TIDAK DIINGINKAN

Damian menghela napas panjang di depan cermin, memandang bayangannya sendiri dengan ekspresi dingin yang telah menjadi bagian dari dirinya. Kata-kata Annisa tadi terngiang di pikirannya, tapi, semakin ia mengingatnya, semakin ia merasa marah. Baginya, perkataan Annisa seolah mencoba menyudutkan dirinya, membuatnya terlihat sebagai orang yang mengabaikan perasaan orang lain.

"Padahal aku juga kehilangan sosok Kakak yang kusayangi..."

Damian mendengus, membuang ingatan itu jauh-jauh. Kecewa? Merasa tidak dianggap? pikirnya dengan sinis. Dia memilih hidup ini. Dia tahu sejak awal seperti apa situasinya.

Keputusan Damian sudah bulat—perkataan Annisa tadi tidak layak untuk terus ia pikirkan. Kehilangan yang ia rasakan terhadap Arum terlalu dalam, terlalu pribadi, dan Annisa tidak akan pernah benar-benar memahami itu.

Dengan langkah tegas, Damian keluar dari kamar mandi, lalu mendapati Annisa di ruang keluarga, sedang membereskan beberapa berkas yang tadi ia bawa dari kantor. Annisa menoleh ketika Damian mendekat, namun raut wajahnya berubah menjadi tegang ketika melihat tatapan dingin suaminya.

“Jadi, setelah drama yang tadi di depan Clara, sekarang kamu kembali sibuk dengan pekerjaanmu?” suara Damian terdengar datar, tapi ada ketajaman di dalamnya.

Annisa berhenti sejenak, menelan ludah, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Mas Damian, aku hanya menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Tadi, aku—”

“Pekerjaan,” Damian memotong dengan nada sarkastik. “Sepertinya pekerjaanmu sangat penting, ya? Sampai kamu lupa kalau tugas utamamu adalah di rumah ini, dengan Clara.”

Annisa merasakan dadanya sesak mendengar nada Damian yang tajam. “Aku tidak lupa, Mas. Tapi, aku juga punya kehidupan di luar rumah ini. Aku mencoba sebaik mungkin untuk mengurus Clara dan tetap bekerja. Aku hanya ingin…”

“Tentu saja,” Damian memotong, menatapnya dengan tajam. “Hidupmu dan perasaanmu sendiri yang kamu utamakan, kan? Jangan berpura-pura, Annisa. Kamu hanya mementingkan kariermu, sementara Clara dibiarkan berantakan.”

Annisa menggigit bibirnya, menahan air mata yang mulai menggenang. “Mas, aku selalu melakukan yang terbaik untuk Clara. Aku mencintainya. Tapi aku juga berhak mendapatkan sedikit ruang untuk diriku sendiri…”

Damian mendekat, suaranya semakin rendah namun penuh amarah. “Jangan berharap terlalu banyak dariku, Annisa. Kamu mungkin telah menikah denganku, tapi kamu bukan pengganti Arum. Kamu tidak akan pernah bisa menjadi seperti dia. Jadi berhenti bertingkah seolah-olah kamu berhak atas lebih banyak perhatian atau pengakuan dariku.”

Annisa tercekat, merasa hatinya hancur mendengar kata-kata itu. Dia tahu Damian masih mencintai Arum, tapi mendengar langsung bahwa dirinya tidak akan pernah diakui adalah rasa sakit yang tak pernah ia bayangkan.

“Mas,” bisiknya dengan suara bergetar, “aku tidak pernah mencoba menggantikan Mbak Arum. Aku hanya… ingin menjadi bagian dari hidupmu, dari rumah ini. Aku ingin kamu menganggapku ada…”

Damian mendengus, menatapnya dengan ekspresi menghina. “Menjadi bagian dari hidupku? Satu-satunya alasan kamu ada di sini adalah karena permintaan Arum. Jangan lebih dari itu.”

Annisa hanya bisa menundukkan kepala, air mata akhirnya jatuh tanpa bisa ia tahan. Rasa sesak yang selama ini ia pendam semakin menyakitkan. Damian tidak memberinya ruang sedikit pun untuk menjadi dirinya sendiri, untuk merasa dihargai. Di matanya, ia hanyalah bayangan, sebuah janji yang harus ia tanggung tanpa hati.

“Mas Damian…” Annisa mencoba bicara lagi, berharap ada sedikit pengertian, tapi Damian berbalik tanpa menghiraukannya.

“Jangan mengharapkan apa pun dariku, Annisa. Kamu tahu tugasmu di sini. Fokus pada Clara, atau fokus pada kariermu. Tapi jangan berharap aku akan melihatmu lebih dari itu.”

Dengan kata-kata terakhir yang dingin itu, Damian meninggalkannya berdiri di sana dengan hati yang remuk. Annisa menyeka air matanya, menyadari bahwa di dalam rumah ini, ia hanya bayangan yang tidak akan pernah terlihat oleh suaminya.

•••

Damian merasa suasana di rumah semakin menyesakkan. Setelah melepaskan semua kemarahan dan kepahitan kepada Annisa, ia langsung mengambil kunci mobil dan melangkah keluar tanpa mengatakan apa pun lagi.

Ia menghubungi beberapa temannya dan memutuskan untuk pergi ke sebuah club eksklusif di pusat kota. Tempat itu adalah pelariannya setiap kali ia merasa terbebani atau jenuh dengan masalah rumah tangga yang tidak pernah benar-benar ia inginkan. Club itu adalah tempat di mana ia bisa melupakan segalanya untuk sementara waktu.

Sesampainya di sana, Damian bertemu dengan tiga temannya—Raka, Dion, dan Andi—teman-temannya sejak masa kuliah yang selalu ada untuk bersenang-senang tanpa banyak bertanya tentang masalah pribadinya. Raka, yang sudah terlihat menunggu di depan pintu masuk, langsung menyambutnya dengan tepukan di punggung.

“Hey, akhirnya datang juga,” kata Raka sambil tersenyum lebar. “Gue pikir lo gak bakal dateng lagi minggu ini.”

Damian mengangguk, menahan diri untuk tidak mengungkapkan perasaan apa pun. “Butuh hiburan, bro. Hari ini berat banget.”

Dion menoleh dengan seringai kecil. “Wah, kayaknya butuh minum yang banyak, nih. Tenang aja, malam ini kita semua siap buat bantu lo melupakan semua.”

Tanpa banyak bicara lagi, mereka semua masuk ke dalam club yang penuh dengan lampu neon dan musik elektronik yang berdentum keras. Suara musik dan keramaian seolah langsung menghapus segala kesunyian dan ketegangan yang menyelimuti pikiran Damian. Mereka duduk di VIP booth yang cukup terpencil dari keramaian utama, namun tetap memungkinkan mereka untuk melihat suasana lantai dansa.

Andi memesan sebotol whiskey terbaik, dan tak lama kemudian, minuman itu tiba di meja mereka. Damian langsung menuang minumannya sendiri, lalu meneguknya tanpa ragu.

“Apa yang bikin berat, Dam?” tanya Raka setelah beberapa saat, matanya menatap Damian dengan penasaran.

Damian tertawa kecil, sedikit getir. “Pernikahan, bro,” jawabnya sambil mengangkat gelasnya. “Pernikahan yang dari awal nggak pernah gue inginkan.”

Andi mengangkat alis. “Lagi ada masalah sama istri lo?”

Damian meneguk minumannya lagi, lalu menyandarkan punggungnya ke sofa. “Masalah terus, kayaknya. Dia… dia nggak ngerti gue. Dia selalu minta lebih, minta perhatian, minta diakui, padahal dari awal dia tahu kalau pernikahan ini bukan tentang cinta.”

Dion menatapnya sambil tersenyum sinis. “Ya namanya perempuan, Dam. Mereka selalu cari perhatian, selalu minta diprioritaskan.”

Damian tertawa pelan, meskipun di dalam hati ada rasa kosong yang tak bisa dihilangkan. “Gue udah bilang dari awal, gue gak akan pernah bisa kasih dia apa yang dia mau. Gue cuma ada di sini buat Clara. Selebihnya, gue nggak butuh dia untuk apa-apa.”

Raka mengangguk sambil meneguk whiskey-nya. “Gue ngerti, Dam. Pernikahan kayak gitu berat. Tapi lo nggak sendirian. Lo masih punya kita buat pelampiasan, ya, kan?”

Damian mengangguk, merasa sedikit terhibur. Bersama mereka, ia bisa melupakan tanggung jawab yang berat dan perasaan bersalah yang terkadang muncul tanpa ia sadari. Bersama mereka, ia bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa harus berpura-pura untuk siapa pun.

Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan minum dan berbicara, membiarkan Damian melupakan sejenak kehidupan rumah tangganya yang terasa begitu menguras emosi. Gelas demi gelas dihabiskan, dan Damian mulai merasa lebih ringan. Semua kata-kata Annisa yang tadi sempat menggangu pikirannya perlahan menghilang, tergantikan oleh suara musik dan gelak tawa teman-temannya.

Ketika malam semakin larut, mereka mulai bercanda dan saling melempar lelucon tanpa beban. Damian tertawa keras bersama mereka, seolah-olah semua masalah di rumah tak pernah ada. Baginya, malam ini adalah kebebasan sementara, momen untuk melupakan segala tuntutan yang harus ia jalani sebagai suami dan ayah.

Namun, di balik semua itu, ada bagian kecil dalam dirinya yang menyadari bahwa saat ia pulang nanti, kenyataan yang ia tinggalkan tidak akan pernah benar-benar hilang. Tapi malam ini, ia tidak peduli. Ia hanya ingin terbebas dari segala beban, meskipun hanya untuk sesaat.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

Arum sudah pergi damian,percuma juga kamu mau bersedih ataupun marah Arum ngga akan kembali lagi, tugasmu sekarang menata rumah tanggamu bukan mencari pelarian di luar rumah dengan mabuk2an

2024-12-17

12

✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧

✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧

Damian banyak minum, harusnya mabok berat dan bisa tidur, kadar alkohol dari whiskey itu 40-60%, kalau di sini tertulis "gelas demi gelas" dia bisa KO terkapar tidur pulas, mabok saat mengkonsumsi whiskey itu tidak bisa dikalahkan dengan hanya menahannya supaya tidak ngantuk. Author bisa menambahkan nama minumannya menjadi BIR saja yang kadar alkoholnya hany 3-4% saja. Jadi meskipun mabuk ia masih bisa sadar.

2024-12-20

0

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

kenapa ga cari pengasuh saja klo hanya buat menjaga clara dan rumah. mereka pasti bekerja dengan baik karena tugas nya hanya menjaga, tidak melibatkan perasaan. annisa bukan penjaga clara atau rumah, dia seorang istri yang pastinya butuh perhatian dan kasih sayang pasangannya

2024-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!