15. Kata yang mengusik hati

Fatima terbangun di sepetiga malam. Awalnya ia terkejut mendapati seorang lelaki yang tertidur disampingnya sambil memeluk dirinya. Takut itulah yang ia rasakan tapi beberapa detik kemudian Fatima teringat bahwa mereka telah resmi menjadi suami istri. Fatima tersenyum menggerutuki ketakutannya.

"Ada-ada saja." Batinya lucu sambil menutup wajahnya.

Agar Farid tak bangun, Fatima berhati-hati memindahkan tangan Farid. Nihil hal itu malah membuat Farid terbangun.

"Fa." ucap Farid serak khas suara orang bangun tidur

"Kak Farid, maaf membuat kakak terbangun."

"Mau kemana? " tanya Farid yang melihat Fatima turun dari tempat tidur.

"Mau ambil air wudhu, kak. Fati mau sholat tahajjud. "

"Kita bersamaan ya." Farid pun ikut turun dari tempat tidur menuju wc mengambil wudhu duluan. Sedangkan Fatima mempersiapkan alat sholat mereka.

☆Saya belum menemukan dalam ibadah, sesuatu yang lebih sulit dari pada shalat ditengah malam (Imam Hasan al bashri)☆

Selesai menjalankan rutinitas malamnya, mereka melanjutkan membaca Ayat Suci Al-Qur'an.

"

Farid merasa lapar jadinya ia meminta tolong pada Fatima untuk dibuatkan makanan.

"Ini kak." Fatima pun memberikan makanan yang habis dimasaknya pada Farid. Lima belas menit kemudian, Farid merasakan berat dibagian lengan kirinya. Farid menengok melihat Fatima yang tertidur dengan posisi fatima masih terduduk.

"Ehem duh pengantin baru. Eh kak Fati tidur. Aduh." Sasa tak tau jika ternyata Fatima ada disamping Farid.

"Fa... Fa... bangun."

"Udah kak, jangan di bangunin. Pasti kak Fatima capek. Aku aja gini-gini capek." Aduh Sasa sambil mengambil tempat duduk

"Maaf kak. Aku tidak sengaja." Fatima terbangun. Ia belum menyadari keberadaan Sasa yang duduk didepan kursinya.

"Duh kak Farid, tuh kan kak Fatima bangun jadinya." Sasa bercanda

"Eh, Sasa mau ambil apa, Sa?" tanya Fatima

"Sasa cuma mau ambil minum kak. Ini udah, kalau gitu Sasa balik lagi ke kamar."

Seperginya Sasa, Fatima meminta maaf karena sudah tertidur dilengan Farid.

"Tak apa kok. Makasih makanannya. " Farid mengelus kepala Fatima sayang. Mereka pun kembali ke kamar melanjutkan tidur mereka.

Dua hari telah berlalu sejak pernikahan mereka, semua keluarga Fatima pun sudah pulang kerumah masing-masing kecuali Sepupunya dari pihak Abi yang akan berkuliah di kota ini. Setelah menikah, Fatima akan ikut Farid pulang kerumahnya dan ia juga tak mau rumahnya kosong tak berpenghuni.

Jadinya ia menyuruh sepupunya itu tinggal di rumahnya. Hitung-hitung untuk biaya penginapan, sepupunya tak harus mengeluarkan biaya lagi dan meringankan beban orang tuanya. Fatima hanya berpesan untuk merawat Rumahnya dengan baik karena sekali-kali ia akan berkunjung dan bisa juga menginap beberapa hari dirumahnya kembali.

Saat ini Fatima terlihat tengah membereskan pakaian-pakaian dan barang-barang yang mau dibawanya ke rumah Farid. Melihat Fatima bolak-balik memasukkan pakaian ke koper membuat Farid ingin membantunya tapi Fatima melarang dan menyuruhnya duduk saja.

"Kak entar lagi udah mau selesai."

"Iya tak apa." ucap Farid yang tengah duduk di pinggir tempat tidur

Tak lama kemudian, Fatima pun telah selesai memasukkan pakaiannya ke dalam koper. "Alhamdulillah akhirnya selesai juga."

Farid lantas mengambil barang bawaan Fatima untuk ditaruh di bagasi mobil.

"Intan, hati-hati dirumah ya. Kalau mau pergi kuliah jangan lupa cek-cekrumah dulu." Pesan Fatima pada sepupunya, Intan.

"Iya kak beres."

"Kalau begitu, kami pergi dulu, m Assalamualaikum." pamit Fatima

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil. Didalam perjalanan, Fatima terlihat sedih akan meninggalkan rumah yang menyimpan banyak kenangan indah bersama Abi dan juga Uminya. Farid yang mengetahui hal itu lantas memegang tangan Fatima untuk menguatkan istrinya.

"Sudah ada kakak yang akan selalu ada disisismu dan menjagamu." Farid tersenyum lembut menatap istrinya yang terkejut.

Fatima lantas melihat manik mata Farid mencari kebenaran tentang apa yang di katakannya. Benar saja Fatima melihat itu benar adanya. Tanpa diundang air matanya jatuh begitu saja dan semakin banyak. Farid pun menepikan mobilnya dan menarik Fatima kedalam pelukannya. Seraya mengucapkan kata-kata yang membuat Fatima tak bisa berkata apa-apa lagi kecuali hanya air mata kebahagiaan yang mengalir di pipinya menjadi bukti bahwa Fatima suka. Untuk pertama kalinya Fatima mendengar kata-kata yang sudah lama mengusik hatinya.

"Sungguh." ucap Farid sekali lagi menegaskan.

Fatima malu dan semakin membenamkan wajahnya di dada Farid.

"Jangan bersedih lagi. Kakak akan selalu ada bersamamu. Jangan pernah berfikiran bahwa kamu sendiri didunia ini."

Fatima mengangguk dan mulai mengangkat kepalanya lagi.

"Tuh kan, kamu tambah cantik kalau sudah nangis." Gombal Farid

"Aku jelek gini dibilangin cantik." Fatima cemberut

"Baiklah jelek." Canda Farid. Seketika Fatima melihat Farid tajam.

"Hehehe kakak bercanda." Kekeh Farid

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Mama Syita.

********

Dirumah Mama Syita, Naila adik Farid selalu mondar-mandir dari pintu depan ke kerungan keluarga. Ia sudah tak sabar menunggu kedatangan kakak dan kakak iparnya.

"Ma, kakak Farid jadikan datang kesini. Kok lama sekali." tanya Naila untuk memastikan

"Iya sayang, apa kamu sudah tak sabar lagi ketemu dengan kakak ipar kamu ya?"

"Tentu ma, pastinya Naila sudah ada teman ngobrol nanti." Naila merasa senang

"Jadi Mama tak dianggap lagi nih?"

"Mama tetap no satu kok." Naila langsung memeluk Mama Syita manja.

Tak lama kemudian, terdengarlah deru mesin mobil Farid yang baru datang.

"Tuh kakak mu baru..." Belum juga Mama Syita menyelesaikan perkataannya, Naila sudah meninggalkannya.

"Ayo masuk." Ajak Farid seraya mengenggam tangan Fatima. Fatima pun mengangguk setuju

"Assalamualaikum. Kami datang."

"Waalaikumsalam, kakak lama sekali datangnya. Hampir saja Nai bosan menunggu." Naila cemberut

"Tapi udah datang kan? Udah cemberut jelek tau." Ejek Farid

"Ih kakak."

"Udah-udah, sana gih bantu kakak mu bawa barangnya. " ucap Mama Syita

Naila baru memperhatikan ternyata tangan kakaknya sudah dari tadi menggenggam tangan Fatima

"Cie kak pagangang tangan, so sweet."

Sudah, kecentilan Naila sudah keluar lagi.

"Nai, kamu tuh belum dewasa. Lagian apa salahnya dia kan udah jadi istri kakak, kalau kamu ngga boleh beginian." seraya menunjukkan tangannya dan tangan Fatima masih bergenggam. Fatima hanya bisa tersenyum melihat kak beradik ini saling menggoda satu sama lain

"Hus udah Nai, kakakmu pasti capek." ucap Mama Syita melerai mereka berdua

Farid pun mengajak Fatima pergi kekamar mereka "Selamat datang dikamar kita."

Jika tadi Farid patuh pada Fatima yang melarangnya ikut membantu, kini tidak lagi.

Farid memaksa membantu Fatima membereskan barang bawaannya walaupun sudah ditolak.

"Kak, biar aku sendiri saja yang bereskan." ucap Fatima

"Mengapa? Apa didalam ada harta karunnya sehingga kakak ngga boleh bantu?" Canda Farid

"Bukan begitu. Fati masih bisa kok." Ujar Fatima

" baiklah, kakak akan keluar menemui Mama." Farid menyerah, ia selalu kalah dalam hal ini.

"Iya kak."

Seperginya Farid, fatima berhenti sejenak memasukkan pakaiannya ke lemari. Ia memikirkan kata-kata Farid kembali sewaktu masih diperjalanan menuju rumah Mama Syita. Ia tak menyangka Farid akan mengatakan hal tersebut yang membuat jantungnya berdegup kencang. Untung waktu itu Farid tak mendengarnya.

Tbc....

By Peony_8298

Terpopuler

Comments

Yuvita Natalia

Yuvita Natalia

mantap 😍 sdah sholat tahajjud bersama

lnjutt

2020-12-17

1

Enwury

Enwury

lanjut,,,

2020-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!