TERBIASA

Malam sudah larut ketika suara bel di depan pintu membuat Annisa terbangun dari tidurnya. Ia mengenakan selendang seadanya, rasa kantuk masih membekas di wajahnya. Namun, saat ia membuka pintu, pemandangan Damian yang setengah sadar, diapit oleh dua temannya, langsung membuat hatinya tercekat.

“ Mas Damian?” Annisa berbisik, sedikit khawatir.

Bau alkohol yang menyengat segera tercium begitu Damian dibawa masuk. Matanya terlihat sayu, dengan langkah yang goyah dan tatapan kosong.

Andi, yang pertama kali membantu Damian, berhenti sejenak begitu melihat Annisa. Ada keterkejutan sekaligus kekaguman di matanya. Selama ini, ia hanya mendengar cerita Damian tentang pernikahannya yang tak bahagia, tentang istri yang seolah menjadi beban dalam hidup Damian. Namun, saat melihat Annisa untuk pertama kali, Andi benar-benar terpesona. Kecantikannya tampak alami, lembut, dan sorot matanya penuh kesabaran, meski jelas terlihat lelah.

“Oh, maaf... Anda Annisa, ya?” Andi bertanya dengan sopan, mencoba menyembunyikan rasa terkesima yang masih terpancar di wajahnya.

Meskipun itu sulit. Bak tarikan magnet, Andi selalu tertarik untuk melihat wajah Annisa lagi dan lagi.

Annisa mengangguk, memperhatikan Damian yang terlihat begitu tak berdaya. “Ya, saya Annisa. Terima kasih sudah mengantar Mas Damian pulang.”

Andi mengangguk pelan, lalu menatap Annisa lebih lama dari yang seharusnya, sebelum akhirnya melirik ke arah Raka, memberi isyarat untuk membantu Damian duduk di sofa. Begitu Damian mendekat, Annisa mengulurkan tangannya untuk menuntunnya duduk dengan lebih nyaman, namun Damian langsung menepisnya dengan kasar.

“Gak usah sentuh aku!” suara Damian serak dan penuh kemarahan. Matanya menatap Annisa dengan tajam, meskipun pandangannya samar karena pengaruh alkohol. “Aku gak butuh bantuan kamu!”

Annisa terdiam, mengerjap pelan, mencoba menahan perasaan sakit yang merayap di dadanya. Dia menarik tangannya kembali, berusaha menahan air mata dan tetap tenang di hadapan teman-teman Damian.

Raka menghela napas panjang, merasa tidak nyaman dengan situasi ini. “Dam, sudahlah. Annisa cuma mau bantu kamu,” katanya, berusaha menenangkan suasana.

Namun Damian malah tertawa sinis. “Bantu? Dia gak lebih dari beban buat gue,” ucapnya tanpa rasa bersalah, sementara Annisa hanya bisa menunduk, menahan rasa malu yang luar biasa di depan Andi dan Raka.

Andi, yang sejak tadi melihat semuanya, merasa tak nyaman. Ada rasa simpati di wajahnya saat melihat Annisa, dan tanpa disadari, ia menyentuh lengan Annisa perlahan, mencoba memberinya dukungan. “Maaf ya, Mbak Annisa. Damian mungkin sedang banyak pikiran... mungkin pengaruh alkohol juga.”

Annisa tersenyum tipis, meskipun ada kepedihan yang jelas tergambar di matanya. “Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengantarnya pulang. Saya akan menjaga Mas Damian sekarang.”

Andi masih menatap Annisa, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi ia hanya mengangguk. Raka lalu menarik Andi untuk pergi, merasa sudah saatnya meninggalkan pasangan itu sendiri.

“Damian, hati-hati ya. Kami pulang dulu,” ujar Raka sambil menepuk bahu Damian yang hanya mengangguk asal.

Saat Raka dan Andi berjalan keluar, Andi sempat melirik ke belakang, memandang Annisa yang kini sibuk merapikan selimut untuk Damian. Dalam hati, ia bertanya-tanya bagaimana Damian bisa begitu dingin pada sosok istri yang tampak penuh ketulusan seperti Annisa. Ia merasa ada yang lebih dari sekadar cerita yang selama ini Damian katakan pada mereka.

“Annisa…” Damian bergumam pelan di sofa, dengan pandangan yang hampir tak fokus. “Jangan pernah… harapkan aku untuk… mencintai kamu.”

Annisa hanya bisa menunduk, menahan air mata yang perlahan jatuh tanpa suara, menyadari bahwa suaminya yang mabuk ini, mungkin sedang jujur dari lubuk hatinya yang terdalam. Dia tertegun mendengar gumaman Damian. Perkataan itu terasa begitu tajam, seolah menegaskan lagi bahwa dirinya memang hanya bayangan, seseorang yang Damian tak pernah inginkan.

Meski hatinya terasa hancur, Annisa tetap tersenyum tipis. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya yang bergemuruh. Ini bukan pertama kalinya, gumamnya dalam hati. Aku sudah biasa mendengarnya.

Dengan perlahan, Annisa bangkit dan melangkah meninggalkan Damian yang tertidur di sofa. Tanpa suara, ia berjalan menuju kamarnya sendiri—ruangan yang selalu ia tinggali sendirian sejak pernikahan mereka dimulai. Sebenarnya, ia berharap seiring waktu, mungkin akan ada perubahan. Namun kenyataannya, kamar ini tetap menjadi ruang tempatnya menangis dalam kesendirian dan mencari kekuatan setiap kali Damian mengabaikannya.

Begitu pintu kamar tertutup, Annisa bersandar di baliknya, kedua tangannya gemetar, dan dadanya terasa berat. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh, tapi ia segera menyeka wajahnya dan berbisik pada dirinya sendiri.

“Ini sudah biasa. Aku kuat… Aku bisa melewati ini.”

Annisa duduk di tepi tempat tidur, memeluk lututnya sambil mengatur napas. Meski hatinya terasa begitu lelah, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap tegar. Ia hanya perlu terus bertahan, untuk Clara… untuk memenuhi amanah yang diberikan oleh Arum.

•••

Pagi harinya, Annisa sudah terbangun lebih awal. Setelah membersihkan diri, ia segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan seperti biasanya. Piring-piring ia tata dengan rapi, dan aroma kopi segar memenuhi ruang makan. Ia memasak makanan kesukaan Clara—pancake dengan topping stroberi dan sirup maple—seraya berharap hari ini Clara akan menikmati sarapannya dengan baik.

Ketika Annisa sedang menuang kopi ke cangkir Damian, langkah kaki terdengar mendekat. Damian masuk ke ruang makan dengan ekspresi datar dan mata sedikit sayu. Mungkin efek dari malam sebelumnya belum sepenuhnya hilang.

“Selamat pagi, Mas,” sapa Annisa lembut sambil meletakkan cangkir kopi di hadapannya.

Damian hanya mengangguk kecil, nyaris tanpa menatap Annisa. Seolah kejadian semalam tak berarti apa-apa baginya, ia langsung mengambil sendok dan mulai sarapan tanpa sepatah kata.

Tidak jauh dari mereka, Clara akhirnya muncul dengan wajah ceria, dan Annisa langsung menyambutnya dengan senyuman hangat. “Pagi, sayang. Tante sudah buat pancake kesukaan kamu, nih,” ucap Annisa sambil mengusap lembut kepala Clara.

Clara tersenyum lebar, mengambil tempat di meja sambil mengunyah pancake dengan lahap. “Terima kasih, Tan.”

Annisa tersenyum lembut, hatinya sedikit terobati dengan perhatian kecil dari Clara. Sejenak, ia merasa segala ketidakbahagiaan di rumah ini seolah teralihkan oleh cinta kasih yang ia berikan kepada anak tiri yang ia anggap seperti anak kandungnya sendiri.

Damian menghabiskan sarapannya dengan cepat, lalu bangkit dan bersiap meninggalkan ruang makan. Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, ia berjalan keluar, seolah Annisa adalah bayangan yang tak layak mendapat sapaan. Annisa hanya tersenyum kecil, lalu menunduk dan menyibukkan diri kembali, seakan sikap dingin Damian bukan lagi hal baru.

Di dalam hatinya, Annisa tetap bertekad untuk menjadi istri yang baik, meski kasih sayang dari Damian mungkin tidak akan pernah menjadi miliknya.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

disni yang punya kuasa membolak balikkan perasaan kamu adalah kak kikan, jadi kamu jangan kepedean ngga akan jatuh cinta ke Anisa....

2024-12-17

13

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

damian masih tidak bisa lepas dari cinta istri pertama, sehingga annisa tidak diberi ruang agar bisa memasukkinya. mungkin buang aja cwo kayak gini annisa/Facepalm/kamu itu cantik, contohnya dua teman damian tertarik sama kelembutan dan wajah ayumu

2024-12-18

0

EsTehPanas SENJA

EsTehPanas SENJA

ahhh paling males sama laki2 yang kalau ada masalah cari pelarian ke alhohol. mending klo udah expert ga mabok. lah kalau rookie kan males baru minum 3-4 gelas mabok 😅🤣

2024-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!