03-15
0
Dewi Fuzi
hadehhhhh sekarang ngomong gak bakalan jatuh cinta tapi boong gak bakalan ada yg kuat untuk d poligami
2020-11-19
0
yati
iya thoor visual
2020-11-14
1