Xander pulang kerumah miliknya, yang ia beli sendiri, dengan uang pribadinya setahun yang lalu
Xander sudah menelpon seseorang disebrang sana, untuk mengurus keperluan mereka.
Xander tidak ingin pusing membeli rumah lagi. Pikirnya, akan memakan waktu terlalu lama
Dia juga, harus stand by lagi dihotel, sebelum jam makan malam
Rumah ini, kadang ditempati, kadang juga tidak. Ia sengaja membelinya untuk investasi.
Dan satu lagi, Xander diam-diam memiliki usaha lain, yaitu toko emas
Toko ini sengaja untuk kegiatan maminya, dan itu, tanpa sepengetahuan papi Anand
Berbeda dengan papinya dulu waktu masih bujangan.
Dia tidak membeli rumah, tapi ia memiliki showroon mobil, yang cukup besar dan populer dikota ini.
Dan sampai saat ini, Anandpun menggeluti usahanya, setelah ia hengkang dari jabatannya dulu sebagai assisten pribadi Ahmed sang besan.
-
Keluarga besar sudah kumpul untuk makan malam bersama dihotel
Xander dan Najwa baru menampakkan batang hidungnya.
Biasanya pengantin baru itu terlambat datang karena sesuatu.
Tetapi, tidak dengan pasangan yang satu ini.
Terlihat dari cara berjalannya saja sudah terlihat tak ada kemesraan sama sekali.
Jangankan pura pura bergandengan. Jalan saja, seperti ketua regu dan anak buahnya.
Xander berjalan mendahului Najwa, tidak seperti biasanya
Biasanya, Xander pasti berjalan disamping atau dibelakang Najwa, jika mereka akan ada pertemuan ataupun rapat penting, dengan salah satu kliennya.
"Kita sudah ditunggu oleh semua keluarga dibawah" Ucap Xander memberi tahu kepada Najwa
"Ya sudah keluar aja, ngapain kamu tidak keluar !! Memangnya kamu nugguin apa?!" Ketus Najwa
Xander memutar bola matanya jengah
"Ya sudah, aku mau kebawah. Jika kamu merasa ini pemaksaan, lebih baik kamu jangan ikut" Tegas Xander yang sudah merasa bosan dengan Najwa
Xander akan meninggalkan kamar
"Tunggu ! Aku ikut"
-
Mereka sudah sampai direstoran, yang masih berada dihotel tempat pernikahan mereka
Semua keluarga sudah berkumpul dimeja makan yang memanjang
Dari ujung sebelah kiri sudah ada Ahmed, Anand, Ilham, dan juga Hassan.
Para lelaki dewasa duduk bersebelahan.
Sedang dihadapan mereka, yaitu para istri mereka masing masing
Didepan Ahmed sudah ada Iqlimah, samping Iqlimah ada Wahidah, Nancy, serta Tulsi.
Tidak lupa dengan pasangan pengantin dadakan, yang baru muncul terakhiran.
Mereka juga sama. Mengambil posisi berhadapan, seperti para pasangan senior tadi
"Ehem"
Ahmed berdehem, untuk memecah keheningan
"Sekarang, kita sudah tidak menunggu seseorang lagi, bukan?"
"Iya besan.. Bukankah kita para orang tua sudah pada gemetar karena lapar tuan?" Ucap Anand tak mau kalah
"Tentu.. Bukankah makanan kalau sudah sedingin es itu lebih lezat Nan?" Sindir Ahmed
"Sangat lezat besan"
"Nah para istri, sudahkah kalian siap melayani kami" Ucap Ahmed kembali
"Betul. Para suami kalian, sudah mulai meplek karena kelaparan? Ayo mi, ambilkan papi makan. Perut papi sudah qosidahan" Goda Anand kembali
Wahidah dan para wanita yang ada disitu, cuma bisa tersenyum dan mulai berdiri mengambilkan makanan untuk suami-suami mereka
Xander tangannya masih terlipat diatas meja seperti anak TK yang siap mau pulang.
Barang siapa yang tenang, mereka akan pulang duluan
Najwapun masih diam dan enggan melayani suaminya, seperti para pasangan senior, yang sudah sibuk melayani permintaan pasangannya.
Ahmed menoleh pada putri dan menantunya, yang sudah sah menjadi pasangan suami istri beberapa jam yang lalu
"Ehemmm. Kalian berdua mau anteng antengannya terus sampai subuh, biar ngakar semua begitu??"
"Daddy, ih" Iqlimah menabok tangan suaminya dengan sumpit yang ada didepannya
Ahmed berpindah menatap istrinya "Kenapa??Apa makanan didepannya sekarang jadi alih fungsi sebagai penontonnya begitu??" Kesalnya
Anand juga tidak mau kalah dengan besannya
"Apa kalian kedinginan putra putriku? pasalnya, dari tadi papi perhatikan, kalian diem-diem saja.. Apa kalian sariawan??"
"Plak!"
Wahidah menabok tangan suaminya tanpa komentar.
Anand langsung terdiam, takut istrinya menelannya hidup-hidup
"Iya .." Ilham mulai beraksi, tapi Wahidah sudah mendelik pada adik iparnya.
Seakan dilarang untuk ikut ikutan menggoda putra dan menantunya
"Ponakanku sekarang kok seperti itu ya?? Apa uncle perlu memeriksa kalian?" Ilham komentar, tapi tangannya menyikut tangan Anand
Wahidah melotot lagi kearah Ilham
"Wih.. Kakak ipar ternyata lebih garang kak" Bisik Ilham pada Anand kakaknya
"Sudah tau garang, kau malah meledeknya"
Dan tidak disengaja, netra Anand dan Ilham, sama-sama menatap bola mata Wahidah, yang masih berdiri dengan centong nasinya, yang ada ditangan Wahidah
"Mau aku tabok pakai ini" Katanya sambil mengangkat centong keatas
Mereka berdua langsung diam dan saling tendang
"Kamu sih bikin masalah" Ucap Anand menyalahkan Ilham
Ilhampun sama "Kita sama-sama bikin masalah kak hihi" Ilham terkekeh. Rasanya seneng membuat Wahidah memarahinya
Hassan melihat papa mertua dan papinya saling bisik, akhirnya penasaran
"Pah, pih, ada apaan?"
Wahidah langsung menabok tangan Hassan "Kau juga, jangan ikut ikutan sama mereka berdua"
Hassan mengernyitkan dahi melirik papa mertua dan melirik papinya
"Ah.. Kalau aku goda Xander dan Najwa, asik ni.. Bisa bisa mami ngamuk ah haha" Batin Hassan
"Betul itu... Tak baik makanan didiemin" Hassan sengaja nada bicaranya dinaikkan satu oktaf. Sengaja, agar orang yang berada dimeja ini, mendengar dengan jelas "Kemarin nih, tetanggaku ndiemin makanan. Eh, pagi berikutnya dia keeeek" Hassan mempraktekan tangannya keleher seperti sayatan.
"Abang !! Mana ada di apartemen orang pelihara ayam" Wahidah membulatkan matanya kearah Hassan
Hassan ingin protes
"Diam !! Bisa diem nggak" Ucapnya agar Hassan diam, tidak protes
Xander tidak menggubris dengan orang orang yang ada disampingnya
"Aku lapar" Katanya, sambil menyodorkan piring kearah Najwa.
Najwa mulai berdiri dan mengambil piring yang tadi disodorkan oleh Xander. Bersamaan itu, Xander berbisik ke telinga Hassan
"Bang ciee, adik abang, atasan gue, rupanya udah takluk mau melayani hihihi" Xander terkekeh geli sambil melirik Najwa
"Kau ini.. Jangan bangga dulu. Adikku tidak mudah untuk melakukan semuanya"
"Pilih yang mana, buruan!?" Tawar Najwa sambil menekan ucapannya, agar orang disekelilingnya tidak mendengar
"Ish, galak bener non. Aku mau ini, ini, ini, dan ini"
"Dah ini aja!"
"Sudah nona cantik, terima kasih"
"Nggak usah banyak drama, dimakan!! buruan!!"
******
Dikamar pengantin
"Duduk dulu non... Jangan berdiri mondar mandir. Non kayak ayam mau bertelor aja"
"Kamu bisa diam nggak si. Bantu aku mikir"
"Lah, mikir apalagi sih"
"Kita pindah kapan?!"
"Maunya kapan"
"ellho, ya sekarang dong... Memangnya mau kapan!!"
Tiba tiba
Tok tok tok
Najwa berhenti berdebat, dan mendekati pintu serta membukanya.
"Daddy. Ada apa dad"
"Daddy datang, bukannya disambut dengan ceria kok jawabannya tidak enak didengar. Kalian berdua mendekatlah"
Xander berdiri dan jalan mendekat "Iya tuan"
"Kok panggilnya masih tuan. Panggil daddy dong seperti Najwa"
Xander mengangguk "I iya dad" Ucapnya masih kaku
"Terima kasih... Ya sudah, daddy hanya ingin ngasih sesuatu untuk kalian"
"Apa itu dad?" Tanya Najwa
"Ini, kunci rumah. Barangkali kalian ingin memakainya"
Najwa menoleh kearah Xander "Tapi dad, kami sudah membelinya tadi siang, ya kan kak"
"Iya" Jawabnya singkat, biar cepat
"Oh, jadi pemberian daddy ditolak nih"
Najwa bergelayut dilengan Ahmed "Dengan berat hati dad"
"Ya sudah, daddy tinggal ya" Ahmed mengusap punggung Najwa, berusaha untuk tidak kecewa
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
pindah rmh siap perang dingin atau perang damai ya...lanjuut
2022-02-05
0
🌷💚SITI.R💚🌷
🤣🤣🤣🤣🤣..bisa aja si papih
2022-02-05
0
Dhani Kuncoro
aku baca pertama dr ilham trus faris hawa lanjut hanan ehh skg mampir dimari ......👍👍👍
2021-12-22
2