Bulan madu

Milan, sebuah kota yang berada di Italia Utara, ibu kota region Lombardia, dan merupakan wilayah paling maju di Italia. Kota Milan terkenal akan perusahaan Adibusana dan toko-tokonya (Via Montenapoleone) dan Galleria Vittorio Emanuele di Piazza Duomo, yang adalah salah satu pusat belanja tertua di dunia.

Dan di sinilah Delvia dan Wira berada, di kota yang merupakan salah satu kota mode dunia. Bulan madu yang di rencanakan Nila rupanya cukup bermanfaat bagi Delvia, selain dia bisa berlibur secara gratis, Delvia juga bisa menambah pengalamannya sebagai seorang perancang busana.

Delvia mendaratkan tubuhnya di atas ranjang, perjalanan panjang dan melelahkan terbayar sudah, dia tak sabar ingin berkeliling di kota mode itu.

Suara ketukan pintu memanggilnya, gadis itu beranjak bangun dan bergegas membuka pintu. “Mas Wira,” ucapnya seraya menatap suami kontraknya. “Ada apa mas?”

“Aku lupa memberikan ini padamu,” Wira memberikan sebuah kartu kredit kepada Delvia. “Selama disini kamu bebas pergi kemanapun dan belanja apapun yang kamu mau. Anggap saja ini sebagai kompensasi karena aku tidak bisa menemanimu selama kita di sini!”

Delvia menatap kartu kredit yang masih berada di tangan suaminya, dia berpikir sejenak lalu memutuskan untuk menerima kompensasi yang di berikan oleh Wira, toh tanpa kartu itu dia mungkin tidak bisa membeli sesuatu secara bebas. Maklum saja usaha butiknya belum terlalu menghasilkan banyak uang. “Aku akan menerimanya mas, terima kasih banyak!” ucap Delvia seraya tersenyum.

“Bersenang-senanglah selama disini. Jangan lupa jaga dirimu baik-baik,” kata Wira memberi nasihat.

“Tentu. Mas juga, selamat bersenang-senang!” Sahut Delvia.

Ya, keduanya memilih untuk menikmati waktu mereka masing-masing dan tidak mengganggu satu sama lain.

Setelah Wira pergi, Delvia kembali masuk ke dalam kamar, dia harus beristirahat karena besok dia akan berkeliling seharian penuh.

“Oh my God,” ucap Delvia dengan sorot yang begitu bahagia, sejak melangkahkan kakinya keluar dari hotel, gadis itu tak henti-hentinya mengagumi keindahan di kota Milan. Bangunan tua yang masih berdiri megah denga arsitektur yang begitu indah kini tepat di depan matanya, Delvia merasa seolah dirinya berada di dalam film-film romansa yang kerap dia tonton.

Meski baru kali pertama menginjakkan kaki di Milan, namun Delvia sama sekali tak merasa takut. Gadis itu berkeliling seorang diri layaknya warga lokal. Berbekal kartu sakti pemberian suaminya, Delvia bebas melakukan apapun yang dia inginkan.

Hari ini, Delvia seolah menukar semua penderitaannya, tak ada air mata, tak ada senyum terpaksa, dia kembali menjadi dirinya sendiri, Delvia yang riang dengan senyuman indah di wajahnya. Delvia berjanji, akan menghabiskan waktu di Milan dengan bersenang-senang.

Milan menjadi saksi jika bulan madu hanyalah sebuah omong kosong, namun hal tersebut tak berlaku bagi Dikta. Sejak kepergian Delvia dan Wira ke Eropa, pria itu kerap merasa gelisah. Setiap akan tidur, dia memikirkan Delvia dan membayangkan wanita itu sedang bersenang-senang bersama kakak kandungnya.

Namun siapa yang bisa melawan takdir, semua yang telah terjadi tidak akan terulang lagi. Sepuluh hari sudah cukup bagi Dikta untuk menyiksa diri, dia ingin belajar melepaskan dan menerima keadaan.

“Selamat pagi mom, dad,” sapa Dikta dengan wajah yang tampak lebih segar dari sebelumnya. Setelah cukup lama beristirahat, akhirnya hari ini Dikta akan kembali bekerja, dia telah di terima di salah satu rumah sakit swasta terbesar di Jakarta sebagai Dokter Spesialis Kandungan.

Nila menoleh dan tersenyum. “Pagi juga sayang. Cepat duduk, kita sarapan bersama!”

Dikta lalu duduk di sebelah Nila, pria itu membiarkan sang mommy menyiapkan sarapan untuknya.

“Jadi hari ini hari pertamamu di rumah sakit?” tanya Diwangkara seraya menatap putra bungsunya yang tengah meminum segelas air putih.

“Ya dad!”

“Selamat atas pekerjaan barumu nak,” ucap Diwangkara lagi.

“Terima kasih dad!”

“Apa kamu tidak ada rencana membuka klinik sendiri?”

Dikta menyeka sudut bibirnya dengan tisu, pria itu menjeda sarapannya sejenak untuk menjawab pertanyaan Diwangkara. “Aku dan Bagas sedang merencanakannya dad!”

“Beri tahu daddy jika kalian membutuhkan modal!”

“Ya!”

Hari pertama bekerja cukup melelahkan bagi Dikta, meski Dikta masih baru di rumah sakit tersebut, namun dia sudah memiliki pasien dan melakukan beberapa operasi.

Berkat kesibukannya, Dikta berhasil melewati harinya tanpa memikirkan apa yang sedang Delvia lakukan bersama Wira. Meski sempat merindu, namun setumpuk pekerjaan mampu mengalihkannya barang sejenak.

Malam belum terlalu larut, Dikta memiliki janji temu bersama Bagus di salah satu cafe yang berada di dekat rumah sakit. Saat Dikta datang, rupanya Bagus sudah berada di sana, pria itu juga sudah memesankan secangkir kopi untuk Dikta.

“Orang-orang akan mengira kamu sedang menunggu kekasihmu,” goda Dikta seraya menarik kursi.

“Kalau begitu kita adalah pasangan yang sempurna,” jawab Bagus berkelakar.

“Ck, carilah seorang gadis yang bisa kamu pacari!”

“Tidak ada waktu untuk itu!” Bagus menghela nafas panjang, dengan usianya yang tak lagi muda, terkadang Bagus juga memimpikan memiliki kekasih, sialnya pekerjaannya membuat dia harus melupakan mimpinya karena waktunya lebih banyak dia habiskan di rumah sakit.

“Jadi kapan kamu akan masuk kerja?” tanya Dikta dengan wajah serius.

“Lusa!” singkat Bagus. “Mm, bagaimana perasaanmu sekarang?” tiga hari tak bertemu, Bagus merasa kondisi Dikta lebih baik dari sebelumnya.

“Cukup baik. Aku memilih untuk melepaskan!”

“Baguslah. Dengan penampilanmu itu, kamu bisa mendapatkan wanita cantik manapun!”

“Tentu saja. Wanita bodoh mana yang akan melewatkan pria tampan, kaya juga seorang dokter!” ujar Dikta menyombongkan diri. “Tentu hanya Delvia yang berani melakukannya!” sambungnya dalam hati.

Setelah bertemu sahabatnya, Dikta bergegas pulang. Cuaca Jakarta yang begitu panas membuat tubuh Dikta mudah lengket, dia ingin segera membersihkan diri lalu istirahat.

Namun rencana sederhananya harus tertunda karena Nila memanggilnya, menyuruhnya untuk bergabung bersama orang ruanya di ruang tamu.

“Mom, aku sangat lelah. Aku ingin tidur,” keluh Dikta dengan wajah memelas.

“Tunggu sebentar. Mommy Cuma mau bilang sesuatu padamu!”

“Apa?”

“Akhir pekan nanti temani mommy bertemu teman lama mommy, kebetulan teman mommy memiliki anak perempuan, dia baru saja pulang dari luar negeri,” ucap Nila dengan semangat.

“Mommy tidak berencana menjodohkanku kan?” tebak Dikta dengan mimik yang mulai mengesal.

“Apa salahnya dengan perjodohan. Lihatlah kakak dan kakak iparmu, mereka juga di jodohkan dan mereka akhirnya menikah!”

“Apa? Mereka di jodohkan?” ulang Dikta terkejut.

“Ya. Pertama mereka bertemu mereka menolak, tapi akhirnya mereka menerimanya!”

Keyakinan untuk melupakan Delvia terkikis kembali, entah apa yang Dikta pikirkan, tiba-tiba dia merasa memiliki harapan untuk bisa memiliki Delvia kembali. Pikirkan gila itu sekuat tenaga Dikta hilangkan, namun hati dan pikirannya bertentangan, hatinya kembali yakin jika Delvia akan menjadi miliknya.

Terpopuler

Comments

It's me

It's me

ayo rebut mas, aku mendukungmu hahaha

2024-12-03

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Nah akhirnya Dikta tahu Wira dan Delvi cuma di jodoh kan
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan

2024-11-30

0

Yusi Lestari

Yusi Lestari

semoga harapanmu terkabul Dikta

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Titik dari segala awal
2 Ranu Kumbolo dan ceritanya
3 Penolakan yang memikat
4 Mitos dan harapan
5 Kesempatan dalam kesempitan
6 Pintar memanfaatkan keadaan
7 Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8 Saling menyesal
9 Tidak cocok
10 Dewasa dan segala kerumitannya
11 Keputusan di tengah keterpaksaan
12 Pihak yang saling membutuhkan
13 PERTUNANGAN
14 Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15 Permainan Takdir
16 Bukan Jodoh
17 Kewarasan yang di pertaruhkan
18 Bulan madu
19 Sesal Tiada Arti
20 Bukan orang asing
21 Cinta atau Obsesi
22 Bukan Dikta yang aku nikahi
23 Memohon untuk hal yang mustahil
24 Peperangan melawan diri sendiri
25 Melupakan hanya sebuah alasan
26 Mayuri Attire
27 Kecewa akan ekspetasi sendiri
28 Sebesar cinta Dikta
29 Jangan benci aku
30 TEORI BENANG MERAH
31 Everything must be reason
32 Lihat dan rasakan
33 Hadiah yang tertunda
34 Dikta selalu ada
35 Beda kamar
36 Dunia terlalu sempit
37 Hampir tertangkap
38 Hara dan Emilya?
39 Fakta
40 Tidak ada hantu didunia ini
41 Wanita itu adalah kakak iparnya
42 Obsesi bentuk lain dari cinta
43 Dikta di cari polisi
44 Tidak bisa menahan diri
45 Delvia dan segala alibinya
46 Siasat Hera
47 Jauhi Dikta
48 Kegilaan Maya
49 Tentang memar di lengan Erika
50 Apa yang terjadi pada Erika?
51 Mencari bantuan
52 Selalu saja Delvia
53 Pemilik detak jantung
54 Kegilaan Dikta
55 Mencintai Delvia adalah keputusanku
56 Sebuah kutukan
57 Meminta bantuan Bagus
58 Rumit
59 Chlorofom
60 Visum
61 Rahasia Delvia dan Bagus
62 Jurang tanpa dasar
63 Dunia terlalu kejam
64 Harapan orang tua Dikta
65 Keributan di rumah Bagus
66 Bertukar cerita
67 Teman spesial
68 Kekasih bayaran
69 Kembar
70 Benarkah kami anak kandung mama?
71 Apa rencanamu?
72 Tinggalkan dia!
73 Sang pemain
74 Kisah pelik
75 Aku akan menunggu
76 Semuanya berakhir
77 Gejolak emosi
78 Tidak tau diri
79 Memeluk dan tidur bersama
80 Delvia adalah takdirku
81 Berita tentang perselingkuhan
82 Siapa pelakunya?
83 wajah asli Hera
84 Apa alasannya?
85 Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86 Hasutan Hera
87 Gejolak aneh
88 Berpegang janji
89 Rencana Maya
90 Ramuan setan
91 Mama macam apa?
92 Kambing hitam
93 Perasaan Tamak
94 Kemarahan Julian
95 Tentang fakta
96 Dikta yang Delvia cintai
97 Alasan Hera membenci Delvia
98 Malam tragis
99 Kritis
100 Donor hati
101 Kesalahan dan karma
102 Penyusup
103 Lolos dari maut
104 Perceraian
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Titik dari segala awal
2
Ranu Kumbolo dan ceritanya
3
Penolakan yang memikat
4
Mitos dan harapan
5
Kesempatan dalam kesempitan
6
Pintar memanfaatkan keadaan
7
Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8
Saling menyesal
9
Tidak cocok
10
Dewasa dan segala kerumitannya
11
Keputusan di tengah keterpaksaan
12
Pihak yang saling membutuhkan
13
PERTUNANGAN
14
Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15
Permainan Takdir
16
Bukan Jodoh
17
Kewarasan yang di pertaruhkan
18
Bulan madu
19
Sesal Tiada Arti
20
Bukan orang asing
21
Cinta atau Obsesi
22
Bukan Dikta yang aku nikahi
23
Memohon untuk hal yang mustahil
24
Peperangan melawan diri sendiri
25
Melupakan hanya sebuah alasan
26
Mayuri Attire
27
Kecewa akan ekspetasi sendiri
28
Sebesar cinta Dikta
29
Jangan benci aku
30
TEORI BENANG MERAH
31
Everything must be reason
32
Lihat dan rasakan
33
Hadiah yang tertunda
34
Dikta selalu ada
35
Beda kamar
36
Dunia terlalu sempit
37
Hampir tertangkap
38
Hara dan Emilya?
39
Fakta
40
Tidak ada hantu didunia ini
41
Wanita itu adalah kakak iparnya
42
Obsesi bentuk lain dari cinta
43
Dikta di cari polisi
44
Tidak bisa menahan diri
45
Delvia dan segala alibinya
46
Siasat Hera
47
Jauhi Dikta
48
Kegilaan Maya
49
Tentang memar di lengan Erika
50
Apa yang terjadi pada Erika?
51
Mencari bantuan
52
Selalu saja Delvia
53
Pemilik detak jantung
54
Kegilaan Dikta
55
Mencintai Delvia adalah keputusanku
56
Sebuah kutukan
57
Meminta bantuan Bagus
58
Rumit
59
Chlorofom
60
Visum
61
Rahasia Delvia dan Bagus
62
Jurang tanpa dasar
63
Dunia terlalu kejam
64
Harapan orang tua Dikta
65
Keributan di rumah Bagus
66
Bertukar cerita
67
Teman spesial
68
Kekasih bayaran
69
Kembar
70
Benarkah kami anak kandung mama?
71
Apa rencanamu?
72
Tinggalkan dia!
73
Sang pemain
74
Kisah pelik
75
Aku akan menunggu
76
Semuanya berakhir
77
Gejolak emosi
78
Tidak tau diri
79
Memeluk dan tidur bersama
80
Delvia adalah takdirku
81
Berita tentang perselingkuhan
82
Siapa pelakunya?
83
wajah asli Hera
84
Apa alasannya?
85
Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86
Hasutan Hera
87
Gejolak aneh
88
Berpegang janji
89
Rencana Maya
90
Ramuan setan
91
Mama macam apa?
92
Kambing hitam
93
Perasaan Tamak
94
Kemarahan Julian
95
Tentang fakta
96
Dikta yang Delvia cintai
97
Alasan Hera membenci Delvia
98
Malam tragis
99
Kritis
100
Donor hati
101
Kesalahan dan karma
102
Penyusup
103
Lolos dari maut
104
Perceraian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!