TIRAMISU CAKE

Annisa duduk dengan tenang di kursi di dekat sofa, mengamati Damian yang masih memegang kepalanya. Setelah beberapa saat dalam keheningan, Damian akhirnya membuka kotak tiramisu yang ia bawa tadi. Ia tampak ragu sejenak, namun perlahan-lahan mengambil sendok kecil dan mulai mencicipi kue tersebut.

Annisa memperhatikan setiap gerakan Damian, matanya sedikit melembut. Melihat cara Damian menyuapkan tiramisu itu, ia merasakan sedikit kelegaan—entah kenapa, melihatnya mau memakan kue pemberiannya membuat Annisa merasa lebih dihargai, meski tanpa kata-kata.

Di sudut bibirnya terbit senyum kecil yang sulit ia tahan. Senyum yang muncul dari harapan sederhana, bahwa meski Damian tak pernah mengekspresikan perasaannya dengan manis, ada sisi lembut yang tersimpan dalam dirinya.

Damian, yang tampak tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba melirik ke arah Annisa. Ia menangkap senyuman kecil itu, membuatnya tersadar dan sejenak terdiam. Wajah Annisa yang teduh, cara ia tersenyum dengan tulus… sejenak membuat Damian lupa akan rasa sakit kepala yang tadi menyiksanya.

Namun, alih-alih mengucapkan terima kasih, Damian memilih untuk tidak mengucapkan apa pun. Meski begitu, Annisa tidak berharap lebih; cukup melihatnya menikmati kue itu sudah membuatnya lega.

Damian meletakkan sendoknya setelah beberapa suap, menatap tiramisu di depannya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Perlahan, tatapannya tampak menerawang jauh, seolah kembali ke masa lalu. Annisa menangkap perubahan itu, dan ia hanya duduk diam, memberi Damian waktu tanpa menginterupsi.

"Tiramisu ini… dulunya favorit Arum," ucap Damian pelan, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Dia selalu pesan tiramisu di toko itu setiap kali ada kesempatan."

Annisa terdiam mendengarnya, jantungnya berdegup lebih kencang. Ia tahu bahwa bayangan Arum selalu ada dalam pikiran Damian, tetapi jarang sekali Damian membicarakannya secara langsung.

“Setiap kali kami selesai berkencan, kalau ada waktu, kami pasti mampir ke toko itu. Dia bilang rasanya mengingatkan dia pada masa mudanya dulu di Eropa, saat masih suka keliling kota.” Damian tersenyum kecil, sebuah senyum yang membawa Annisa pada sisi Damian yang selama ini jarang ia lihat—rentetan kenangan yang indah namun terasa pedih baginya.

Annisa menundukkan pandangannya, merasakan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Ia tahu bahwa tak mudah bagi Damian untuk menyebutkan nama Arum, bahkan sekadar membuka kenangan lama. Perasaan bersalahnya seolah melilit lagi, walau ia tahu itu bukan salahnya. Tapi seolah-olah ia takkan pernah bisa menggantikan posisi Arum di hati Damian.

“Aku… hanya ingin memberimu sedikit waktu istirahat. Jadi, kubawakan ini,” kata Annisa lembut, sambil tersenyum kecil. Meski dalam hatinya ada perasaan sesak, ia menahan diri untuk tidak menyinggung lebih jauh.

Damian hanya mengangguk pelan, menatap Annisa dengan sedikit lebih tenang. Meski kata-katanya sedikit menyakiti, Annisa merasa sedikit lebih dekat, setidaknya ia tahu ada sisi Damian yang tak sepenuhnya hilang di bawah semua kepahitan yang selama ini mereka rasakan bersama.

Annisa membasahi bibir bawahnya dengan ragu, dalam hati, menimbang apakah dia harus mencoba untuk mengutarakan niatnya sekali lagi.

"Mas Damian.” Panggil Annisa hati-hati. “Mungkin ini bisa jadi momen yang baik. Bukan hanya untukku, tapi juga untuk keluarga kita… agar mereka tahu kalau kamu mendukung," katanya melanjutkan dengan pelan, mencoba menghindari nada memaksa.

Damian menatap kue di depannya, matanya sejenak tampak bimbang. Ia teringat akan berbagai acara keluarga yang telah ia hindari selama ini—keengganannya untuk benar-benar terlibat, entah karena belum bisa melupakan Arum, atau karena Annisa yang belum sepenuhnya ia terima.

"Annisa, kamu tahu aku bukan tipe yang suka acara seperti itu," gumam Damian, tetapi kali ini nadanya lebih lembut dari sebelumnya.

Annisa menghela napas, sedikit tersenyum, namun tak menyembunyikan kekecewaan di matanya. "Aku tahu, Mas. Aku tahu ini bukan sesuatu yang mudah untukmu, tapi ini sangat berarti bagiku… hanya kali ini."

Damian memperhatikan Annisa, melihat ketulusan di balik permintaan sederhananya. Meski hatinya masih keras, ada sedikit dorongan yang membuatnya mempertimbangkan ulang keputusannya.

"Aku akan pikirkan lagi," kata Damian akhirnya. "Tapi aku tidak janji."

Senyum Annisa perlahan terbit, meski tahu itu belum keputusan pasti. Setidaknya Damian menunjukkan sedikit kemauan untuk mempertimbangkannya, dan baginya itu sudah merupakan langkah yang berharga. Annisa duduk tenang sambil menghela napas, merasa lega mendengar Damian setidaknya bersedia mempertimbangkan ajakannya. Ia sudah terbiasa dengan jawaban samar seperti ini, tapi kali ini ia merasa ada harapan kecil yang muncul.

“Terima kasih sudah mau mempertimbangkan, Mas,” ucap Annisa lembut, matanya tak lepas dari wajah suaminya. “Aku tahu mungkin ini bukan hal yang nyaman buatmu, tapi Nadine adalah sepupuku yang sangat dekat. Sejak kecil, dia selalu ada di sampingku. Kalau kamu bisa hadir… aku yakin ini akan membuatnya sangat senang.”

Damian mengalihkan pandangannya, agak canggung menghadapi Annisa yang tampak begitu tulus. Ia merasa ada yang mengganjal, namun sulit baginya mengakui betapa berharganya momen ini bagi istrinya.

“Annisa, kamu tahu, aku bukan orang yang suka berbaur dengan keluarga besar,” kata Damian pelan, nada suaranya setengah dingin, setengah ragu. “Terkadang… kehadiran seperti itu terasa berat untukku.”

Annisa tersenyum pahit, menunduk sebentar lalu menatapnya lagi. “Aku mengerti, Mas. Kamu nggak perlu banyak bicara atau mencoba membuat mereka terkesan. Kamu hanya perlu ada di sana, sekadar menemani dan menunjukkan kalau… aku juga penting untukmu.”

Damian terdiam mendengar kata-kata itu. Di dalam hatinya, ia tahu betul apa yang Annisa rasakan, bahwa ia sering mengabaikan keberadaan Annisa dan kebutuhan perasaannya. Namun, ia enggan menunjukkan perasaannya secara langsung.

“Kamu selalu ingin orang lain berpikir bahwa kamu kuat dan tidak membutuhkan siapa pun, kan?” Damian menatap Annisa dengan tatapan tajam. “Tapi kenyataannya, Annisa, kamu selalu mencoba meraih perhatian yang… aku tidak yakin bisa kuberikan.”

Annisa menelan ludah, tapi tetap mempertahankan ketenangannya. Ia tahu Damian sedang mencoba memberinya pengertian—atau mungkin, justru menjaga jarak.

“Mas, aku tidak berharap kamu menjadi orang yang berbeda atau memaksamu untuk menyukai semua orang dalam keluargaku,” jawab Annisa, suaranya sedikit bergetar. “Aku hanya berharap kamu bisa ada… sekali saja.”

Damian menghela napas panjang. Di balik keraguannya, ia bisa melihat ketulusan Annisa yang selama ini berusaha menjembatani jarak di antara mereka. Dengan suara pelan, ia akhirnya berkata, “Baiklah… aku akan datang, Annisa. Tapi jangan terlalu berharap lebih. Aku hanya akan datang untuk menemanimu, itu saja.”

Mata Annisa seketika berbinar, ia berusaha menahan senyum bahagia yang nyaris terlihat seperti senyum kemenangan kecil. “Itu sudah lebih dari cukup. Terima kasih, Mas.”

Damian menatap Annisa, sedikit bingung dengan perubahan ekspresi istrinya yang tampak begitu lega. Meski masih ada jarak di antara mereka, Damian mulai merasakan bahwa Annisa bukan hanya sekadar wanita yang hadir menggantikan posisi Arum. Meski ia belum sepenuhnya terbuka, ia tahu keputusannya untuk hadir di pesta itu adalah salah satu cara untuk mengakui peran Annisa dalam hidupnya.

“Jadi, acara pernikahan itu kapan?” tanya Damian, seolah memastikan bahwa ia benar-benar serius dengan janjinya kali ini.

“Sabtu ini,” jawab Annisa cepat. “Tidak perlu membawa apa-apa. Kita hanya perlu datang dan… bersikap ramah.”

Damian mengangguk kecil. Ia tidak tahu apakah keputusannya benar atau salah, tapi untuk pertama kalinya, ia mencoba melihat Annisa dari sisi yang lebih dalam. Mungkin ini adalah langkah kecil, tapi bagi Annisa, ini adalah sebuah pengakuan, sekecil apa pun, bahwa dirinya dihargai oleh suaminya.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

sekeras2nya batu kalau ditetesi air terus menerus pasti akan berlubang, yakinlah rasa tulusmu perlahan bisa mnghancurkan ego Damian...semangat Anisa..semangat juga buat kak kikan😅😅😅

2024-12-18

9

🏘⃝AⁿᵘKᵝ⃟ᴸℝ𝕒𝕪𝕚𝕚☠ᵏᵋᶜᶟ🍂

🏘⃝AⁿᵘKᵝ⃟ᴸℝ𝕒𝕪𝕚𝕚☠ᵏᵋᶜᶟ🍂

kamu tambeng juga ya Nisa 😏
kok demen bener disakitin hatinya..
kamu pulang tanpa Damian kan malah bagus, biar keluargamu tau gimana rumah tanggamu, mungkin nanti dapat solusi dari mereka, bercerai mungkin🙊

2024-12-19

0

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

elah damian ini. arum sudah meninggal, seharunya kamu doakan, bukannya tiap moment kamu ingat terus. kasihan annisa yang merasa tidak mampu memberikan yang terbaik sebagai penganti

2024-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!