Rekan kerjaku menghantar kepergianku untuk menemui Sang CEO killer itu dengan mengepalkan tangan dan mengangkatnya, menunjukkan atau memberikan energi semangat sambil berdoa. Aku tersenyum saja melihat mereka, karena ku tahu letak kesalahanku bukan berkaitan dengan pekerjaan.
Sebelum ke ruangannya, aku menuju toilet terlebih dahulu. Merapikan diri, menenangkan debaran hati, dan membasuh wajah agar warna merah tomat ini berharap tak kembali lagi. Aku menuju ruangan Sang CEO di tengah bisik-bisikan karyawan lain. Yang menyangka aku akan dipecat hari ini. Karena dianggap tak mematuhi panggilannya.
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, kupencet angka tiga puluh. Artinya aku akan ke lantai tiga puluh tempatnya berada. Yah lagi-lagi aku terlambat tak segera memenuhi panggilannya, selain ada drama sesungguhnya aku masih enggan. Namun ancamannya sukses membuatku tak berkutik.
Lift terbuka, jantungku makin berdebar. Ku hampiri sekertaris, mbak hasna mengutarakan maksud dan tujuanku datang.
"Sudah punya janji?"
Tanyanya
"Bapak yang meminta saya ke sini?"
Jawabku
"Tunggu sebentar lagi karena Bapak sedang ada tamu, nanti saya tanyakan dulu"
Aku mengangguk dan berdiri menunggu setelah beberapa menit kemudian.
"Bapak, maaf sepuluh menit lagi anda akan meeting dengan klien"
Setelah mendengar itu, sungguh hatiku gembira. Akhirnya aku tidak akan menemuinya, fikirku.
"Mbak, berarti saya bisa kembali ke ruangan saya dong mbak"
"Tunggu aja dulu sebentar"
Akupun kembali mengangguk, tak berapa lama pintu itu terbuka. Aku tak ingin melihat, namun suara-suara manja itu terdengar.
Akhirnya mata ini melihat apa yang selalu kusaksikan di vidio media sosial mereka. Wanita itu menggelayut manja di lengan kekarnya, bahkan tak segan menciumnya di depanku. Siaran langsung ini membuatku memalingkan wajah, berharap amarah dan air mata yang datang bersamaan ini tak tumpah karena tiba-tiba datang rasa sakit sekaligus sesak di dada.
Alex terkejut saat melihatku, namun tak berbuat apa-apa. Ia mengantarkan wanita itu hingga lift, dan kembali seolah tak terjadi apa-apa.
"Masuklah"
Ia menyuruhku masuk ke ruangannya, aku masih menunduk saat ia menyuruhku duduk.
"Kau sudah makan?"
Tanyanya lembut
"Ku yakin kau pasti belum makan, makanlah aku temani"
Lanjutnya, sambil menahan geram dan air mata yang tak lagi mampu kubendung.
"Apakah bapak memanggil saya hanya untuk ini?"
"Kau menangis"
Dia mendekat, berusaha menyentuh ke dua tanganku namun ku tepis. Ia mundur dan duduk si sofa.
"Kau sudah beberapa hari ini menghindariku, tak nyaman rasanya, makanlah ku yakin kau belum makan"
"Terima kasih atas kepedulian dan hadiahnya Pak, tak seharus saya ke sini, dan jangan buat saya salah paham akan sikap Bapak"
"Apa maksudmu dengan salah paham?"
Namun belum sempat kujawab, ketukan pintu sudah terdengar. Mbak Hasna muncul dengan info bahwa klien sudah datang.
"Saya permisi Pak"
Aku pun melangkah pergi tanpa menunggu jawaban. Ke luar dengan tangisan, jelas memperjelas rumor yang beredar, karirku habis di perusahaan ini.
Aku menuju toilet untuk meredakan tangisan, membasuh dengan air wudhu agar mendapatkan ketenangan. Beristiqfar bibir ini agar mampu memberi kekuatan, sungguh sesak dada ini menerima kenyataan bahwa hadiah dari menghindarinya selama ini adalah kemesraan bersama wanita lainnya.
Berlari hanya itu yang bisa aku lakukan, menjauh itulah yang ada di fikiran. Ketika rekan-rekan kerja hanya mampu memandang dengan iba, tak lagi bisa bekerja. Meski tangis bisa terhapus, namun rasa sakitnya belum mampu terhapus. Aku pergi meski jam kerja belumlah usai.
Saat ini aku hanya ingin sendirian, tak tau harus ke mana. Dalam taksi pikiranku kemana-mana, berputar-putar di tengah hiruk pikuk jakarta. Pada akhirnya, taksi berhenti di sebuah taman dan akupun turun.
Duduk di pinggiran danau, hati-hati bertanya-tanya.
"apa hakku, dia bukan milikku, dia tak menggangapku istrinya. Meski selama ini perhatian dan kelembutannya mampu meluluhkan hatiku, apakah aku terlalu berharap, hingga tak bisa menerimanya bersanding mesra dengan yang lain"
"Aku ini apa, hanya istri rahasia yang tak diharapkan. Benarkah aku tak layak bersemayam di hatinya?, Ya Robb, apa yang harus kulakukan mengatasi rasa ini. Mohon petunjukMu"
Di sela lamunan dan tangisan, yang tanpa kusadari tangan itu muncul memberikan sapu tangan.
"Ambillah"
Ucapnya, aku menoleh melihat tangan siapa yang terjulur di depanku.
"Daniel"
"Apa perlu tanganku ini yang menghapus air matamu?"
"Tak perlu, terima kasih"
Ia duduk di sampingku
"Sudah kukatakan bukan, jika kau ada masalah berlarilah padaku"
"Dari mana kau tau aku di sini?"
"Mudah bagi seorang Daniel menemukan sosok mbak"
Ia menunjukkan ekspresi lucu, berdiri di depanku kemudian berjoget-joget sambil bernyanyi-nyanyi dengan suara yang pas-pasan. Aku pun tak kuasa menahan senyum di tengah air mata.
"Tuh sapu tanganmu banyak ingusnya, mau?"
Tunjukku memperlihatkan sapu tangannya.
"Gampang tinggal di cuci"
Ia kembali duduk di sampingku
" Apa kabar?, sudah lama enggak ketemu. Pindah kerjaan?"
"Yah, sekarang punya usaha meski masih skala kecil"
"Alhamdulillah"
Lama kami terdiam menyelami pikiran masing-masing. Hingga gerimis hujan menyadarkan kami untuk segera berlari mencari tempat berteduh.
"Ayok, ke kafe ujung sana"
Tunjuknya, ia melepas jasnya dan memberikannya padaku
"Pakailah"
"Tidak usah"
"Jangan membantah, atau kupegang tanganmu"
"Baiklah"
Aku menerima dan menjadikannya payung, dia berlari mensejajariku. Sesampainya di kafe, ia memesan minuman hangat kopi latte untuknya dan jahe plus madu untukku.
"Ternyata kau ingat apa yang kuminum dulu"
Ujarku melihatnya tanpa bertanya minuman yang ingin ku pesan.
"Aku lapar, bisakah Mbak temani aku makan"
"Aku tak lapar"
"Hey, ini sudah pukul tiga siang nona, perutku keroncongan"
Ia mengusap-usap perutnya yang sixpack tak lupa senyuman dan ekspresi lucunya. Entahlah aku sering tertawa jika bersama Daniel.
"Itu perutmu bukan perutku"
"Tapi bisakah nona menemaniku makan atau perlu aku suapi"
"Aih, aku hanya menemani saja tapi tidak makan"
"Baiklah, aku akan menyuapimu"
"No, no oke aku makan, dasar pemaksa"
"Nah gitu dong, anak manis"
Aku hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkahnya.
Obrolan mengalir begitu saja tanpa bisa dicegah, dari awal dia menghilang hingga tau aku ada di taman, dibumbui cerita-cerita lucu plus ekpresi lucu darinya. Hingga makanan dan minuman itupun lenyap di hadapan, alias habis tak bersisa.
"Jadi selama ini kau menguntitku"
"Bukan menguntit, tapi hanya ingin memastikan wanita yang kusayang selalu bahagia dan sehat"
"Aku wanita bersuami Daniel"
"Hanya sementara, dan tinggal tiga hari lagi sisa waktu perjanjian kalian, artinya aku punya kesempatan"
Ia serius menatapku yang menarik nafas berat. Hening sejenak, dan arah pandangku keluar jendela.
"Percayalah, aku mencintaimu. Untuk apa kau mempertahankan sebuah pernikahan pertaruhan yang banyak menyakitimu, bercerailah tuh mudah bagimu karena pernikahan ini tak ada ikatan negara"
"Apa maksudmu dengan pernikahan taruhan?"
"Berjanjilah pergi darinya dan datang padaku"
"Aku tak bisa janji untuk datang padamu, jika hanya untuk berteman aku menerimanya. Jika lebih hatiku kini masih tak tau arah, beri tahu aku agar aku bisa memutuskan apa yang terbaik untukku"
"Berjanjilah kau harus tetap bahagia setelah mendengar ini"
"Aku akan selalu membahagiakan diriku, kau tau itu"
"Baiklah, dengarlah baik-baik"
Cerita mengalir membuat aku syok, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika pernikahan yang sangat ingin kupertahankan ini menyimpan cerita memilukan sekaligus memalukan. Harga diri ini berasa tercabik-cabik, ikatan suci seolah game yang mudah dimainkan setelah bosan gampang terbuang.
"Ya Allah, apa salahku hingga mengalami hal seperti ini"
Kembali air mata tak mampu ku tahan, dan Daniel menungguku hingga kuputuskan untuk pulang.
"Aku hantarkan"
"Aku ingin sendiri Daniel, tolong jangan paksa aku kali ini"
Ia memahaminya dan mengantarku mendapatkan taksi.
#########
**Alhamdulillah, next chapter selanjunya....
yuk ah langsung aja di remoot
votee likee komeneeee and poineee ya ❤🤗😍😍😁🙏🤲🤲🤲
Htur nuhun**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Dessy Ghaisani
aku lembuuuur
2021-06-01
0
Syakila adeeva
sbrny apa ajja yg d ceritain daniel 🤔🤔..
hadehh akak rini,akak buat aq penasaran ajja..
😁😁🤭🙈
next baca ini mah...
2021-01-24
1
Lutfi Ivansah Kahtami
ortunya Alex kok ga di ceritain thorrrr 😍😍😍
2021-01-22
1