Penolakan yang memikat

“Apa kamu sudah punya pacar?” Gila, Dikta sangat berani menanyakan hal yang bisa di anggap sebagai privasi itu pada Delvia, padahal baru beberapa jam sejak mereka bertemu dan berkenalan.

Pertanyaan Dikta tentu saja membuat Delvia terkejut, gadis itu meneguk salivanya kasar dan tanpa dia sadari kepalanya menggeleng. “Bodoh, kenapa aku harus menggeleng,” batin Delvia kesal. Seharusnya dia tetap diam dan tak meladeni pria yang baru di kenalnya itu. Delvia jadi yakin kalau Dikta termasuk dalam jenis buaya darat.

“Baguslah,” jawab Dikta seraya tersenyum.

“Baguslah?” ulang Delvia tak mengerti apa yang di maksud Dikta.

“Hmm, baguslah. Itu artinya saya memiliki kesempatan untuk mendekati kamu. Sepertinya saya jatuh cinta pada pandangan pertama!” dengan lugas Dikta mengutarakan isi hatinya. Tanpa ragu, pria itu menatap Delvia dengan sorot yang begitu dalam. Meski berada di tengah kegelapan, namun Dikta bisa melihat kecantikan yang terpancar dari wajah Delvia.

Delvia tersenyum mengejek, dia membalas Dikta dengan tatapan ragu dan meremehkan. “Maaf, saya tidak tertarik dengan novel romansa yang sedang kamu karang. Cinta pada pandangan pertama? Itu sama sekali tidak nyata dan tidak ada!”

“Dulu saya juga memiliki pemikiran yang sama seperti kamu sebelum saya merasakannya sendiri. Kamu berhak untuk menolak atau tidak percaya, sementara saya berhak mengutarakan apa yang saya rasakan!”  ya, dulu Dikta juga tidak terlalu percaya akan cinta. Hidupnya terlalu sibuk, dia menghabiskan sebagian waktunya di rumah sakit tempatnya bekerja. Namun kejadian hari ini benar-benar mengubah cara pandangnya.

Kembali pada pagi ini saat Tofa tiba-tiba datang menghampirinya, memberi tahu jika kelompoknya akan kedatangan anggota baru sebab Harun tiba-tiba sakit dan harus membagi kelompoknya pada beberapa kelompok kenalan.  Dikta awalnya menolak karena kelompok mereka bukan termasuk kelompok trip agen, namun Tofa terus memaksanya dengan dalih Harun teman baiknya dan tidak ingin citra Harun sebagai trip agen terlihat buruk.

Merasa simpati, Dikta akhirnya mengiyakan permintaan Tofa, dia juga bersedia menyambut Delvia di pasar Tumpang sebagai perwakilan Tofa. Dikta menunggu di pintu masuk pasar seraya menatap ponsel karena baru saja Tofa mengirimi sebuah foto dan plat mobil yang di tumpangi Delvia.  Tidak ada yang spesial dari foto tersebut, hanya potret seorang gadis yang terlihat muda.

Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti, Dikta lalu mencocokkan nomor polisi kendaraan tersebut. Tamu yang dia tunggu akhirnya datang, seorang gadis turun dari mobil tersebut dan sedang mengeluarkan tas carrier besar dari mobil. Membantu? Tentu saja tidak. Dikta hanya memperhatikan gadis asing itu seraya menutup wajahnya dengan Buff.

“Permisi, apa kamu Delvia?” tanya Dikta begitu gadis bermasker itu hampir melewatinya.

“Ya,” jawab Delvia singkat.

“Maaf lancang, apa saya boleh menginformasi identitas kamu?” ujar Dikta seraya menunjuk masker yang Delvia kenakan.

“Tentu,” Delvia lalu menurunkan masker hingga ke dagu sehingga wajahnya kini terlihat jelas.

Deg...

Dikta terkesiap, pria itu terpaku dengan pupil yang sedikit melebar.

“Permisi,” ucap Delvia seraya menggerakkan telapak tangan di depan wajah Dikta. “Hello.”

“Ah ya maaf. Foto kamu sedikit berbeda ya,” ujar Dikta gugup.

“Itu foto lama,” Delvia menyahut.

“Mari ikut saya!” Dikta mengajak Delvia ke tempat perkumpulan mereka. Karena anggota yang lain sedang sibuk dengan persiapan masing-masing, Dikta menyuruh Delvia menunggu di depan warung makan. “Sebentar lagi jam makan siang,  kamu boleh makan dulu. Tapi jangan pergi terlalu jauh dari warung ini, nanti kamu akan di panggil lagi saat semuanya sudah berkumpul!”

“Ya!”

Dikta lantas pergi, pria itu duduk di tempat yang cukup sepi  guna menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. “Apa ini?” gumam Dikta seraya menyentuh dadanya. “Tidak mungkin!”

Kembali pada malam pengakuan, Delvia hanya diam tak memberikan komentar apa pun.

“Saya harap pengakuan saya tidak mengganggu pendakian kita besok. Maaf karena saya mengutarakan perasaan saya secara tiba-tiba,” Dikta lantas berdiri setelah mengakui keburu-buruannya dalam menyampaikan perasaan. “Sudah larut, sebaiknya kamu kembali ke tenda dan tidur!”

Delvia beranjak dari duduk, berdiri mengimbangi Dikta meski faktanya perbedaan tingi mereka begitu ketara. “Saya harap lain kali kamu jangan terlalu lancang. Saya anggap saya tidak mendengar apapun malam ini. Selamat malam,” ucap Delvia tegas, gadis itu lantas melangkahkan kaki menuju tenda.

Senyum kembali terukir di wajah Dikta, penolakan Delvia justru membuatnya semakin bersemangat. “Kamu menolakku, tapi tatapan matamu semakin menenggelamkanku Delvia!”

 

Terpopuler

Comments

Yusi Lestari

Yusi Lestari

penasaran dg kisah mereka apakah Delvia bakal mencintai dan bersatu dg Dikta atau justru Delvia menemukan tambatan hati yg lain🤔lanjut thoorrr

2024-11-12

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Del sebenarnya juga suka Dikta
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan

2024-11-12

1

TDT Angreni

TDT Angreni

cerita awalan yang bagus, semangat kakak. Di tunggu kelanjutannya ☺☺☺

2024-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Titik dari segala awal
2 Ranu Kumbolo dan ceritanya
3 Penolakan yang memikat
4 Mitos dan harapan
5 Kesempatan dalam kesempitan
6 Pintar memanfaatkan keadaan
7 Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8 Saling menyesal
9 Tidak cocok
10 Dewasa dan segala kerumitannya
11 Keputusan di tengah keterpaksaan
12 Pihak yang saling membutuhkan
13 PERTUNANGAN
14 Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15 Permainan Takdir
16 Bukan Jodoh
17 Kewarasan yang di pertaruhkan
18 Bulan madu
19 Sesal Tiada Arti
20 Bukan orang asing
21 Cinta atau Obsesi
22 Bukan Dikta yang aku nikahi
23 Memohon untuk hal yang mustahil
24 Peperangan melawan diri sendiri
25 Melupakan hanya sebuah alasan
26 Mayuri Attire
27 Kecewa akan ekspetasi sendiri
28 Sebesar cinta Dikta
29 Jangan benci aku
30 TEORI BENANG MERAH
31 Everything must be reason
32 Lihat dan rasakan
33 Hadiah yang tertunda
34 Dikta selalu ada
35 Beda kamar
36 Dunia terlalu sempit
37 Hampir tertangkap
38 Hara dan Emilya?
39 Fakta
40 Tidak ada hantu didunia ini
41 Wanita itu adalah kakak iparnya
42 Obsesi bentuk lain dari cinta
43 Dikta di cari polisi
44 Tidak bisa menahan diri
45 Delvia dan segala alibinya
46 Siasat Hera
47 Jauhi Dikta
48 Kegilaan Maya
49 Tentang memar di lengan Erika
50 Apa yang terjadi pada Erika?
51 Mencari bantuan
52 Selalu saja Delvia
53 Pemilik detak jantung
54 Kegilaan Dikta
55 Mencintai Delvia adalah keputusanku
56 Sebuah kutukan
57 Meminta bantuan Bagus
58 Rumit
59 Chlorofom
60 Visum
61 Rahasia Delvia dan Bagus
62 Jurang tanpa dasar
63 Dunia terlalu kejam
64 Harapan orang tua Dikta
65 Keributan di rumah Bagus
66 Bertukar cerita
67 Teman spesial
68 Kekasih bayaran
69 Kembar
70 Benarkah kami anak kandung mama?
71 Apa rencanamu?
72 Tinggalkan dia!
73 Sang pemain
74 Kisah pelik
75 Aku akan menunggu
76 Semuanya berakhir
77 Gejolak emosi
78 Tidak tau diri
79 Memeluk dan tidur bersama
80 Delvia adalah takdirku
81 Berita tentang perselingkuhan
82 Siapa pelakunya?
83 wajah asli Hera
84 Apa alasannya?
85 Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86 Hasutan Hera
87 Gejolak aneh
88 Berpegang janji
89 Rencana Maya
90 Ramuan setan
91 Mama macam apa?
92 Kambing hitam
93 Perasaan Tamak
94 Kemarahan Julian
95 Tentang fakta
96 Dikta yang Delvia cintai
97 Alasan Hera membenci Delvia
98 Malam tragis
99 Kritis
100 Donor hati
101 Kesalahan dan karma
102 Penyusup
103 Lolos dari maut
104 Perceraian
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Titik dari segala awal
2
Ranu Kumbolo dan ceritanya
3
Penolakan yang memikat
4
Mitos dan harapan
5
Kesempatan dalam kesempitan
6
Pintar memanfaatkan keadaan
7
Tidak ada perpisahan yang terasa manis
8
Saling menyesal
9
Tidak cocok
10
Dewasa dan segala kerumitannya
11
Keputusan di tengah keterpaksaan
12
Pihak yang saling membutuhkan
13
PERTUNANGAN
14
Kisah yang berakhir sebelum di mulai
15
Permainan Takdir
16
Bukan Jodoh
17
Kewarasan yang di pertaruhkan
18
Bulan madu
19
Sesal Tiada Arti
20
Bukan orang asing
21
Cinta atau Obsesi
22
Bukan Dikta yang aku nikahi
23
Memohon untuk hal yang mustahil
24
Peperangan melawan diri sendiri
25
Melupakan hanya sebuah alasan
26
Mayuri Attire
27
Kecewa akan ekspetasi sendiri
28
Sebesar cinta Dikta
29
Jangan benci aku
30
TEORI BENANG MERAH
31
Everything must be reason
32
Lihat dan rasakan
33
Hadiah yang tertunda
34
Dikta selalu ada
35
Beda kamar
36
Dunia terlalu sempit
37
Hampir tertangkap
38
Hara dan Emilya?
39
Fakta
40
Tidak ada hantu didunia ini
41
Wanita itu adalah kakak iparnya
42
Obsesi bentuk lain dari cinta
43
Dikta di cari polisi
44
Tidak bisa menahan diri
45
Delvia dan segala alibinya
46
Siasat Hera
47
Jauhi Dikta
48
Kegilaan Maya
49
Tentang memar di lengan Erika
50
Apa yang terjadi pada Erika?
51
Mencari bantuan
52
Selalu saja Delvia
53
Pemilik detak jantung
54
Kegilaan Dikta
55
Mencintai Delvia adalah keputusanku
56
Sebuah kutukan
57
Meminta bantuan Bagus
58
Rumit
59
Chlorofom
60
Visum
61
Rahasia Delvia dan Bagus
62
Jurang tanpa dasar
63
Dunia terlalu kejam
64
Harapan orang tua Dikta
65
Keributan di rumah Bagus
66
Bertukar cerita
67
Teman spesial
68
Kekasih bayaran
69
Kembar
70
Benarkah kami anak kandung mama?
71
Apa rencanamu?
72
Tinggalkan dia!
73
Sang pemain
74
Kisah pelik
75
Aku akan menunggu
76
Semuanya berakhir
77
Gejolak emosi
78
Tidak tau diri
79
Memeluk dan tidur bersama
80
Delvia adalah takdirku
81
Berita tentang perselingkuhan
82
Siapa pelakunya?
83
wajah asli Hera
84
Apa alasannya?
85
Bukan cinta jika berakhir menyakiti
86
Hasutan Hera
87
Gejolak aneh
88
Berpegang janji
89
Rencana Maya
90
Ramuan setan
91
Mama macam apa?
92
Kambing hitam
93
Perasaan Tamak
94
Kemarahan Julian
95
Tentang fakta
96
Dikta yang Delvia cintai
97
Alasan Hera membenci Delvia
98
Malam tragis
99
Kritis
100
Donor hati
101
Kesalahan dan karma
102
Penyusup
103
Lolos dari maut
104
Perceraian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!