Penjaga ketenangan?

Selesai sarapan, Annisa buru-buru naik ke kamarnya untuk bersiap. Dengan cepat dia berganti pakaian dan mengambil ponselnya di atas nakas. Saat Annisa sibuk memeriksa ponselnya untuk memastikan semua dokumen pekerjaan sudah siap, dia merasakan kehadiran Damian di belakangnya.

Dia berbalik dan melihat Damian berdiri di ambang pintu kamar, kedua tangannya terlipat di dada, wajahnya tanpa ekspresi, namun sorot matanya dingin.

Damian tak langsung berbicara, hanya menatap Annisa dari ujung kepala sampai kaki. Annisa yang sedang mengenakan kemeja putih dengan blazer abu-abu, merasa seolah-olah dinilai. Dia tak nyaman, tapi sudah terbiasa dengan sikap Damian yang seperti itu.

“Cepat sekali siap-siapnya. Mau ke mana?” tanya Damian akhirnya, nada suaranya dingin dan datar.

Annisa menahan napas sejenak sebelum menjawab. “Aku harus ke kantor. Ada meeting penting hari ini,” jawabnya sambil memasukkan laptop ke dalam tas.

“Kantor? Lagi-lagi kantor,” Damian mendesis pelan, tapi cukup untuk didengar Annisa. “Apa kau tak pernah berpikir untuk lebih sering di rumah? Clara butuh perhatianmu.”

Annisa tersentak mendengar Clara disebut. Ia menatap Damian sejenak sebelum kembali mengatur barang-barangnya. “Aku selalu ada untuk Clara, Mas. Aku berusaha yang terbaik untuknya, tapi aku juga punya tanggung jawab di kantor,” ucapnya lembut, mencoba tetap tenang meski hatinya teriris oleh sindiran suaminya.

Damian tertawa kecil, tawa yang terdengar lebih seperti ejekan. “Kau selalu punya alasan. Kerja, kerja, kerja. Apa kau benar-benar menikah untuk menjadi istri, atau hanya untuk kariermu itu?” Nada sinis tak bisa disembunyikannya.

Annisa menghentikan gerakannya dan menatap Damian. Ini bukan pertama kalinya Damian meremehkan pekerjaannya, dan setiap kali, Annisa harus menahan sakit di hatinya. Namun kali ini, dia tak bisa menahan untuk tidak membela diri. Meskipun pekerjaan tersebut tidak sebanding dengan Damian yang notabenenya adalah pemilik perusahaan.

“Aku bekerja bukan hanya untuk diriku, Mas. Aku juga berusaha membantu keuangan keluarga. Pekerjaan ini penting bagiku, bukan hanya karena karier, tapi juga untuk kita,” katanya tegas, meski suaranya tetap tenang.

Damian mencibir. “Keluarga? Kau bicara soal keluarga, tapi kau bahkan tak ada saat Clara butuh. Kau hanya datang kalau dia sudah tidur atau terlalu sibuk di kamar. Lagipula, apakah uang yang kuberikan tidak cukup untuk menghidupi mu?”

Annisa mengepalkan tangan di samping tubuhnya, merasakan frustasi mulai memenuhi dirinya. “Aku selalu mencoba menghabiskan waktu dengan Clara, Mas. Tapi kau juga tahu, tidak mudah baginya menerima kehadiranku.”

Damian menatapnya tajam, lalu mendekat beberapa langkah, membuat Annisa sedikit tegang. “Tentu saja tidak mudah. Clara tidak membutuhkan orang asing di rumahnya. Dia butuh ibunya, bukan seseorang yang hanya muncul di waktu senggang.”

Annisa menunduk, rasa bersalah menggerogoti dirinya, meski dia tahu bahwa dia sudah melakukan yang terbaik. Menjadi istri pengganti dan ibu tiri bukanlah hal yang mudah, terutama ketika Damian dan Clara terus-menerus memandangnya sebagai sosok luar.

“Aku tidak pernah mencoba menggantikan Mbak Arum,” ucap Annisa pelan, menahan emosinya agar tidak pecah di depan Damian. “Aku hanya ingin membantu, untukmu dan untuk Clara.”

Damian terdiam sejenak, wajahnya tetap keras. “Kau tidak perlu mencoba. Kau tidak akan pernah bisa menggantikan dia. Jangan lupa posisimu di sini, Annisa.”

Jleb!

Kata-kata itu menohok hati Annisa seperti pisau tajam. Meski sudah menduganya, mendengar langsung dari mulut Damian membuat luka itu terasa semakin dalam. Dia ingin berbicara lebih, menjelaskan bagaimana dia berusaha menjaga semua tetap seimbang—pekerjaan, keluarga, perasaan—tapi dia tahu itu akan sia-sia. Damian sudah memutuskan untuk tidak mendengarnya.

Annisa menarik napas panjang dan berusaha menenangkan diri. “Aku tidak ingin menggantikan siapa pun, Mas. Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kita semua.”

Damian menatapnya tajam sebelum mengalihkan pandangan. “Terserah. Kau selalu punya alasan,” katanya dingin.

Dia melangkah pergi, meninggalkan Annisa yang masih berdiri di kamar, terdiam dalam kesunyian setelah konfrontasi itu.

Annisa menunduk, merasa lelah. Dia melihat bayangan dirinya di cermin, wanita yang tampak tegar di luar, tapi di dalam hatinya penuh dengan perasaan yang terpendam. Menghembuskan napas pelan, dia mengambil tas kerjanya dan berjalan keluar.

Di depan pintu, Imelda, ibu mertuanya, muncul dengan pandangan yang penuh arti. Tanpa bicara banyak, Imelda hanya menatapnya sekilas sebelum melangkah pergi, seakan mengerti apa yang baru saja terjadi antara Annisa dan Damian.

Annisa tak ingin memikirkannya lebih lanjut. Dia tahu hari ini akan panjang, dan di kantor, setidaknya dia bisa sejenak melupakan masalah-masalah di rumah. Di sana, di bawah bimbingan Swan, dia bisa menjadi dirinya sendiri, seorang desainer yang diakui, bukan hanya "istri pengganti" yang selalu terjebak dalam bayangan masa lalu.

Annisa membuka pintu dan melangkah keluar, membiarkan udara segar pagi menyapa wajahnya. Hari baru, tantangan baru—baik di rumah maupun di kantor. Tapi dia tahu, tak peduli betapa sulitnya, dia akan terus maju.

Setibanya Annisa di kantor, suasana sibuk sudah terasa. Tim desain sedang bersiap-siap untuk meeting besar hari itu, dan Annisa berjalan cepat menuju ruangannya. Saat dia membuka pintu, seorang pria tinggi berambut pirang dengan senyum lebar segera menyambutnya. Itu Robert, salah satu kolega sekaligus sahabat baiknya di perusahaan.

"Annisa! Tepat waktu seperti biasa," sapa Robert sambil mendekat. "Kau sudah siap untuk meeting besar hari ini?"

Annisa tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan rasa lelahnya setelah percakapan dengan Damian pagi tadi. "Siap, meskipun agak gugup. Swan sangat detail kalau soal proyek kali ini."

Robert tertawa kecil sambil menepuk bahunya dengan ramah. "Itu pasti, Swan memang terkenal perfeksionis. Tapi aku yakin kau bisa menghadapinya. Desainmu selalu jadi andalan, kan?"

Annisa tersenyum lebih lebar kali ini. Robert selalu tahu cara membuatnya merasa lebih baik. "Terima kasih, Robert. Aku memang sudah menyiapkan semuanya, tapi tetap saja, rasanya seperti selalu ada yang kurang."

"Ya, itu wajar. Aku juga merasa seperti itu setiap kali ada proyek besar. Tapi justru di situ tantangannya, kan?" Robert menyandarkan tubuhnya di tepi meja Annisa sambil menatapnya penuh keyakinan. "Lagipula, kalau ada yang kurang, kita bisa mengatasinya bersama. Kau tahu aku selalu siap membantu."

Annisa merasa sedikit lega mendengar itu. "Kau benar, Robert. Kadang aku terlalu fokus pada kekhawatiranku sendiri."

"Yup, dan justru itu yang kadang membuat kita kehilangan perspektif. Kadang aku merasa kau terlalu keras pada dirimu sendiri, Annisa. Kau sudah hebat, kau harus lebih percaya diri," Robert menambahkan dengan nada serius namun tetap santai.

Annisa tertawa kecil, merasa lebih ringan. "Baiklah, aku akan coba lebih santai. Tapi kau harus janji akan membantuku kalau aku mulai panik."

Robert mengangkat tangannya seolah membuat sumpah. "Janji! Aku akan jadi penjaga ketenanganmu hari ini."

Mereka berdua tertawa sebelum Robert kembali ke mejanya, meninggalkan Annisa dengan perasaan sedikit lebih baik. Di balik segala tekanan dan masalah yang dia hadapi di rumah, setidaknya di kantor ini, dia memiliki teman seperti Robert yang selalu mendukung dan memahami posisinya.

Annisa duduk di kursinya, menarik napas dalam, dan bersiap membuka laptopnya. Meeting besar ini adalah kesempatan penting, dan meskipun hatinya masih berat karena hal-hal di rumah, dia tahu bahwa di sini, dia bisa menunjukkan potensinya sebagai desainer yang andal.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

kata2Damian ke Anisa terlalu kejam, ngga harus diperjelas juga, sikapmu dan clara ke Anisa sudah menunjukkan kalau Anisa hanya sebatas pengganti.kamu egois, hanya mau dimengerti tanpa mau ngertiin anisa, jangan sia2kan ketulusan anisa. salut buat Anisa yg tetap meniti karir meskipun tanpa dukungan Damian, setidaknya di tempat kerja Anisa bisa sedikit melupakan masalah rumah tangannya...

2024-12-17

13

🍀⃟ᏽꮲ𐑈•⁰²𝐍ι𝐒ᗩ🐅⃫⃟⃤

🍀⃟ᏽꮲ𐑈•⁰²𝐍ι𝐒ᗩ🐅⃫⃟⃤

nylekit banget itu omongannya damian, tolong kak otor jangan tajem tajem klo bikin kata kata hikss menusuk relung hatiku yang terdalam 🤧 walau anisa itu istri pengganti, apakah sepatutnya seorang istri diperlakukan seperti itu? sangat tidak berperi keistrian😓damian kejam banget cocok jadi temennya Thanos 🤣 padahal anisa sudah berusaha, mengerahkan segala tenaga untuk selalu ikhlas dan legowo menerima nasibnya yang katanya hanya istri pengganti, padahal tidak ada istilah istri pengganti, istri ya istri. Heran sama si damian ni matanya ketutup areng apa gimana, wanita se sabar anisa di sakitinn untung itu anisa bukan nikita mirzani bwehhh 1 kalimat kejam lgnsg masuk penjara wkwkwk🤣🤣

2024-12-18

1

☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf

☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf

sumpah gak kuat aku kalo jadi Annisa, selain orangnya dingin tapi kata-kata juga nyakitin banget,,
untuk Annisa kamu hebat sudah membagi waktu sebaik mungkin untuk keluarga juga pekerjaan tapi selalu dianggap salah sama Damian serta Clara 🥺🥺😭

2024-12-17

9

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!