Hari ini seperti biasa Kiara melakukan aktifitas yang sama seperti dulu pada saat awal-awal menikah. Menanam sayuran, bunga, dan bercanda ria dengan para artnya. Bedanya dulu ia bisa bebas belanja keluar dan hanya ditemani Teh Neng, tapi sekarang selain Teh Neng, kini dia dikawal oleh bodyguard yang disewa Alex.
Membuatnya akhirnya malas keluar lagi, karena merasa tak bebas. Dia habiskan waktu dengan membaca buku, Al 'qur'an dan melukis, selain menanam tentunya.
"Ting tong"
Suara bel berbunyi, Kiara yang sedang memasak makan siang pun bergegas karena mengira Alex datang. Hubungannya dengan Alex kini berlangsung membaik, bahkan mereka sudah tidur satu kasur dalam beberapa hari terakhir ini, meski hanya sekedar tidur saja.
"Teh, tolong lanjutin masaknya ya aku ke depan dulu, Mas Alex datang deh kayaknya".
"Duh senengnya sampe senyumnya g lepas gitu, sang pangeran hati mau makan siang bersama. Aduh Teteh jadi kangen suami hehee".
"Udah ih, Teteh mah ngeledek aja. Aku ke depan dulu ya".
"Siap Non". Teh Neng bersikap hormat, tangannya diletakkan sebelah alisnya seperti hormat pada bendera.
"Teh bisaan aja hehe".
Lalu Kiara bergegas ke depan tapi sebelum sampai di pintu. Dua orang wanita sudah berdiri di ruang tengah. Ia mengenal wanita satunya yang tak lain adalah Elaine, tapi tidak mengenal wanita paruh baya di sampingnya itu.
"Oh jadi dia pelakornya Elaine". Ucap wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Mamanya Alex. Wanita itu memindai dari atas ke bawah penampilan dari Kiara membuat ia mengeryit.
Wanita yang dikatakan pelakor oleh Elaine, jauh dari kata cantik menurutnya. Elaine jauh lebih cantik, tinggi dan berkulit putih, berpakaian modern menurutnya, sedangkan wanita di hadapannya ini wanita yang mungil, pendek dan kulitnya juga tak putih. Penampilannya kuno, berhijab dan gamis.
"Iya Ma, dia pelakornya. Dia yang membuat Alex berpaling dariku?".
"Kau yakin Elaine, dia jelas kalah darimu dari segi manapun. Tapi mengapa Alex bisa berpaling darimu?".
"Ma karena wanita itu yang telah mempengaruhi Alex. Kenapa Mama malah membandingkan aku dengan wanita yang tak sebanding denganku".
"Justru itu yang membuat Mama heran, hei kau siapa namamu?". Tanya Mama Alex dan ia duduk di sofa diikuti Elaine.
"Duduklah, aku ingin tahu siapa yang telah berani mengganggu rumah tangga putraku".
Mama Alex terlihat santai, membuat Elaine heran, tapi wajah Kiara menunjukkan ketegangan.
Ini adalah pertemuan pertamanya, dengan Mama Alex. Ia tak menyangka bahwa ia akan ditemui oleh mereka di rumah saat Alex tidak ada.
"Sebentar, saya sediakan minum dulu". Ucap Kiara berusaha setenang mungkin.
"Ya Allah berikan aku ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi dua wanita ini".
"Tidak perlu, saya datang ke sini bukan untuk meminta minum atau makan padamu. Saya datang ke sini karena saya ingin tau wajah pelakor, tapi ternyata wajah pelakor sekarang tak perlu cantik dan memiliki tubuh mulus dan ideal. Tapi cukup dengan menampilkan wajah polos dan sok agamis seperti mu".
"Bukan hanya itu Ma, wanita ****** ini bukan sekedar pelakor. Dia wanita murahan tanpa kelas sama sekali, menjadi simpanan suami orang bertahun-tahun. Menggigit seperti parasit, tak mau lepas jika harta Alex belum habis". Ucap Elaine dengan nada penuh kebencian.
"Anda jangan asal bicara Nona Elaine, saya bukan parasit, pelakor ataupun simpanan seperti yang anda katakan. Saya istri Mas Alex bahkan jauh sebelum Anda dinikahi oleh suami saya". Ucap Kiara yang menekan amarahnya.
"Maksudnya, jadi kalian sudah menikah sebelum pernikahan Elaine dan Alex di gelar".
Tanya Mama Alex yang terkejut mendengar fakta yang baru didengarnya.
"Benar Nyonya saya sudah menikah dengan Mas Alex satu tahun sebelum Mas Alex menikahi Nona Elaine". Terang Kiara.
"Tapi mereka hanya menikah kontrak dan siri Ma, wanita ini menjerat Alex agar tetap bertahan dengannya dan meninggalkanku". Jelas Elaine marah.
"Kau mengetahui pernikahan mereka Elaine?".
Tanya Mama Alex makin penasaran, karena yang ia tahu wanita simpanan Alex adalah wanita yang tidak dinikahi putranya, bilapun menikah maka pernikahan mereka terjadi paska Alex dan Elaine menikah. Tapi ternyata dugaannya salah.
"Bahkan Nona Elaine juga yang menyetujui pernikahan saya dan Mas Alex, Nyonya". Ucap Kiara.
"Plakk".
Satu tamparan mengenai pipi kiri Kiara, membuat pipi kirinya terasa panas.
"Brengsek, aku menyetujuinya karena kau akan meninggalkan Alex setelah satu tahun pernikahan kalian. Tapi ternyata kau tak ubahnya wanita ******, yang tak melepas Alex karena kau menginginkan hartanya kan". Elaine tak lagi bisa menahan emosinya di depan mertuanya itu.
Elaine hendak menampar lagi Kiara, tapi ditahan oleh tangan Kiara.
"Dengar baik-baik Nona Elaine, jika bukan Mas Alex yang memohon untukku tetap tinggal bersamanya. Sudah lama aku meninggalkannya.
Jika hanya harta yang aku incar sudah lama aku memperkaya diriku, tapi tidak kulakukan.
Jadi tolong, jaga bicara Anda dan prilaku Anda Nona Elaine".
Elaine berusaha melepaskan tangannya, dan mendorong Kiara hingga kepala Kiara membentur ujung meja.
"Auuhh". Ucap Kiara memegang kepalanya.
"Rasakan itu ******, itu tak lebih sakit dari apa yang sudah kau lakukan padaku".
Ucap Elaine yang kembali hendak memukul Kiara.
"Cukup Elaine, kendalikan emosimu". Ucap Mama Alex membuat Elaine memundurkan langkahnya menjauhi Kiara.
"Tapi dia harus diberi pelajaran Ma, dia telah membuat Alex menjauhiku. Dia yang merusak hubunganku dengan Alex. Aku takkan membuat hidupmu tenang, dimanapun Alex menyembunyikanmu aku pasti akan memukanmu ******".
"Cukup Elaine, jangan jadi lemah. Bangun dan duduklah, jika kamu mampu bertahan sejauh ini, tak seharusnya kau selemah ini".
"Mama...".
"Diam Elaine, tahan emosimu. Mama tak menyangka, kau seperti wanita bar-bar".
Kiara pun bangkit dan duduk, meski masih menahan rasa sakit di kepalanya.
"Siapa namamu?". Tanya Mama Alex.
"Cahya Kiara".
"Asalmu".
"Lampung".
"Berapa usiamu?".
"36 tahun"
"Apa pekerjaanmu sebelum menikah dengan putraku?".
"Di sekolah, sebagai guru".
"Apa pekerjaan orang tuamu?".
"Hanya buruh Nyonya".
"Oke, dengarkan aku baik-baik. Aku bisa menahan emosiku kali ini tapi mungkin tidak lain kali. Pergilah menjauh dari putraku, berapa yang kau butuhkan, katakan saja padaku.
Alex akan selalu menuruti aku Mamanya, selama ini ia tak membantah. Kau tau, kau tak sebanding dengan putraku dari segi manapun. Jika kau nekat masih bertahan bukan hanya Elaine yang akan menghancurkanmu tapi juga aku, paham".
Mama Alex memberikan sebuah cek kosong pada Kiara.
"Tuliskan saja berapa nominal yang kamu inginkan, tapi ingat kau harus pergi dari kehidupan Alex".
Ucap Mama Alex tenang tapi ucapannya membuat Elaine senang.
##############
Alhamdulillah chapter 19 done
Tolong dong yang suka novel ini
tinggalkan jejaknya agar tetap mengudara heheee biar author semangat maksudnya 😂😂😍
Votee, komen, like, poin atau rate lima
Share dan Follow Lesta Lestari.
Cek juga readers karyaku yang lain
ARINDRA
CINTA DALAM DIAM
selamat membaca dan menikmati terima kasih
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Semangat 👍
Aku kasih 10 like untukmu, Author 😊... Selamat berkarya...
Yukks mampir lagi ke novelku... Aku tunggu ya.. 👍
Salam dari Drachenfutter (Hadiah Dari Sang Suami)
2021-01-31
0
Syakila adeeva
lanjut maraton..😁🤭
2021-01-24
1
نو فيتا الايو كا ندرا🥀
semangat thorr 😍
2021-01-20
0