TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN

Setelah makan malam yang penuh kehangatan, Bunda Annisa mengumumkan rencana untuk mengadakan permainan di rumah Nadine.

“Kita akan main Kim malam ini di rumah Nadine,” ujar Bunda dengan semangat, sambil menatap ke arah Damian dan Annisa. “Biar ramai, katanya. Kan, belum tentu bisa kumpul lagi dalam waktu dekat.”

Annisa tersenyum lebar mendengar ide tersebut. “Wah, seru banget, Bun! Permainan Kim itu memang selalu bikin suasana jadi meriah.”

Damian memandang Annisa dengan sedikit heran. “Kim? Permainan seperti apa itu?” tanyanya dengan nada penasaran.

“Itu permainan asal Minang, Mas. Karena kebetulan suami Nadine adalah orang Minang. Jadi nanti, ada seseorang yang membacakan rangkaian kata-kata cepat, terus kita harus tangkap artinya dan pilih jawabannya dengan cepat. Biasanya yang salah tangkap bakalan dapat hukuman kecil-kecilan.” Annisa menjelaskan dengan mata berbinar, tak sabar untuk bermain.

Damian mengangguk, merasa tertarik. "Baiklah, sepertinya menarik juga."

Tak lama kemudian, mereka berkumpul di rumah Nadine. Suasana sudah meriah; beberapa keluarga besar dan teman Nadine pun hadir. Tawa dan canda terdengar saat masing-masing orang mulai bersiap untuk permainan Kim.

Bunda mulai menjelaskan aturan permainan sambil berdiri di depan kerumunan. “Baik, semua! Nanti akan ada yang membacakan beberapa kata cepat. Nah, siapa yang salah menjawab, harus maju dan menyanyikan lagu daerah, atau…”—Bunda tersenyum jahil—“menirukan suara hewan.”

Tawa langsung pecah mendengar hukuman itu, terutama dari para sepupu yang sudah lebih dulu familiar dengan permainannya. Damian hanya tersenyum kecil sambil memperhatikan antusiasme semua orang, terutama Annisa yang terlihat sangat menikmati momen tersebut.

Permainan pun dimulai. Kata-kata mulai dibacakan, dan beberapa peserta terlihat salah tangkap dalam menjawab, membuat mereka harus menjalani hukuman yang lucu. Damian, yang biasanya serius, tak kuasa menahan tawa melihat satu demi satu orang maju untuk dihukum. Bahkan ada momen di mana Annisa salah menjawab dan diminta menirukan suara ayam.

Dengan wajah sedikit malu, Annisa mencoba menirukan suara ayam, dan membuat seluruh ruangan tertawa terbahak-bahak, termasuk Damian yang mencoba menahan senyumnya namun gagal.

“Ayamnya kok kayak malu-malu gitu, Nis,” Damian meledek pelan.

Annisa meringis, tapi ia tertawa juga. “Ya, kan... aku memang nggak jago soal suara ayam,” jawabnya sambil tertawa.

Ketika giliran Damian, ia pun akhirnya salah menjawab dan harus maju. Semua orang bertepuk tangan, menantikan apa yang akan dilakukan olehnya.

“Mas Damian, tirukan suara kucing, ya!” seru salah satu sepupu Nadine, membuat Damian terdiam sejenak, lalu menghela napas sambil menggeleng.

“Oh, baiklah…” Damian berusaha menirukan suara kucing, dan seluruh ruangan langsung tertawa, bahkan Ayah Annisa yang ikut datang bersama mereka tadi tampak terpingkal-pingkal melihat menantunya mencoba hal konyol seperti itu.

Annisa menatap Damian dengan senyum lembut. Ia merasa malam itu begitu hangat, melihat Damian perlahan bisa melebur dalam kebahagiaan kecil yang mereka ciptakan bersama keluarga.

Permainan Kim semakin seru, dan suasana di rumah Nadine penuh tawa. Damian, yang biasanya pendiam dan tegas, malam itu terlihat berbeda—lebih santai dan sesekali tersenyum kecil. Ini membuat Annisa lega. Momen seperti ini adalah hal yang sangat ia rindukan, terutama bisa melihat Damian tersenyum tulus di tengah keluarga besarnya.

Setelah Damian menyelesaikan hukumannya dengan menirukan suara kucing, Annisa tertawa sambil menepuk tangannya. “Nggak nyangka Mas Damian ternyata bisa juga bikin suara kucing! Ternyata kalau disuruh main kayak gini, Mas Damian nggak kalah lucu.”

Damian tersenyum kecil, lalu melirik Annisa. “Jangan terlalu meremehkan, ya. Ini cuma sekali-sekali,” jawabnya setengah bercanda, membuat Annisa tersenyum senang.

Tiba-tiba, sepupu Nadine yang lain, Rani, menyindir mereka dengan nada menggoda. “Wah, pasangan baru ini lagi mesra-mesranya, nih! Kapan kita dapat kabar gembira dari kalian?” Rani mengedipkan mata, menambahkan bumbu godaan.

Annisa tersipu. “Eh, bukan begitu… Kami cuma… uh, main saja kok,” jawab Annisa gugup, sementara Damian hanya berdeham pelan, tidak menanggapi langsung.

Namun, Rani terus menggoda. “Ah, ayolah! Aku yakin kalian sudah cocok sekali. Nadine aja sebentar lagi punya keluarga sendiri, nih. Kalian pasti nggak mau kalah, kan?”

Annisa tersenyum dengan sedikit ragu, tapi ia merasa terharu dengan dukungan keluarganya. Damian, yang biasanya menghindari percakapan seperti ini, menghela napas ringan dan mengangguk ke arah Rani. “Tunggu saja. Semua ada waktunya,” jawabnya singkat, dengan nada yang sedikit serius namun juga sopan, seakan ingin mengakhiri topik itu tanpa terkesan kasar.

Setelah beberapa waktu bermain, Nadine akhirnya mengumumkan permainan selesai. Semua orang mulai berdiri dan beranjak keluar, beberapa melanjutkan mengobrol di teras atau halaman. Annisa dan Damian ikut duduk di sudut halaman, menikmati angin malam yang sejuk.

Annisa menarik napas dalam-dalam, menatap langit yang berbintang. “Mas Damian,” panggilnya pelan, memastikan Damian mendengarkan.

Damian menoleh. “Ya?”

“Terima kasih… sudah ikut ke sini. Ini pertama kalinya aku merasa kamu benar-benar bagian dari keluargaku, Mas. Mereka semua menyayangimu, sama seperti mereka menyayangi Mbak Arum dulu.”

Damian mengangguk pelan, memahami maksud Annisa. “Kamu selalu ingin aku terlibat dalam keluargamu, ya?” tanyanya lembut, kali ini nadanya lebih lunak.

Annisa tersenyum samar. “Iya. Karena menurutku, keluarga adalah tempat kita pulang. Keluargaku sudah anggap kamu bagian dari mereka sejak dulu. Lagipula… rasanya kita sudah terlalu lama menjalani kehidupan seperti dua orang asing.”

Damian menatap Annisa sejenak, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke depan. “Mungkin kamu benar,” gumamnya akhirnya.

Mendengar itu, Annisa merasa ada secercah harapan di antara mereka, harapan bahwa mungkin Damian akhirnya mulai terbuka untuk menjadi lebih dari sekadar seorang pria yang ia nikahi karena permintaan keluarganya.

Annisa baru saja hendak membuka mulut untuk mengutarakan pemikirannya, tentang keinginannya untuk menjalani pernikahan ini dengan sepenuh hati, namun Damian tiba-tiba mengangkat tangannya perlahan, meminta Annisa untuk berhenti sejenak.

“Biar aku saja yang mengatakannya,” ucap Damian pelan. Ia menatap Annisa dengan sorot mata yang serius, membuat Annisa terdiam dan sedikit gugup.

Damian menghela napas panjang sebelum melanjutkan. “Annisa… aku minta maaf. Aku sadar selama ini kita berjalan seakan… ya, seakan ini hanya sebatas formalitas. Dan itu nggak adil buat kamu,” ucapnya jujur. “Kamu sudah melakukan banyak hal untukku, bahkan untuk Clara, tapi aku terlalu larut dalam kenangan Arum.”

Annisa mendengarkan dengan seksama, matanya mulai berembun. Ia tak pernah menyangka Damian akhirnya mau terbuka seperti ini.

“Aku tahu, sulit untuk tiba-tiba berubah seratus persen,” lanjut Damian, “tapi aku ingin mencoba. Mencoba untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang lebih… normal. Pelan-pelan. Aku sadar, aku harus belajar untuk benar-benar melibatkan kamu, bukan cuma menempatkan mu di sisi lain dinding yang kubangun sendiri.”

Annisa menggigit bibirnya, hatinya berdebar mendengar kata-kata Damian yang tulus itu. “Mas… apa kamu yakin?”

Damian mengangguk pelan. “Iya, Nis. Aku nggak bisa berjanji akan langsung sempurna. Ada kalanya mungkin, aku masih ingat Arum. Tapi… aku akan berusaha yang terbaik untuk kita. Untuk keluarga kita.”

Annisa menghapus air matanya yang mulai mengalir. Ada kehangatan yang tumbuh di dalam hatinya, perasaan yang selama ini ia rindukan.

“Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, Mas,” ujar Annisa lirih. “Aku hanya ingin… kita bisa saling mengerti. Aku siap menunggu. Aku akan selalu di sini, selama kamu juga mau berusaha.”

Damian tersenyum, sebuah senyum kecil namun tulus. “Terima kasih, Annisa. Terima kasih sudah sabar. Aku beruntung… memiliki seseorang sepertimu.”

Keduanya terdiam, menikmati keheningan malam yang terasa penuh arti. Dalam keheningan itu, ada harapan baru, bahwa mungkin perjalanan mereka akhirnya akan mengarah pada kehidupan yang sesungguhnya. Mereka siap menempuhnya, bersama-sama, pelan-pelan.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

☠ᵏᵋᶜᶟ🏘⃝Aⁿᵘ єͬηͦσͬкͧу³º7꙳❂͜͡✯

good job Damian, benang kusut perlahan mulai terurai, aku dan kamu akhir nya menjadi kita....

2024-12-19

7

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

akhirnya si dingin mau membuka hati juga, baguslah klo begitu, lebih baik mencoba memperbaiki nya supaya rumah tangga nya jadi harmonis

2024-12-20

0

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

wah suasana antar keluarga begitu nyaman, hangat, dan ceria. akhirnya damian bisa membuat orang tertawa walau hanya menirukan suara kucing

2024-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Salah paham
2 Ketegangan
3 Penjaga ketenangan?
4 Lelucon
5 Terlibat perkelahian
6 Ide Gila!
7 Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8 TIDAK DIINGINKAN
9 TERBIASA
10 RASA PENASARAN
11 PATAH YANG KESEKIAN KALI
12 PESTA ANDI
13 BATU
14 RENCANA ZASKIA
15 TIRAMISU CAKE
16 LANGKAH AWAL
17 ALBUM LAMA
18 MEMBUKA HATI
19 TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20 MENJADI IMAM MU
21 INISIATIF DAMIAN
22 MENJEMPUT CLARA
23 KESUKSESAN PROYEK
24 GODAAN ZASKIA (1)
25 MENGUBUR PERASAAN
26 CEO BARU
27 RASA YANG BARU
28 ANTUSIAS CLARA
29 KARYAWISATA
30 PERJALANAN PULANG
31 RAPAT DI KANTOR BARU
32 MAKAN SIANG BERSAMA
33 RUMOR
34 SECERCAH HARAPAN
35 LANGKAH AWAL
36 BERMIMPI
37 MENYADARI PERASAAN
38 JENNY YANG MERESAHKAN
39 PERHATIAN KECIL
40 NIAT BUSUK JENNY
41 PERINGATAN DAMIAN
42 BERKELIT
43 GODAAN
44 PENGAKUAN
45 TIDAK TERIMA
46 HASUTAN JENNY
47 DALANG
48 KELUARGA
49 PENCULIKAN CLARA
50 KEKUATAN
51 SADAR
52 MEMBUSUK DI PENJARA
53 SALING MEMILIKI
54 RENCANA DAMIAN
55 MENJENGUK ANNISA
56 KEPULANGAN ANNISA
57 MENGGEBU
58 MENYATAKAN CINTA
59 MALAM PENYATUAN
60 SARAPAN PAGI BERSAMA
61 MALU-MALU
62 MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63 WARUNG SEDERHANA
64 RUMAH IMPIAN
65 BUCIN?
66 CAKE UNTUK CLARA
67 ULANG TAHUN CLARA
68 REST AREA
69 HARI PINDAHAN
70 ACARA SYUKURAN
71 WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72 SUAMI YANG BAIK
73 KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74 PELENGKAP
75 CANDA TAWA PAGI HARI
76 MASUK KANTOR KEMBALI
77 GOMBAL
78 WESTERN DAN LOKAL
79 AKU MENCINTAIMU
80 EUFORIA
81 RASA SYUKUR
82 MAKAN MALAM ROMANTIS
83 RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84 GODAAN GINA
85 HONEYMOON 1
86 HONEYMOON 2
87 HONEYMOON 3
88 HONEYMOON 4
89 HONEYMOON 5
90 HONEYMOON 6
91 HONEYMOON 7
92 CINTA TERBESAR
93 KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94 KABAR BAHAGIA
95 PERAN BARU
96 NGIDAM
97 BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98 AYLA DAN ARGA
99 LENGKAP
100 EXTRA.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Salah paham
2
Ketegangan
3
Penjaga ketenangan?
4
Lelucon
5
Terlibat perkelahian
6
Ide Gila!
7
Kehilangan yang tidak pernah dihitung
8
TIDAK DIINGINKAN
9
TERBIASA
10
RASA PENASARAN
11
PATAH YANG KESEKIAN KALI
12
PESTA ANDI
13
BATU
14
RENCANA ZASKIA
15
TIRAMISU CAKE
16
LANGKAH AWAL
17
ALBUM LAMA
18
MEMBUKA HATI
19
TERTAWA LEPAS & AJAKAN DAMIAN
20
MENJADI IMAM MU
21
INISIATIF DAMIAN
22
MENJEMPUT CLARA
23
KESUKSESAN PROYEK
24
GODAAN ZASKIA (1)
25
MENGUBUR PERASAAN
26
CEO BARU
27
RASA YANG BARU
28
ANTUSIAS CLARA
29
KARYAWISATA
30
PERJALANAN PULANG
31
RAPAT DI KANTOR BARU
32
MAKAN SIANG BERSAMA
33
RUMOR
34
SECERCAH HARAPAN
35
LANGKAH AWAL
36
BERMIMPI
37
MENYADARI PERASAAN
38
JENNY YANG MERESAHKAN
39
PERHATIAN KECIL
40
NIAT BUSUK JENNY
41
PERINGATAN DAMIAN
42
BERKELIT
43
GODAAN
44
PENGAKUAN
45
TIDAK TERIMA
46
HASUTAN JENNY
47
DALANG
48
KELUARGA
49
PENCULIKAN CLARA
50
KEKUATAN
51
SADAR
52
MEMBUSUK DI PENJARA
53
SALING MEMILIKI
54
RENCANA DAMIAN
55
MENJENGUK ANNISA
56
KEPULANGAN ANNISA
57
MENGGEBU
58
MENYATAKAN CINTA
59
MALAM PENYATUAN
60
SARAPAN PAGI BERSAMA
61
MALU-MALU
62
MASALALU YANG TIDAK UNTUK DILUPAKAN
63
WARUNG SEDERHANA
64
RUMAH IMPIAN
65
BUCIN?
66
CAKE UNTUK CLARA
67
ULANG TAHUN CLARA
68
REST AREA
69
HARI PINDAHAN
70
ACARA SYUKURAN
71
WANITA YANG DIJODOHKAN UNTUK ANDI
72
SUAMI YANG BAIK
73
KEBAHAGIAAN SEDERHANA
74
PELENGKAP
75
CANDA TAWA PAGI HARI
76
MASUK KANTOR KEMBALI
77
GOMBAL
78
WESTERN DAN LOKAL
79
AKU MENCINTAIMU
80
EUFORIA
81
RASA SYUKUR
82
MAKAN MALAM ROMANTIS
83
RUTINITAS YANG DIINGINKAN
84
GODAAN GINA
85
HONEYMOON 1
86
HONEYMOON 2
87
HONEYMOON 3
88
HONEYMOON 4
89
HONEYMOON 5
90
HONEYMOON 6
91
HONEYMOON 7
92
CINTA TERBESAR
93
KEJUJURAN ANDI PADA DISYA
94
KABAR BAHAGIA
95
PERAN BARU
96
NGIDAM
97
BERPISAH DENGAN REKAN KANTOR
98
AYLA DAN ARGA
99
LENGKAP
100
EXTRA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!