Farid tengah tergesa-gesa masuk ke dalam kantornya sampai-sampai ia tak memperhatikan ada seorang wanita yang sedang berjalan didepannya dengan sama dirinya yang terburu-buru. Ia berjalan sambil sesekali melihat kearah arlojinya. Sangking seringnya melihat arloji, ia pun menabrak wanita itu yang sedang berjalan menuju repsesionis.
"Aduh." aduh wanita itu yang merasakan sakit di jidatnya.
"Eh... eh maaf saya sedang terburu-buru. Kamu tak apa kan? " Farid segera tersadar. Wanita itu yang tak lain adalah Fatima langsung melihat kearah orang yang telah menabraknya.
"Pak Farid! maaf pak, saya sedang buru-buru jadinya tak melihat bapak juga." Fatima meminta maaf duluan takut bos yang baru dekat dengannya ini marah.
"Bukan kamu yang salah tapi saya. kamu fatima kan dari devisi pemasaran?" tanya Farid tiba-tiba bleng padahal ia tau betul orang yang ditabraknya adalah Fatima tapi malah ia mencoba memastikan lagi.
Fatima melongo, tak menyangka akan reaksi Farid padanya. "I... iya pak maaf juga saya tak sengaja." ucap fatima sekali lagi
"Aku harus cepat-cepat. Aku sudah hampir terlambat." batin Farid langsung pergi meninggalkan Fatima yang dilanda kebingungan dengan sikap farid.
"Duh, gimana nih. Jangan-jangan pak Farid... tidak... tidak. Semoga saja tidak." Ucap Fatima antara mengejar farid atau tidak untuk meminta maaf lagi. Kalau-kalau Farid sengaja meninggalkannya karena jika ingin memarahinya disana tapi tak jadi karena banyak orang lalu lalang disana pasti nama akan baiknya tercemar. Namun fatima terlambat, Farid sudah masuk kedalam lift. Akhirnya Fatoma melanjutkan perjalanannya menuju resepsionis.
(kembali ke farid)
Farid tengah berada didalam lift menuju lantai 11, saat pintu liftnya sudah terbuka ia bergegas keluar dan langsung menuju ruang rapat. Selama Rapat bersama para teman bisninnya, ia tidak fokus dikarena ia kepikiran terus kepikiran dengan Fatima yang ia tinggalkan tadi. Hingga seseorang meminta pendapatnya barulah ia tersadar dari lamunannya.
"Oya silahkan saja." ucap Farid berkata asal
"Ehm. maaf pak yang mau kami tanyakan soal kapan produk baru kita akan dilaksanakan." Kia berdehem berusaha menyadarkan Farid dari lamunanya.
"Secepatnya tapi sebelum itu kita akan mengecek kembali produk yang akan kita luncurkan dipasaran." ucap Farid
Mereka melaksanakan rapat selama 3 jam lamanya. Selama itu pula Farid terus terpikirkan fatima walau tidak separah tadi. Ia berpikir apakah karyawannya itu marah karena ditinggal tanpa membantunya memungut dokumen yang dijatuhkan olehnya atau malah menganggapnya sebagai bos yang tak punya rasa kepedulian terhadap bawahannya. Ah, itu membuatnya bertambah kacau.
"Trima kasih pak Farid. Senang bekerja sama dengan anda." ucap rekan bisnis Farid sambil menjabat tangan Farid
"Sama-sama saya juga senang bisa bekerja sama dengan orang seperti bapak." ucap Farid membalas jabatan tangan teman bisnisnya.
Semua teman bisnis Farid telah pulang dan kini tinggal ia dan sekretarisnya yang berada diruangan rapat
"Kia." panggil Farid
"Iya pak." Kia melihat kekhawatiran diwajah Farid yang nampak jelas
"Panggil Fatima dari devisi pemasaran untuk bertemu denganku segera." ucap Farid seraya melangkah keluar dari ruangan rapat
"Baik pak."Kia pun pergi keruangannya segera menelpon Fatima memberitahukan bahwa ia dipanggil oleh pak Farid. Fatima yang ditelpon oleh sekretaris Farid jadi berfikir yang tidak-tidak, ia berfikir Farid menyuruhnya datang keruangannya untuk memberikan ia surat pemecatan atau menurunkan jabatannya karena telah berani-beraninya menabrak atasannya itu.
"Apakah pak Farid akan memecatku gara-gara tadi aku menabraknya tapi itu bukan salahku, dia yang salah sendiri. Siapa suruh dia tak memperhatikan jalannya." batin Fatima sudah berfikiran yang tidak-tidak.
Tanpa berfikir lebih panjang lagi, Ia pun pergi keruangan Farid dengan dipenuhi dengan rasa was-was kalau-kalau ia mendapat sanksi yang besar.
"Silahkan duduk." ucap Farid pada Fatima yang sudah berada didalam ruangannya
"Maaf pak jangan pecat saya ya aa... aku akan meminta maaf dan menuruti mau anda tapi anda jangan memecat saya pak. " Fatima langsung mengungkapkan rasa kekhawatirannya tadi tanpa tau apa sebab ia di panggil ke ruangan Farid.
"Astagfirullah, Fatima siapa juga yang mau memecat kamu. Kamu ada-ada saja. Apa aku harus se kejam itu hanya gara-gara hal sepele." Farid terkekeh melihat ketakutan di wajah ayu Fatima. Baru kali ini Farid memperhatikan Wajah Fatima lebih dekat. Ternyata cantiknya beda dengan lain yang pernah Farid temui.
"Pak.... Bapak..." Fatima mengibaskan tangannya didepan wajah Farid. Ia mencoba menyadarkan Farid dari menatap dirinya yang tanda berkedip "Ini bapak menyuruhku datang keruangan bapak." ucap Fatih
"Oh itu, aku menyuruhmu datang untuk meminta maaf padamu soal yang tadi, aku tau kamu ngga salah sama sekali. cuma aku saja yang tak terlalu memperhatikan jalan." Jelas Farid akhirnya kekhawatiran diantara mereka berdua hilang.
Tok tok tok. Seketika pintu ruangan farid berbunyi.
"Masuk." Suruh Farid
"Maaf mengganggu pak tapi ibu Anda sedang berada diluar." ucap Kia
"Mama datang! suruh masuk."
Kia pun keluar dan menyuruh Mama Syita masuk. saat Mama Syita masuk pandangannya langsung tertuju pada Fatima yang tengah duduk disofa sambil memandang ke bawah.
"Nak Fatima kok ada diruangan Farid " tanya Mama Syita yang belum tau bahwa Fatima bekerja diperusahaan anaknya.
"Tante!" Fatima langsung berdiri melihat Mama Syita mendekat ke arahnya.
"Mengapa mama bisa kenal dengan fatima? " batin Farid yang belum tau apa-apa jadi bertanya-tanya dalam hati.
Seakan tau apa yang didiamkan anaknya Farid, Mama Syita pun menjelaskan pada Farid mengapa ia bisa kenal dengan Fatima. "Ini loh nak Fatima yang mau Mama jodohin sama kamu Rid. Ternyata Fatima kerja disini juga." ucap Mama Syita yang membuat mereka sama-sama terkejut, menatap satu-sama lain.
"Jadi wanita yang mau dijodohin sama aku itu Fatima!" Farid masih saja menatap Fatima tanpa berkedip
"Pak Farid mengapa bisa? dia kan sudah punya pacar. apa pak Farid Sudah putus." Duga Fatima
"Yah kalau kalian sudah saling kenal kalau begitu nanti Mama akan datang lagi ke rumah Fatima untuk mempercepat tanggal pernikahan kalian bagaimana?" tanya Mama Syita
"Mama jangan dipercepat lagi! syukur-syukur aku mau, Ma." Seketika Farid lepas emosi tanpa sadar Fatima masih berada didepannya tertegun mendengar suara Farid yang menggelegar di dalam ruangan.
"Maaf saya permisi." Fatima pun pamit keluar dari ruangan Farid memberikan waktu untuk Mama dan anak itu berbicara.
"Fatima! mengapa aku bisa lupa jika dia juga berada diruanganku." batin farid
"Farid." Mama syita marah pada Farid yang tidak bisa mengerti susana.
"Ma, tadi aku kecoplosan, Ma."
"Mengapa masih tinggal disini cepat kejar Fatima. Pasti dia terkejut dengar suara kamu dan jangan lupa minta maaf padanya."
Farid bergegas keluar dari ruangannya dan pergi menyusul Fatima yang sudah berada di dalam lift tapi sayang lift itu sudah tertutup, jadi Farid menunggu lagi lift berikutnya.
Diruangan Fatima. ia sedang memulai kembali mengerjakan laporannya tapi Rina datang dan mengabarkan padanya bahwa ada seseorang yang sedang mencarinya.
TBC....
Jangan lupa vote & komen ya
By Peony_8298
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yuvita Natalia
cieee.. si Farid sma Fatima Bru sadar😂
2020-12-17
1
IrnaMahdaR
Hihihi, fatimaa
Farid nyariin tuh
2020-10-31
1