Mereka bertiga sudah sampai dihotel lagi.
Sesampainya dihotel, Najwa langsung disambut Iqlimah serta Wahidah.
Dipeluknya putri kesayangannya. Sambil terus mengusap punggungnya agar tetap bersabar
Begitupun dengan ibu mertuanya.
Wahidah tidak tega melihat menantu dadakannya.
Walaupun kenyataannya Najwa adalah atasan putranya, tapi tetap saja, dirinya tidak tega melihatnya sebagai menantu
Sebenarnya tidak enak diposisi keluarga Xander. Apalagi putri adiknya, atau keponakan Anand, adalah menantu disini. Apakah sudah tidak ada orang lagi, sampai cucu keluarga Han, dijadikan menantu semua dikeluarga Effendy
Tetapi, Ahmed maupun Iqlimah, tidak pernah memikirkan masalah jabatan.
Walau pandangan sebagian orang menilai posisi mereka berstatus sosial kebalik, yaitu prianya hanya sebagai assisten pribadi, sedang wanitanya seorang atasannya. Tetapi, mereka sudah akrab sejak dulu.
Bahkan, Ahmed sudah menganggap menantunya yaitu Xander sebagai anaknya sendiri, jauh sebelum mereka dinikahkan secara paksa karena keadaan.
"Ayuk nak, kita masuk kekamar dulu. Bersihkan badanmu" Ujar Wahidah
Najwa lagi-lagi menangis
"Hei sudah ya.. Cantik cantik ko nangis.." Wahidah mengabsen baju yang dikenakan Najwa, sampai kebawah
Wahidah memegang kain yang telah sobek, dan melihat kaki Najwa "Lihat kakimu nak, ih kotor begini.. Nih, apa nggak sakit sayang.." Ucap Wahidah sambil menunjuk kaki dan mengangkat kain yang sudah sobek sampai kepaha.
Najwa lagi-lagi menangis
"Sudah sayang, sudah, sudah. Jangan kebanyakan menangis ya. Nanti jelek" Ucap Wahidah
"Iya, kaki Najwa kok jadi kotor begini ya mi, bund. Ternyata aku memalukan"
"Sudah nggak apa apa. Kan eneng nggak sadar tadi lari kencang. Udah sama mami dulu kekamar ya.. Ntar bunda nyusul" Iqlimah segera mengusap punggung putrinya dan menyerahkannya pada Wahidah "Mbak, eneng sama mbak dulu ya? Saya ada urusan sebentar"
Wahidah mengangguk faham
-
Iqlimah kembali kekamar hotel tempat istirahatnya
Tiba-tiba
"Bunda... Gimana keadaan Najwa?"
Iqlimah terkejut, karena tiba tiba, ada tangan kekar yang sudah melingkar diperut rampingnya
"Eh mas" Iqlimah memutar badannya, hingga berhadapan, dengan pria beda umur belasan tahun ini
Iya, siapa lagi kalau bukan tuan Ahmed suaminya, yang tampan, tinggi besar, dan kaya raya
Iqlimah memegang lengan besar yang sudah melingkar dipinggangnya
"Acara selanjutnya tetap dilanjut kan?" Tanyanya sambil membungkuk, menatap bibir tipis berwarna merah bata yang sudah menggodanya
Iqlimah mendongak "Ya dilanjut dong mas.." Iqlimah berusaha melepas tangan kekar milik suaminya
Ahmed memutar Iqlimah, agar Iqlimah menghadap kedepan, sedang dirinya, ada dibelakangnya
Tangan Ahmed masih tetap melingkar "Biarlah tetap seperti ini. Aku ingin seperti ini dulu" Ahmed malah mendekat tanpa jarak
Ia memeluk, dan menaruh wajahnya berada diceruk leher istrinya.
Sekali kali, ia menggigit telinga yang membuat pemilik tubuh mungil itu kegelian
Iqlimah mengurai pelukan dari suaminya "Lepasin mas.. Aku malu ah. Kayak anak muda aja masih mesra mesra gini nggak tau tempat" Tolak Iqlimah sambil berusaha mengendurkan tangan suaminya yang masih kokoh bertengger diperutnya.
Ahmed tetap tak bergeming "Biarin.. Daddy pingin seperti pengantin baru lagi.."
"Tapi tau tempat dong mas..."
Ahmed mengusap perut Iqlimah lagi dan lagi "Rasanya baru kemarin ya bund, bunda mengandung Najwa. Kini anak-anak kita, sudah milik orang lain semua. Tinggal kita aja ya bund"
Mereka memang pasangan beda usia yang terpaut cukup jauh.
Gimana tidak, usia Ahmed waktu menikahi Iqlimah, sudah 34 tahun dengan statusnya seorang duda anak satu, yaitu Hassan.
Hassan adalah seorang murid TK, dan Iqlimahlah sebagai gurunya.
Sedang usia Iqlimah waktu itu, baru berusia 20 tahun. Masih belia dan imut.
Lulus kuliah saja belum.
Dengan keadaan Iqlimah waktu itu, yang begitu tegar berjuang demi bisa makan dan kuliah dengan biaya sendiri, membuat Ahmed tidak ingin menunggu lama untuk segera mempersunting gadis mungil, yang memiliki tinggi badan 155 cm, terlalu mungil jika berdiri disamping suaminya
Ahmed adalah sosok gagah jangkung, dengan tinggi badan, sekitar 180 cm, dan berwajah indo blaster arab dengan asia.
Pernikahan mereka dulu tidak semeriah waktu Ahmed menikahi istri pertamanya, yaitu mendiang Gaby, mommy dari Hassan.
Iqlimah tidak butuh kemewahan, nikah sah dimata negara dan agama saja, sudah cukup bahagia.
Apalagi cinta Ahmed begitu dalam
Dari anak yatim tak punya apa apa, begitu dinikahi duda muda nan kaya ini, kehidupan Iqlimah berubah naik 180 derajat.
Ahmed selalu memanjakan Iqlimah, tapi Iqlimah tak melupakan darimana ia berasal.
Maka dari itu, Ahmed tambah menyayanginya, dan menyerahkan asuhan Hassan sepenuhnya, kepada istri kecilnya.
Sebenarnya Ahmed masih menutup mata sewaktu pertama bertemu dengan Iqlimah.
Lambat laun, wanita bertubuh mungil ini, mengambil hati buah hatinya.
Hingga putranya, menjadi jauh darinya,
Serta tidak luput dari hasutan pasangan romantis Anand dan Wahidah
Akhirnya, Ahmed maju, karena dirinya takut, jika ditikung oleh pemuda lain, yang usianya jauh lebih muda darinya.
Tiba-tiba
"Ehem... Putrinya berduka, daddynya pacaran.."
Iqlimah langsung menoleh kesumber suara.
Kedua pipi Iqlimah merona seperti tomat. Ia tersenyum malu dan segera melepaskan tangan Ahmed yang sedari tadi susah dilepas.
"Eh abang..." Iqlimah sudah melepaskan tangan kekar yang sejak tadi nempel seperti perangko.
"Tak perlu malu bund, anggap aja abang lalat yang haus"Jawabnya sambil mengambil jus, yang ada didalam lemari pendingin
"Iya tu, daddy bang bikin susah bunda saja sejak tadi"
Iqlimah langsung ngacir menghindar dari bapak dan anak.
"Ahaha... Bunda masih saja lucu tingkahnya dad.. Sampai wajahnya merah semua. Daddy sih, nggak tau tempat kalau mau bermesraan. Kayak nggak ada waktu saja" Gerutu Hassan
Ahmed cuma diam saja karena dia memang tidak tahan bila sudah bertemu istrinya.
Iqlimah orangnya licin, persis kayak belut jika dipegang, otomatis kaget dan langsung lari. Jika tidak kokoh menariknya, ia akan mudah lepas.
-
Dikamar pengantin rupanya sudah ada pihak MUA yang merias Najwa. Dengan wajah sendunya tak ada sedikitpun senyum ataupun gairah dari Pengantin wanita
Meskipun Hassan mbanyol tetep saja capek sendiri.
Dunia Najwa seakan ikut runtuh,
"Dik.. Sini deh. Lihat mata abang. Abang nemu bulu mata. Apa bulu matamu jatuh?" Goda Hassan, sambil memasangkan bulu mata tersebut pada matanya "Dik... Lihat mata abang. Bentaran... Pasti abang akan ngalahin kamu"
Najwa hanya melirik dengan bibir yang masih monyok.
"Capek ah... Ternyata adiku susah senyum..Ya sudah, daripada abang capek, abang keluar ya" Hassan beranjak ingin keluar
Baru beberapa langkah, tangannya sudah ada yang menariknya
"Bang.. Jangan keluar. Temani Najwa"
"Lho, kan ada mbaknya, memangnya abang akan dirias persis kayak kamu?? Nggak ah, abang nggak mau"
"Temani bang..." Rengek Najwa
"Ok... Abang disuruh apaan" Hassan mendekat dan berdiri disamping Najwa. Nggak mungkin Hassan berdiri didepan adiknya. Bisa bisa periasnya akan berang melihat Hassan mengganggu si perias.
"Duduklah bang"
Hassan mulai menghempaskan bokongnya ditepi ranjang
"Duduk aja temani aku" Ucapnya lagi
"Ck... Kau ini"
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Yanti Linggar
knp yg nglike dikit,ni novel bagus loh byk sisi positif'y yg bisa kita petik ga fulgar jg,byk banyolan jg ga selalu rebutan warisan sm kekuasaan tentu'y💪💪☺️☺️
2022-03-26
1
🌷💚SITI.R💚🌷
wih daddy sm .amihy aja msh romantis gmn sm anak² ya ..pasti seru tp buat xendar butuh prjuangan buat naklukin najwa..
2022-02-05
0
Indah Liduina
bgus nampak nya gak embel 2 , terllu bnyak drama agama ,drama tangisan
2021-05-08
1