Bukan orang asing

“Aku mencintaimu Delvia Mayuri,” yang tertahan akhirnya terucapkan. Kata-kata yang tak sempat di sampaikan akhirnya dia lontarkan dengan tegas. Pengakuan yang tak seharusnya Dikta lakukan menjadi bukti betapa pria itu sangat mencintai gadis yang kini telah menjadi kakak iparnya.

Sejenak Delvia membeku, mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak akibat pengakuan Dikta. Delvia bersusah payah menepis kata-kata andai di dalam pikirannya, dia meyakinkan diri jika Dikta bukan bagian dari Takdirnya. Delvia menganggal pengakuan Dikta hanya angin berlalu, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Dikta tanpa sepatah katapun.

Kepergian Delvia menyisakan tanda tanya besar di benak Dikta. Benarkah Delvia tidak memiliki perasaan padanya? Apakah pertemuan singkat mereka sama sekali tak memiliki arti di hidup Delvia? Atau Delvia sudah mencintai suaminya?

Berbagai spekulasi memenuhi kepala Dikta, pikirannya keruh, dia benar-benar sangat menginginkan Delvia, namun dia juga tidak mungkin berebut wanita yang sama bersama sang kakak.

Sebab pengakuan semalam, Delvia merasa canggung saat bertemu dengan Dikta, namun mereka harus saling bertatap muka dan menyantap sarapan di atas meja yang sama.

“Mas, boleh aku tanya sesuatu?” ujar Dikta setelah mereka selesai menyarap.

“Hm, katakan!” jawab Wira seraya menyeka mulutnya dengan tisu.

“Delvia kan lima tahun lebih muda dariku, apa mas tidak marah kalau aku tidak memanggilnya dengan sebutan mbak? Rasanya sangat canggung mas,” entah apa yang Dikta rencanakan, tiba-tiba dia menanyakan hal yang tidak semestinya.

“Tidak boleh begitu Dik, biarpun Via lebih muda darimu, kamu harus memanggilnya mbak, kamu harus menghormatinya sebagai kakak ipar,” Nila menyanggah ucapan putra bungsunya.

“Dikta hanya merasa canggung mom, Delvia pasti tidak keberatan. Bukan begitu Delvia?” Dikta menatap Delvia dengan senyuman penuh arti.

“Ya,” jawab Delvia singkat.

“Tapi...”

“Sudah mom, biarkan saja. Mereka kan baru mengenal satu sama lain, kedepannya mereka juga tidak akan canggung lagi. Beri mereka waktu,” sela Wira sebelum Nila menyelesaikan ucapannya. Wira lalu beralih pada sang adik yang duduk tepat di hadapannya. “Kalau di depan orang lain kamu tetap harus memanggilnya mbak!”

“Ya mas!”

Hanya sarapan bersama, namun rasanya seperti melawan peperangan dengan musuh. Delvia merasa sesak, terjebak di antara Wira dan Dikta. “Bisa gila kalau begini terus!” batin Delvia frustrasi.

Usai sarapan, Delvia bergegas pergi ke butik karena pekerjaannya sudah menumpuk. Pagi ini Wira menawarkan diri untuk mengantar Delvia dan gadis itu menyetujuinya. Delvia memang mencari kesempatan untuk bicara serius kepada suami kontraknya.

“Mas, kapan kita akan pindah rumah?” tanya Delvia seraya melirik suaminya.

“Lusa. Bertahanlah sebentar lagi ya!”

Jawaban Wira cukup membuatnya lega, Delvia sangat tidak nyaman tinggal satu rumah bersama Dikta. Setiap kali berpapasan dengan Dikta, jantungnya kerap memacu, dia juga tidak tahan menerima tatapan Dikta yang begitu dalam. Jika setiap hari bertemu, yang di khawatirkan Delvia akan tenggelam dalam perasaannya sendiri.

Pagi yang cukup buruk, Delvia mengawali paginya dengan perasaan tak tenang. Beruntung saat tiba di butik dia memiliki beberapa kabar baik yang berhasil mengubah suasana hatinya.

Pernikahannya bersama Wira memberi beberapa keuntungan padanya. Wira turut mempromosikan butik Delvia sehingga kini butik Delvia cukup terkenal dan Delvia menerima banyak pelanggan baru.

“Sepertinya aku harus mencari asisten,” Delvia tak menyangka jika butiknya akan seramai ini sampai dia kewalahan dan memutuskan untuk mencari karyawan lagi.

Saat ini butik menjadi tempat ternyaman bagi Delvia dimana dia tidak harus bertemu dengan Maya dan Dikta. Akan tetapi, demi pernikahan kontraknya, Delvia terpaksa pulang ke rumah mertuanya.

Rumah besar berlantai dua itu tampak sepi, padahal malam belum begitu larut namun tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah tersebut. Baguslah, dengan demikian Delvia tidak perlu basa-basi menyapa penghuni rumah.

“Kamu baru pulang? Apa kamu sudah makan?”

Delvia menghela nafas berat, perasaan sebelumnya dia tidak melihat siapapun, namun saat Delvia akan masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Dikta muncul entah dari mana.

“Pendengaranmu masih normal kan?” cibir Dikta karena Delvia belum menjawab pertanyaannya. “Jawab aku atau aku akan memberi tahu mommy kalau aku mencintaimu!”

Ancaman Dikta berhasil menarik perhatian Delvia, gadis itu berbalik, menatap Dikta dengan wajah kesal. “Apa maumu?”

Seringai menghiasi wajah Dikta, mata elangnya menelisik wajah Delvia seakan hendak menerkamnya. Tidak sampai di sana, perlahan Dikta melangkahkan kakinya mendekat, mengikis jarak di antara mereka. “Apa mauku?” ulang Dikta dan Delvia hanya mengangguk. “Mauku hanya satu, yaitu kamu!” Ucapnya tegas dan penuh penekanan di setiap katanya.

“Cukup mas, tolong jangan bersikap seperti ini!”

“Kenapa? Apa kamu takut mas Wira tau kalau kita saling mengenal satu sama lain?

“Takut? Untuk apa? Toh kita hanya bertemu selama beberapa hari dan setelah itu kita hanyalah orang asing!”

Ucapan Delvia rupanya memercik api kemarahan, Dikta tak terima di sebut orang asing. Dikta mendekatkan wajahnya ke telinga Delvia hingga gadis itu mendengar jelas nafas Dikta yang memburu. “Jangan lupa, kita pernah tidur bersama di puncak Kelik. Malam itu kita lebih dari sekedar orang asing,” bisik Dikta seolah tengah memperingati Delvia agar tak sembarangan menyebutnya orang asing.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Kyk itu Wira deh
Mereka saling mencintai
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan

2024-12-02

0

Yusi Lestari

Yusi Lestari

pepet terus Dikta🤭tp caranya yg elegan jangan bermain licik👍

2024-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Titik dari segala awal
2 Ranu Kumbolo dan ceritanya
3 Penolakan yang memikat
4 Mitos dan harapan
5 Kesempatan dalam kesempitan
6 Pintar memanfaatkan keadaan
7 Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8 Saling menyesal
9 Tidak cocok
10 Dewasa dan segala kerumitannya
11 Keputusan di tengah keterpaksaan
12 Pihak yang saling membutuhkan
13 PERTUNANGAN
14 Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15 Permainan Takdir
16 Bukan Jodoh
17 Kewarasan yang di pertaruhkan
18 Bulan madu
19 Sesal Tiada Arti
20 Bukan orang asing
21 Cinta atau Obsesi
22 Bukan Dikta yang aku nikahi
23 Memohon untuk hal yang mustahil
24 Peperangan melawan diri sendiri
25 Melupakan hanya sebuah alasan
26 Mayuri Attire
27 Kecewa akan ekspetasi sendiri
28 Sebesar cinta Dikta
29 Jangan benci aku
30 TEORI BENANG MERAH
31 Everything must be reason
32 Lihat dan rasakan
33 Hadiah yang tertunda
34 Dikta selalu ada
35 Beda kamar
36 Dunia terlalu sempit
37 Hampir tertangkap
38 Hara dan Emilya?
39 Fakta
40 Tidak ada hantu didunia ini
41 Wanita itu adalah kakak iparnya
42 Obsesi bentuk lain dari cinta
43 Dikta di cari polisi
44 Tidak bisa menahan diri
45 Delvia dan segala alibinya
46 Siasat Hera
47 Jauhi Dikta
48 Kegilaan Maya
49 Tentang memar di lengan Erika
50 Apa yang terjadi pada Erika?
51 Mencari bantuan
52 Selalu saja Delvia
53 Pemilik detak jantung
54 Kegilaan Dikta
55 Mencintai Delvia adalah keputusanku
56 Sebuah kutukan
57 Meminta bantuan Bagus
58 Rumit
59 Chlorofom
60 Visum
61 Rahasia Delvia dan Bagus
62 Jurang tanpa dasar
63 Dunia terlalu kejam
64 Harapan orang tua Dikta
65 Keributan di rumah Bagus
66 Bertukar cerita
67 Teman spesial
68 Kekasih bayaran
69 Kembar
70 Benarkah kami anak kandung mama?
71 Apa rencanamu?
72 Tinggalkan dia!
73 Sang pemain
74 Kisah pelik
75 Aku akan menunggu
76 Semuanya berakhir
77 Gejolak emosi
78 Tidak tau diri
79 Memeluk dan tidur bersama
80 Delvia adalah takdirku
81 Berita tentang perselingkuhan
82 Siapa pelakunya?
83 wajah asli Hera
84 Apa alasannya?
85 Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86 Hasutan Hera
87 Gejolak aneh
88 Berpegang janji
89 Rencana Maya
90 Ramuan setan
91 Mama macam apa?
92 Kambing hitam
93 Perasaan Tamak
94 Kemarahan Julian
95 Tentang fakta
96 Dikta yang Delvia cintai
97 Alasan Hera membenci Delvia
98 Malam tragis
99 Kritis
100 Donor hati
101 Kesalahan dan karma
102 Penyusup
103 Lolos dari maut
104 Perceraian
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Titik dari segala awal
2
Ranu Kumbolo dan ceritanya
3
Penolakan yang memikat
4
Mitos dan harapan
5
Kesempatan dalam kesempitan
6
Pintar memanfaatkan keadaan
7
Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8
Saling menyesal
9
Tidak cocok
10
Dewasa dan segala kerumitannya
11
Keputusan di tengah keterpaksaan
12
Pihak yang saling membutuhkan
13
PERTUNANGAN
14
Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15
Permainan Takdir
16
Bukan Jodoh
17
Kewarasan yang di pertaruhkan
18
Bulan madu
19
Sesal Tiada Arti
20
Bukan orang asing
21
Cinta atau Obsesi
22
Bukan Dikta yang aku nikahi
23
Memohon untuk hal yang mustahil
24
Peperangan melawan diri sendiri
25
Melupakan hanya sebuah alasan
26
Mayuri Attire
27
Kecewa akan ekspetasi sendiri
28
Sebesar cinta Dikta
29
Jangan benci aku
30
TEORI BENANG MERAH
31
Everything must be reason
32
Lihat dan rasakan
33
Hadiah yang tertunda
34
Dikta selalu ada
35
Beda kamar
36
Dunia terlalu sempit
37
Hampir tertangkap
38
Hara dan Emilya?
39
Fakta
40
Tidak ada hantu didunia ini
41
Wanita itu adalah kakak iparnya
42
Obsesi bentuk lain dari cinta
43
Dikta di cari polisi
44
Tidak bisa menahan diri
45
Delvia dan segala alibinya
46
Siasat Hera
47
Jauhi Dikta
48
Kegilaan Maya
49
Tentang memar di lengan Erika
50
Apa yang terjadi pada Erika?
51
Mencari bantuan
52
Selalu saja Delvia
53
Pemilik detak jantung
54
Kegilaan Dikta
55
Mencintai Delvia adalah keputusanku
56
Sebuah kutukan
57
Meminta bantuan Bagus
58
Rumit
59
Chlorofom
60
Visum
61
Rahasia Delvia dan Bagus
62
Jurang tanpa dasar
63
Dunia terlalu kejam
64
Harapan orang tua Dikta
65
Keributan di rumah Bagus
66
Bertukar cerita
67
Teman spesial
68
Kekasih bayaran
69
Kembar
70
Benarkah kami anak kandung mama?
71
Apa rencanamu?
72
Tinggalkan dia!
73
Sang pemain
74
Kisah pelik
75
Aku akan menunggu
76
Semuanya berakhir
77
Gejolak emosi
78
Tidak tau diri
79
Memeluk dan tidur bersama
80
Delvia adalah takdirku
81
Berita tentang perselingkuhan
82
Siapa pelakunya?
83
wajah asli Hera
84
Apa alasannya?
85
Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86
Hasutan Hera
87
Gejolak aneh
88
Berpegang janji
89
Rencana Maya
90
Ramuan setan
91
Mama macam apa?
92
Kambing hitam
93
Perasaan Tamak
94
Kemarahan Julian
95
Tentang fakta
96
Dikta yang Delvia cintai
97
Alasan Hera membenci Delvia
98
Malam tragis
99
Kritis
100
Donor hati
101
Kesalahan dan karma
102
Penyusup
103
Lolos dari maut
104
Perceraian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!