Chapter 2

Mentari tengah beranjak keperaduannya, sinar keemasan menunjukkan senja datang menyapa. Keheningan menyapa, di balkon kamar menyendiri menatap sang langit yang akan memudar berganti warna. Gelap, masih tertahan di sini seperti biasa tiga puluh lima tahun ini dijalani. Sendiri, di mana sang sahabat, terbang dalam bayang lukisan indah cerita film. Yah, aku sendiri tak percaya kata sahabat, ada kecewa dan luka di hati ini mendengar kata itu.

Ketukan pintu membuyarkan lamunanku,teh neng menyapa dalam balutan mukena putihnya.

"Sholat yuk teh, sekalian seperti biasa ajari kami mengaji"

Lukisan senyum menyungging di bibir ini,

"Sedang libur teh, oh ya mengaji mandiri dulu aja ya. Dan minta tolong, doakan saya dapet pekerjaan"

Ia mengangguk, berlalu pergi.

Wanita itu 40 tahun usianya, memiliki dua orang anak yang tiga bulan ini menemaniku saat keluar rumah. Aku tak pernah ijin suami jika keluar, tak ada kontak dan tak pernah ada kabar. Sebulan sudah sejak kedatangannya dan lagi hanya berita kemesraannya yang sampai di mata dan telinga.

Allah kabulkan doaku, mengangkatku dalam keterpurukan ekonomi, hingga ayah tak lagi bekerja. Meski dalam proses kredit, setidaknya tidak lagi mengontrak, membuka warung kecil-kecilan di rumah dari jatah bulanan yang ku kirimkan.

Allah juga mengabulkan doaku, menikah melepas status lajang yang mendera. Dan Allah pun memberi tantangan lain saat doa-doaku dikabulkannya, menjadi sosok yang diuji dengan sabar oleh pernikahan yang mungkin tak diharapkan oleh suamiku sendiri.

Kulihat foto dan vidio pernikahan, tetesan air mata kembali menyapa. Hembusan nafas berat selalu datang dihelaan nafas yang terhirup. Andito Alex Putrajaya, usia dua puluh lima tahun, pekerjaan wiraswasta hanya data itu yang ku tahu dari suamiku. Tertuang dalam selembar kertas bukti pernikahan siri yang diberikan oleh pihak keluargaku dan lembar pernikahan kontrak.

Kuletakkan kepala bertumpu pada kedua tangan yang terjulur duduk di atas sofa, menatap luar dengan kegelapan tanpa nyala lampu. Kehampaan dan kekosongan tatapan menyapa, menangisi hal yang mestinya tak kutangisi. Beberapa lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan telah dilayangkan, tak satupun panggilan. Jangankan interview, panggilannya saja tak pernah menyapa meski sebulan ini sudah berusaha.

"Ya Robbku, usaha apalagi yang harus hamba lakukan"

Kuusap wajah dengan kasar, dingin menyapa tak kuhiraukan hingga tanpa sadar diri ini terlelap dalam bawah sadar meski air mata masih membekas.

Badan terasa menggigil, flu melanda, demam kurasa. Wajah pucat memaksakan tetap tersenyum, melangkahkan kaki menuju dapur. Mengambil madu berniat untuk mencampurnya dengan air hangat.

"Ya Allah teteh pucat amat itu muka"

Teh neng memegang kepalaku,

"Teteh demam kenapa g bilang, ya udah duduk aja sana, teteh mau apa biar saya siapin"

Ia menuntunku menuju bangku di meja makan,

"G papa teh, paling juga masuk angin bentaran aja juga sembuh biasanya"

"Ya udah teteh mau apa?"

"Minta tolong seduhin madu, jahe dengan air hangat, maaf teh ngerepotin"

"Atu enggak teh, sudah kewajiban saya toh tetehkan majikan saya"

Aku hanya tersenyum mendengar kata majikan, sejak kapan aku menjadi majikan. Setahuku selama hidup akulah yang menjadi pekerja bahkan pernah menjadi asisten rumah tangga.

"Saya kerokin mau teh"

Aku menggeleng

"Teteh kemarin tidur di balkon ya"

Lagi-lagi hanya senyuman yang kutampilkan

"Sabar ya teh, aden orangnya baik kok, insyaa allah teteh doain semoga aden segera membuka hatinya dan siapa itu tunangannya cepet putus"

" Enggak boleh gitu teh, emang saya bukan siapa-siapanya"

"Siapa bilang, teteh kan istrinya"

"Hanya siri teh"

Dan cuma setahun ucapku dalam hati.

"Madunya teh, cepet sembuh ya biar bisa masak,ngaji dan nanem-nanem lagi kan asik"

"Makasih teh, saya ke kamar dulu"

"Apa perlu saya hubungin aden teh"

Sejenak aku berfikir

"Punya nomornya"

Ia mengangguk

"Boleh saya minta teh?"

"Oh iya, bentar saya ambil hpnya dulu, sudah saya kirim teh kontaknya"

"Makasih, oh ya tolong jangan kabari apapun keadaan saya. Saya g mau nganggu teh, kalaupun dia harus tau biar tau dari saya"

"Ia teh, cepet sehat"

Aku pun melangkah menuju kamar, berharap demam ini segera sembuh. Esok harinya demam ini makin menjadi, pagi-pagi dengan tubuh lemas aku bolak balik kamar mandi untuk muntah. Teh neng yang setia menungguku bingung sendiri, karena ku menolak minum obat-obatan kimia.

Ia memijit, mengompres, menyuapi dan meminumkan air jahe dan madu, disela-selanya ia mengaji disampingku. Tiga hari berlalu demamku sudah mulai turun, aku mulai bisa tidur dengan lelap.

"Teh, teteh bangun ada dokter mau periksa"

Teh neng membangunkanku, reflek kutoleh kanan dan kiri, mencari jilbabku namun tak kutemukan.

"Tenang teh, dokternya cewek"

Ujar teh neng, akupun menarik nafas lega

Tak lama berselang, dokter muda itu menghampiriku.

"Sudah berapa lama demamnya?"

Tanyanya

"Tiga hari ini dok,tapi sudah turun dan insyaa allah sudah sehat kok"

Ucapku

Dokter itu tersenyum,

"Kata bu neng g mau minum obat kimia ya?"

Tersenyum lagi-lagi aku hanya tersenyum

"G pa-pa sih, tapi dari pada lama demamnya turun mending obatnya diminum dulu untuk meredakan baru kemudian herbal kalo sudah reda"

"Iya dokter,terima kasih"

"Udah g pa-pa kok, masih pucat tapi tetep cantik kok"

"Makasih dokter, oh ya nama dokter siapa?"

"Dira, kalau ada apa-apa segera panggil saya. Saya dokter pribadi pak alex, jadi bertanggungjawab atas semua keluarga pak alex termasuk sedikit banyak rahasianya"

"Saya kia, terima kasih dokter"

"Panggil saya Dira saja mbak"

Aku hanya mengangguk,

"Istirahat dan tenangkan fikiran, jangan dibuat stress, cepet sembuh mbak saya pamit dulu"

Dokter Dira pergi diantar teh neng ke depan, tak lama berselang saat mata ini hendak terpejam pintu kamar terbuka kembali.

"Mbak akan segera bekerja setelah sembuh, saya sudah menempatkan mbak di Lampung kebetulan Regional Managernya bermasalah, jadi diganti. Namun sebelum itu dalam waktu singkat mbak akan saya ajari beberapa hal berkaitan dengan pekerjaan mbak nantinya, saya anggap mbak tidak akan keberatan"

"Iya Mas, terima kasih"

Bahagianya hati ini melihat sosoknya duduk di tepi ranjang menatapku.

"Besok lagi kalau sakit segera hubungi saya ya mbak, jangan sampai berhari-hari"

"Teh neng yang ngasih tau mas"

"Iya"

"Makasih ya atas perhatiannya"

"Sudah kewajiban saya untuk membuat mbak sehat selalu, kelak ketika saya kembalikan ke orang tua mbak, kan harus sehat"

Baru saja hati ini berbunga, terhujam lagi dengan kata terakhirnya, senyum getir pun terpampang di wajah pucatku.

"Ya sudah mbak istirahat, dua hari lagi saya kesini. Pastikan mbak dah sehat karena mbak akan mulai belajarnya"

Dia berlalu pergi meninggalkanku, seperti biasa hanya senyumannya yang membekas diingatan.

"Ya Allah, apakah aku mulai menyukainya, rasa senang dan sakit datang bersamaan apakah ini yang dinamakan cinta, jika benar maka kumohon ya Robb, jatuh cintakan aku pada orang yang tepat dan Kau ridho akan anugrah cinta ini"

####$

Chapter 2 ya hehehee

like vote, poin, comennn ditunggu ya guys..🤲❤❤😁😁😁😍😍🙏

Terpopuler

Comments

Siti Rofiatin

Siti Rofiatin

semanggatt...😍

2021-05-24

0

BELVA

BELVA

slm kenal ya ka

2021-01-27

0

nana-chan

nana-chan

sukses selalu teh rini
bagus novel nya

2021-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chaptee 15
16 Chapter 16
17 Pengumuman
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Eps 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110 CH 109 Lelaki Misterius
111 Chap 110 Siapa Yang Menikah?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chaptee 15
16
Chapter 16
17
Pengumuman
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Eps 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110
CH 109 Lelaki Misterius
111
Chap 110 Siapa Yang Menikah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!