Tanti masih asyik duduk di ruang tengah. Tiba-tiba saja Herman melangkah ke arah pintu depan. Tanti tersadar dari lamunannya. Tanti langsung berdiri untuk melihat siapa yang datang.
Pintu Apartemenpun terbuka lebar. Di balik pintu itu, ternyata ada dua pasangan suami istri yang masih sangat muda. Dia adalah Arka dan Laura. Mereka memang pasangan serasi. Yang satu cantik, dan yang satu tampan. Di bandingkan dengan Tanti cuma wanita kampungan yang tidak ada apa-apanya.
"Selamat malam Tuan muda, nona muda." Kata Herman sembari menunduk.
Tanti yang melihat dua pasang suami istri itu tak berkedip. Dia sangat takjub melihat pemandangan di depannya.
Ternyata seseorang bernama Arka itu sangat tampan. Melebihi kedua body guardnya. Dan sekarang dia sedang menggandeng mesra istrinya.
Arkapun demikian. Dia memandang Tanti tanpa berkedip. Tanti wanita berhijab, berwajah oval, berhidung mancung, dan bulu mata lentiknya menambah kecantikannya.
Namun pakaiannya tetaplah kampungan. Tidak seperti Laura yang sangat modis dan feminim.
Jadi dia yang bernama Tanti. Dia nggak jelek-jelek amat kok. Beda dari yang di foto. Lebih cantikan aslinya. Jadi nanti keturunanku juga pasti tidak akan mengecewakan. Batin Arka.
Laura memandang Tanti dari atas ke bawah.
"Jadi dia sayang orang yang mau kamu jadikan maduku?" tanya Laura sembari menekankan kalimat terakhirnya maduku.
Laura mendekat ke arah Tanti. Dia memutari Tanti.
"Sayang, dia ini jelek sayang, kampungan. Apa wanita ini pantas untuk kita ambil keturunanya."
"Laura, sudahlah. Aku sudah membelinya. Kita tidak akan bisa untuk menukarnya. Karena Arifin cuma punya satu istri. Kalau Arifin punya banyak istri, barulah kita bisa menukarnya."
Tanti menatap Arka horor. Brengsek kau Tuan Arka. Kau tak ada bedanya dengan Arifin. Walau kau setampan apapun, aku tidak akan mau jatuh cinta padamu. Cih, tak sudi aku. Jika kau sentuh tubuhku, demi Allah aku tak akan rela. Menjijikan!
Laura memandang Tanti penuh intimidasi. Bagaimana mungkin seorang Arka mau menjadikan wanita kampungan itu istri sirinya.
Laura benar-benar tak habis fikir dengan apa yang telah Arka rencanakan.
"Sayang ku Arka. Bagaimana mungkin kau akan menjamah tubuh kampungan ini. Tak ada yang spesial dalam dirinya. Bagaimana nanti keturunanku. Akan seperti apa dia. Aku tidak mau keturunan kita nanti akan sama kampungannya seperti ibunya.
"Sudahlah Laura, jangan bawel. Tidak ada pilihan lagi. Lalu wanita mana yang mau aku jadikan istri sementara. Dan aku ambil keturunanya. Cuma Tanti Laura yang mau."
Lagi-lagi Tanti merasa tertampar dengan ucapan Arka.
Jahat sekali kau Tuan Arka. Kau anggap aku ini apa. Kau katakan ini kemauanku. Tidak Tuan Arka. Aku melakukan ini karena keterpaksaan. Seandainya saja aku bisa kabur sekarang, pastilah aku akan kabur sekarang juga.
Tanti memejamkan matanya sejenak. Dia mencoba menguatkan hatinya untuk mendengar makian apa lagi yang akan di lontarkan Laura dan Arka padanya.
Walau hatinya menangis, namun tidak dengan matanya. Dia mencoba menahan tetesan air mata di pelupuknya agar tidak terjatuh.
Bagaimanapun juga di tengah keterpurukannya, dia akan selalu mencoba tegar untuk menghadapi semua kenyataan hidup.
Dia tidak mau di anggap lemah. Dia wanita, dia pasti kuat untuk melalui semua cobaan hidupnya. Walau dalam hatinya menangis. Menangisi perih yang sudah menjalar kesekujur tubuhnya yang kaku.
Cobaan yang selalu menerpanya, kesulitan-kesulitan di masa depan, akan Tanti coba ikhlaskan dengan butiran kata sabar.
Walau kedepannya, akan lebih banyak orang lagi yang akan menggunjing dan mencercanya karena jadi istri simpanan, Namun jika ini sudah keputusan Tuhan Tanti harus berbuat apa.
Tanti harus bisa menjalaninya dengan hati yang lapang.
****
Tanti masih terdiam. Dia benar-benar kelu. Dia tidak berani untuk menatap ke arah Tuan Arka dan istrinya.
Lagi-lagi dia harus meneguk salivanya. Mencoba menguatkan diri untuk berbicara dengan big bos sialan itu. Agar dia tidak kelihatan sebagai perempuan lemah di mata Tuan Arka dan istrinya.
"Aku nggak habis fikir sayang, kamu memilih dia sebagi maduku. Dia itu kampungan. Menjijikan. Lihat saja kulitnya begitu kotor, wajahnya begitu kusam. Apa kau mau tidur dengan dia. Menjijikan...!" Lagi-lagi Laura mengatakan kata-kata cacian itu di depan Tanti.
Membuat sesak dada Tanti.
Apakah ini yang namanya ke adilan Tuhan. Tanti harus terlahir menjadi seorang wanita tercampakan. Dan mungkin di dunia ini hanya dia yang merasakan harga dirinya di injak-injak orang lain.
Mungkin di luaran sana banyak perempuan yang menjadi korban poligami. Tapi tidak sesakit Tanti.
Tanti benar-benar sudah seperti barang. Arifin tega menukar Tanti dengan uang satu milyar.
Tanti menghela nafasnya dalam. Pandangannya selalu tertunduk.
" Sudahlah Laura, Kamu jangan berlebihan begitu. Ini sudah keputusanku Laura. Aku akan menikahi dia dan akan mengambil keturunanya." Kata Arka.
Arka tahu betul kalau Laura masih sangat terpukul mendengar ide gilanya itu. Tapi mau bagaimana lagi. Uang satu milyar itu sudah di bawa kabur Arifin. Apakan Arka akan begitu saja mau melepaskan wanita termahalnya itu. Satu milyar itu bukanlah uang yang sedikit.
"Terserah kamulah Arka. Tapi aku jijik dengan perempuan ini."
"Laura tolong mengertilah Laura."
"Apalagi yang harus aku mengerti dari kamu Arka. Aku sudah sangat mengerti kamu. Akupun ikhlas jika kau menikah lagi. Tapi apa kamu harus menikahi wanita kampungan ini. Dia luar sana masih banyak wanita cantik. Yang siap kau jadikan istri siri dan kau ambil keturunanya." Kata Laura panjang lebar.
"Berhenti Laura. Stop...Keputusanku sudah bulat Laura. Dan tidak bisa di ganggu gugat!" Bentak Arka.
"Kali ini aku nggak setuju kamu menikahi wanita kampungan ini."
Laura masih bersih keras dengan pendiriannya. Dia tidak setuju kalau Arka menikahi Tanti.
Tanti berdiri.
"Hai, kalian jangan berdebat di depanku. Untuk apa kalian berdebat dengan hal sepele seperti ini. Mending sekarang lepaskanlah aku. Biarkalah aku bebas!" Tanti akhirnya memberanikan diri untuk bicara.
Arka menatap tajam wajah Tanti penuh intimidasi. Dia sedang kesal dengan Laura sekarang wanita satu milyarnya itu ikut-ikutan bicara. Menambah kemurkaan Arka.
"Diam kau...! Siapa yang menyuruhmu bicara di sini. Sekarang kau sudah menjadi wanitaku. Dan kau tidak akan bisa kabur dan meninggalkan tempat ini. Jika kau kabur, kau akan tahu akibat apa yang akan kau dapatkan. Kau dan suamimu si Arifin brengsek itu, harus mengembalikan uang satu milyarku. Kalau tidak kalian berdua akan di penjara."
Deg.
Lagi-lagi Tanti tidak bisa berkata apa-apa. Orang yang sedang dia hadapi memang bukan orang biasa. Dengan kekuasa dan uang, Arka bisa dengan mudah mendapatkan apa yang dia mau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Rupink Chiabella
lebih baik dipenjara lah daripada ky gitu
2021-03-15
0
@Deviya90
laura takut suaminya mencintai tanti😁😁
2021-01-11
0
Kimie Meonk
aq lbh memilih d penjara drpd bgtu...
2020-10-28
5