5. Kegelisahan Hati

Diruangannya, Fatima sedang memulai kembali mengerjakan laporannya tapi Rina datang dan mengabarkan padanya bahwa ada seseorang yang sedang mencarinya

"Siapa mba?" tanya Fatima

"Pak rio, dia ingin bertemu dengamu katanya soal Produk yang akan segera di pasarkan." ucap Rina

"Iya Mbak nanti aku keruangannya. Terima kasih Mbak."

Rina pun kembali keruangannya. Fatima mulai membereskan berkas-berkas yang mau ia bawa ke Pak Rio. Sedangkan Farid sudah berada didepan ruangan Fatima saat ini. Farid pun ingin masuk keruangan Fatima. saat yang sama pula Fatima keluar dari ruangannya hendak pergi ke ruangan Rak Rio membawakan berkas yang dikerjakannya.

"Pak Farid, Anda mengagetkan saya." Fatima mengelus dadanya.

"Maaf Fa, waktu diruanganku tadi. Aku tak sengaja menegeluarkan kata-kata seperti itu." ucap Farid menjelaskan

"Bicara spontan lebih baik dari pada hanya dipendam-pendam saja membuat orang akan mengerti keadaan yang terjadi, orang jujur tidak akan pernah salah apa yang dikatakannya. Jadi Bapak tidak usah merasa bersalah dan jika bapak tidak setuju, bapak tenang saja. nanti aku bilang ke Umi bahwa perjodohan ini lebih baik dihentikan saja. Aku akan menjelaskan bahwa aku yang menolak jadi Bapak tak perlu repot-repot mencari jawaban jika ditanya nanti sama keluarga Bapak. " Fatima mengatakannya tanpa berkedip menandakan ia serius saat mengatakannya.

"Fatima cepatlah Pak Rio sudah menunggumu dari tadi." ucap Rina tidak tau siapa yang bicara dengan Fatima

"Iya mba tak lama lagi. Maaf pak saya harus segera pergi dan maaf soal diruangan Bapak." Fatima pun melangkahkan kakinya tapi kini tangannya malah dicekal oleh Farid yang belum juga puas menyampaikan maksudnya.

Fatima pun berbalik lagi ke arah Farid seraya berkata "maaf pak. " seraya melepaskan tangan Farid dilengannya.

Mau tak mau Farid melepaskan tangan Fatima. Fatima pun melanjutkan lagi langkah kakinya yang sempat tertunda keruangan Pak Rio. Farid tak tau harus berbuat apa lagi jadi ia pun kembali keruangannya. sekembalinya kerungan, ia tak melihat lagi Mama Syita lagi.

Menjelang sore, Farid bergegas ke musholla perusahaan yang berada di belakang gedung. Meskipun ia tengah bekerja, namun ia tetap menyempatkan waktu untuk beribadah kepada sang maha kuasa.

*  barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberinya ganti yang lebih baik lagi *

Frid masih menyempatkan shalat ashar dan shalat-shalat lainnya walaupun ia mempunyai kesibukan dalam pekerjaannya. Selesai memenuhi kewajibannya, Farid kembali keruangannya dan melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat ditinggalkannya.

Saat jam pulang tiba, Farid masih saja sibuk dengan pekerjaannya. Ia  baru akan pulang jika pekerjaannya telah selesai.  Setelah pekerjaannya selesai, ia pun bergegas membereskan mejanya yang dipenuhi berkas-berkas penting. sesudah itu ia bersiap-siap untuk pulang.

Dilain tempat, terlihat Fatima tengah membersihkan meja kerjany. Setelahnya, ia pun langkahkan kakinya keluar menuju lobi. Disana, ia menunggu Abi Faisal menjemputnya, tapi sudah sejak lama ia menunggu Abi Faisal tak kunjung datang ia pun lantas mengeluarkan hpnya berniat menelpon Abinya.

"Assalamualikum Abi. Abi jadikan jemput Fatima?" tanya Fatima disambungan telpon

"Maaf nak, Abi tidak bisa menjemputmu sekarang." Ucap Abi Faisal di seberang telepon.

"Ngga papa kok Bi, nanti Fatima naik taksi saja. Lagi pula ini belum terlalu gelap juga kok."

"Hati-hati nak." Ucapnya sebelum menutup telepon.

Fatima pun berjalan keluar dari halaman kantor untuk menunggu taksi yang lewat. Saat itu pula mobil Farid keluar dari halaman kantor dan tak sengaja Farid melihat Fatima sedang berdiri di trotoar jalan.

"Itu Fatima kan?" tanyanya pada diri sendiri

Farid lantas meminggirkan mobilnya dekat Fatima dan menyuruh Fatima untuk masuk ke dalam mobilnya." Fatima ayo masuk biar aku mengantarmu pulang."

"Ngga usah pak, taksinya udah ada." ucap Fatima asal

"Ngga ada kok, jangan melawan perintah atasanmu ayo masuklah. Disini sudah jarang ada taksi yang lewat kalau sudah jam segini " ucap Farid setelah tadi celigak celiguk melihat tak ada satupun taksi yang lewat

Tak mau banyak berkata lagi akhirnya Fatima pun masuk ke dalam mobil Farid. selama perjalanan mereka berdua tak ada yang memulai percakapan sampai Fatima. Barulah saat Fatima sampai dirumahnya, Fatima baru bersuara itu pun hanya mengucapkan kata terima kasih saja.

Malam harinya, Fatima memberitaukan kepada Abi dan Uminya tentang perjodohannya dengan Farid dibatalkan saja atas kemauannya sendiri.

"Mengapa harus dibatalkan nak, nak Farid itu baik. Lagi pula Umi dan Abi sudah mengenal betul kedua orangtuanya. Nak Farid itu atasanmu jugakan." ucap Umi Dian

"Bukan karena itunya Mi, tapi Fatima merasa hal ini tak bisa dilanjutkan." Suara Fatima memelan seiring ia mengatakannya sambil tertunduk tidak kuat menatap kedua orang tuanya.

"Nak. Nak, untuk apa Nak Farid menerima perjodohannya denganmu. Kalau dia mempunyai maksud lain." Abi Faisal tak mengerti maksud Fatima yang ingin membatalkan perjodohan ini.

"Abi, maksudku siapa tau kalau kalau Pak Farid sudah mempunyai kekasih pasti hubungan mereka akan rusak akibat perjodohan ini." Kali ini Fatima mulai berani menatap manik mata sang Abi.

Setelah Fatima berbicara panjang lebar pada kedua orangtuanya, sudah ditetapkan bahwa perjodohannya dengan Farid dibatalkan saja tapi ada 1 masalah lagi Abi dan Umi Dian tidak akan pergi ke rumah Farid untuk beberapa hari kedepan dikarenakan Papa dan Mama Syita tengah berada di perjalanan keluar kota untuk beberapa hari dan lagi pula Abi Faisal disibukkan juga oleh pekerjaan. bisa saja mereka menelpon kepada orang tua Farid untuk membatalkan perjodohannya anak mereka tapi cara itu sungguh tak sopan jadinya mereka bertiga akan pergi kerumah Farid setelah papa dan Mama Syita telah kembali keluar kota.

kini Fatima sudah berada didalam kamarnya, ia menyesal bagaimana tidak? sejak dulu ia sangat mengimpi-impikan Farid itu menjadi jodohnya malah membuang kesempatan yang bagus gara-gara ia mendengar Farid mengatakan bahwa Frid sudah syukur mau menerima perjodohan ini. Jadi ia berfikir Farid terpaksa mau menerima perjodohan ini.

"Jangan menyesal, Tih. ini adalah keputusan yang baik untuk dirimu, jikalau perjodohanmu tetap berlanjut maka bukan kamu saja akan menyesal dikemudian hari tapi pak Farid juga." ujar fatima yang menyemangati dirinya

*Dalam hati terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali mendekatkan diri kepada Allah *

TBC....

Jangan lupa vote & komen

By Peony_8298

Terpopuler

Comments

Fatimah

Fatimah

nama aq juga Fatimah,,,hehehe....salam kenal

2020-12-26

1

Yuvita Natalia

Yuvita Natalia

aduh Fatima jngan berkecil hati 😆

2020-12-17

1

Jujuk

Jujuk

hemmm Abang Farid

2020-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!