Chapter 7

Rekan kerjaku menghantar kepergianku untuk menemui Sang CEO killer itu dengan mengepalkan tangan dan mengangkatnya, menunjukkan atau memberikan energi semangat sambil berdoa. Aku tersenyum saja melihat mereka, karena ku tahu letak kesalahanku bukan berkaitan dengan pekerjaan.

Sebelum ke ruangannya, aku menuju toilet terlebih dahulu. Merapikan diri, menenangkan debaran hati, dan membasuh wajah agar warna merah tomat ini berharap tak kembali lagi. Aku menuju ruangan Sang CEO di tengah bisik-bisikan karyawan lain. Yang menyangka aku akan dipecat hari ini. Karena dianggap tak mematuhi panggilannya.

Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, kupencet angka tiga puluh. Artinya aku akan ke lantai tiga puluh tempatnya berada. Yah lagi-lagi aku terlambat tak segera memenuhi panggilannya, selain ada drama sesungguhnya aku masih enggan. Namun ancamannya sukses membuatku tak berkutik.

Lift terbuka, jantungku makin berdebar. Ku hampiri sekertaris, mbak hasna mengutarakan maksud dan tujuanku datang.

"Sudah punya janji?"

Tanyanya

"Bapak yang meminta saya ke sini?"

Jawabku

"Tunggu sebentar lagi karena Bapak sedang ada tamu, nanti saya tanyakan dulu"

Aku mengangguk dan berdiri menunggu setelah beberapa menit kemudian.

"Bapak, maaf sepuluh menit lagi anda akan meeting dengan klien"

Setelah mendengar itu, sungguh hatiku gembira. Akhirnya aku tidak akan menemuinya, fikirku.

"Mbak, berarti saya bisa kembali ke ruangan saya dong mbak"

"Tunggu aja dulu sebentar"

Akupun kembali mengangguk, tak berapa lama pintu itu terbuka. Aku tak ingin melihat, namun suara-suara manja itu terdengar.

Akhirnya mata ini melihat apa yang selalu kusaksikan di vidio media sosial mereka. Wanita itu menggelayut manja di lengan kekarnya, bahkan tak segan menciumnya di depanku. Siaran langsung ini membuatku memalingkan wajah, berharap amarah dan air mata yang datang bersamaan ini tak tumpah karena tiba-tiba datang rasa sakit sekaligus sesak di dada.

Alex terkejut saat melihatku, namun tak berbuat apa-apa. Ia mengantarkan wanita itu hingga lift, dan kembali seolah tak terjadi apa-apa.

"Masuklah"

Ia menyuruhku masuk ke ruangannya, aku masih menunduk saat ia menyuruhku duduk.

"Kau sudah makan?"

Tanyanya lembut

"Ku yakin kau pasti belum makan, makanlah aku temani"

Lanjutnya, sambil menahan geram dan air mata yang tak lagi mampu kubendung.

"Apakah bapak memanggil saya hanya untuk ini?"

"Kau menangis"

Dia mendekat, berusaha menyentuh ke dua tanganku namun ku tepis. Ia mundur dan duduk si sofa.

"Kau sudah beberapa hari ini menghindariku, tak nyaman rasanya, makanlah ku yakin kau belum makan"

"Terima kasih atas kepedulian dan hadiahnya Pak, tak seharus saya ke sini, dan jangan buat saya salah paham akan sikap Bapak"

"Apa maksudmu dengan salah paham?"

Namun belum sempat kujawab, ketukan pintu sudah terdengar. Mbak Hasna muncul dengan info bahwa klien sudah datang.

"Saya permisi Pak"

Aku pun melangkah pergi tanpa menunggu jawaban. Ke luar dengan tangisan, jelas memperjelas rumor yang beredar, karirku habis di perusahaan ini.

Aku menuju toilet untuk meredakan tangisan, membasuh dengan air wudhu agar mendapatkan ketenangan. Beristiqfar bibir ini agar mampu memberi kekuatan, sungguh sesak dada ini menerima kenyataan bahwa hadiah dari menghindarinya selama ini adalah kemesraan bersama wanita lainnya.

Berlari hanya itu yang bisa aku lakukan, menjauh itulah yang ada di fikiran. Ketika rekan-rekan kerja hanya mampu memandang dengan iba, tak lagi bisa bekerja. Meski tangis bisa terhapus, namun rasa sakitnya belum mampu terhapus. Aku pergi meski jam kerja belumlah usai.

Saat ini aku hanya ingin sendirian, tak tau harus ke mana. Dalam taksi pikiranku kemana-mana, berputar-putar di tengah hiruk pikuk jakarta. Pada akhirnya, taksi berhenti di sebuah taman dan akupun turun.

Duduk di pinggiran danau, hati-hati bertanya-tanya.

"apa hakku, dia bukan milikku, dia tak menggangapku istrinya. Meski selama ini perhatian dan kelembutannya mampu meluluhkan hatiku, apakah aku terlalu berharap, hingga tak bisa menerimanya bersanding mesra dengan yang lain"

"Aku ini apa, hanya istri rahasia yang tak diharapkan. Benarkah aku tak layak bersemayam di hatinya?, Ya Robb, apa yang harus kulakukan mengatasi rasa ini. Mohon petunjukMu"

Di sela lamunan dan tangisan, yang tanpa kusadari tangan itu muncul memberikan sapu tangan.

"Ambillah"

Ucapnya, aku menoleh melihat tangan siapa yang terjulur di depanku.

"Daniel"

"Apa perlu tanganku ini yang menghapus air matamu?"

"Tak perlu, terima kasih"

Ia duduk di sampingku

"Sudah kukatakan bukan, jika kau ada masalah berlarilah padaku"

"Dari mana kau tau aku di sini?"

"Mudah bagi seorang Daniel menemukan sosok mbak"

Ia menunjukkan ekspresi lucu, berdiri di depanku kemudian berjoget-joget sambil bernyanyi-nyanyi dengan suara yang pas-pasan. Aku pun tak kuasa menahan senyum di tengah air mata.

"Tuh sapu tanganmu banyak ingusnya, mau?"

Tunjukku memperlihatkan sapu tangannya.

"Gampang tinggal di cuci"

Ia kembali duduk di sampingku

" Apa kabar?, sudah lama enggak ketemu. Pindah kerjaan?"

"Yah, sekarang punya usaha meski masih skala kecil"

"Alhamdulillah"

Lama kami terdiam menyelami pikiran masing-masing. Hingga gerimis hujan menyadarkan kami untuk segera berlari mencari tempat berteduh.

"Ayok, ke kafe ujung sana"

Tunjuknya, ia melepas jasnya dan memberikannya padaku

"Pakailah"

"Tidak usah"

"Jangan membantah, atau kupegang tanganmu"

"Baiklah"

Aku menerima dan menjadikannya payung, dia berlari mensejajariku. Sesampainya di kafe, ia memesan minuman hangat kopi latte untuknya dan jahe plus madu untukku.

"Ternyata kau ingat apa yang kuminum dulu"

Ujarku melihatnya tanpa bertanya minuman yang ingin ku pesan.

"Aku lapar, bisakah Mbak temani aku makan"

"Aku tak lapar"

"Hey, ini sudah pukul tiga siang nona, perutku keroncongan"

Ia mengusap-usap perutnya yang sixpack tak lupa senyuman dan ekspresi lucunya. Entahlah aku sering tertawa jika bersama Daniel.

"Itu perutmu bukan perutku"

"Tapi bisakah nona menemaniku makan atau perlu aku suapi"

"Aih, aku hanya menemani saja tapi tidak makan"

"Baiklah, aku akan menyuapimu"

"No, no oke aku makan, dasar pemaksa"

"Nah gitu dong, anak manis"

Aku hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkahnya.

Obrolan mengalir begitu saja tanpa bisa dicegah, dari awal dia menghilang hingga tau aku ada di taman, dibumbui cerita-cerita lucu plus ekpresi lucu darinya. Hingga makanan dan minuman itupun lenyap di hadapan, alias habis tak bersisa.

"Jadi selama ini kau menguntitku"

"Bukan menguntit, tapi hanya ingin memastikan wanita yang kusayang selalu bahagia dan sehat"

"Aku wanita bersuami Daniel"

"Hanya sementara, dan tinggal tiga hari lagi sisa waktu perjanjian kalian, artinya aku punya kesempatan"

Ia serius menatapku yang menarik nafas berat. Hening sejenak, dan arah pandangku keluar jendela.

"Percayalah, aku mencintaimu. Untuk apa kau mempertahankan sebuah pernikahan pertaruhan yang banyak menyakitimu, bercerailah tuh mudah bagimu karena pernikahan ini tak ada ikatan negara"

"Apa maksudmu dengan pernikahan taruhan?"

"Berjanjilah pergi darinya dan datang padaku"

"Aku tak bisa janji untuk datang padamu, jika hanya untuk berteman aku menerimanya. Jika lebih hatiku kini masih tak tau arah, beri tahu aku agar aku bisa memutuskan apa yang terbaik untukku"

"Berjanjilah kau harus tetap bahagia setelah mendengar ini"

"Aku akan selalu membahagiakan diriku, kau tau itu"

"Baiklah, dengarlah baik-baik"

Cerita mengalir membuat aku syok, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika pernikahan yang sangat ingin kupertahankan ini menyimpan cerita memilukan sekaligus memalukan. Harga diri ini berasa tercabik-cabik, ikatan suci seolah game yang mudah dimainkan setelah bosan gampang terbuang.

"Ya Allah, apa salahku hingga mengalami hal seperti ini"

Kembali air mata tak mampu ku tahan, dan Daniel menungguku hingga kuputuskan untuk pulang.

"Aku hantarkan"

"Aku ingin sendiri Daniel, tolong jangan paksa aku kali ini"

Ia memahaminya dan mengantarku mendapatkan taksi.

#########

**Alhamdulillah, next chapter selanjunya....

yuk ah langsung aja di remoot

votee likee komeneeee and poineee ya ❤🤗😍😍😁🙏🤲🤲🤲

Htur nuhun**

Terpopuler

Comments

Dessy Ghaisani

Dessy Ghaisani

aku lembuuuur

2021-06-01

0

Syakila adeeva

Syakila adeeva

sbrny apa ajja yg d ceritain daniel 🤔🤔..


hadehh akak rini,akak buat aq penasaran ajja..
😁😁🤭🙈
next baca ini mah...

2021-01-24

1

Lutfi Ivansah Kahtami

Lutfi Ivansah Kahtami

ortunya Alex kok ga di ceritain thorrrr 😍😍😍

2021-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chaptee 15
16 Chapter 16
17 Pengumuman
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Eps 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110 CH 109 Lelaki Misterius
111 Chap 110 Siapa Yang Menikah?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chaptee 15
16
Chapter 16
17
Pengumuman
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Eps 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110
CH 109 Lelaki Misterius
111
Chap 110 Siapa Yang Menikah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!