Chapter 5

Sepuluh bulan lamanya, waktu yang tak mudah menerima segalanya. Dalam lembar pernikahan tanpa bicara, hanya hitungan jari pertemuan setelah akad diucapkan.

Enam bulan di Lampung kembali membawaku ke rumah yang dulu kutinggalkan dengan alasan pekerjaan. Kini dengan alasan yang sama, kaki ini mengijakkan lagi ke tempat yang semestinya.

Pekan lalu mendapat berita, aku ditarik dari perusahaan daerah menuju pusat. Di mana laki-laki yang tak lain adalah CEO perusahaan berada dan status suamiku itu, menempatkanku digedung yang sama dengannya meski aku hanyalah seorang staf.

Sepekan telah berlalu beradaptasi dengan orang-orang baru, tak tampak jua wajahnya. Tak seorangpun tau statusku, mereka hanya tau aku masih lajang. Hingga pada malam itu, seseorang mengetuk pintu kamar, saat aku akan terlelap.

"Teh..teh.."

Suara Teh Neng membangunkanku

"Ada apa teh?"

"Ada aden di bawah"

Setengengah berbisik Teh Neng mengatakan

" Mabuk teh"

Aku mengangguk mengerti, segera kuraih sweater untuk menutupi baju lengan pendekku. Melangkah ke bawah menuju ruang tamu.

Sosok itu, duduk bersandar di sofa. Bau alkohol menyengat, membuatku pusing kepala. Sungguh seumur hidup tak pernah melihat orang mabuk secara langsung, dan cara menanganinya.

Ia terbangun dengan sempoyongan, reflek ku pegang pinggangnya dan mengalunkan tangannya dipundakku. Maklum tinggiku dan tingginya jauh berbeda. Berusaha memapah membawanya ke kamar di tengah tubuh beratnya.

"Kamu siapa heh"

Tanyanya saat aku berusaha memapahnya. Aku terdiam, yang kupikirkan hanya bagaimana laki-laki ini segera berada di kamarnya.

"Enggak jawab heh"

Jari telunjuknya menyentuh dan mendorong keningku.

"Kau bisu"

Lanjutnya lagi, celotehnya tak kuhiraukan.

"Kau, kau buat aku sengsara dengan rasa bersalah"

Ia kini berbaring di kamar yang telah lama tak di tempati. Melepaskan sepatu dan kaos kaki, serta menyelimutinya. Hembusan nafas bau alkohol itu mulai teratur, benar-benar mabuk berat. Aku memandanginya sesaat dan tanpa sadar bergumam.

"Kau tampan, meski sedikit berantakan".

Pagi-pagi sebelum berangkat kerja, telah kusiapkan segelas susu hangat dan sarapan pagi untuknya. Saat kutinggalkan ia belumlah tersadar dari tidurnya. Aku melangkahkan kaki, melihatnya dari dekat.

"Aku tak tau ini kebiasaanmu ataukan sedang ada sesuatu, aku tak menyukaimu pulang dalam keadaan begini"

Aku berguman sambil memperbaiki selimutnya yang berantakan. Dan setelah itu kulangkahkan kaki kecil ini menyibukkan diri dengan dunia kerja.

Sejak peristiwa mabuk malam itu, laki-laki itu meski larut selalu pulang ke rumah, rumah yang kutinggali. Sejak itu, sarapan selalu kusiapkan dengan senyuman. Kami hanya bertemu saat pagi, karena saat aku pulang kerja dia belum pulang.

Saat aku terlelap di malam hari, dia baru pulang. Aku tak sanggup menunggunya di ruang tamu sofa, entahlah aku belum berani melakukan itu. Sepekan ini hanya sarapan pagi saja, setelah itu aku pergi lebih dahulu berangkat bekerja.

Maklum, aku naik angkutan umum untuk sampai ke lokasi kerja. Sehingga harus berangkat lebih pagi. Aku pergi setelah ia turun untuk sarapan, dan berpamitan.

Aku heran entah karena kami tak punya waktu untuk bicara ataukah memang kami masih saling enggan untuk memulai. Namun saat kutanya Teh Neng, bagaimana sarapan paginya, ternyata ia menghabiskan dengan lahap sarapannya.

Aku tersenyum saat melihat vidio Alex sarapan, benar-benar lahap yang diambil diam-diam oleh Teh Neng. Hatiku menghangat, meski berdasarkan informasi dia tidak menyukai masak-masakan tradisional. Roti atau buah biasanya yg ia makan, atau bahkan tak sarapan. Namun sarapan berat yang kusediakan selalu dihabiskan.

Beberapa hari ini di kantor pun, ia sering datang ke ruangan tempat di mana aku bekerja dengan berbagai alasan. Entah itu sidak, bertemu dengan atasanku yang seharusnya ia panggil saja, atasanku pasti datang menemuinya, dan kali ini dia datang pada saat jam makan siang. Ia mengajak seluruh orang yang tak lain rekan kerja satu ruangan untuk makan siang.

Terdengar bisik-bisik tetangga, CEO tampan ini sedang mencari mangsa. Mangsa untuk dijadikan orang kepercayaan atau sebaliknya, yup Alex di kantor terkenal killer. Meski begitu banyak kaum hawa selalu tersenyum dan berdandan terbaik untuk menarik perhatiannya. Sehingga menjadi aneh saat ia datang mengajak makan siang bersama, karena ia tidak pernah melakukannya.

Aku tak tau kunjungannya ini untukku atau bukan, yang jelas hatiku berbunga karena sering melihatnya. Meski dia juga tak tersenyum hanya padaku, dan tak memperlakukanku spesial.

"Mbak Kia ayok"

Ajak Tina di tengah lamunanku.

"Yealah malah melamun"

"Saya sholat dulu deh mbak, soalnya saya dah telat"

"Ya sudah, tapi nyusul ya"

Aku mengangguk dan segera pergi ke mushola. Namun apalah daya, sesampainya di mushola dan hendak berwudhu sakit perut yang sudah kurasakan dari pagi makin menjadi, ternyata jadwal bulananku tiba.

Sambil meringis menahan sakit, aku langkahkan kaki menuju ruanganku. Minum air putih dan mengolesi perut dengan minyak angin membuat hangat. Seperti biasa, keringat pun bercucuran, meski suhu udara yang ber AC menyejukkan.

Tiga puluh menit berlalu, rekan-rekanku mulai kembali. Tina melihatku meringis menahan sakit memegang dahiku.

"Enggak panas, enggak dingin juga kok keluar keringet banyak gini, mbak sakit?"

"Datang bulan"

Jawabku sambil meringis.

"Aku kasih kabar Pak Jo dulu ya, biar mbak bisa ijin pulang duluan"

Aku mengangguk, tak berapa lama Pak Jo tak yang lain atasanku ini melihatku, dan mengijinkanku untuk pulang.

"Boleh saya antarkan pak, kasihan mbak kia sendirian" Tawar Tina ke Pak Jo.

"Makasih Mbak Tina, insyaa allah saya bisa kok, makasih atas ijinnya pak"

Aku bangkit mengambil tas dan berpamitan, dan Mbak Tina mengantarkanku sampai lobi kantor. Menunggu hingga ojol datang, sesampainya di rumah aku dipapah oleh Teh Neng. Meminta tolong padanya agar dibuatkan direbuskan jahe dan dicampur madu untuk meredakan sakit perutku. Melihatku meringis dan keringat masih bercucuran ia tak tega hingga ia meminta tolong asisten yang lain untuk menyiapkan apa yang ku minta.

"Kok sampe keringetan ini sih teh, waktu pas itu enggak gini-gini amat dapetnya"

Ia membaluri punggungku dengan minyak angin, mengelap keringatku yang terus bercucuran.

"Teh, tolong setelin murrotal ya"

Teh Neng mengangguk, dan segera kembali mengelap keringatku.

"Kita ke dokter aja ya Teh, saya kasih tau aden"

Aku menggeleng,

"Makasih teh, g usah biasanya kalo udah kebawa tidur sudah enakan"

"Tapikan g biasanya kayak gini, yuk ke dokter aja teteh anterin"

Kugenggam erat tangannya, menyakinkannya jika aku baik-baik saja. Teh Neng, tak henti-hentinya menyeka keringat di wajah dan leherku. Hingga tak kurasakan lagi tangannya yang bergerak di wajahku.

Entah berapa lama aku tertidur, saat terbangun terlihat sosok laki-laki itu duduk disamping tempat tidur. Selang infus terpasang, dan melihat bajuku sudah terganti. Reflek aku menggerakkan tangan menyentuh tanggannya yang berada di dekatku.

"Kau sudah sadar, syukurlah"

Ia terkejut dan tampak wajah kelegaan.

"Mau minum, atau mau apa?"

Lanjutnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku berpaling, karena wajahnya sangat dekat membuat hatiku bergemuruh.

"Maaf, aku takut tak mendengar suaramu"

Ia menarik diri dan duduk, mengambilkan minum untukku. Aku menggeleng.

"Siapa yang menggantikan bajuku?"

Tanyaku, ia terdiam.

"Tidurlah ini ini masih malam, kalau kau lapar aku akan ambilkan makanan di dapur"

"Siapa yang menggantikan bajuku?"

Tanyaku lagi, sambil hendak duduk bersandar.

"Tolong berbaring saja, kau masih harus banyak istirahat. Dokter bilang kau kekurangan cairan dan asam lambungmu tinggi"

"Aku baik-baik saja"

"Tolong jangan berdebat denganku, tidurlah aku akan menemanimu di sini"

"Terima kasih, tapi kurasa kau juga butuh istirahat. Lihatlah bahkan wajah dan pakaianmu sangat berantakan"

Ia tersenyum sambil merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya.

"Tak apa, terpenting kau harus segera sembuh"

"Insyaa allah aku sembuh, ini biasa kalo dapet tamu bulanan"

Sesaat aku terdiam dan terkejut menatapnya.

"Siapa yang menggantikan baju dan memasang pembalut, bukan kau kan?"

Aku menelisik curiga, tapi kuyakin bukan dia. Dia hanya tersenyum mengedikkan bahu. Semakin kuperhatikan ia senyum-senyum sendiri dan menatapku yang kebingungan.

"Ternyata kau..."

Alex sengaja menggantungkan perkataaanya. Membuatku semakin penasaran.

"Apa?"

"Kau melihat semuanya hah?"

Ia tertawa terbahak-bahak melihat wajahku yang menahan malu, menutupi wajah dengan selimut.

"Untuk aku tak sadar"

Batinku.

"Tapi tetap saja malu"

batinku bertentangan

"Ah dia kan suamiku, apa salahnya"

Mencari pembenaran.

"Ah tetap saja malu "

Aku membuka selimut yang menutupi wajahku dan melihatnya makin tertawa saat melihatku.

"ALEEEEX"

Teriakku sambil melemparkan bantal, dengan sigap ia menghindar.

"Ye enggak kena"

Ujarnya menggolok-olokku.

"Pergi sana"

Usirku menahan malu.

"Baiklah, baiklah kau sudah sembuh rupanya"

Ia mengambil bantal dan menyerahkannya padaku

"Hey jangan dilempar lagi, oke-oke aku keluar"

Ia keluar masih dengan tawa yang terdengar jahat di telingaku.

"Ahhhhhhh "

Aku membenamkan wajahku di bantal yang tadi kulembar, membayangkan apa yang sudah terjadi rasa-rasanya aku tak punya muka untuk bertemu dengannya kembali.

#####

*Alhamdulillah kelar deh chapter 5.

Dibaca ya guys... jangan lupa tinggalkan jejak

voteee comeneeen likeeeee and poineeee

🙏🤲😁😁😁😍*

Terpopuler

Comments

Kempoenx Poenya

Kempoenx Poenya

laman seru thor

2022-02-13

0

Dessy Ghaisani

Dessy Ghaisani

msh setia

2021-06-01

0

BELVA

BELVA

kpan2 mampir jg ka di novel
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chaptee 15
16 Chapter 16
17 Pengumuman
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Eps 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110 CH 109 Lelaki Misterius
111 Chap 110 Siapa Yang Menikah?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chaptee 15
16
Chapter 16
17
Pengumuman
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Eps 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110
CH 109 Lelaki Misterius
111
Chap 110 Siapa Yang Menikah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!