RENCANA ZASKIA

Pagi itu, Damian duduk di ujung meja rapat dengan ekspresi yang sedikit pucat. Meski merasa tubuhnya tidak sepenuhnya prima, ia tetap berusaha memimpin rapat seperti biasa, menjaga wibawa dan profesionalismenya. Suaranya terdengar tegas saat ia memaparkan rencana bisnis, namun sesekali ia tampak kehilangan fokus. Tangannya beberapa kali memijat pelipis, berusaha meredakan pening yang semakin terasa.

Di sisi meja, Andi dan Raka duduk memperhatikan dengan saksama. Sebagai klien, mereka memang memerlukan Damian untuk memimpin pembahasan ini dengan jelas, tetapi mereka juga menyadari bahwa Damian tampak kurang sehat. Andi yang sudah cukup mengenal Damian merasa perlu memastikan keadaannya.

“Damian, kamu kelihatan agak pucat. Apa kamu baik-baik saja?” tanya Andi, menyelipkan sedikit perhatian dalam nada suaranya.

Damian mengangguk singkat, berusaha tetap tenang. “Ya, aku baik-baik saja. Mungkin hanya kurang tidur tadi malam.”

Raka mengangguk, lalu berkata dengan nada ringan, “Kalau memang ada yang perlu kita tindak lanjuti nanti, Damian, kita bisa atur ulang pertemuan. Gak masalah kok. Kita gak mau ngerepotin kamu, apalagi kalau kamu kurang enak badan.”

Damian tersenyum tipis, menghargai perhatian keduanya, tetapi ia tetap bersikeras menyelesaikan pembahasan. “Aku hargai perhatian kalian, tapi rapat ini sudah terjadwal, dan kita harus menyelesaikannya. Lagipula, kalian datang sebagai klien penting. Biar aku pastikan semua yang perlu dibahas tersampaikan.”

Andi dan Raka saling bertukar pandang, lalu mengangguk paham. Mereka mengikuti jalannya rapat, meski sesekali mengamati Damian yang tampak semakin sering hilang fokus. Andi merasa sedikit khawatir, namun memutuskan untuk menunggu sampai rapat selesai dan mungkin berbicara secara pribadi dengan Damian nanti.

Di akhir rapat, Damian akhirnya mengakhiri sesi pembahasan dengan profesionalisme yang tetap terjaga, meskipun jelas kelelahan. Andi menghampirinya, menepuk pundaknya pelan, menunjukkan perhatiannya.

“Damian, kalau kamu butuh istirahat, jangan sungkan untuk bilang, ya. Kita gak akan tersinggung kok,” ujar Andi.

Damian tersenyum tipis, merasa terhibur meski tak mau menunjukkan kelemahannya terlalu banyak. "Terima kasih, Andi, Raka. Aku akan baik-baik saja."

Ketika rapat baru saja usai, Zaskia, sekretaris Damian, tiba-tiba masuk ke ruangan dengan wajah serius namun lembut. Ia tahu Damian tak akan mudah mengaku bahwa ia sedang tidak enak badan, tetapi sebagai sekretaris yang sudah cukup lama bekerja dengannya, ia bisa mengenali tanda-tanda itu dengan baik.

“Pak Damian, maaf mengganggu sebentar,” kata Zaskia sambil melirik Damian yang tampak lelah. “Sepertinya Bapak perlu istirahat. Biarkan saya melanjutkan tugas Anda untuk sementara.”

Damian mengangkat kepala, hendak menolak, tapi lelahnya terlihat begitu nyata. Ia melihat Zaskia sejenak, dan tanpa banyak kata-kata, Zaskia tersenyum kecil, memberi isyarat penuh perhatian. Di sisi lain, Raka yang sejak tadi memperhatikan Zaskia langsung menyetujui ide tersebut.

“Betul, Damian. Kamu udah bekerja keras. Istirahatlah sebentar. Kita akan baik-baik saja tanpa kamu untuk sementara waktu,” kata Raka, seolah ingin memastikan bahwa Zaskia tetap di ruangan bersamanya.

Damian menghela napas panjang, meski masih ragu. Tetapi rasa letih yang menguasai tubuhnya sudah tak terbantahkan lagi. Akhirnya, dengan berat hati, ia mengangguk. “Baiklah, hanya sebentar.”

Zaskia tersenyum lega, lalu menuntun Damian keluar ruang rapat hingga ke ruangannya. Setelah Damian masuk ke ruangan dan Zaskia menutup pintu, Damian langsung menjatuhkan diri di sofa, merebahkan tubuhnya yang terasa berat. Satu lengannya menutupi wajahnya, seolah berusaha menghalangi cahaya yang terasa menyilaukan matanya.

Di luar ruangan, Zaskia kembali ke meja rapat, mengambil alih dokumen yang tersisa. Raka tersenyum padanya, memanfaatkan momen ini untuk berbicara lebih dekat. “Zaskia, makasih ya udah ngurusin Damian. Kamu memang selalu bisa diandalkan,” ucapnya dengan nada tulus, berharap bisa mencuri perhatian Zaskia.

Zaskia tersenyum ramah. “Sama-sama, Pak Raka. Sudah tugas saya untuk membantu Pak Damian,” jawabnya singkat, tetap profesional.

Raka hanya bisa tersenyum, merasa lega bisa berada lebih dekat dengan Zaskia meskipun tak sepenuhnya mendapat perhatian yang ia harapkan. Tapi bagi Raka, melihat kepedulian dan ketulusan Zaskia pada pekerjaannya sudah cukup membuatnya semakin jatuh hati.

•••

Annisa benar-benar tidak fokus pada pekerjaannya. Dia melirik arloji di tangannya yang baru menunjukkan pukul sembilan pagi, setelah berpikir cukup lama, dia pun memutuskan untuk menemui Damian di kantornya.

Setibanya Annisa di kantor Damian dengan membawa kotak tiramisu. Ia merasa sedikit gugup, terutama karena ia tahu bahwa tak ada yang tahu status pernikahannya dengan Damian, termasuk sekretaris Damian, Zaskia. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya meminta bantuan resepsionis untuk menghubungi ruang Damian, berharap bisa menemui suaminya meski tanpa janji.

Setelah menunggu beberapa saat, Zaskia menghampiri Annisa dengan ekspresi ramah, namun terkesan menyelidik. Dari pandangan Zaskia, Annisa hanya seorang tamu tak dikenal yang ingin bertemu Damian tanpa janji resmi, dan di benaknya, Annisa mungkin salah satu wanita yang tertarik pada bosnya.

Tanpa menghilangkan senyum profesional, Zaskia bertanya, “Ada yang bisa saya bantu, Mbak…?”

“Annisa,” jawab Annisa, tersenyum tipis. “Saya ingin bertemu Pak Damian sebentar saja, kalau beliau ada waktu. Saya bawakan tiramisu ini untuknya. Katanya beliau suka.”

Zaskia melirik kotak kue itu, matanya memicing, menyiratkan ketidaksukaan. Ia tahu bahwa Damian bukan penyuka manis, namun ia tak dapat menyangkal bahwa tiramisu itu memang sesekali dinikmati bosnya. Dalam hati, Zaskia merasa tersaingi. Bagi Zaskia, Annisa terlihat begitu percaya diri, seolah-olah ia mengenal Damian dengan baik.

“Saya akan lihat apakah Pak Damian bisa diganggu sekarang. Tapi, beliau sangat sibuk pagi ini,” kata Zaskia dengan nada sedikit dingin.

Annisa mengangguk, tetap tersenyum meski merasa tatapan Zaskia cukup tajam. Saat Zaskia masuk ke dalam ruangan Damian, Annisa duduk menunggu, mencoba menenangkan diri. Pikirannya berkecamuk, tetapi ia tetap berharap kunjungan ini akan membuat Damian sedikit lebih menghargai usahanya, meski harus menunggu tanpa diakui sebagai istri di lingkungan kerja ini.

“Yah, bagaimanapun ini sudah kesepakatan sejak awal,” pikir Annisa.

Zaskia keluar dari ruangan Damian dengan senyum tipis yang hampir tak terlihat, menyembunyikan niatnya di balik ekspresi ramah. Ia tahu betul bahwa Damian sedang beristirahat dan biasanya tidak suka diganggu dalam keadaan seperti itu. Namun, melihat Annisa yang tampak begitu yakin membawa tiramisu—yang tentu membuatnya merasa tersaingi—memberi Zaskia ide licik. Jika Annisa ingin bertemu Damian tanpa janji, biarkan saja. Ia tahu kemungkinan besar Damian tidak akan senang.

“Pak Damian sedang beristirahat, tapi kalau Mbak Annisa ingin masuk sekarang, silakan saja. Mungkin beliau akan menyukai kejutan ini,” ujar Zaskia dengan senyum yang tampak ramah, meski hatinya berisi rencana yang berbeda.

Annisa tersenyum canggung namun tetap bersikeras. "Terima kasih, Mbak Zaskia."

Begitu Annisa mengetuk pintu dan masuk, ia mendapati Damian berbaring di sofa dengan satu lengan menutupi wajahnya, terlihat sangat lelah. Awalnya, Annisa ragu, namun demi niat baiknya, ia perlahan berjalan mendekat dan berdeham pelan untuk memberitahukan kehadirannya.

Damian membuka matanya sedikit, tampak kaget dan segera duduk. Ekspresinya berubah dingin, dan tatapannya langsung menusuk Annisa.

“Annisa? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya dengan nada tajam. “Kamu tahu aku tidak suka diganggu tanpa pemberitahuan.”

Annisa menunduk, merasa canggung, namun ia mencoba menjelaskan. “Aku hanya ingin… memberikan ini,” katanya, mengangkat kotak tiramisu yang ia bawa.

Damian menghela napas panjang, tampak tidak terkesan. “Kue? Kamu pikir aku akan menghargai kue ini saat aku sedang mencoba istirahat?”

Annisa terdiam, menahan rasa malu dan kecewa, sementara di luar ruangan, Zaskia mengamati situasi ini dengan puas dari celah pintu, tersenyum kecil karena rencananya berhasil.

Saat Damian bersiap mengeluarkan kata-kata tajam untuk mengusir Annisa, tiba-tiba rasa nyeri menusuk kepalanya. Tangannya refleks memegang pelipis, dan tubuhnya oleng, hampir terjatuh dari sofa. Annisa yang melihat itu langsung melupakan semua kecanggungan dan kekesalannya. Ia bergerak cepat, menahan tubuh Damian agar tidak jatuh.

“Mas Damian, kamu tidak apa-apa?” tanya Annisa cemas, suaranya lirih namun penuh perhatian.

Tak seperti biasanya, Damian tidak menolak. Rasa sakit di kepalanya terlalu hebat, dan ia merasa sedikit terhibur dengan sentuhan lembut Annisa yang menenangkannya. Ia hanya menutup mata sejenak, mencoba mengatur napas sambil bersandar pada Annisa.

Di luar, Zaskia yang penasaran mengintip sedikit dari celah pintu, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Wajahnya seketika berubah kesal melihat Annisa begitu dekat dengan Damian. Tak mau tinggal diam, Zaskia mendorong pintu dan melangkah masuk, mencoba mengambil alih situasi.

“Pak Damian, maaf, apakah saya bisa—”

Belum sempat Zaskia menyelesaikan kalimatnya, Damian membuka matanya dan menatapnya dengan pandangan tajam, suaranya penuh ketegasan. “Zaskia, keluar sekarang. Tutup pintu, dan jangan biarkan siapa pun masuk,” katanya tegas, nadanya membuat Zaskia terkejut dan sedikit gemetar.

Zaskia menelan ludah, merasa malu dan tidak berdaya. Ia mengangguk kecil, menunduk, lalu dengan tergesa menutup pintu seperti yang diperintahkan. Di luar, hatinya dipenuhi amarah dan kecemburuan yang membakar. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa selain menurut.

Di dalam ruangan, Damian akhirnya membiarkan dirinya bersandar penuh pada Annisa, yang perlahan membantunya duduk kembali. Meski perkataan Damian tadi masih menyakitkan baginya, Annisa tetap berusaha membantu. Ia tak bisa meninggalkan suaminya dalam keadaan lemah seperti ini.

“Mas… mungkin kamu perlu istirahat lebih lama. Aku akan menunggu di sini jika kamu membutuhkan sesuatu,” ujar Annisa pelan, memastikan Damian nyaman.

Damian tidak menjawab, hanya menghela napas panjang sambil menatap kosong ke depan. Meski hatinya tertutup, di saat seperti ini, kehadiran Annisa entah bagaimana memberinya sedikit rasa tenang.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

kayaknya Damian harus dikasih sakit terus nih biar nyaman di deket Anisaa😅😅😅...jahat ngga sih kalau q mikir kesitu???

2024-12-18

9

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

nah teman dan sekertaris kamu aja nyuruh istirahat sebab keadaan kamu kelihatan kurang sehat. jangan dipaksain kerjanya klu badan kurang fit

2024-12-20

0

☠ᵏᵋᶜᶟ ❤MACAN❤

☠ᵏᵋᶜᶟ ❤MACAN❤

itu Saskia gak ada sopan2nya... mau jd pengganggu? sekalem Annisa aja bagai angin lalu di hadapan Damian... apalagi model Saskia...

2024-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!