Chapter 8

Saat ini tak ada ruang yang tersisa untuk ku bertahan, kehangatan sesaat ternyata tipu daya untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya. Telah lelah rasanya berdoa menanti keajaiban, bukan karena tak percaya kuasa illahi namun terlebih pada diri ini yang sudah tak sabar menunggu.

Ya Robbku,

Apakah aku salah menjatuhkan hatiku padanya

Kekasih halal yang datang tiba-tiba

Kini nestapa hati yang kurasa

Benarkah semua ini?

Langkah apa yang bisa kulakukan kini

Haruskah aku pergi

Meninggalkan semua kepiluan hati

Mohon berikan petunjukMu

Ketenangan dan kesabaran dalam jiwaku, sehingga ku mampu memberikan langkah terbaik dalam hidupku.

Untaian doa dalam kesunyian malam, mewujudkan tanda kepasrahanku pada Sang Khaliq. Derai air mata saat kubuka kembali vidio pernikahan sederhana, selembar kertas kontrak nikah dan bukti pernikahan. Melihat foto-foto kenangan, teringat akan perkataan Danial menyadarkanku bahwa pernikahan ini hanya tinggal hitungan hari.

Tanpa tidur semalaman, aku berkemas di pagi harinya. Sudah kumantapkan hati untuk menenangkan diri. Sudah ku pesan sebuah travel untuk membawaku ke daerah Cipanas puncak. Tempat di mana aku bisa menenangkan diri.

Tiga jam perjalanan akhirnya sampai aku sebuah pondok karantina tahfiz, tanpa mengabari pengurus pondok. Aku turun dari mobil travel dengan sebuah koper besar. Tempat ini masih sama seperti dulu, dua tahun yang lalu saat aku menimba ilmu di sini setelah hijrahku dari dunia perbankan.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabbarokatuh"

Sapaku pada anak-anak perempuan kecil yang sedang berkelompok menghapal. Mereka kemudian datang bersalaman denganku, masih ada beberapa anak yang ku kenal di sana.

"Apa kabar neng sholehah?"

Ku peluk anak yang dulu sangat dekat denganku. Dia hanya senyum-senyum saja dan berlari kembali.

"Apa kabar umi?"

Aku menyalami umi memeluknya erat. Umi sedikit kaget dengan pelukanku, dan bisikan kata rindu dariku.

"Aku Kiara umi,dari Lampung"

"Astaqfirullahaladzhim, kak kiara dari Lampung beneran"

Ia sangat terkejut, terkejut akan perubahan wajah dan tubuhku. Ia memutar-mutar tubuhku seakan tak percaya.

"Iya umi, ini kiara. Umi, abi kakak dan anak-anak apa kabar?"

"Alhamdulillah ayok masuk"

Anak-anak yang tak menyangka aku Kiara hanya melihatku dari ujung kaki hingga kepala.

"Beneran ini kak kiara?"

Kata nisa seolah menyakinkan dirinya. Aku mengangguk. Mereka berhambur memelukku.

"Kangen kak"

"Kakak juga kangen kalian, makanya kakak ke sini"

"Kakak mau jadi musrifah lagi atau karantina" tanya Neng yang masih erat memelukku.

"Karantina sayang"

"Berapa lama"

"Satu bulan insyaa allah"

Umi memandangiku seakan masih tak percaya.

"Udah anak-anak sekarang waktunya kalian qoinullah, nanti kangen-kangenannya dilanjut lagi kan kak kiara juga masih mau lama di sini. Anak-anak menurut dan melepaskan pelukannya, mereka masuk asrama dan berebut nomor kamar mandi. Yah suasana yang kurindukan, keceriaan, keramahan,  ketenangan dari rumah tahfidz ini.

Segera kuurus administrasiku meski umi menolak, namun saat kukatakan untuk sedekah barulah beliau menerimanya. Aku pernah mengabdi di sini setidaknya satu tahun lamanya. Aku butuh ketenangan saat ini, saat ku tahu kontak pernikahanku tersisa dua hari lagi. Aku tak membicarakan apa masalahku pada umi, yang beliau tahu aku ingin menghapal qur'an kembali.

"Ya Allah semoga ini jalan terbaik untukku" bisikku dalam hati

Tok-tok

"Assalamualaikum, kakak karantina bangun dong sholat tahajud"

"Walaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh anak manis, kakak-kakak udah pada bangun kok. Semua udah pada sholat?"

"Ini pada mau mulai kak"

"Oke siap"

Suasana pagi pukul tiga di pondok ini semua yang bernyawa bernama manusia telah bergerak, mempersiapkan diri dalam sajadah panjang menghadap Illahi. Sudah dua minggu di pondok ini, ketenangan mengalir dalam jiwa yang telah lama gersang dengan kesendirian dan kesibukan dunia.

Melakukan tahajud bersama dilanjutkan sholat witir. Deru doa yang indah dibacakan musrifah yang membuat hati-hati menangis mengingat dosa-dosa. Di sinilah ketenangan itu berada, jauh hingar bingar dunia, lantunan ayat-ayat suci al-qur'an dari bibir-bibir indah jiwa-jiwa para penghapal qur'an.

Tiada hari tanpa qur'an, full dua puluh empat jam. Meski hari ini hari libur karena hari ahad. Tak hanya santri pondok, tapi juga karantina.

"Kak Kia, pasar yuk?"

Ajak jasmine teman karantinaku yang masih berusia tujuh belas tahun.

"Yang lain mau pada ke pasar?"

Tanyaku

"G tau tuh kak, tapi kayaknya pada mau ke pasar deh"

"Kalo mau ke pasar semua ya udah kakak ikut"

"Gitu dong kak, ahad kemarin kan kakak g ikut. Rajin banget ngapal"

"Enggak ngapal orang main sama anak-anak. Kangen main sama mereka"

"Kak kia, main yuk"

Ajak ais santri terkecil berusia delapan tahun.

"Kak kia mau ke pasar sayang, mau pesen apa"

"Ikut kak"

Ujarnya sambil bergelayut manja di pangkuanku

"G boleh sama umi sayang, ais pesen apa insyaa allah kalo ada kakak beliin"

"Beneran"

Aku mengangguk

"Tanya ma kakak-kakak yang lain boleh?"

"Boleh, catet aja yang kalian mau".

"Yey"

Ais melonjak kegirangan, dan segera menghambur pada kakak-kakak santri yang lain. Saat yang lain sibuk mencatat pesanan, aku berganti baju untuk bersiap ke pasar.

"Kak kia dah siap"

"Kak bintang udah siap?"

"Udah kak"

"Siangan katanya mereka"

"Ya udah ayok"

Aku dan Bintang pun keluar kamar, catatan jajanan pun sudah diberikan. Aku celingak-celinguk mencari umi, untuk pamitan.

"Umi g ada kak, lagi ke tempat ikhwan"

Ujar acha salah satu santri.

"Oh ya udah, tolong pamitin sama kak ayu ya, kak kia sama kak bintang ke pasar dulu"

"Iya kak"

"Kakak pamit ya, Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh"

"Walaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh"

Aku berdua naik angkutan umum ke pasar dengan ongkos empat ribu rupiah. Pasar cipanas memang tidak jauh dari pondok, bahkan dulu aku pernah pagi-pagi berjalan dari pondok ke pasar tak sampai satu jam aku sudah sampai.

Pukul sebelas lewat tiga puluh aku pulang dari pasar. Semua pesanan sudah didapatkan, aku dan bintang segera bergegas ke pondok, agar tak melewatkan sholat dzuhur berjamaah.

Sesampainya di pondok anak-anak sudah menanti, dan aku pun memberikan jajanan pesanan mereka. Namun alangkah terkejutnya, saat mataku bersitatap dengan matanya di teras pondok. Aku dan  Bintang kemudian masuk pondok lewat pintu belakang.

Hatiku gusar, bagaimana begitu mudahnya aku ditemukan. Aku langsung ke kamar mandi, berwudhu untuk menguatkan diri. Cukup lama aku di kamar mandi hingga ketukan pintu menyadarkanku.

"Kak Kia dipanggil umi di depan"

"Iya sebentar"

Aku pun keluar setelah mengelap wajahku yang basah dengan handuk.

"Umi manggil Kia"

"Iya sayang, sini duduk samping umi"

Aku mengangguk, laki-laki itu tak melepas pandangannya dari diriku.

"Kak Kia"

Panggil Abi suami umi yang juga pengasuh pondok.

"Iya Abi"

"Kenal dengan laki-laki ini"

Abi menunjuk laki-laki yang duduk di sebelahnya. Tanpa melihat aku mengangguk.

"Benar dia suami kak kia"

Tanya abi kembali

Suami, masihkah dia suamiku?. Batas waktu kontrak pernikahan kami telah berakhir beberapa hari lalu. Masihkah dia suamiku, bahkan hatikupun bertanya-tanya.

"Kiara, kenapa tidak dijawab pertanyaan Abi?"

Alex menatapku lembut, dan aku masih terdiam.

"Kiara, kita harus bicara. Masalah kita tidak selesai jika kau terus menerus pergi seperti ini"

Aku menatap marah dengan perkataannya, seolah-olah di sini aku yang bersalah. Sebagai istri yang tidak menurut pada suaminya. Dengan memendam amarah, dan menghela nafas berat.

"Benar abi, umi laki-laki ini suami kia, maaf abi,umi"

"Nak Alex sudah bercerita tentang rumah tangga kalian, lebih baik saat ini kalian bicara. Ikutlah dengan Nak Alex. Bicaralah dari hati ke hati dan baik-baik insyaa allah akan ketemu jalan keluarnya"

"Iya bi"

"Kiara, ikutlah denganku sekarang"

Ajak Alex yang menarik lenganku, aku melepaskan tangannya.

"Sebentar lagi dzuhur lebih baik pergi setelah sholat, abi, umi Kia masuk ke dalam dulu"

Akupun langsung bergegas masuk kamar, air mata yang sejak tadi ku tahan akhirnya keluar sesampainya di kamar mandi. Isak tangisku ku tahan agar tak keluar suara.

"Kenapa hadir lagi saat aku sudah mulai memperoleh ketenangan dan melupakan?"

Bisik hatiku, kumandang adzhan tak lama terdengar. Akupun segera menghapus air mataku dengan air wudhu. Dan keluar untuk sholat berjamaah, terlihat anak-anak santri sudah duduk rapi sambil membaca qur'an.

#######

**Alhamdulillahirrobbil alamin

Sudah sampai Chapter 8

yuks pantengin terus and dang lupa ya

jejak-jejakmu sangat berarti untukku 😁😁😁

Voteeee komeneeee likeeee and poineeeee

syukron ❤😍🙏🤲😁😁😁😁**

Terpopuler

Comments

Nur Syamsi

Nur Syamsi

sesak bacanya thor 😭😭😭

2024-10-03

0

Dessy Ghaisani

Dessy Ghaisani

ngapain sih balik lagi.....

2021-06-01

0

Mika

Mika

suka karyamu thor

2021-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chaptee 15
16 Chapter 16
17 Pengumuman
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Eps 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110 CH 109 Lelaki Misterius
111 Chap 110 Siapa Yang Menikah?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chaptee 15
16
Chapter 16
17
Pengumuman
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Eps 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110
CH 109 Lelaki Misterius
111
Chap 110 Siapa Yang Menikah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!