Chapter 6

Sinar mentari menerpa wajahku, mata ini perlahan terbuka melihat jendela yang ternyata tirainya sudah terbuka. Kulihat jam di hanphone meski ada jam dinding di depanku.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Aku segera terbangun, namun

"Allahu Akbar"

Aku meringis saat jarum di tanganku terlepas begitu saja, baru kusadari jika aku masih terinfus.

"Teteh sudah bangun"

Aku melihat ke arah pintu, Teh Neng muncul dengan susu hangat dan sarapan paginya.

"Kok enggak bangunin Teh, saya terlambat kerja nih teh"

Ujarku mencoba untuk bangun, namun ditahan oleh Teh Neng.

"Teh, lho infusnya lepas. Teteh mau kemana?"

"Mau mandi siap-siap kerja teh"

"Teh, aden tadi bilang dua hari ini teteh g usah masuk kerja katanya gitu"

"Saya sudah sehat, nih udah kuat"

Seraya menunjukkan tangan dan berdiri tersenyum

"Teteh bisa aja, tetep teh nurut kalo suami bilang toh perusahaannya kan punya suami"

"Teh, saya ini cuma karyawan. Teteh kan tau itu"

"Udah enggak usah ngeyel Teh, ntar Aden marah serem lho"

"Bisa aja teteh ini, oh ya mau tanya dong yang gantiin baju sama ganti daleman siapa, bukan Alex kan?"

Aku mendekatinya menelisik, ia senyum-senyum sendiri.

"Teteh, jangan bilang Alex semuanya"

"Rahasia ih"

"Teh please dong, beneran deh kasih tau"

Teteh hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum-senyum, semakin membuatku penasaran.

"Teteh"

Aku benar-benar memohon kali ini

"Teteh mandi dulu, nanti saya ceritain"

"Beneran teh"

Aku menatapnya seakan masih tak percaya janjinya. Lalu ia mengangguk.

"Yeay, jangan bohong lho teh kalo bohong gaji kupotong"

Ujarku sambil berjalan menuju kamar mandi.

Acara mandiku akhirnya selesai juga, bergegas ke dapur untuk menemui Teh Neng, tak sabar menunggu ceritanya. Melihatku di dapur teh neng hanya geleng-geleng kepala.

"Di kamar aja teh, sarapannya kan di sana, kata aden g boleh keluar kamar dulu"

"Kan tetehnya di sini, gimana mau dengar cerita"

"Ya elah teh masih penasaran aja"

"Ya pingin taulah, kan malu teh kalo bener-bener Alex yang gantiin"

"Cieee yang merona wajahnya kayak tomat mateng"

"Ishh teteh mah jangan menggoda atuh, hayuk ah buru"

"Pingin tau aja apa tau banget"

"Pingin tau banget teteh, cepetan yuk katanya tadi g boleh keluar kamar, si teteh malah lama"

"Hayuk ah"

"Ayuk teh buru cerita"

Kataku menarik lengannya Teh Neng untuk duduk di sebelahku di atas kasur.

"Itu sarapannya belum di makan"

Teh Neng menunjuk sarapanku yang masih utuh belum tersentuh

"Gampang itu mah, nanti aja"

"Teteh sarapan dulu baru deh saya cerita"

Tetap pada pendiriannya, Teh Eneng menyuruhku sarapan. Meski sudah kubujuk-bujuk ia tetap menggeleng, akhirnya aku pun sarapan.

"Ni udah"

Kataku sambil menunjukkan mangkok bubur yang sudah kosong, padahal aku paling tidak suka bubur.

"Tuh susunya"

Tunjuk teh neng pada segelas susu yang masih utuh.

"Diminum teh"

"Heeh"

"Saya kan enggak suka susu teh"

"Harus minum, kalo enggak saya g cerita, gimana"

"Jahat amat teteh sama saya"

Aku pun lagi-lagi terpaksa meminum makanan dan minuman yang kurang kusukai. Pada akhirnya akupun harus menawarkan rasa ditenggorokan ini dengan mencari-cari permen, agar tidak muntah. Teh Neng memang tau aku tak menyukai ke duanya, namun makanan dan minuman itu ternyata setelah ku tahu Alex yang membuatkannya, sehingga mau tak mau aku memakannya.

Ceritapun akhirnya mengalir, dari bagaimana sikap Alex, dari pingsan hingga proses pergantian pakaian. Aku senyum-senyum sendiri mendengar cerita itu, hingga wajah memerah seperti tomat matang karena rasa malu yang teramat sangat sekaligus bahagai, apakah Alex sudah membuka hatinya untukku?.

Sejak cerita itu mengalir dari Teh Neng, aku gundah. Di sisi lain aku bahagia akan perhatiannya dan bertanya-tanya benarkah ia sudah membuka hatinya?, namun di sisi lain  aku ragu, melihat kemesraan di vidio-vidio bersama kekasihnya masih saja beredar di mana-mana.

Meskipun begitu aku sangat malu, seumur hidup baru kali ini aku membiarkan laki-laki dekat denganku, malu meski tanpa kesadaran tetap saja bayangan cerita peristiwa itu membuat wajahku terus merona.

Yah pada akhirnya aku memilih untuk menghindarinya, aku membuat sarapan pagi-pagi sekali, menyiapkannya dan meminta Teh Neng untuk menyediakannya ke meja makan untuk Alex. Setelah itu aku pun langsung kabur ke tempat kerjaku.

Empat hari berlangsung, aku tanpa bertemu dengannya. Ia menelpon dan  mengirim pesan, namun tak pernah kubalas. Ahh bagaimana tidak, aku yang tidak pernah pacaran, bersentuhan dengan laki-laki kini... apakah kalian bisa membayangkan, aku merasa sudah tak suci lagi meski dalam keadaan darurat.

Gemetar rasanya mengingat betapa Teh Neng meledekku yang terus saja terngiang di telinga. Membuat malu ku makin menjadi-jadi.

Rekan-rekan kerja melihatku aneh sekaligus takut. Karena beberapa kali pesan datang kepada Pak Jo agar aku menemuinya di ruang kerjanya, namun tak pernah aku tanggapi. Hingga membuat Pak Jo dan tim kerjaku berfikir, bahwa aku adalah mangsa sang CEO yang terkenal killer itu.

Pagi ini seperti biasa aku sudah berada di ruang kerjaku, setelah pagi di rumah hampir saja bertemu. Saat ia memanggilku, tak kuhiraukan panggilannya. Aku berlari menuju ojol yang ku pesan, meskipun ku tahu ia berlari mengejarku. Aku masih belum siap, fikirku.

Beberapa rekan kerjaku belum datang, karena waktu baru menunjukkan pukul tujuh sedangkan jam kantor pukul Delapan. Setidaknya pukul tujuh tiga puluhan baru karyawan ramai mulai berdatangan.

Aku membaca beberapa pesan, sebelum memulai pekerjaan. Membalas pesan teman-teman atau menanyakan kabar teman-teman yang sudah lama tidak bicara. Berselancar di medsos, mendengarkan beberapa ceramah singkat dari ustad-ustad favorite. Hingga beberapa karyawan datang, terheran-heran melihatku yang duduk tenang.

Tanda menyadari, ada tatapan marah di depan sana. Beberapa rekan kerjaku bahkan sudah ada yang berkeringan dingin. Hingga baru ku sadari, colekan Tina menunjuk ke depan. Memberitahuku siapa yang di sana. Aku kaget hingga tak tahu harus berbuat apa, berbalik badan dan tanpa sadar berusaha menyembunyikan diri di bawah meja.

Suara ketukan meja terdengar, namun pura-pura telinga ini tak mendengar.

"Cahya Kiara keluarlah"

Suara itu tegas memerintah, namun tetap tak bergeming.

"Datang ke ruangan saya sekarang, atau kamu akan lihat surat PHK semua orang yang ada di ruangan ini"

Aku terkejut, kenapa ia melibatkan semuanya. Hingga kuyakinkan diri untuk membuang rasa malu, memberanikan diri keluar dari bawah meja, berdiri namun tetap tak berani menatapnya.

Aku hampir mendengar suara tawa yang tertahan. Sambil menahan tawa,

"Datang ke ruangan saya segera IBU CAHYA KIARA"

Dengan penekanan di nama, ia keluar dan akhirnya tertawa membuat semua bergidik sekaligus heran dengan apa yang ditertawakan. Kecuali diriku yang menyadari, saat wajahku berubah memerah seperti  tomat karena rasa malu.

"Merah amat tuh wajah"

Kompak semua mengarah ke sumber suara, yang tak lain suara Tina yang kemudian menunjuk ke arahku. Semua kini menatapku, mempertanyakan dan memohon untuk diselamatkan. Karena mereka perfikir karier mereka di ujung tanduk. Pak Jo menghampiriku,

"Segeralah ke ruangannya, tak ada alasan lagi untuk menghindar. Maafkan kami"

Aku mengangguk, dan yang lain juga meminta maaf. Iba kepadaku karena mereka berfikir aku telah melakukan kesalahan yang besar dan tak termaafkan. Beberapa orang menguatkanku, dengan pelukan dan kata-kata, sungguh suasana menjadi haru.

###$$$$

**Alhamdulillah yeay kelar chapter 6 heheee

lanjut yuks ke chapter selanjutnya

tapi ingettt ya 😁😁😁😍**

**tinggalkan jejakmu

voteee comennn likeee and poin

makasih muachhhjj😍😁😁😁❤🙏🤗🤗**

Terpopuler

Comments

Nur Syamsi

Nur Syamsi

dasar laki" Tdk punya perasaan, ada istri diluar main pr

2024-10-03

0

Dessy Ghaisani

Dessy Ghaisani

badan Segede kebo ngumpet dikolong meja....dh tau tadi dh liat mlh ngumpet.....ampun deeeeh

2021-06-01

0

re

re

❤❤❤❤❤❤❤❤

2021-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chaptee 15
16 Chapter 16
17 Pengumuman
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Eps 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110 CH 109 Lelaki Misterius
111 Chap 110 Siapa Yang Menikah?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chaptee 15
16
Chapter 16
17
Pengumuman
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Eps 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108 Siapa pengirim pesan?
110
CH 109 Lelaki Misterius
111
Chap 110 Siapa Yang Menikah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!