Tanti beranjak dari tidurnya. Dia kemudian menghampiri Tuan Arka. Dia berlutut di hadapan Tuan Arka.
"Tuan Arka...Aku mohon! kembalikan anak ku...hiks...hiks.."
Dewa mengernyitkan alisnya. Dia makin bingung. Apa yang sebenarnya terjadi pada Tanti dan Arka. Dewa masih tak mengerti.
Anak? anak yang mana? apakah yang perempuan ini maksudkan adalah anaknya? buah hatinya dengan Arifin? batin Dewa.
Dewa menatap Arka tajam.
"Apa-apaan ini Arka! Tolong jelasin semua ini padaku! kau apakan anak Tanti?"
Arka diam. Fikirannya masih berkecamuk. Di satu sisi dia merasa sangat bersalah dengan apa yang telah dia lakukan pada Tanti, dan di sisi lain pula, dia sudah membeli Tanti dan akan menjadikan Tanti istrinya. Dan Arka tidak mau usahanya gagal.
Herman sang body guard hanya bisa diam menyaksikan tanpa perlawanan.
Dan sekarang ada Dewa. Akan kah Dewa bisa melepaskan Tanti dari cengkeraman Arka?
Dewa mendekat ke arah Tanti.
"Berdirilah kamu, tidak perlu seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi di antara kamu dan Arka? Kamu tidak usah takut. Aku akan menolongmu." kata Dewa sembari membantu Tanti berdiri.
Wah, ada Dewa penolong,,,☺
Tanti menangis sesnggukan di depan ketiga lelaki itu. Dewa menatap Herman dan Arka penuh curiga.
"Bayi ku...Tuan Arka udah tega memisahkan aku dan anak ku..." Kata Tanti dengan penuh kekuatan. Dia tidak takut lagi dengan ancaman Tuan Arka. Tanti harap, kalau lelaki yang sekarang bersama Herman dan Arka itu, mau menolongnya.
Dewa mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras.
Tinjuannya pun mendarat di pipi Arka.
Bugh...!
Arka terhuyung kebelakang.
"Arka, ayo jelaskan pada ku. Apa sebenarnya ini. Ide gila apa ini Arka. kau akan memperistri wanita ini dan kau mau berpoligami? Dan teganya kau membeli istri Arifin dengan uang satu milyar!" geram Dewa.
Arka tidak melakukan perlawanan. Mungkin dia masih punya sedikit penyesalan.
Dewa mencengkeram kerah baju Arka.
" Katakan di mana kau dan Arifin menyembunyikan bayi yang tak berdosa itu? Di mana Arka! " bentak Dewa.
bugh...
satu pukulan lagi mendarat di perut Arka
Dan sekali lagi Arka tidak melakukan perlawanan.
Arka hanya bisa meringis menahan sakit.
"Herman. Kenapa kamu diam saja! Ayo pisahin mereka. Kasihan Tuan Arka...!" Teriak Tanti kemudian.
"Baik Nona." jawab Herman.
Herman. Badannya doang yang gede. Tapi dia payah otaknya. Dia cuma mau melakukan tugas kalau di suruh aja. Kenapa sih Tuan Arka mempertahankan orang lemot kayak dia. Batin Tanti.
Hermanpun akhirnya memisahkan kedua orang yang sedang berkelahi itu. tak perlu sulit untuk Herman untuk melerai perkelahian mereka. Karena badan Arka dan Dewa tidak
sekekar badannya.
Tanti melihat ke arah Arka. Arka tampak sudah tak berdaya, karena mendapat pukulan bertubi-tubi dari adik sepupunya itu.
Tanti langsung menghampiri Arka. Dia langsung menubruk tubuh Arka.
"Tuan, Tuan tidak apa-apa kan?" tanya Tanti menatap wajah Tuan Arka dalam.
Tanti menangkup wajah Tuan Arka dan melihat-lihat lukanya.
"Tuan terluka." ucap Tanti.
"Arka...!!! Biadab kau Arka. Lihatlah dia. Wanita yang kau sakiti. Begitu sangat memperdulikanmu. Tapi kau tega memisahkan dia dari bayinya. Neraka siap menanti mu Arka...!" geram Dewa.
Sekali lagi Arka hanya diam.
Tanti tersenyum. Entah kenapa perasaan Tanti pada Tuan Arka mendadak berubah. Dia tampak tidak tega dengan Tuan Arka. Entah kemana kebenciannya itu pergi.
Tanti mengajak Arka duduk di sofa.
"Tuan, cukup Tuan. Jangan berkelahi karena aku! tolong jangan sakiti lagi Tuan Arka! Kasihan dia. Lihatlah dia sudah babak belur gini." Kata Tanti memberi pengertian pada Dewa.
Dewa menghela nafasnya dalam.
"Baiklah Tanti. Kau memang wanita yang sangat baik. Seharusnya Arifin bangga memiliki istri seperti mu." ucap Dewa kemudian.
Tanti bingung. Kenapa orang yang ada di depannya mengenal suaminya. Timbul berbagai macam pertanyaan di benak Tanti. Ada hubungan apa sebenarnya antara Arifin Arka dan Dewa.
Dari mana bang Arif kenal dengan orang-orang kaya ini. Kenal dari mana dia? batin Tanti.
Dewa tidak mau memperpanjang masalah ini. Karena dia juga sudah lelah. Ini sudah waktunya Dewa pulang. Dia ingin istirahat. Waktu juga sudah menunjukan jam tiga pagi.
"Arka, urusan kita belum selesai. Kalau kau masih tetap memisahkan dia dengan anak kandungnya, aku nggak akan tinggal diam!" Dewa mengancam.
Arka cuma diam aja. Tidak berani bicara. Jika dia banyak bicara, pasti urusannya akan semakin panjang. Bisa saja Dewa melaporkan hal ini ke orang tua Arka. Arka tidak mau sampai orang tuanya tahu, tentang hal ini. Arka tidak mau kalau orang tuanya itu kecewa.
"Gue pulang dulu Herman. Tolong kau urus mereka." Kata Dewa sembaru pergi meninggalkan Arka, Herman dan Tanti.
"Baik Tuan Dewa." ucao Herman.
Tanti masih tampak panik. Dia masih prihatin dengan kondisi Tuan Arka. Bagimanapun juga di tega dengan luka-luka Arka. Seandainya Herman tak melerainya, mungkin Arka tidak bisa selamayt Dari Dewa.
"Herman, tolong ambil kompres untuk Tuan, kasihan dia."
"Baik Nona."
Hermanpun akhirnya mengambil alat-alat kompres itu.
Tantipun dengan penuh sayang mengompres luka-luka Arka.
"Auh... sakit...!" erang Arka.
"Ups, maaf Tuan. Bertahanlah Tuan."
Herman yang melihat adegan romantis itu merasa terenyuh perasaanya.
Nona memang wanita yang baik. Coba saja kalau aku ada di posisi Tuan Arka. Aku pasti akan merasa sangat bahagia. Tanti benar-benar sosok wanita idaman. Seandainya dia bebas nanti, apa dia mau dengan Arifin lagi? menurutku tidak. Kalau dia tidak mau denga Arifin lagi, Yah, mudah-mudahan Nona mau dengan ku.
***
Aish Herman naksir😁
***
Herman yang sedari tadi berdiri tampak ikutan lelah. Dia tidak tidur semalaman dan berdiri semalaman untuk menjaga calon nona mudanya dan berdiri selama tiga jam untuk menyaksikan Drama antara nona Tanti, Tuan Arka dan Tuan Dewa.
Ah, aku keluar aja lah. Lagian Tuan juga udah nggak berdaya. ada nona Tanti juga. Biarlah mereka berdua di kamar. Nggan perlu aku jaga. Lagian aku nggak mau jadi nyamuk.
Setelah berkata begitu Herman pergi meninggalkan Arka dan Tanti.
Tanti masih mengobati luka memar Arka.
Arka memegang tangan Tanti dan menggenggamnya erat.
"Tanti, kenapa kamu masih mau baik sama aku?" tanya Arka pada Tanti.
"Aku nggak tega aja sama Tuan."
Arka meraih pipi Tanti dan di belainya dengan lembut.
"Kamu wanita yang baik Tanti."
Huh, lihat aja Tuan, apa yang akan aku lakukan padamu. Aku pasti bisa menemukan anak ku dan kabur dari nerakamu ini.
"Tanti, makasih banyak yah, karena kamu udah mau mengobati luka ku."
Ratih tersenyum
"Iya Tuan, sama-sama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Detty Tea
herman naksir 😂
2021-03-16
0
꧁ঔৣ☞ 𝘭𝘪𝘴𝘴𝘢❦𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢☜ঔৣ꧂
kenapa Tanti sering diketik Ratih...?
2021-03-11
0
Imar Mam
herman...
2021-01-03
0