Istri Yang Di Jual.
"Tega kamu Bang, tega! kamu mau menjualku pada lelaki itu?
di mana perasaan kamu...!?" kata seorang wanita pada suaminya setengah berteriak.
"Heh, Tanti! kamu tahukan kalau hidup kita itu miskin. Untuk makan saja pas-pasan. Jadi ini, jalan satu-satunya yang terbaik untuk mengembalikan kesejahteraan hidup kita."
"Kesejahteraan? apa maksud kamu Bang?"
"Tanti, kalau kamu jadi menikah dengan orang kaya, kehidupan kita itu akan terjamin Tanti."
"Kamu itu egois Bang, sangat egois. Kamu cuma hanya bisa mementingkan diri kamu sendiri. Bagaimana dengan hatiku Bang? Perasaan ku!"
Tanti kembali ke kamar dengan berlinang air mata.
Hatinya remuk redam. Seperti tak tahu lagi dengan apa yang akan terjadi dengannya, masa depannya dengan Putri kecilnya yang masih dua bulan.
Sudah dua tahun Tanti menikah dengan Tengku Arifin. Yah, itulah nama suami Tanti yang sekarang akan menjual Tanti.
Tanti tak bisa membayangkan, bagaimana nasibnya, jika dia benar-benar akan di serahkan kepada seorang lelaki muda itu. Bagaimana kehidupannya ke depan? bagaimana dengan Aurel bayinya yang masih berusia dua bulan?.
Tanti tidak akan bisa berpisah dengan anaknya. Dia juga seorang ibu, dia sangat mencintai buah hatinya.Jika dia harus di jual, maka tidak mungkin dia bisa membawa anaknya.
Di kamar Tanti hanya bisa menangis. Dadanya terasa sesak.
"Putriku, Apa yang harus mama lakukan Nak? kenapa dunia ini begitu tidak adil. Jika Mas Arifin benar-benar akan menjualku, bagaimana dengan nasib mu Nak?" ucap Tanti sembari menatap putrinya yang masih terlelap.
Lagi-lagi air mata Tanti menetes. Dia hanya bisa meratapi nasibnya yang begitu memilukan. Nasib yang akan menyisakan luka yang mendalam di hatinya. Akankah dia sanggup untuk menerima semua kenyataan ini?"
Ceklek. Pintu kamar terbuka.
Arifin dengan sorot mata tajamnya, menatap Tanti dalam. Sorot matanya itu, seakan pisau tajam yang akan menusuk hati istrinya.Pisau yang akan menyayat hati Tanti, hingga menjadi serpihan-serpihan yang tak kasat mata.
Bayangkan saja, suami mana yang akan tega menjual istrinya sendiri demi mendapatkan uang?
Tanti tidak akan berani untuk melawan Arifin. Suaminya itu terlalu kuat untuk dia lawan. Arifin tidak akan mungkin merubah keputusannya sedikitpun.
"Kenapa kamu nangis?" tanya Arifin pada istrinya.
"Apa, kenapa kamu nangis. Kamu tanyakan itu pada ku Bang! di mana otakmu? Di mana perasaan mu? kamu setega itu denganku. Kamu kejam Bang, Kamu kejam!"
"Kali ini kamu tidak bisa membantah. Aku sudah mengadakan perjanjian dengan Tuan Arka wijaya. Dia akan menjadikanmu istri. Tapi itu untuk sementara Tanti."
Tanti masih menangis. Dia tidak menyangka, ternyata suami yang selalu dia puja di setiap waktu, yang dia cinta dengan segenap jiwa, justru dengan teganya mencampakannya.
Dia telah membuang Tanti. Seperti sampah. Sampah kotor yang tak layak untuk dipungut. Sampah yang hanya bisa untuk diinjak dan disingkirkan.
Hati yang remuk, apakah mungkin bisa kembali utuh seperti semula? Hidup yang hancur, bagaimana caranya untuk bisa bangkit?
Bayi itu masih tertidur pulas. Dia tampak sedang menikmati mimpi indahnya. Bayi yang tidak berdosa itu, akankah dia mengerti dengan kondisi yang sedang di alami oleh kedua orang tuanya?
Bayi itu tak akan mengerti. Dia tak akan mengerti ayahnya akan menjual ibunya.
Seandainya dia mengerti, apakah dia mau memaafkan ayahnya? Mungkin saja tidak. Dia bahkan tidak akan menganggap ayahnya itu ada.
Arifin menatap Putri kecilnya.
"Biarkan dia tinggal bersama orang tuamu. Atau serahkan aja dia ke panti asuhan."
Tanti berdiri. Dia hampir saja menampar suaminya. Namun dengan sigap, Arifin langsung mencekal tangannya.
"Kau berani melawanku heh! " bentak Arifin menatap istrinya nanar. Kemarahannya kian memuncak. Ubun-ubunnya seakan sudah dipenuhi asap. Kobaran api kemarahan sudah merasuk dalam dirinya.
Arifin mencengkeram lengan istrinya dengan kuat.
"Tolong lepasin Bang! sakit tanganku." Tanti berusaha memberontak sekuat tenaga.
Arifin mencengkeram tangan Tanti dengan sangat kuat.
"Jangan membantah Tanti! kau harus turuti semua keinginanku. Kalau tidak, aku benar-benar akan membuang anakmu itu." Suara Arifin menggelegar.
Suara itu memenuhi semua sudut kamar. Bayi kecil yang bernama Aurel itu, menggeliat dan menangis.
Tanti terkejut mendengar penuturan suaminya.
Membuang anaknya?
Ayah mana yang akan tega membuang bayinya sendiri? darah dagingnya, yang tak berdosa itu akan di buang? Di manakah naluri seorang ayah?
Demi uang, dia tega menjual istrinya sendiri. Bahkan dia mengatakan dia akan membuang Aurel bayi tanpa dosa itu. Dimanakah perasaannya?
oek..oek..oek..
Aurel menangis. Sementara Arifin melepaskan cengkeramannya.
Tanti buru-buru mendekat ke arah bayinya. Dia kemudian dengan cepat menggendong Aurel.
Bentakan itu, seakan telah menyakiti telinga Aurel. Aurel sedari tadi tidak berhenti menangis. Dia seakan tahu, kalau ayahnya, akan memisahkan dirinya dari ibu kandungnya.
Tanti menangis sembari menatap Aurel penuh iba.
"Keluar Bang...! keluar kamu dari kamar ini. Kamu sudah menyakitiku juga darah dagingmu sendiri. Kamu bukan manusia Bang. Kamu kejam!"
"Kamu jangan pernah melawanku Tanti! Awas saja kalau kamu berani menggagalkan rencanaku dengan Tuan Arka. Kamu akan tahu akibatnya!" Arifin mengancam istrinya.
Tanti diam. Dua hanya bisa menundukkan kepalanya. Untuk sekarang, dia tidak mau terlalu memikirkan suaminya itu.
Dia cuma mau fokus pada Aurel. Dia akan menenangkan tangisan Aurel.
"Sayang...kamu pasti haus yah. Kamu tadi boboknya nyenyak sekali. Mama juga tidak tega untuk membangunkan mu."
Tanti kemudian menyusui anaknya itu.
Hati Tanti masih di penuhi kesakitan. Sakit harus menjadi seorang perempuan yang di campakan. Sakit menjadi seorang perempuan yang seperti barang, harus di perjualbelikan dan dibuang, jika sudah tidak ada harganya lagi.
Tanti hanya bisa mencoba tersenyum pada sang buah hati. Dia berharap ini adalah sebuah mimpi buruk.
"Sayangku Aurel. Mama tidak akan pernah jauh darimu. Ayahmu tidak akan bisa memisahkan kita Nak, mama janji. Akan berjuang sekuat tenaga untuk menjagamu," gumam Tanti di sela-sela tangisannya.
Aurel menatap Ibunya. Tatapan mata yang indah, yang membuat hati Tanti merasa lebih tenang. Walau jauh di dalam jiwanya, ada perasaan yang berkecamuk.
Antara takut kehilangan anaknya, juga antara takut akan menjadi milik seorang lelaki yang sama sekali belum dia lihat apalagi dia kenal. Dia hanya tahu namanya saja. Yah, lelaki muda itu adalah Arka Wijaya.
Semua orang mengenal pengusaha muda Arka Wijaya. Arka Wijaya yang selalu mendapat sorotan publik, dan mendapatkan penghargaaan sebagai seorang pengusaha muda yang rumah tangganya sangat harmonis, Dia juga menjadi sosok seorang pengusaha muda yang sangat dermawan.
Dia seringkali mengumpulkan anak yatim piatu untuk di berikannya sedekah. Dan dia juga sangat menghargai kinerja para karyawannya.
Dia selalu memberikan komisi pada setiap karyawan yang mampu untuk bekerja dengan baik di kantornya. Dia pengusaha muda yang sangat berbakat.
Dalam waktu singkat, dia berhasil mengembangkan bisnis orang tuanya sampai ke manca negara.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Suzhy
hadir
2022-01-22
0
sahabat syurga
bagus thor critanya
2021-09-23
0
deHaN
suka awalan yang bagus tuk bacaa
2020-10-28
1