Pagi ini, setiap orang sudah kembali melakukan aktivitasnya. Di sebuah ruangan, tepatnya di ruang kerja Big Bos besar Arka Wijaya, tampak Arifin sedang berdiskusi dengan Arka.
"Bagaimana Arifin, apakah kau bersedia untuk menyerahkan istrimu itu padaku?" tanya Arka pada Arifin.
"Iya. Tentu saja Tuan." Jawab Arifin mantap.
Dia tak perduli dengan kehancuran hati istrinya itu.
"Berapa yang kau mau Arifin.?" tanya Tuan Arka.
Arifin menyeringai licik
Uang. Yah uang. Demi uang dia tega menjual istrinya. Demi uang, dia rela menyerahkan istrinya sendiri pada lelaki lain.
"Tidak banyak Tuan. Saya cuma mau minta satu Milyar saja." Arifin menegaskan.
"Bagus. Aku akan memberikanmu cek sebesar satu milyar itu." Tuan Arka menyetujuinya.
Arka menyerahkan sejumlah cek berisi satu milyar itu pada Arifin. Arifin tersenyum senang. Dia mencium kertas itu.
"Tapi ini untuk tubuh istriku Tuan, jika istriku berhasil memberikan seorang anak padamu, maka aku akan meminta uang lagi untuk anak itu."
Arka terkejut. Ternyata Arifin licik juga.
Dia sudah memberi Arifin uang sejumlah satu Milyar, ternyata uang itu masih kurang? dan Arifin akan kembali setelah Tanti berhasil memberikan Tuan Arka seorang anak.
"Kenapa Tuan diam? Bukankah uang itu, tak seberapa di banding kekayaan yang Tuan miliki sekarang."
Arka mengangguk.
"Baiklah. Tapi Arifin, kau harus tanda tangani dulu surat perjanjian ini."
Arka menyerahkan sebuah kertas yang sudah di ketik rapi, dan sudah siap untuk Arifin tanda tangani.
"Silahkan kau baca isinya!" pinta Tuan Arka.
Arifin Pun membaca isi surat perjanjian itu.
Di situ tertulis,
Setelah Arifin menyerahkan Tanti padanya, maka Arifin tidak boleh menemui istrinya lagi. Arifin harus pergi dari kehidupan Tanti sejauh-jauhnya.
Setelah Tanti berhasil hamil dan memberikan keturunan pada Arka, Arka akan menceraikannya dan akan mengambil anak itu.
Setelah itu, Tanti bisa hidup bebas lagi. Dia boleh kembali lagi pada Arifin dan keluarganya.
Apakah ini adil untuk Tanti?
Mungkin saja tidak. Karena bagaimanapun juga, Tanti itu manusia. Dia itu perempuan yang mempunyai perasaan.
Perempuan bukan barang yang untuk di perjual belikan.
Perempuan bukan sampah yang harus terbuang jika sudah tak terpakai.
Perempuan yang jika sudah di berikan luka, luka itu akan selalu menyisakan bekas di hatinya.
Arifin Pun menandatangani surat perjanjian hitam di atas putih itu.
Arka tersenyum. Dia sangat puas karena sebentar lagi, dia akan mendapatkan seorang wanita yang harus siap untuk memberikan keturunan untuknya.
****************
Malam ini, Laura terlihat sangat cantik. Di depan cermin, dia tampak sedang memoles wajahnya.
Begitu ayu wajahnya, hidung yang mancung, tubuh yang tinggi, dan kulit yang putih bersih, semua itu menyempurnakan keindahan dalam tekstur tubuhnya. Membuat suaminya selalu mencintainya.
Arka mendekap mesra tubuh istrinya dari belakang. Dia juga menatap ke cermin.
"Kau cantik sekali sayang." Puji Arka.
Laura tersenyum.
"Iya Arka. Tapi maafkan aku, karena aku tidak bisa memberimu keturunan. Aku ini mandul sayang." Kata Laura mengelus Pipi Arka dengan salah satu tangannya.
"Tidak masalah sayang, kamu adalah cinta sejati ku."
"Aku tidak tahu, bagaimana caranya aku harus memberi tahu orang tuamu kalau aku itu mandul." Laura terlihat bersedih. Matanya berkaca-kaca.
Bagaimanpun juga, Laura itu seorang wanita. Dia juga ingin memiliki anak dari rahimnya sendiri. Bukan anak adopsi ataupun anak suaminya dari wanita lain.
"Tidak usah sayang, kau tidak perlu memberi tahu mereka."
"Tapi Arka, mereka sangat mengharapkan anak dariku."
Arka melepas pelukannya. Dia memutar tubuhnya dan melangkah ke ranjang.
Dia kemudian naik keranjang. Dia bersandar di kepala ranjang.
Laura memutar tubuhnya menghadap ke arah Arka.
Dia tersenyum.
"Arka, aku takut. Jika orang tuamu kecewa padaku."
"Tidak akan sayang, Aku sudah punya cara supaya mereka selalu mempertahankan mu sebagai menantunya."
Laura berdiri dan melangkah ke arah suaminya.
Dia kemudian berbaring di sisi suaminya.
"Apa yang sedang kau rencanakan sayang?" tanya Laura sembari menyandarkan kepalanya ke dada bidang suaminya.
"Mungkin cara ini, akan membuat dadamu sesak. Tapi tidak ada cara lain sayang."
"Apa?" Laura menatap Arka dalam.
"Apa kau siap untuk mendengarnya sayang."
Laura mengangguk.
"Baiklah, akan aku ceritakan. Kalau kau kepengin bertahan menjadi istriku dan pengin di pertahankan menjadi menantu oleh orang tuaku, kamu harus bersiap-siap berpura-pura hamil di depan orang tuaku."
"Apa, bagaimana caranya sayang? nanti kalau kita ketahuan."
"Nggak akan sayang. Aku jamin orang tuaku pasti akan percaya. Kan mereka tidak tinggal bersama kita."
"Kalau aku pura-pura hamil, terus bayi itu, kita akan dapatkan dari mana seorang bayi merah itu? kita akan cari kemana? apakah kita akan mengadopsi seorang bayi yang baru di keluarkan dari rahim ibunya? di mana kita akan mendapatkannya sayang?"
Arka tersenyum. Dia menghela nafasnya dalam. Dia mencoba memberi kekuatan pada dirinya sendiri, untuk menceritakan apa yang sekarang sedang dia rencanakan.
"Kita akan mendapatkannya sayang, Dan itu adalah masalah yang sangat mudah untuk ku."
Laura melepaskan pelukannya. Dia menatap suaminya penuh tanda tanya.
Sebenarnya apa yang sedang suami tercintanya itu rencanakan?
"Ayolah sayang, sekarang katakan apa rencanamu! jangan berbelit-belit begitu. Aku sangat penasaran. " Pinta Laura.
"Kamu sudah siap mendengarnya sayang?"
"Yah, aku siap."
"Kita akan mendapatkan seorang bayi. Dan bayi itu bukan bayi adopsi. Dan bayi itu adalah darah dagingku."
"Maksudmu?."
"Yah, aku sudah mendapatkan wanita yang sudah siap untuk memberikan kita anak."
Laura tampak marah. Dia menangis.
"Kau akan menikah lagi Arka?"
"Sayang, sudahlah, jangan menangis! Ini jalan satu-satunya supaya orang tuaku tidak mencampakanmu. Karena jika mereka tahu kau mandul, mereka akan membuangmu. Dan mereka pasti akan menyuruhku untuk menikahi perempuan lain."
Laura menghela nafasnya dalam. Dia memejamkan matanya. Mencoba untuk tenang.
"Mas, itu akan sangat menyakitkan untuk ku. Kau akan menyentuh wanita lain sayang. Apakah aku akan sanggup? kenapa kita tidak mengadopsi anak saja?"
"Laura. Orang tuaku menginginkan darah daging ku. Anak adopsi itu tidak berhak mewarisi kekayaan orang tua angkatnya."
"Tapi Mas, "
"Laura, aku tahu perasaanmu. Kau pasti akan sakit hati mendengar ini semua. Tapi kau akan lebih sakit hati lagi, kalau Mama menyuruhku untuk menceraikanmu karena tahu kau mandul."
Laura tampak berfikir.
Memang benar kalau mertuanya itu sangat menginginkan seorang cucu. Mereka adalah orang kaya. Namun anak mereka cuma satu. Yaitu Arka.
Dan sudah seharusnya Arka itu mempunyai seorang anak untuk meneruskan usahanya nanti.
"Sayang, kalau Mama tahu kamu mandul, aku yakin. Dia juga akan tetap mencarikan wanita lain untuk ku. Dan sama saja kan, aku harus menikahi wanita lain."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Bunga Syakila
kasian tanti
2021-11-24
0
Rupink Chiabella
knp ga dicerai dulu ko ini seakan perempuan di jual belikan..trus ga ada pernikahan gitu hukumnya gmn
2021-03-15
0
Uswatun
yg kasian tanti lah
2020-12-29
1