Sepasang pengantin sudah siap dipelaminan.
Najwa menjatuhkan warna gaun pengantinnya berwarna pink peach. Sedang Xander, menggunakan stelan tuxedo berwarna hitam.
Xander tidak mau menggunakan baju, yang sudah dipesankan untuk almarhum Arkhan.
Semuanya terserah pengantin pria. Mau menikahi karena paksaan saja, sudah membuat semuanya was was.
Jika masalah pakaian saja dipersulit, bisa-bisa pasangan ini tidak mau bersanding dipelaminan.
Ukuran badan antara Xander dengan Arkhan saja, jelas berbeda.
Jikalau cukup untuk jasnya, pasti celananya akan menggantung, bila dipakai oleh Xander.
Kembali ke pelaminan
Wajah mereka berdua, betul betul mencerminkan pengantin yang tidak bahagia.
Dari raut mukanya saja, sudah terlihat suram semua.
Bahkan, ada yang berbisik "Paling besok pagi cerai" Ucap tamu wanita, yang tidak suka dengan Najwa.
"Menyayangkan sekali, mau saja si Xander dibeli oleh bosnya. Padahal kan, masih banyak cewek cantik yang menyukai Xander diluaran sana. Betul nggak" Katanya mulai menggibah.
"Hei, Darkona. Mau dibeli kek, mau diborong kek. Kalau sudah dipelaminan, kau mau apa" Ucap seseorang yang tidak ingin membuat gaduh pada bosnya
"Iya, tampan tampan tapi bego. Kayak tidak laku saja mau menggantikan orang yang sudah meninggal. Coba kalau turun, pasti aku mau"
Pletak
"Hei Rondiyah, mulutmu ya, ngapain sih kamu ikut-ikutan Darkona. Kau mau dipecat !! Bosmu noh"
"Iya, ngomong bego, tapi mau embat. Mending buat gue, jadi istri keduanya saja gue mau, tidak bakal gue tolak. Jangkung lagi beuh..." Sambil menghayal tak berujung.
"Terus laki loe mau taruh mana?" Timpal wanita tadi yang membela Xander
"Laki gue pendek. Jangankan ngerangkul gue, jalan gandengan saja gue malu. Palagi musim ujan pake payung eh, gue yang mayungin"
Ahahaha
"Jangan begitu, Syukuri. Dulu loe juga mlendung duluan. Sekarang aja loe belagu. Mentang-mentang tiap hari disuguhin cowok tampan tampan seperti tuan Xander dan tuan Hassan"
-
Kini tiba saatnya kedua mempelai agar bisa tersenyum.
Lagi lagi pasangan ini ditegur oleh sang fotografer, agar mereka berdua, bisa tersenyum.
Sesi pemotretan sudah selesai.
Meskipun tampak alot untuk mengarahkan gaya gaya terbaiknya, tapi apalah daya. Sang fotografer juga manusia, yang kesabarannya juga akan habis jika sang pengantinnya susah diatur.
"Hmmm baru kali ini, sepasang pengantin diatur untuk mendapatkan foto terbaik susahnya minta ampun" Kesal sang fotografer
Para tamu undangan mulai silih berganti, untuk memberikan ucapan selamat kepada pasangan pengantin ini. Termasuk para sosialita kelas teri tadi, yang ahlinya dibidang perghibahan, gara gara Xander mendadak duduk dipelaminan.
Hassan dan Tulsi naik keatas pelaminan
Hassan mendekati Najwa yang terlihat monyok "Senyum dong adik abang" Sambil memegang bahu Najwa.
Najwapun berusaha tersenyum, lalu mereka saling berpelukan
Najwa terus meneteskan airmata, tapi tetap diam tanpa berkomentar.
Hassan meraih kedua pipi adiknya, dengan kedua ibu jarinya. Lalu, mengusap airmata Najwa yang mengalir tanpa henti
Hassan meminta tissue "Sayang, bawa tissue" Ucapnya pada Tulsi istrinya
"Ada. Ini"
Hassan menarik tissue yang dikasihkan oleh Tulsi "Makasih sayang"
Hassan membelokkan badannya lagi, dihadapan Najwa "Jangan menangis terus, kau jelek sekali" Ucap Hassan sambil mengelap wajah Najwa, menggunakan tissue "Nih, Lap sendiri" Hassan menyerahkan satu pak kecil tissue, pada Najwa
Najwa mengangguk dan berusaha tersenyum.
Mereka saling pandang, lalu menyatukan kening mereka
Hassan mencium kening adiknya "Jadilah Istri yang baik, ya" Hassan berlalu sambil mengusap kepala Najwa
Najwa hanya diam, tidak menjawab
Hasan bergeser dihadapan Xander. Sedangkan Tulsi, berpelukan dengan Najwa.
Mereka bersalaman "Selamat ya man... Sekarang kau menjadi adikku beneran bro hoho.." Hassan berbisik pada Xander "Abang akan selalu mendukungmu, jika kau kesulitan menghadapi istri dadakanmu itu haha" Hassan melirik kearah Najwa.
Tapi seseorang yang dighibah, tidak peduli. Jangankan berusaha memandang Xander, melirikpun tidak akan sudi.
"Terima kasih bang.. Aku akan berusaha memecahkan masalah ini. Jika tidak terpecahkan, aku akan segera meminta bantuan pada abang"
"Haha, aku suka gayamu Xan.. Kamu pasti bisa"
Kini giliran papi dan mami yang mendekati putra dan menantunya
Wahidah berdiri didepan putranya.
Memandang lekat pada anak nakalnya "Sayang, mami sama papi selalu mendukungmu. Kau anak yang berbakti. Sayangilah istrimu, seperti kau menyayangi mami dan papi"
"Iya mi" Jawabnya, agar kedua orang tuanya tidak kefikiran
Wahidah sudah mencium seluruh wajah putra satu-satunya. Setelah puas menyium putranya, Wahidah memeluk Xander erat "Jangan kecewakan mami papi ya"
Xander mengangguk
Wahidah bergeser
Kini giliran sang papi yang akan memberi wejangan pada putra tunggalnya "Anak papi rupanya sudah menikah ya mi"
"Iya pih"
"Kayaknya baru kemarin kita menggendongnya ya mi"
"Iya pih. Padahal kemarin baru saja disunat ya pih. Sekarang, malah sudah nikah. Diam-diam kita sudah mempunyai mantu pih"
"Sikah, kau ini" Anand menoel bibir Wahidah
"Is papih, banyak orang pih" Wahidah clingak clinguk malu
"Sudah jangan clingak clinguk. Kita kasih selamat dulu buat mantu dan putra kita"
"Oh iya, sampai lupa"
"Selamat ya sayang, jaga rumah tanggamu. Terimalah dengan lapang dada, ya" Ucap Anand diakhiri dengan pelukan mereka bertiga.
Xander mengangguk, dan membalas pelukan kedua orang tuanya.
Ahmed dan Iqlimah juga tidak mau ketinggalan
Mereka sudah didepan Xander, setelah tadi Anand dan Wahidah sudah turun dari panggung
"Anakku Xander, daddy dan bunda telah berhutang banyak padamu.. Serakah padamu.. Minta lebih kepadamu.. Padahal hari hari yang lalu, kau sudah menjaga putri kami dengan setia..Tapi hari ini, kami egois lagi, dan memaksa kamu untuk menikahi putri kami. Kau tidak menyesalkan?"-Ahmed
hening
Xander hanya menggeleng dan menjawab "Tidak tuan, saya tidak menyesal. Saya akan berusaha menjaga nona semampu saya" Ucap Xander, lalu menunduk kembali
"Angkat wajahmu, lihatlah pada daddymu.."
Xander mengangkat wajahnya
"Iya kak.. Kamu pasti mampu menjaga putri kami, betul kan dad?" Iqlimah bersuara dan meminta dukungan dari suaminya.
Mereka bertiga berpelukan agak lama. Hingga tamu undangan menjadi macet
Sebenarnya MC sudah mengumumkan, agar keluarga didahulukan dan dikhususkan agar antrian tidak macet.
Tapi namanya manusia, begitu perut sudah kenyang, mereka ingin sekali cepat cepat pulang dengan berbagai alasan.
Sebelum memberi selamat pada putranya, Wahidah dan Anand memberi selamat pada menantunya terdahulu "Sayang, kau cantik sekali, sampai mami tidak mengenali. Selamat ya... Mami mencintaimu sayang" Wahidah merahi dahi menantunya, lalu menciumnya
"Terima kasih mi..."Jawabnya sopan
"Papi juga sayang pada menantu papi satu satunya. Kau maukan menjadi menantu papi?" Ucap Anand, membuat Wahidah melotot
Najwa tersenyum dan mengangguk "Yes papi"
"Oh hohoho Anak papi memang luar biasa" Merekapun berpelukan bertiga.
Giliran Ahmed dan Iqlimah
"Selamat sayang.. Bunda dan daddy akan kesepian jika kalian pindah rumah" Ahmed berbisik "Apa daddy boleh membuatkan adik untukmu ha, biar bunda tidak kesepian jika ditinggal daddy tugas" Ucapnya menggoda
Iqlimah langsung mencubit perut Ahmed
"DADDY !!" Teriak Iqlimah dan Najwa bersamaan
"Daddy nggak tau malu" Kembali Ahmed mendapat cubitan dari Iqlimah
"Pokoknya, bunda jangan punya anak lagi. Daddy udah nggak pantes jadi ayah baru" Protes Najwa tak suka
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
NaMika
😂😂😂
2022-03-28
0
🌷💚SITI.R💚🌷
🤣🤣🤣🤣 jngn minta anak..minta cucu aja yg banyak dr najwa...
2022-02-05
0
Roroazzahra
next
2021-05-08
1