RASA PENASARAN

Andi duduk di meja kantornya, memutar pena di tangan dengan tatapan yang kosong.

Sejak semalam, sosok Annisa terus hadir dalam pikirannya, membuatnya merasa gelisah dan tak bisa tidur. Pagi ini rasanya datang terlalu cepat, dan ia masih terbayang-bayang tatapan penuh kesabaran dan ketulusan Annisa. Wanita yang Damian sebut sebagai ‘beban’ itu ternyata sama sekali berbeda dari yang ia bayangkan.

Dia menghela napas panjang, sambil mengusap dagunya, mencoba mengalihkan pikirannya. Namun, setiap kali ia teringat wajah Annisa yang tegar meski jelas terlihat terluka, rasa penasaran di hatinya semakin tumbuh. Kenapa Damian bisa begitu dingin padanya? Bagaimana wanita seperti Annisa bisa terjebak dalam hubungan yang seolah hanya membuatnya menderita?

Andi mencoba fokus pada laporan yang menumpuk di mejanya, tapi pikirannya selalu kembali ke Annisa. Kelembutan dalam suaranya saat ia berterima kasih, sorot matanya yang hangat meski terlihat lelah—semua itu begitu kontras dengan cerita yang selalu Damian ceritakan pada teman-temannya.

Raka, yang kebetulan melewati ruangannya, memperhatikan Andi yang termenung dan berhenti sejenak.

“Bro, kenapa pagi-pagi udah melamun?” tanya Raka sambil tersenyum menggoda.

Andi tersentak dari lamunannya, lalu tertawa kecil, berusaha menutupi perasaan sebenarnya. “Gak ada apa-apa. Cuma kurang tidur aja, semalam pulang terlalu larut.”

Raka mengangguk sambil tertawa. “Ya, gue ngerti lah. Semalam Damian parah banget mabuknya. Kasihan juga sih Annisa harus berurusan sama dia sepulangnya.” Raka menghela napas, seolah masih merasa canggung mengingat kejadian semalam.

Andi mengangguk pelan, berpikir sejenak sebelum akhirnya membuka suara, “Rak, lo pernah lihat Annisa sebelumnya?”

Raka mengerutkan dahi, heran dengan pertanyaan itu. “Gak, baru semalam. Kenapa emangnya?”

Andi terdiam sejenak, memutuskan untuk tidak mengungkapkan ketertarikannya lebih lanjut. “Gue cuma… penasaran aja. Dia kelihatan sabar banget. Gue gak kebayang gimana caranya dia bisa bertahan sama Damian yang selalu bilang kalo dia gak mencintai Annisa.”

Raka mengangkat bahu, tampak tak terlalu memikirkan soal itu. “Ya, mungkin itu yang namanya cinta, bro. Siapa tahu Annisa memang benar-benar cinta sama Damian, walaupun Damian sendiri nggak ada rasa. Tapi, ya... kalau menurut gue, kasihan juga dia.”

Andi hanya mengangguk pelan, tak bisa menyangkal rasa simpati yang kian tumbuh dalam hatinya. Meski tahu situasinya rumit, ada bagian dari dirinya yang tak bisa berhenti memikirkan Annisa dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya membuat seorang wanita sekuat itu tetap bertahan di sisi Damian yang dingin.

•••

Saat jam makan siang tiba, Andi dan Raka memutuskan untuk makan di warteg kecil dekat kantor.

Tempat itu sederhana, tapi makanannya terkenal enak, dan mereka cukup sering mampir ke sana untuk istirahat sejenak dari rutinitas kantor.

Begitu masuk, mata Andi langsung menangkap sosok yang tak asing. Di sudut warteg, Annisa sedang duduk bersama dua rekan kerjanya, menikmati makan siang sambil sesekali tertawa ringan. Melihat wajahnya yang tampak ceria, Andi sedikit terkejut. Tadi pagi, ia membayangkan Annisa mungkin masih menyimpan kesedihan akibat perlakuan Damian semalam. Namun di sini, Annisa terlihat seperti orang lain—sosok yang lebih ceria dan tenang bersama teman-temannya.

“Eh, itu Annisa ya?” bisik Raka sambil menepuk lengan Andi, menyadari kehadiran Annisa di pojokan.

Andi hanya mengangguk, tak bisa mengalihkan pandangannya. Ada perasaan lega bercampur kagum saat melihat Annisa bisa tersenyum seperti itu. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil dan perlahan melangkah mendekati meja Annisa, diikuti oleh Raka yang hanya mengangkat bahu, pasrah dengan langkah Andi.

“Annisa,” sapa Andi dengan suara ramah, membuat Annisa dan teman-temannya menoleh. Wajah Annisa sempat terkejut, tapi ia segera tersenyum tipis.

“Oh, Pak Andi… Pak Raka,” balas Annisa dengan sopan. “Kebetulan kita ketemu di sini, ya.”

Andi mengangguk, mencoba menyembunyikan kegembiraan yang muncul tiba-tiba. “Iya, kebetulan banget. Biasanya makan di sini juga?” tanyanya, sedikit canggung.

Annisa tersenyum. “Iya, saya dan teman-teman sering makan di sini, lebih dekat dari kantor dan masakannya enak.”

Salah satu teman Annisa, yang tampak antusias dengan pertemuan ini, tersenyum lebar. “Pak Andi dan Pak Raka sering ke sini juga? Wah, jarang-jarang, biasanya bos makan di tempat fancy.”

Andi tertawa kecil. “Kita gak selalu makan di restoran, kok. Justru di tempat kayak gini makanan lebih terasa enak dan sederhana.”

Gina dan Donita mengangguk setuju. Tidak ada yang memulai percakapan setelah itu, membuat Andi dan Raka merasa canggung kembali.

“Ah, kalau begitu kami ke sana dulu ya.” Pamit Andi yang langsung diangguki oleh Annisa dan teman-temannya. Meskipun sebenarnya Andi masih ingin berlama-lama di sana.

Raka menyeret paksa tangan Andi, akhirnya keduanya pun memutuskan untuk duduk di meja yang tak jauh dari tempat Annisa dan teman-temannya. Selama makan, Andi tak bisa menahan diri untuk sesekali melirik ke arah Annisa, memperhatikan senyum dan tatapan matanya yang ceria. Dia masih berpikir, bagaimana seorang wanita yang tampak begitu lembut dan baik seperti Annisa harus menanggung hubungan yang tidak seimbang seperti pernikahannya dengan Damian.

Raka, yang menyadari perhatian Andi, akhirnya menepuk bahunya sambil menyeringai. “Bro, kayaknya lo terlalu banyak mikirin istri orang.”

Andi terkesiap, sedikit canggung. “Enggak, cuma... gue penasaran aja,” jawabnya pelan. “Damian selalu cerita buruk tentang dia, tapi nyatanya... Annisa bukan orang seperti yang Damian bilang.”

Raka hanya tertawa kecil sambil menatapnya penuh arti. “Ya, kadang kita memang gak bisa lihat orang dari satu sisi cerita aja, bro.”

Andi mengangguk, merenung sejenak. Dalam hati, ia merasa semakin tertarik untuk mengenal Annisa lebih jauh, tapi ia sadar betul bahwa situasinya jauh dari sederhana. Meski begitu, pertemuan tak terduga ini membuatnya merasa sedikit lebih dekat dengannya, meski hanya sebatas makan siang di warteg sederhana.

Sepeninggalan Andi dan Raka, teman-teman Annisa langsung memandangnya dengan tatapan penuh tanya, senyum mereka menandakan rasa penasaran yang tak bisa ditahan lagi.

“Nis, kamu kenal sama mereka?” tanya Gina dengan suara pelan, tapi penuh antusias.

Annisa menggeleng pelan sambil tersenyum kecil. “Enggak, baru beberapa kali ketemu.”

“Tapi mereka kok kayaknya akrab banget, ya, terutama yang satu itu… yang barusan nyapa kamu,” celetuk Donita sambil mengerling.

Annisa tertawa kecil, menutupi rasa canggung yang sedikit muncul. “Ah, kalian ada-ada aja. Dia cuma basa-basi doang, kali,” jawabnya ringan.

Donita tidak menyerah, wajahnya makin penasaran. “Ya, tapi gak semua orang basa-basi langsung sapa, loh. Apalagi dia kan kelihatannya bukan orang biasa.”

Annisa menggeleng sambil mencoba bersikap biasa. “Mungkin emang orangnya ramah, Mbak. Ya udah, gak usah dibahas yang aneh-aneh.”

Namun, tak bisa ia pungkiri bahwa pertemuan singkat ini meninggalkan kesan berbeda. Ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Andi yang hangat, jauh dari kesan canggung, membuat Annisa teringat lagi akan pertemuan semalam di depan rumahnya.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

apakah ini yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama??
makin seru nih konfliknya, ada Andi yang mungkin bisa membuat Damian menyadari,kalau Anisa itu istimewa...

2024-12-17

12

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

nah loh andi udah mulai tertarik. embat saja andi, biar damian kapok🤣🤣dan tahu kalau istrinya itu sangat cantik dan lembut. orang lain saja tertarik, hanya damian hatinya terlaku beku sehingga annisa mau masukpun tidak bisa. hanya cacian dan disalahkan yang didapatkan selama ini

2024-12-18

1

☠ᵏᵋᶜᶟ ❤MACAN❤

☠ᵏᵋᶜᶟ ❤MACAN❤

nah, saingan Damian bertambah... hati2 dam.. kau salah langkah nyesel seumur hidup... pd ngantri itu cowok2 ganteng

2024-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!