"Hallo Tuan"
"Ada apa"
"Nona bertemu dengan Nona Elaine, di kantor Daniel, sepertinya mereka bertengkar. Dan Nona keluar kantor dengan menangis"
"Apa, di mana Istriku sekarang berada?"
"Nona sedang berada di Masjid Tuan, dekat kantor"
"Oke, awasi terus laporkan padaku jika ada sesuatu. Aku segera ke sana"
Alex bergegas keluar kantornya, sekertarisnya yang melihat bossnya itu keluar kantor segera menghubungi James. James yang setengah berlari menghampiri Alex yang sudah berdiri di depan lift.
"Mau ke mana, sebentar lagi kita ada meeting"
Tanya James hati-hati melihat wajah gusar bossnya.
"Tangani saja, atau jadwal ulang"
"Tapi Tuan, ini sudah yang kesekian kalinya jadwal meeting tertunda"
"Kau membantahku hah"
Bentak Alex dengan menarik kerah James, Asistennya.
"Ba...baik Tuan"
Jawab James dengan gugup.
"Satu lagi, bawa si keparat Daniel ke gudang"
"Baik Tuan"
Alex menaiki lift khusus dengan tergesa. Ia kemudian membawa mobil dengan kecepatan cukup tinggi.
Sesampainya di pelataran masjid, ia menelpon Kiara. Namun berulang kali ia menelpon tak juga di angkat.
"Zaki, bawa hanphonemu dan berikan pada Kiara"
"Baik Tuan"
Zaki merupakan mata-mata yang diperintahkan untuk mengawasi Kiara. Zaki masuk ke dalam masjid, beruntung suasana masjid tidak ramai sehingga ia tidak terlalu malu menghampiri Kiara yang sedang duduk membaca Al-qur'an.
"Maaf Nona, ada telpon dari Tuan Alex"
Zaki menyodorkan ponselnya ke Kiara, Kiara yang asing melihat Zaki tertegun.
"Nona cepatlah angkat, atau saya yang akan mengangkat Nona dari dalam masjid ini"
"Apa maksud Anda seenaknya saja, saya tidak kenal Anda. Lagian ini tempat khusus perempuan mengapa malah di sini. Anda salah tempat"
"Maaf Nona, tidak ada waktu untuk berdebat. Angkatlah atau saya yang mengangkat tubuh anda Nona"
Kiara yang di tatap tajam seperti itu akhirnya menurut, mengangkat telpon yang disodorkan padanya.
"Hallo kenapa lama sekali bicaranya, cepat keluar aku menunggumu di mobil"
Kiara tersadar, ia tau siapa pemilik suara itu.
"Aku tidak mau"
"Ikut Aku, atau Zaki yang akan menggendongmu"
Kiara melirik Zaki yang sudah sangat siaga.
"Dasar pemaksa, sudah kubilang aku tidak mau"
"Kuhitung sampai tiga, jika masih tak mau terpaksa Zaki yang akan menggendongmu, satu..."
Kiara melihat sekitar, sepi hanya ada dua orang di masjid itu, dia dan seorang ibu-ibu. Melihat kemungkinan tak bisa kabur, akhirnya Kiara mengalah. Melangkah keluar menemui suaminya itu. Zaki tersenyum, dan melaporkan jika Nona Kiara sudah berjalan ke luar.
"Brakkk"
Kiara menutup pintu mobil dengan keras, Alex sedikit terlonjak. Tak pernah menyangka istrinya yang lembut itu bisa melakukan hal menyeramkan menurutnya. Dengan hati-hati ia mencoba menggenggam jemari Kiara, namun ditepis oleh Kiara.
"Sayang, Kamu tidak apa-apakan?, adakah yang terluka, biar kulihat"
Alex meraih wajah Kiara dengan ke dua tangannya, Kiara meronta meminta dilepaskan.
"Bukan fisikku yang sakit, tapi hatiku yang terluka"
Air mata luruh begitu saja dan Kiara memalingkan wajah dari tatapan Alex.
"Sayang, maafkan aku. Kau boleh marah, tapi jangan mengabaikanku seperti ini"
"Ceraikan aku"
"Sayang, aku janji hal ini takkan terjadi lagi percayalah"
Alex mengenggam erat jemari Kiara. Kiara mencoba melepaskan genggaman itu, namun tenaganya kalah kuat dari Alex.
"Kau selalu berjanji tapi lagi-lagi aku yang tersakiti"
"Sayang, aku akan sedang berusaha mendapatkan bukti-bukti agar bisa secepatnya bercerai dari Elaine, percayalah"
"Kau tidak memiliki banyak waktu Alex, lima bulan lagi waktu perjanjian usai"
"Aku mengerti tak perlu kau ingatkan itu terus, bersabarlah"
Sesaat keheningan menjalar, tidak ada yang bersuara di antara mereka. Alex yang terus memandangi istrinya itu namun Kiara mengarahkan wajahnya ke luar jendela.
"Baiklah, aku tau tempat di mana kau bisa menyalurkan amarahmu"
Kiara tak merespon, ia sedang bergulat dengan perasaan yang ada di hatinya. Alex kemudian melajukan mobilnya membelah kota hingga kemudian ia berhenti di sebuah tempat.
"Ayok turunlah"
"Tempat apa ini"
Tanya Kiara dengan malas
"Kau akan tau jika sudah di dalam"
Kiara tak lagi protes saat jemari-jemarinya digandeng erat Alex melangkah masuk ke dalam gedung. Kiara memperhatikan sekitar, gedung itu sepi dan hanya beberapa karyawan yang terlihat.
"Selamat datang Tuan"
Para karyawan menyapa dan menundukkan kepala saat bertemu Alex.
"Apakah kau sudah menyiapkan apa yang kuminta?"
Tanya Alex kepada salah satu orang yang menyambutnya.
"Sudah Tuan, mari saya antar"
Alex dan Kiara mengikuti langkah laki-laki yang muda itu ke dalam sebuah ruangan. Kiara membulatkan matanya, saat ia dibawa ke ruangan di mana terdapat ring, sarung tinju dan beberapa alat lainnya untuk keperluan olahraga tinju.
"Kenapa kau membawaku ke sini?"
Alex tersenyum melihat wajah kebingungan istrinya itu.
"Sini"
Alex menarik tangan Kiara dan mengambil sarung tinju berwarna biru.
"Untuk apa?"
Tanya Kiara lagi
"Tentu saja untuk meninju"
"Kau ingin berlatik tinju"
"Tidak"
"Lalu ini untuk siapa?"
"Kau"
"Apa, aku tidak mau"
Kiara menarik tangannya yang hendak dipasangkan sarung tinju itu.
"Bukankah kau ingin meninju seseorang, lihatlah kau bisa meninju di sini dengan puas"
"Aku memang ingin meninju orang, tapi bukan samsak yang ingin ku tinju melainkan kamu Alex"
"Owh galak sekali istri manisku ini heh, Kau ingin merusak wajah tampan suamimu ini hem"
Alex memainkan matanya seolah mata genit, dan menaik-naikkan alisnya, dan tersenyum menggoda.
"Hei kau fikir aku peduli"
"Tentu saja kau peduli, kau sudah mencintaiku"
Bisik Alex di telinga Kiara dan membuat Kiara berdesir, sangat jelas terdengar deru nafas Alex di telinganya meski terhalang jilbab. Melihat istrinya terdiam, Alex dengan cepatnya mencium pipi Kiara, membuat Kiara terkejut.
"ALEX"
Kiara reflek menjerit, dan wajahnya merona sedangkan Alex berlari-lari tertawa melihat wajah sang istri yang memerah seperti warna tomat.
"Hahaaha, ayo pukul aku jika kau bisa "
Alex melambaikan berkacak pinggang sambil tertawa menantang. Membuat Kiara semakin geram,
"Awas ya kalau kena, kucincang dirimu"
Ucap Kiara mengejar Alex
"Kau pikir bisa mengejarku dengan pakaian seperti itu heh"
"Kau pikir aku tidak bisa berlari dengan gamis ini, lihat saja kalau kau kena ya"
"Ayo siapa takut"
Mereka pun berlari saling mengejar, Alex terus menggoda Kiara yang bersusah payah mengejarnya. Namun tiba-tiba Kiara memegang kakinya.
"Aduhh, kakiku "
Seru Kiara, Alex yang terkejut segera berhenti berlari dan menghampiri Kiara.
"Kakimu kenapa, kram atau terluka"
Alex dengan wajah paniknya memeriksa kaki Kiara, namun kemudian.
"Buk"
Tepat sasaran, wajah tampan Alex mencium sarung tinju yang dilayangkan oleh Kiara.
"Hah, kenapa memukulku"
Ucap Alex memegang pipinya, meski tak terasa sakit namun dia hanya berpura-pura.
"Rasakan itu, makanya jangan macam-macam denganku"
Kiara tertawa puas, memandang wajah suaminya yang terlihat meringis kesakitan.
"Oh jadi kau mau bermain-main denganku ya"
"Itu hukumanmu, karena sudah menyakitiku"
"Baiklah aku terima, sekarang terima juga hukumanmu ya"
Seraya tangan Alex menarik pinggang Kiara. Kini giliran Kiara yang panik, melihat wajah Alex yang tersenyum licik.
"Lepaskan"
Kiara meronta, berusaha melepaskan tangan Alex yang ada dipinggangnya.
"Tidak, sebelum kau terima hukumanmu"
"Lepaskan, atau kau menyesal"
"Benarkah, aku tidak takut"
Alex menarik tengkuk Kiara, sesaat pandangan mata mereka bertemu. Sesaat mereka terlihat akan berciuman.
"Dug, aww"
Alex menjerit dan reflex melepaskan tangannya di tubuh Kiara, dan memegang jari-jari kakinya.
"Rasakan itu, sudah kubilang kau akan menyesal bermain-main denganku"
"Kenapa kau injak kakiku?"
Sambil melepaskan sepatu dan kaos kakinya, untuk melihat jari-jari kakinya yang terinjak oleh sepatu Kiara.
"Kau mau kurang ajar padaku, itu hukumanmu"
"Apakah salah jika suami mau mencium istrinya sendiri?"
Alex melihat jari-jari kakinya memerah, dan ada luka lecet sehingga membuat perih.
"Aduh ini sakit sekali, kakiku terluka"
Alex meringis dan memperlihatkan kakinya pada Kiara. Kiara yang sejak tadi berdiri akhirnya duduk memeriksa kaki Alex.
"Cup"
"Alex"
Kiara geram melihat Alex yang tiba-tiba mencium bibirnya, dan ia mendapati Alex malah tertawa.
"Itu hukumanmu"
Kiara yang kesal akhirnya meninggalkan berdiri hendak keluar. Tapi kemudian Alex dengan gerakan cepat memeluk dirinya erat.
"Biarkan sebentar saja begini"
Kiara yang meronta pun akhirnya terdiam dipelukan Alex.
"Sungguh aku mencintaimu"
Bisik Alex di telinganya.
#########
Alham**dulillah chapter 16 selesai
hemmm
yuk langsung di follow aja namaku
Lesta Lestari
dan karyaku tolong
di baca
di like
di vote
dikomen
di poin
si share heheh😁😁😁
terima kasih, muachh**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Utina Dewi
bagus thor..tp jgn lah kia minta cerai ters..kan dia jg tau agama,bljr di pondok jg,biarpun nikah siri tp istri kan dilarng minta cerai trs thor
2021-11-23
0
Siti Rofiatin
seruuu😍😍🤗
2021-05-24
0
Mei Shin Manalu
6 like
2021-01-31
0