Hening, suara apartemen itu begitu hening. Hanya derapan langkah kaki dua orang manusia yang masih melangkah.
Siapa lagi kalau bukan Herman dan Tanti. Keduanya melangkah ke apartemen begitu santai.
"Nona muda, jangan bilang ke Tuan muda yah, kalau kita tadi di mobil asyik ngobrolin dia. Aku takut dia marah."
"Iya Herman, kamu tenang saja. Aku tidak akan menceritakannya. Kau memang orang yang baik Herman. Terima kasih ya karena kau sudah mau memberikan ku sedikit informasi tentang Tuan mudamu itu."
Herman dan Tanti melangkah ke arah apartemen.
Jantung Tanti sangat berdebar. Dia begitu takut, dia begitu gugup. Apa yang akan terjadi setelah ini. Bagaimana dengan keadaan Aurel sekarang. Akankah Aurel baik-baik saja sekarang.
Di depan pintu Apertemen.
Seorang lelaki berpawakan tinggi menyambut kehadiran Herman dan Tanti.
Tanti terkesima melihat orang tampan di depannya.
Inikah Tuan muda Arka. Cakep banget.
"Selamat sore nona muda. Silahkan masuk nona muda."
Nona muda? dia memanggilku dengan sebutan nona muda. Jadi dia bukan Arka dong, terus seperti apa si Arka itu. Aku begitu penasaran.
Tanti kemudian masuk ke apartemen yang begitu luas. Satu apartemen namun mempunyai tiga kamar tidur. Di ruang tamu tampak berjejer sofa-sofa putih dengan tivi yang besar. Dan di sisinya lagi ada ruang makan yang bersambung dengan pantry.
"Di mana Tuan mudamu Herman?" tanya Tanti.
"Tuan muda ada di kamarnya nona." jawab Herman
"Kenalkan juga nona. Dia adalah Idris. Tugas Idris di sini adalah menjadi bodyguard sekaligus sopir pribadi Tuan muda. Dan tugasku adalah untuk menjaga anda nona." lanjut Herman.
Idris tersenyum.
Pengawalnya cakep-cakep dan masih muda. Lantas apakan Tuannya itu lebih cakep dari pengawalnya. Aku penasaran.
Tanti tersenyum. Dia tidak menyangka. Lelucon apa ini sebenarnya. Kenapa orang-orang yang sekarang di lihatnya, adalah pemuda-pemuda tampan yang ngakunya adalah body guard Arka.
Lantas seperti apa Tuan Arka itu?
Herman memasuki salah satu dari kamar itu.
Herman begitu sangat lama di sana.
Tanti melirik ke arah Idris bodyguard satunya. Tapi Idris memang tidak terbuka seperti Herman. Dia sangat pendiam. Mungkin karena dia terlalu tunduk pada bosnya.
Tak lama kemudian Herman pun keluar.
"Silahkan masuk nona. Tuan sudah dari tadi menunggumu."
Dengan tubuh bergetar Tantipun perlahan-lahan masuk.
Kamar yang begitu gelap. Gorden jendela yang masih tertutup. Hanya menyisakan kilauan cahaya dari luar.
Harum. Kamar yang begitu harum.
Seorang lelaki berpawakan tinggi tegap, berambut cepak, sekarang dia sedang berdiri membelakangi Tanti.
Namun Tanti tidak bisa melihat begitu jelas wajah orang itu. Dia hanya bisa melihat postur tubuhnya saja.
"Gelap sekali." Gumam Tanti.
"Iya. Aku memang sengaja membiarkan kamar ini gelap." suara Tuan Arka menggema di seluruh sudut kamar.
Tubuh Ratih bergetar. Dia menegak salivanya.
Apa yang akan terjadi nanti. Apakah mungkin lelaki itu, yang akan menikahiku dan akan menjadikanku istri.
"Suamimu telah mendapatkan uang satu milyar dari ku. Apakah kamu tahu hal itu?"
"I iya... aku tahu." Tanti tampak begitu gugup. Dia sangat penasaran dengan wajah seorang Arka. Arka masih saja dengan posisi yang membelakanginya.
"Apakah kamu tahu, kalau suamimu itu, telah menandatangani surat perjanjian."
"I...i...iya Tuan aku tahu."
"Apakah kau tahu isinya?"
"Ti...ti...tidak Tuan."
Lagi-lagi Tanti harus menegak salivanya.
Dia sangat penasaran dengan orang yang ada di hadapannya.
"Baiklah. Aku akan katakan apa saja isinya. Agar kamu tidak penasaran dengan perjanjian kami itu."
Tanti terdiam.
Lagi-lagi dia harus teringat Arifin suaminya. Lelaki biadab yang sudah mencampakannya. Lelaki yang gila harta yang rela menjual istri dan memisahkan anak kandungnya sendiri dari ibunya.
Tanti pun begitu geram dengan lelaki yang berdiri di hadapannya.
"Tidak perlu Tuan. Aku tidak mau mendengarnya. Kamu sama saja biadabnya dengan suami ku. Kau tega memperjual belikan aku layaknya aku ini barang. Di mana perasaan kalian sebagai manusia! Kenapa aku yang harus jadi korbanya!"
Tanti terduduk di lantai. Dia menangis sesenggukan.
"Sudahlah jangan menangis seperti itu. Tangisanmu itu, tidak akan bisa merubah keadaan. Suamimu sendiri yang datang kepadaku untuk menukarmu dengan uang. Jadi jangan salahkan aku dong. Salahkan suami mu itu!"
"Tapi kalau Tuan tidak mau, ini tidak akan terjadi."
"Diamlah Tanti! Aku tidak suka wanita yang banyak membantah! Sekarang kau turuti saja apa kemauan suamimu itu."
hiks hiks hiks
"Kalian benar-beanar lelaki yang tak punya hati. Teganya mempermainkan perasaanku begini."
"Tanti, ada beberapa hal yang harus kamu tahu. Aku akan menikahimu secepatnya. Aku akan menikahimu secara siri, agar aku halal dalam menyentuhmu."
Tanti dengan seksama mendengarkanya. Walau dia masih tampak menangis.
"Dan Kau akan menjadi istriku untuk sementara waktu. Tapi setelah kau berhasil hamil dan melahirkan anak ku, Aku akan mengembalikanmu pada suamimu. Dan aku akan mengambil anak itu."
Tuan Arka. Tega sekali dia berbicara seperti itu pada Tanti. Apakah dia tidak memikirkan perasaan seorang wanita yang sedang menangis darah itu.
Di hadapannya, ada Tanti.
Seorang wanita yang penuh perasaan. Seorang wanita yang baru saja kehilangan anaknya karena di bawa kabur suaminya.
Seorang wanita yang tak akan pernah membiarkan anaknya di ambil orang lain.
Apakah Tanti sanggup seandainya dia punya anak dari Tuan Arka, kemudian dia harus meninggalkan anaknya itu, dan menyerahkannya pada Tuan Arka.
Ibu macam apa itu, memberikan darah dagingnya sendiri untuk di asuh orang lain. Sekarang saja Tanti sudah sangat sakit karena kehilangan Aurel. Apakah mungkin Tanti akan serela itu melepaskan anaknya denganTuan Arka.
Apakah mungkin Tanti sanggup untuk yang kedua kalinya harus kehilangan seorang anak.
Jika itu yang kau mau Tuan, aku tidak akan mau punya anak darimu. Aku tidak mau kehilangan seorang anak untuk yang kedua kalinya. sakit hati ini Tuan.
"Dan satu lagi yang harus kamu ingat. Selama hidup bersama ku,Jangan menaruh hati padaku. Jangan pernah kau jatuh cinta padaku!"
Tanti terkejut. Mendadak tangisannya berhenti.
Tanti berdiri.
"Apa, jatuh cinta? siapa yang sudi untuk jatuh cinta pada lelaki kejam sepertimu. Kau itu, luarnya saja yang baik. Namun dalamnya kau begitu busuk. Kau sama saja seperti Arifin."
"Diam...! Jangan kau banding-bandingkan aku dengan Arifin. Karena aku bukan Arifin. Aku tidak suka di banding-bandingkan" Bentak Tuan Arka.
Cih dasar lelaki brengsek. Di katakan busukpun dia tidak mau. Memang kenyataannya begitu. Dia sama brengseknya seperti Arifin. Arifin telah memisahkan Aurel denganku. Sekarang kau juga akan mengulangi perbuatan yang sama. Kau akan memisahkan aku dengan anak kita kelak. Mending aku tidak usah punya anak sekalian.
Nikahin saja aku. Tapi aku pastikan kamu tidak akan bisa mendapatkan anak dariku.
*** Tanti penasaran tuh sama Arka. Bagaimana dengan kalian readers,
Kalian penasaran juga nggak.
Kalau penasaran yuk tinggalkan jejakmu di sini.
Jangan lupakan Authornya dong.....!!!
Vote like rate dan komennya mana?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Hertin Liberti
bisa2 Arka akan jatuh cinta sama Tanti.....siapa yg tahu jalan hidup seseorang......hanya author yg tahu🤭🤭🤭🤭lanjut thoor
2022-03-08
0
Rupink Chiabella
Thor diralat atuh cerai dulu lah ma si Aripin baru nikah ma arka itu jg hrs nunggu masa idah..hah baru x ini bc novel bikin greget bikin emosi
2021-03-15
0
Debora Stefie Rambembuoch
Cerai dulu dari suami pertamax thor...
2021-02-10
4