Farid tengah berjalan-jalan di taman setelah menyelesaikan pekerjaannya diluar kantor. Ia sekedar ingin menikmati hembusan angin yang jarang ia lakukan akhir-akhir ini. Farid berhenti, ia seperti pernah memimpikan hal ini sebelumnya.
"Ya Allah mengapa mimpi waktu itu menjadi nyata sekarang." Farid yang tersadar ini memang apa yang telah ia memimpikan.
Farid pun mulai mendekati wanita berjilbab itu. Saat ia semakin dekat, ia terkejut dengan wanita tersebut yang tak lain adalah Fatima yang tengah duduk disebuah bangku panjang yang berada ditaman tersebut sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya yang ayu.
Farid tak habis fikir bahwa mimpinya yang ia anggap bunga tidur saja kini telah menjadi kenyataan. Malah membuatnya semakin percaya bahwa Fatima adalah jodohnya yang diberi gambaran sebuah mimpi misterius. Tak mau mengambil pusing lagi, akhirnya Farid berdehem agar Fatima mengetahui keberadaannya.
"ehmm."
Fatima yang asik dengan lamunanya menjadi tersadar "Kak Farid kok ada disini juga?" tanya fatima berbasa-basi padahal ia hanya mau menyendiri. Menenangkan pikirannya yang kacau balau.
"Oh itu, aku cuma jalan-jalan saja, tapi aku malah melihatmu disini sendirian. Jadi aku menghampirimu. Apa yang kamu lakukan disini sendiri?" Tanya Farid yang sudah duduk disamping Fatima
"Aku cuma mau sendirian saja untuk merilekskan pikiran."
"Pikiran? Tentang pernikahan kita?" Tanya Farid penasaran akan maksud dari ucapan Fatima
"Sedikit." Jujur Fatima tersenyum kecil
Tak terasa mereka mengobrol sampai sore. Jika saja Kia tak menelpon Farid, mungkin mereka masih lama mengobrol. Farid pun mengantarkan Fatima pulang yang sebelumnya tadi Fatima menolak untuk diantar. Sudah beberapa hari ini Fatima tidak masuk kerja karena sebentar lagi ia akan menikah dengan Farid tapi berbeda dengan Farid. ia masih kerja sampai 3 hari sebelum hari pernikahannya.
Hari pernikahannya pun tiba. Hari dimana janji sudah diikrarkan.
☆Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya, memberkahi mereka berdua dan kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunan mereka, menjadikannya pembuka pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah, serta pemberi rasa aman bagi umat Do'a Nabi Muhammad SAW pada pernikahan putri-nya Fatimah Azzahra dan Ali bin abi thalib)
Hari ini, hari pernikahan Fatima dengan seseorang yang ia harapkan selama ini. Berada disamping calon imamnya kelak. Fatima yang sudah selesai didandani pun keluar kamar menuju tempat aula ijab kabul dilaksanakan. Farid yang sudah berada disana sejak awal tak bisa berhenti menatap Fatima yang berjalan ke arahnya.
"Cantik." Pujinya dalam hati merasa takjub. Farid harus lebih berterima kasih pada kedua orang tua Fatima karena sudah melahirkan dan menjaga Fatima dengan baik hingga tampil secantik ini.
Jika saja Adnan tak sengaja menyenggol lengan Farid untuk menyadarkannya, kemungkinan air liur Farid sudah menetes.
"Udah, Jangan ditatap seperti itu, nanti dia malu." Bisik Adnan membuat Farid malu karena sudah ketahuan memandangi Fatima
Farid tersenyum menyadari tingkah konyolnya.
Sesampainya Fatima didekat Farid, mereka pun duduk di depan pak penghulu.
Pak penghulu pun mulai menjabat tangan sang calon pengantin laki-laki dan mulai melakukan ijab kabul. Dengan sekali tarikan nafas yang keluar dari bibir Farid, akhirnya ia dan Fatima telah sah menjadi sepasang suami istri.
Farid pun melihat kearah Fatima dan Fatima lantas mencium punggung tangan Farid. Semua orang yang berada diruangan tersebut memanjatkan doa. Selesai mereka berdua meminta doa dan meminta maaf pada orang tua mereka masing-masing, acara dilanjutkan lagi dengan acara resepsi. Semua yang hadir dari kerabat mereka berdua, teman-teman mereka dan juga karyawan Farid serta teman bisnisnya.
Kata-kata baik dan doa kini telah banyak terucap dari para tamu undangan. Kedua pengantin pun menyambutnya dengan bahagia.
Selesai acara resepsi, Fatima pamit duluan kekamar bukannya ia tak sopan tapi ia hanya ingin segera meninggalkan tempat resepsi ini gara-gara teman-teman Farid yang sengaja membuat pipinya semerah tomat. Jikka ia tetap tinggal mungkin warna merah dipipinya tak akan hilang. Jadi ia memutuskan beristirahat duluan. Lagi pula acara resepsi sebenarnya sudah selesai dari tadi hanya saja ia tertahan karena teman-teman Farid yang sengaja menahan dirinya.
"Jangan pergi dulu dong Fa." Tahan seorang teman Farid
"Dia sudah sangat kelelahan. Iya kan Fa?"
"Kalau begitu saya duluan dulu. Permisi." Fatima bergegas pergi meninggalkan mereka yang masih berbincang.
"Nih anak ngga ada romantianya sama istri kok manggil namanya sih. Maunya kamu manggil sayang kek atau istriku kek. Nah ini malah cuma panggil nama saja." Celetuk teman Farid setelah Fatima pergi.
Sesampainnya dikamar, Fatima langsung menuju cermin hanya untuk melihat pipinya yang sudah tak terlalu memerah seperti tadi.
*******
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh empat. Semua tamu undangan telah pulang tek terkecuali teman-teman Farid yang tadi sangat ribut sedangkan keluarga Farid dan Fatima yang juga sudah balik kekemar mereka masing-masing untuk beristirahat.
Farid tengah berjalan kembali kearah kamarnya. Ia merasa deg-degan, ia tadi tak merasakan seperti ini sewaktu resepsi. Sesampainya didepan kamar Fatima, Degupan jantung Farid semakin tak karuan. Ia ragu antara masuk kedalam atau tidak. Ia malu jangan sampai Fatima menertawakannya karena mendengar degupan jantung yang tak bisa dikontrol.
"Kak Farid." Panggil Sasa melihat Farid hanya berdiri diam didepan kamar Fatima.
"Sasa, ini... ini kakak..." Farid gugup tak tau harus mencari alasan seperti apa.
"Kakak deg-degan ya." Tebak Sasa sengaja
Farid diam, Sasa bisa menebaknya.
"Sasa mau kemana?" Farid mencoba mengalihkan
"Mau ambil minum, Sasa haus. Udah kakak tenang aja, paling-paling kak Fatima udah bobo. Baiklah kak, Sasa pergi dulu. Semoga berhasil." Sasa pun melenggang pergi dengan senyum yang masih berada di wajah.
Farid sangat hati-hati membuka pintu kamar mereka, ia takut kalau-kalau Fatima akan merasa terganggu. Ia membuka knop pintu dengan sangat hati-hati tapi pasti. Sesaat ia sudah berada didalam kamar mereka, mata Farid tertuju pada sosok bidadari surganya yang sudah terlelap seperti kata Sasa tadi. Ia lantas segera membersihkan dirinya. Setelah itu, ia pun bergabung dengan Fatima untuk tidur.
"Selamat tidur, sayang. " bisik Farid membuat Fatima mengeliak.
Farid pun memejamkan matanya tapi matanya tak mau diajak kompromi. Sekedar untuk membuat dirinya mengantuk, ia pun memikirkan kembali sewaktu Fatima mulai menjauh darinya hanya gara-gara Fatima mendengar ucapannya waktu itu dan ia juga memikirkan saat ia sudah bertekad untuk menjadikan Fatima sebagai pendamping hidupnya.
"Maafkan kakak, Fa." kata yang terucap dari bibir Farid. Setelah itu Farid pun tertidur dengan pulasnya.
Tbc ....
Jangan lupa vote & komen ya
By Peony_8298
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yuvita Natalia
Alhamdulillah.. udah nikah si Farid sma Fatima 😍
2020-12-17
1