Kisah yang berakhir sebelum di mulai

Seruak angin malam menyapu wajah ayu Delvia, helai demi helai rambutnya tersibak, namun sang pemilik tampak acuh, atensinya hanya tertuju pada cincin  bertahtakan berlian yang melingkar di jari manisnya.

Hari yang seharusnya menjadi momen bahagia justru sebaliknya, terasa menyesakkan seolah-olah bebatuan raksasa mengimpit dada Delvia.

Delvia mencoba abai akan perasaannya, dia bertekad untuk tidak menyesali keputusannya. Namun, bekas luka di pahanya membuatnya gusar, tiba-tiba dia memikirkan Dikta, pria asing yang entah dimana keberadaannya kini.  “Andai itu kamu,” Delvia segera menghentikan angan-angannya, dia tidak berhak berandai-andai pada hal yang telah usai bahkan sebelum di mulai. Sesal tak mengubah apapun, dan waktu akan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

Pernikahan semakin dekat, Delvia begitu sibuk dengan pekerjaan serta persiapan pernikahan sehingga dia tak memiliki waktu untuk meratapi masa lalu. Tepat pukul sepuluh pagi Wira datang menjemputnya, hari ini mereka akan melakukan fitting baju pengantin di salah satu butik milik desaigner ternama di Ibu Kota.

“Sudah siap?” tanya Wira seraya menatap Delvia.

“Hem,” Delvia mengangguk pelan, keduanya lalu masuk ke dalam mobil yang terparkir di halaman rumah Delvia.

“Hay,” sapa seseorang dari kursi belakang.

Delvia terperanjat, gadis itu menoleh dan terkejut melihat seseorang duduk di kursi penumpang. “Oh hay,” sapa Delvia kikuk.

“Sebenarnya hari ini ada pekerjaan yang harus aku urus bersama Julian, jadi terpaksa dia ikut bersama kita. Kamu tidak keberatan kan?” tanya Wira seraya melirik Delvia.

“Tentu,” jawab Delvia bohong. Bukan karena Julian mengganggu waktunya bersama Wira, hanya saja sejak pertama bertemu dengan Julian, Delvia merasa kurang nyaman, tatapan Julian selalu terlihat penuh kebencian.

Senyap, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut ketiganya. Delvia pun memilih melanjutkan pekerjaannya hingga tak terasa mereka telah tiba di tempat tujuan.

Jejeran gaun pengantin memanjakan mata, Delvia sampai bingung harus memilih gaun mana yang akan dia kenakan di acara pernikahannya nanti. Andai Delvia menikah dengan seseorang yang dia cintai, mungkin dia akan antusias mencoba semua gaun tersebut.

“Sepertinya yang itu cocok untukmu,” Julian menunjuk  BallGown yang sangat mewah dengan detail kupu-kupu dan mutiara.

“Apa tidak terlalu berlebihan?” baru membayangkannya saja Delvia sudah merasa lelah, tampaknya gaun yang di tunjuk oleh Julian akan sangat berat jika di kenakan.

“Ibu mertuamu akan menyukainya!”

Delvia melirik Wira, namun pria itu mengedikan bahu, memberikan kebebasan pada Delvia untuk memilih. “Aku mau yang simple saja!”

“Up to you!” sahut Julian bernada ketus.

“Aku mau mencoba yang itu,” Delvia menunjuk gaun Slim dress dengan lengan off shoulder dan di penuhi payet serta ada tambahan kain tule pada bagian belakang.

Sepakat, akhirnya Delvia memilih gaun tersebut. Meski pernikahannya hanya sebatas kontrak, namun dia tidak boleh asal dalam memilih gaun, khawatir jika para orang tua akan curiga dengan mereka.

Hanya memilih gaun, namun Delvia merasa lelah. Wira menawarkan diri untuk mengantarnya, namun Delvia menolak dengan alasan dia ingin bertemu temannya, padahal Delvia tidak ingin berlama-lama dengan Julian.

Delvia kembali ke kamarnya dengan wajah lesu, dia ingin beristirahat namun Maya membuntutinya masuk ke dalam kamar.

“Bagaimana dengan gaunnya? Kamu memilih gaun yang mewah kan?” cecar Maya tak sabaran.

Delvia memberikan ponselnya pada Maya, menunjukkan potret dirinya saat sedang mencoba gaun.

“Apa tidak terlalu sederhana? Mama pikir kamu akan memilih gaun mewah seperti ballgown dengan hiasan mutiara!”

Delvia menghela nafas berat, penilaian Julian sangat dominan seperti mamanya. “Sekarang sedang zaman gaun sederhana mah. Coba mama lihat baik-baik, gaun yang aku pilih juga berpayet mutiara. Aku lelah mah, aku ingin tidur!” Delvia mengusir Maya secara halus, energinya terkuras habis hari ini.

Delvia segera  membaringkan diri setelah Maya keluar dari kamarnya, gadis itu menatap langit-langit kamar yang kosong, sama seperti hatinya. “Bertahanlah, dua tahun tidak akan lama Delvia!”

 

***

Sementara itu, beratus-ratus kilometer dari Jakarta, Dikta tengah mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk kembali ke Jakarta. Dikta meraih sebuah foto yang terbingkai indah di atas nakas, pria itu menatap seraya mengusap foto tersebut dengan ujung jarinya. “Aku akan mencarimu Delvia, tunggu aku!”

“Kamu yakin akan menemukannya?” tanya Bagus yang sejak tadi membantu Dikta berkemas.

Dikta memasukkan foto Delvia ke dalam koper lalu menoleh ke arah sahabatnya. “Tentu saja. Aku akan menemukannya dan menjadikannya sebagai istriku!” ucap Dikta dengan keyakinan penuh.

“Semoga saja dia belum menikahi orang lain,” celetuk Bagus menggoda sahabatnya.

“Ck, jaga bicaramu,” Dikta melempar kaos kaki ke arah Bagus karena kesal dengan ucapannya. “Cepat lanjutkan pekerjaanmu!”

Bagus terkekeh karena berhasil membuat Dikta kesal, namun dia juga senang karena Dikta akhirnya menyukai seseorang.

Hari besar itu akhirnya tiba, pernikahan Delvia dan Wira di gelar di sebuah hotel bintang lima dengan begitu megah. Tentu saja kemewahan tersebut atas kehendak Nila dan Maya. Keduanya ingin menjadikan pernikahan anak-anak mereka sebagai pernikahan paling spektakuler abad ini.

Tiga puluh menit sebelum pemberkatan nikah, Delvia masih berada di kamar hotel bersama Erika, sementara Maya sudah berada di ballroom hotel untuk menyambut tamu.

Terdengar suara ketukan pintu, Erika segera membuka pintu karena dia pikir pihak wedding organizer yang datang. Namun perkiraannya salah, alih-alih team Wo, justru seseorang yang tak dia harapkan berdiri di ambang pintu.

“Siapa kak?” tanya Delvia setengah berteriak.

“Ayah,” jawab Benny tanpa ragu.

“Untuk apa anda datang kemari? Kami tidak mengharapkan kehadiran anda!” usir Erika seraya menahan amarah.

“Ayah ingin bertemu Delvia!”

“Tidak perlu!”

“Biarkan dia masuk kak,” ujar Delvia.

“Tapi..”

Benny menerobos masuk sebelum Erika merampungkan kalimatnya, pria paruh baya itu menghampiri Delvia yang sedang duduk di tepi tempat tidur. “Batalkan pernikahan ini, ayah tidak mau ada Erika kedua!”

Delvia tersenyum getir, gadis itu beranjak dari duduknya, selangkah lebih dekat dengan sang ayah dan melayangkan tatapan penuh amarah. “Apa yang terjadi pada aku dan Erika adalah salah ayah. Andai ayah tidak mendua, mama tidak akan memaksa kami untuk menikah dengan pria yang tidak kami cintai!”

“Ya, ayah memang bersalah karena ayah selingkuh. Ayah melakukannya semata-mata karena ayah kesal, ayah tidak tahan lagi dengan sikap ibumu yang egois, memaksakan kehendaknya sendiri dan selalu merasa paling tersakiti. Ayah muak Delvia!”

“Sama seperti mama, ayah juga sangat egois, ayah hanya memikirkan perasaan ayah sendiri. Tolong jangan ikut campur lagi, keputusan Delvia sudah bulat!” Bahkan air mata tak lagi menetes, gadis itu benar-benar mati rasa pada kedua orang tuanya.

Perdebatan terpaksa usai karena pihak WO datang memanggil Delvia, memberi tahu jika acara pemberkatan akan segera di mulai.

Rasa sakit mendorong kaki Delvia untuk bergerak, gadis itu melangkahkan kakinya tanpa ragu, pernikahan ini memang bukan impiannya, namun pernikahan ini mungkin akan membebaskannya dari bayang-bayang keegoisan sang mama, mungkin.

Delvia menghela nafas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum menghampiri Wira yang telah menunggunya di depan ballroom tempat berlangsungnya pernikahan mereka.

“Kamu sangat cantik,” puji Wira seraya tersenyum.

“Jangan sampai kamu jatuh cinta padaku mas,” jawab Delvia mencoba mencairkan suasana hatinya.

“Mungkin saja jika Tuhan berkehendak!”

Keduanya saling melempar senyum, entah apa yang akan terjadi di kemudian hari, untuk saat ini mereka menikah hanya demi kepentingan masing-masing.

Acara akan segera di mulai, Nila tampak gusar karena putra keduanya belum juga datang, padahal sebelumnya Dikta sudah berjanji akan pulang saat kakaknya menikah.  “Dad, cepat hubungi Dikta, acaranya akan segera di mulai!” titah Nila pada suaminya.

“Dikta terjebak macet mom, dia mungkin sedikit terlambat. Jangan panik, Dikta pasti datang jawab Diwangkara seraya menenangkan istrinya.

Suasana berubah hening saat pintu ballroom terbuka, tak lama setelah itu kedua mempelai masuk ke dalam ruangan untuk melakukan pemberkatan. Delvia dan Wira tampak begitu tenang, keduanya tersenyum lebar layaknya pasangan yang begitu bahagia.  Delvia menggandeng lengan Wira, keduanya berjalan berdampingan menuju altar pernikahan.

Pemuka agama mulai merapalkan doa di hadapan kedua mempelai, di saat yang sama Dikta dan Bagas baru saja tiba, kedua pria itu langsung duduk di kursi yang sudah di siapkan oleh Nila.

“Mommy pikir kamu tidak datang,” ucap Nila seraya berbisik.

“Kami terjebak macet mom,” jawab Dikta pelan.

Dikta tersenyum melihat Wira bersanding dengan calon istrinya di atas altar, sampai detik ini Dikta belum mengenali calon kakak iparnya karena posisi kedua mempelai memunggungi tamu serta wajah mempelai wanita tertutup kain veil.

Delvia dan Wira kini berdiri saling berhadapan, keduanya bersiap untuk mengucapkan sumpah pernikahan.

“Delvia Mayuri, aku  berjanji untuk mencintaimu dengan setia. Berjanji untuk percaya dan untuk menghormatimu. Berjanji untuk menghiburmu di kala susah, dan menjagamu. Semua yang aku miliki sekarang adalah milikmu. Aku memberi tangan dan hatiku selama kita hidup!”  Wira  mengucapkan sumpah pernikahannya dengan tenang karena sebelumnya dia sudah melakukan sesi latihan bersama Julian dan Delvia.

Deg...

“Delvia Mayuri?” ulang Dikta dengan perasaan yang mulai tak karuan, bukan hanya Dikta, rupanya Bagus juga terkejut mendengar nama calon istri Wira.

“Dia bukan Delvia Mayuri yang kita kenal kan?” Tanya Bagus seraya menatap Dikta.

“Tidak mungkin,” Dikta berusaha menepis pikiran buruknya, namun dia semakin penasaran dengan wajah calon kakak iparnya yang masih tertutup veil berenda.

“Wira Diwangkara, aku berjanji akan menjadi pasangan yang setia dalam keadaan sakit dan sehat, aku berjanji mencintaimu tanpa syarat. Aku berjanji untuk menghormati dan menghargaimu, dan memberi penghibur di saat kau butuh. Aku berjanji untuk menyayangimu selama kau hidup!” 

Setelah mengucapkan sumpah pernikahan, keduanya lalu memasang cincin di jari masing-masing sebagai tanda jika Delvia dan Wira telah resmi menjadi pasangan suami istri.

Prosesi selanjutnya, Wira harus membuka veil penutup di kepala Delvia dan memberikan ciuman pada wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya.

“Aku mohon semoga itu bukan dirimu!” batin Dikta penuh harap.

Namun takdir tak berpihak padanya, Dikta langsung mengenali wajah Delvia begitu veil penutup terbuka. Seketika dunia runtuh tepat di atas kepala Dikta, pria itu tak bisa berucap lagi, lehernya terasa tercekik dan kini dadanya mulai sesak. Dikta berharap apa yang terjadi hari ini hanyalah mimpi, dia tidak sanggup membayangkan jika wanita yang dia cintai telah menjadi kakak iparnya. “Gus, katakan padaku ini hanya mimpi!”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Yusi Lestari

Yusi Lestari

nasibmu Dikta yg sabar yaaa

2024-11-26

1

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Kasihan Dikta
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan

2024-11-24

1

It's me

It's me

Dikta yang di tinggal nikah tpi aku yg sedih 🥲🥲🥲🥲🥲

2024-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Titik dari segala awal
2 Ranu Kumbolo dan ceritanya
3 Penolakan yang memikat
4 Mitos dan harapan
5 Kesempatan dalam kesempitan
6 Pintar memanfaatkan keadaan
7 Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8 Saling menyesal
9 Tidak cocok
10 Dewasa dan segala kerumitannya
11 Keputusan di tengah keterpaksaan
12 Pihak yang saling membutuhkan
13 PERTUNANGAN
14 Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15 Permainan Takdir
16 Bukan Jodoh
17 Kewarasan yang di pertaruhkan
18 Bulan madu
19 Sesal Tiada Arti
20 Bukan orang asing
21 Cinta atau Obsesi
22 Bukan Dikta yang aku nikahi
23 Memohon untuk hal yang mustahil
24 Peperangan melawan diri sendiri
25 Melupakan hanya sebuah alasan
26 Mayuri Attire
27 Kecewa akan ekspetasi sendiri
28 Sebesar cinta Dikta
29 Jangan benci aku
30 TEORI BENANG MERAH
31 Everything must be reason
32 Lihat dan rasakan
33 Hadiah yang tertunda
34 Dikta selalu ada
35 Beda kamar
36 Dunia terlalu sempit
37 Hampir tertangkap
38 Hara dan Emilya?
39 Fakta
40 Tidak ada hantu didunia ini
41 Wanita itu adalah kakak iparnya
42 Obsesi bentuk lain dari cinta
43 Dikta di cari polisi
44 Tidak bisa menahan diri
45 Delvia dan segala alibinya
46 Siasat Hera
47 Jauhi Dikta
48 Kegilaan Maya
49 Tentang memar di lengan Erika
50 Apa yang terjadi pada Erika?
51 Mencari bantuan
52 Selalu saja Delvia
53 Pemilik detak jantung
54 Kegilaan Dikta
55 Mencintai Delvia adalah keputusanku
56 Sebuah kutukan
57 Meminta bantuan Bagus
58 Rumit
59 Chlorofom
60 Visum
61 Rahasia Delvia dan Bagus
62 Jurang tanpa dasar
63 Dunia terlalu kejam
64 Harapan orang tua Dikta
65 Keributan di rumah Bagus
66 Bertukar cerita
67 Teman spesial
68 Kekasih bayaran
69 Kembar
70 Benarkah kami anak kandung mama?
71 Apa rencanamu?
72 Tinggalkan dia!
73 Sang pemain
74 Kisah pelik
75 Aku akan menunggu
76 Semuanya berakhir
77 Gejolak emosi
78 Tidak tau diri
79 Memeluk dan tidur bersama
80 Delvia adalah takdirku
81 Berita tentang perselingkuhan
82 Siapa pelakunya?
83 wajah asli Hera
84 Apa alasannya?
85 Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86 Hasutan Hera
87 Gejolak aneh
88 Berpegang janji
89 Rencana Maya
90 Ramuan setan
91 Mama macam apa?
92 Kambing hitam
93 Perasaan Tamak
94 Kemarahan Julian
95 Tentang fakta
96 Dikta yang Delvia cintai
97 Alasan Hera membenci Delvia
98 Malam tragis
99 Kritis
100 Donor hati
101 Kesalahan dan karma
102 Penyusup
103 Lolos dari maut
104 Perceraian
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Titik dari segala awal
2
Ranu Kumbolo dan ceritanya
3
Penolakan yang memikat
4
Mitos dan harapan
5
Kesempatan dalam kesempitan
6
Pintar memanfaatkan keadaan
7
Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8
Saling menyesal
9
Tidak cocok
10
Dewasa dan segala kerumitannya
11
Keputusan di tengah keterpaksaan
12
Pihak yang saling membutuhkan
13
PERTUNANGAN
14
Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15
Permainan Takdir
16
Bukan Jodoh
17
Kewarasan yang di pertaruhkan
18
Bulan madu
19
Sesal Tiada Arti
20
Bukan orang asing
21
Cinta atau Obsesi
22
Bukan Dikta yang aku nikahi
23
Memohon untuk hal yang mustahil
24
Peperangan melawan diri sendiri
25
Melupakan hanya sebuah alasan
26
Mayuri Attire
27
Kecewa akan ekspetasi sendiri
28
Sebesar cinta Dikta
29
Jangan benci aku
30
TEORI BENANG MERAH
31
Everything must be reason
32
Lihat dan rasakan
33
Hadiah yang tertunda
34
Dikta selalu ada
35
Beda kamar
36
Dunia terlalu sempit
37
Hampir tertangkap
38
Hara dan Emilya?
39
Fakta
40
Tidak ada hantu didunia ini
41
Wanita itu adalah kakak iparnya
42
Obsesi bentuk lain dari cinta
43
Dikta di cari polisi
44
Tidak bisa menahan diri
45
Delvia dan segala alibinya
46
Siasat Hera
47
Jauhi Dikta
48
Kegilaan Maya
49
Tentang memar di lengan Erika
50
Apa yang terjadi pada Erika?
51
Mencari bantuan
52
Selalu saja Delvia
53
Pemilik detak jantung
54
Kegilaan Dikta
55
Mencintai Delvia adalah keputusanku
56
Sebuah kutukan
57
Meminta bantuan Bagus
58
Rumit
59
Chlorofom
60
Visum
61
Rahasia Delvia dan Bagus
62
Jurang tanpa dasar
63
Dunia terlalu kejam
64
Harapan orang tua Dikta
65
Keributan di rumah Bagus
66
Bertukar cerita
67
Teman spesial
68
Kekasih bayaran
69
Kembar
70
Benarkah kami anak kandung mama?
71
Apa rencanamu?
72
Tinggalkan dia!
73
Sang pemain
74
Kisah pelik
75
Aku akan menunggu
76
Semuanya berakhir
77
Gejolak emosi
78
Tidak tau diri
79
Memeluk dan tidur bersama
80
Delvia adalah takdirku
81
Berita tentang perselingkuhan
82
Siapa pelakunya?
83
wajah asli Hera
84
Apa alasannya?
85
Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86
Hasutan Hera
87
Gejolak aneh
88
Berpegang janji
89
Rencana Maya
90
Ramuan setan
91
Mama macam apa?
92
Kambing hitam
93
Perasaan Tamak
94
Kemarahan Julian
95
Tentang fakta
96
Dikta yang Delvia cintai
97
Alasan Hera membenci Delvia
98
Malam tragis
99
Kritis
100
Donor hati
101
Kesalahan dan karma
102
Penyusup
103
Lolos dari maut
104
Perceraian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!