Alex pov
"Prang"
Hanphone terbaruku sudah pecah, kubanting sekuat tenaga untuk melampiaskan kemarahanku. Hari ini, berkali-kali aku menghubungi, berkirim chat jangankan dibalas rasa-rasanya dibuka pun tidak. Hari ini harusnya aku bahagia karena kekasihku Elaine yang telah 7 tahun ini menemaniku resmi menjadi istriku kemarin.
Namun rasanya sesak di dada, saat malam pertama kami, dilalui dengan pertengkaran hebat. Aku marah saat mendengar ia menyebut istriku wanita murahan, padahal wanita itu tak tersentuh laki-laki manapun termasuk diriku.
Ia tidak menerima, di malam pengantinnya aku malah merengek pada Kia, istri yang setahun ini hadir dalam hidupku. Sedikit banyak merubah hatiku, memberikan warna baru yang tak pernah ku temui selama ini.
Mungkin tak ada wanita yang tak marah jika suaminya menelpon wanita lain, ahh rasanya gila, meski aku menyadari kesalahanku namun 7 hari tak bertemu dengannya membuatku sangat rindu. Rindu mendengar suaranya, senyum manisnya.
"Maafkan aku Elaine"
Yah pada akhirnya 2 wanita yang resmi jadi istriku tak di sampingku. Elaine pergi sejak pagi tanpa memberitahuku kemana, dan aku seakan tak peduli, menyibukkan diri menghubungi Kia, namun nihil.
Ku pikir ia juga sudah mulai bekerja, namun nyatanya ia tak berangkat kerja. Info dari bodyguardku Kia tak keluar rumah. Aku pulang ke sana, namun tertahan di sini. Tak bisa serta merta aku pulang, sedang di sini masih ada kemarahan.
Cahya Kiara, wanita yang dulu kuanggap lusuh, kukira seorang ibu-ibu, bertubuh cenderung gemuk sangat tak menarik. Jay memotret wanita itu, yang sedang duduk dan menunduk. Kami adalah orang-orang kaya yang mencari kesenangan, dengan memainkan segala permainan tidak peduli itu manusia atau bukan asal kami senang maka kami akan melakukan pertaruhan.
Hari itu, aku ditantang untuk melakukan sebuah game, diantara ketiga teman-temanku, aku yang dianggap paling setia dengan pasangan. Ya, aku menjalin kasih dengan Elaine sudah 6 tahun, sebelum aku menikahinya 1 tahun kemudian.
Sebuah peternakan kuda yang luas, dengan kuda-kuda yang gagah terletak di Selandia Baru jelas tawaran yang menggiurkan untukku. Aku pencinta kuda, berkuda dan memanah merupakan olahraga kesukaanku. Jelas memiliki peternakan sekaligus kuda-kudanya adalah salah satu impian yang belum sampai kuwujudkan. Pada akhirnya game itu dimulai, memilah wanita secara acak untuk masuk dalam permainan.
Dan Cahya Kiara, wanita itulah yang jadi bahan taruhan. Awalnya aku menolak mentah-mentah saat Jay memperlihatkan fotonya, wanita tua fikirku saat itu, dengan pakaian yang serba tertutup hanya telapak tangan dan wajahnya saja yang terlihat. Dan aku wajib menikahinya dalam waktu 14 hari.
Jika hanya mencari tempat tinggal, identitas sangat mudah bagiku. Namun menikahinya sungguh aku merasa akan sulit, aku berharap wanita itu benar seorang wanita bersuami sehingga hal gila ini tak terjadi.
Aku membicarakan ini dengan Elaine namun ia acuh tak acuh mendengarkannya. Ia terlalu sibuk untuk urusan film, menyanyi dan iklannya.
Awalnya yang kufikir tak mudah, ternyata sangat mudah. Uang bisa membutakan banyak mata, orang tua wanita itu membutuhkan banyak uang, terutama untuk pengobatan sang ibu.
Tinggal di rumah kontrakan yang satu ruang untuk semua, membuat mereka menerima lamaranku, yah ternyata harapanku tak sesuai kenyataan. Wanita itu memang telah berusia, bahkan sangat terkejut saat kutahu usianya 35 tahun. Pada akhirnya pernikahan siri itu terjadi dalam hitungan 10 hari sejak perjanjian itu disepakati.
Setelah pernikahan, wanita itu langsung kubawa ke rumah di mana tak ada anggota keluargaku yang tahu, termasuk Elaine. Ini termasuk rumah persembunyianku saat aku ingin sendiri, melepas kepenatan yang kualami.
Tak saling bicara diantara kami hingga sampai di rumah, bahkan asisten rumah tanggaku menyangka ia asisten baru namun kuperkenalkan sebagai istriku. Saat kuberi kertas perjanjian pernikahan keesokan harinya, ia nampak terkejut namun hanya sesaat. Seperti yang dikatakannya, ia sudah menduga pernikahan ini hanya sebuah permainan.
Dan aku sedikit terkejut saat ia mengucapkan terima kasih, setelah kutahu alasan terima kasihnya akupun tersenyum, artinya ia juga membutuhkan pernikahan ini fikirku.
Ini adalah malam pertama setelah beberapa bulan menikah dengannya, malam pertama tinggal satu atap, tapi tetap berbeda kamar. Awalnya kuputuskan ia belajar dengan daniel yang tak lain seorang tangan kananku sekaligus sahabat.
Namun keakraban mereka membuat hatiku meringis, entah mengapa hatiku tergelitik, ada rasa tak suka terselip di sana. Saat Daniel bisa membuat wanita itu tersenyum, bahkan cenderung tertawa. Saat kudengar Daniel mulai menggoda, menyatakan rasa sukanya pada istriku itu, membuat dada ini bergemuruh, apalagi Daniel sambil memberikan bunga dan bunga itu di terima dengan mudahnya.
Kutemui Daniel, hanya setengah hari proses pembelajaran hari itu ku stop, Daniel terheran, namun ia tak berani membantah saat kuberi tugas lainnya. Mungkin ia melihat, ada api cemburu di wajahku, tapi aku tak peduli. Hari itu, rasa di hati membawa keingintahuanku padanya bertambah.
Meski heran ia tak bertanya, kenapa proses belajarnya di stop olehku. Malamnya, malam yang kemudian membuka rasa penasaranku. CCTV kubuka, awalnya hanya ingin melihat apa yang dikerjakannya karena hampir tiga bulan aku tinggalkan ia berubah. Berubah menjadi cantik menurutku, tubuhnya berubah menjadi ideal, wajahnya tak lagi kusam, bibirnya tak lagi hitam, merah muda ditambah senyuman yang manis, mata sipitnya, ahh fikiranku semakin kemana-mana.
"Ha haaa haa haaa"
Aku tertawa terbahak-bahak saat melihat dia sedang berusaha untuk berlari di treadmill. Jatuh bangun lagi, jatuh lagi. Tubuh gemuk dan wajahnya membuatku tak tahan untuk terus tertawa hingga ia bisa meski beberapa kali harus jatuh. Disemangati oleh Bu Neng, oh istriku itu tak pantang menyerah.
Ia mencoba hingga berhasil dan mencoba alat-alat fitness lainnya membuatku tersentuh. Aku memang menyediakan ruangan khusus untuk gym di rumah agar aku senantiasa bisa bebas berolahraga. Sebegitu kerasnya ia melakukan olahraga mandiri, melakukan diet ketat untuk mempercantik tubuhnya. Kulitnya pun tak luput dari perawatan, rambutnya indah bergelombang, hitam panjang sebahu.
"Kau pejuang hebat di tiga bulan pertamamu"
batinku sambil menutup vidio-vidio dari cctv rumah berniat hendak tidur karena tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.
Suara merdu terdengar saat ku melewati kamarnya, bacaan qur'an merdu di pagi buta. Terhenyak seketika di depan pintu kamarnya tanpa berani membuka, mendengarkan seolah mengalirkan aura ketenangan dalam dada yang telah lama hilang.
Hingga suara itu lambat laun menghilang, tangan ini hampir saja mengetuk pintu, namun wajah itu muncul dengan balutan mukena lengkap.
"Cantik"
Satu fikiran yang terbersit di hati tiba-tiba.
"Allahu Akbar"
Ucapnya di sela keterkejutan melihat diriku berada di depannya.
"Mau kemana jam segini"
Tanyaku
"Mau ke bawah"
Terlihat ia sangat gugup, baru kusadari jarak kami memang dekat. Aku mundur beberapa langkah, namun tatapanku masih di arah yang sama memperhatikan dirinya dari atas hingga kaki, semakin membuatnya gugup dan aku gemas melihatnya.
"Mau ngapain ke bawah, mau minum"
"Bu..bukan, mau belajar ngaji sama teh neng dan kawan-kawan"
Ia masih menunduk
"Ohh, kamu yang ngajarin"
"Belajar bareng-bareng"
"Oh ya udah ok, aku ke kamar dulu"
Ia mengangguk dan langsung setengah berlari meninggalkanku yang geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
"Uhhh gemesnya"
Namun itu hanya jeritan batinku saja.
Akhirnya kuputuskan enam malam selanjutnya adalah malamku bersamanya. Menguji sajauhmana hasil belajar banyak hal berkaitan dengan bisnis.
Selama enam malam akhirnya aku bersamanya, meski penuh kecanggungan. Bagaimana tidak, biasanya aku lembut padanya, namun saat teringat kebersamaannya dengan Daniel membuatku emosi, bersikap dingin menjadi langkah yang kuambil.
Selama enam malam ini jua, aku mendengarkan setiap ia melantunkan ayat-ayat suci alqur'an dan mengajar mengaji para ART, membuat hati berdesir, wanita sederhana itu mampu membuat hatiku berguncang tanpa menuntut apapun dan bertindak mungkin sesuai dengan kebiasaannya.
Elaine, wanita kekasihku marah-marah saat tahu aku bukan lembur kerja saat enam hari tak pulang ke tempat tinggal kami. Ya kami memang tinggal serumah satu tahun belakangan ini.
"Kau brengsek Alex"
Hari itu ia mendatangi kantorku, menggembrak meja saat aku sedang serius memeriksa dokumen-dokumen perusahaan. Elaine enam tahun kupacari, memang pemarah ia sosok yang tak segan melukai jika inginnya tak dituruti.
"Duduklah"
Meraih tangannya untuk diajak menuju sofa, namun genggaman tanganku dihempaskan dan tiba-tiba tangannya tepat mengarah ke wajahku yang tampan ini 😁.
"Plak"
Sorot mata tajam itu, mengarah jelas ke arahku. Kucoba tenangkan diri, ini bukan pertama kalinya ia melakukan hal begini, bodohnya aku tetap setia di sisinya.
"Masih mau menamparku, honey"
Aku mengedepankan wajahku mendekatkan ke wajahnya, ku raih tangannya dan meletakkan di pipi. Ia menarik diri dan duduk di sofa.
"Kemana kau selama enam malam ini?"
Tanyanya menahan amarah.
"Aku bekèrja"
"Kau bohong"
"Terserah jika kau tak percaya"
"Kau tak pernah seperti ini sebelumnya, enam malam kau tak pulang, aku telpon kantormu tapi enam malam ini kau tak di kantor"
"Aku lembur tapi tak semua lembur harus di kantor"
"Kemana?"
"Ke tempat istri sirimu itukan, kau mulai menyukainya hah"
"Honey, ini tak seperti yang kau fikirkan"
"Emang kau tau apa yang ku fikirkan?"
"Honey dengarlah kita sudah enam tahun lebih menjalin hubungan tidak cukupkah itu membuatmu percaya bahwa aku laki-laki setia"
"Selama ini aku percaya tapi akhir-akhir ini kau sudah banyak berdusta, kau tau aku. Aku tak segan menyakiti wanita tua itu jika kau berani berselingkuh dariku"
Kutahu ancamannya tak main-main, Elaine wanita yang kucintai ini sudah sangat kuhapal luar dalam. Aku berfikir awalnya istriku, ah ya istri siriku akan menjadi salah satu staf di kantor di jakarta, namun akhirnya keputusanku berubah untuk menempatkannya ke Lampung, di tempat asalnya sehingga ia tak kesepian.
######
**Alhamdulillah sudah chapter 12
makin semangat nih kalo udah sampai banyak begini heheeee
kuylah dilanjut jejak-jejak setianya
voteeee komneee likeee poineee
tinggalkan disetiap chapternya yaa
salam sayang ❤😁😍🤲🙏😍😍😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Nur Syamsi
dasar kamu sendiri yg menabur racun Alex
2024-10-03
0
Dessy Ghaisani
aleeeeex
2021-06-01
0
Siti Rofiatin
lanjut
2021-05-24
0