Sejak Farid mengatakan kata-kata yang membuat Fatima merasa tak enak, Fatima selalu menghindar. Seperti pada keesokan harinya saat mereka bertemu dilobi. Fatima hanya menunduk saja seraya mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai dirungannya.
Bukannya tak sopan pada atasan apalagi dia lah yang mempunyai perusahaan tempatnya bekerja tapi ia berusaha agar selalu menghindar. Begitulah setiap mereka bertemu entah itu tak sengaja atau sengaja Fatima tetap tak berkata banyak. Ia hanya sekedar menyapa sebagai karyawan kepada bosnya.
"Bersikaplah Fatima seperti bawahan kepada atasannya tak lebih." batin Fatima setiap ia bertemu dengan Farid jika ia membawakan dokumen-dokumen yang perlu persetujuan dan ditandatangan Farid.
"Mengapa Fatima bersikap seperti ia tak mengenalku saja?" batin Farid saat sudah berada diruangannya.
"Pak sebentar lagi rapat peluncuran produk baru." ucap Kia
"Persiapkan semuanya. oh apakah anggota devisi pemasaran akan turut hadir juga didalam rapat nanti. " tanya farid
"Iya pak, kan bapak sendiri yang bilang kesaya kalau semua karyawan dari devisi pemasaran harus hadir. "
"Ah iya iya. sudah persiapkan semuanya" ucap farid
"Berarti Fatima juga akan berada diruang rapat nanti." batin Farid bersemangat
Entah mengapa akhir-akhir ini Farid selalu saja menjadi bersemangat jika hal itu berhubungan dengan Fatima. Tanpa sebab yang jelas ia selalu saja ingin bertemu dengan Fatima. Apa karena Fatima selalu menghindar atau sebenarnya ia sudah terpesona dengan Fatima namun dirinya masih saja menolak hal tersebut.
Jika menyangkut Fatima, ia menjadi lebih bersemangat. Entahlah ia juga sendiri tak tau apa penyebabnya. Ia pun lantas pergi keruangan rapat dimana para rekan bisnisnya sudah hadir dan juga devisi pemasaran dan tentunya Fatima yang selalu Farid tunggu kehadirannya. Semua orang yang sudah berada diruangan rapat sudah tak sabar mendengarkan persentase dari devisi pemasaran untuk perencanaan bagaimana cara pemasaran produk baru agar dapat dikenal luas oleh para konsumen.
"Siapa dari kalian yang akan mempersentasikan hasil dari perundingan kalian untuk memasarkan produk baru kita agar dapat dikenal luas oleh masyarakat dan juga dapat menambah pemasukan bagi peruaahaan ini." tanya Farid pada semua staf devisi pemasaran yang turut hadir diruang rapat.
"Saya akan mempersentasikannya pak " ucap Pak Rio direktur bagian pemasaran
"Jika anda tak keberatan, aku mau yang akan mempersentasekan hasil perundingan kalian dilakukan oleh nona Fatima " Farid seraya melihat kearah Fatima. Serasa lidah Farid tak bisa terkontrol untuk berkata satu nama tadi.
Fatima yang disebut namanya jadi terkejut bukan main. Bukannya ia tak berani merepresentasikannya tapi atasannyakan masih bisa.
"Tentu pak, Fatima mulailah mempersentasikan." ucap Pak Rio
Pak rio pun menyuruh fatima agar mau mempersentasikan hasil diskusi mereka dihadapan semua orang-orang pebisnis ini. Fatima mulai berdiri menuju ke dekat layar untuk memulai persentasinya. Saat pertama kali ia memepersentasikan, ia setengah gugup walaupun ini bukan pertama kalinya yang ia lakukan tapi berhubung bukan hanya direktur utama juga yang hadir disana melainkan para pebisnis yang ikut bekerja sama dengan perusahaan tempat ia bekerja juga hadir, ia menjadi gugup.
Sebelum melakukan persentasi Fatima menarik nafas panjang berkali-kali agar ia tak kelihatan gugup nantinya. Fatima pun mulai mempersentasikan hasil diskusi para devisi pemasaran dengan baik, selesai mempersentasikan kini saatnya Fatima mempersilahkan semua orang yang hadir dirapat untuk bertanya.
Satu per satu para hadirin rapat pun mulai bertanya pada Fatima dan semua pertanyaan yang diajukan peserta rapat, Fatima dapat menjawabnya dengan mantap tanpa ada keraguan ataupun gugup saat menjawabnya.
Rapat peluncuran produk baru telah selesai pada sore hari. Para peserta rapat pun juga telah keluar dari ruangan rapat. Kini tinggal Fatima seorang saja didalam ruang dikarenakan ia kehilangan gantungan tas yang berbentuk bunga mawar. gantungan tasnya itu bukan gantungan tas biasa. ia dibelikan oleh Abinya sewaktu Abinya keluar kota.
Secara Tak sengaja, saat gantungan tas Fatima terjatuh, seseorang yang berada disamping Fatima berdiri dan malah menendang gantungan itu keras hingga sampai ke sudut ruangan.
"Mana gantungan tasku. tadi masih ada." tanyanya pada diri sendiri seraya menunduk kebawah meja untuk mencari gantungannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore berarti sudah waktunya bagi para karyawan pulang tapi Fatima masih saja sibuk mencari-cari gantungan tasnya diruang rapat. Sangking besarnya ruang rapat, Fatima belum juga menemukan gantungan tasnya dan sampai-sampai sibuknya ia mencari, ia tak sadar bahwa ruangan rapat telah dikunci oleh satpam yang bernama pak Maman.
"Duh low lagi." keluh Fatima pada hpnya yang sudah low.
Fatima pun memutuskan akan mencarinya esok saja. ia pun berjalan kearah pintu keluar tapi sayang pintunya sudah terkunci. Meninggalkannya seorang diri didalam.
"Kok dikunci sih, duh inikan sudah jam pulang karyawan. tolong apa ada orang diluar " Fatima mulai teriak.
Walaupun sekuat apapun Fatima berteriak, tak ada orang yang akan mendengarkannya karena ruangan rapat ini di desain dengan kedap suara. Merasa tak ada respon, Fatima tak tinggal diam ia masih saja mencoba segala cara untuk bisa membuka pintu tapi nihil tak bisa juga.
***
Tring... tring.... bunyi telpon rumah Farid berbunyi.
"Assalamualikum." ucap Umi Dian
"Waalikumsalam. " ucap Mama Syita
"Mbak Syita? maaf ganggu mba apa nak farid udah pulang? " tanya Umi Dian terlihat khawatir
"Iya mbak, udah dari tadi pulangnya. Emang ada apa ya mbak? " tanya Mama Syita
Umi Dian mulai menceritakan bahwa Fatima belum pulang juga padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Umi Dian kira Fatima masih ada rapat jadi ia bertanya pada Mama Syita yang barusan sampai rumah tentang apakah rapat telah selesai apa tidak.
Karena sudah dari tadi Umi Dian mencoba menghubungi Fatima namun tak ada jawaban sama sekali dan untuk memastikan Fatima masih rapat, Umi Dian pun menelpon ke rumah mama Syita untuk menanyakan pada Farid apakah rapat telah usai apa belum.
"Farid udah pulang dari tadi kok mba." Ulang Mama Syita
"Mbak, Fatima belum sampai rumah juga, mbak." Umi Dian semakin cemas
"Tunggu sebentar ya mba, aku panggilkan Farid dulu." ucap Mama Syita
Mama Syita pun pergi kekamar Farid. sesampainya dikamar Farid, Mama Syita bertanya apakah rapat telah usai apa belum.
"Udah dari tadi selesainya kok, Ma. "
"Tapi nak Fatima belum juga pulang kerumahnya. Nak Fatima juga tak bisa dihubungi lagi." ucap Mama Syita
Farid mulai terigat saat ia keluar dari ruang rapat. Ia melihat Fatima sedang sibuk mencari-cari sesuatu.
"Aku akan pergi keperusahaan lagi untuk mencarinya. Mama tenang saja." Farid bergegas turun dari ranjangnya.
"Nak, cari nak Fatima sampai ketemu. Uminya pasti sudah sangat khawatir padanya." ucap Mama Syita yang juga sudah mulai khawatir.
Farid pun melajukan mobilnya menuju keperusahaannya kembali. kalau-kalau dugaannya benar.
Tbc.....
Jangan lupa vote & komen ya!
By Peony_8298
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yuvita Natalia
aduh.. Fatima terkunci 😌
2020-12-17
1