*3 bulan kemudian*
Hari ujian mereka sudah dekat, Elen memutuskan untuk fokus belajar, ia meminta waktu pada Juan untuk mengurangi intensitas mereka untuk bertemu.
Namun disini lah mulai nya ketidak harmonisan hubungan Juan dan Elen. Sering terjadi kesalah pahaman yang menyulut emosi mereka berdua.
" Len, ada Juan tuh "ucap mamanya
"iya"
"mau apa lagi??" batin Elen bertanya.
Elen keluar kamar dan menemui Juan di ruang tamu dengan wajah tertekuk, sebab tadi siang mereka berantem masalah sepele.
Elen duduk dikursi tanpa melihat Juan dan tidak bicara sepatah kata pun. Juan menghela nafas melihat sikap Elen, ia mencoba bersikap lebih sabar menghadapi Elen.
"nih, blackforest kesukaan mu" Juan memberikan cake blackforest mini kesukaan Elen.
Elen hanya melirik dan masih diam. Namun Juan memotong cake tersebut dengan sendok, dan menyuapkan nya kemulut Elen.
" aaa " ucap Juan berharap Elen membuka mulut nya.
Elen masih melirik, namun godaan makanan kesukaan nya terlalu berat untuk ia tolak. Ia pun membuka mulut nya. Dan memasukan cake tersebut ke dalam mulutnya. Ia pun mengunyah nya. Ia tidak bisa menahan senyum nya karena makanan kesukaan nya tersebut.
Namun tiba-tiba "muach" Juan mengecup bibir Elen.
"Juan! Ada mama papa di dalam" Elen memukul lengan Juan dan memelan kan suaranya agar tidak terdengar oleh papa mama nya.
Akan tetapi Juan pura-pura tidak mendengar Elen. " hhhmmm... Manis" ucap Juan seperti tidak melakukan apa pun.
Elen menatap tajam Juan. Juan menyuapi lagi cake tersebut kemulut Elen sembari tersenyum.
" i miss you" ucap Juan sembari menatap dalam pacar nya tersebut.
Mendengar kata itu, hati Elen pun seketika luluh, karena sebenarnya ia pun merindukan Juan. Ia menghela nafas membuang penat di dalam dada nya.
Elen masih tak bersuara.
" aku cuma mau ketemu kamu minimal 30menit aja tiap hari nya, apa itu sulit?" tanya Juan pada Elen.
Juan mulai belajar mengungkapkan apa yang menjadi keinginan nya, karena Elen mengajarkan pada diri nya untuk bisa sedikit terbuka sama apa yang ia rasakan.
Juan meminta Elen untuk bertemu setiap hari walau hanya sebentar. Ia tidak bisa jika ia tidak melihat dan menyentuh tangan Elen walau hanya sehari. Itu terkesan berlebihan, namun kenyataan nya Juan tidak mampu menahan rindunya. Mungkin karena Elen pacar pertama nya. Sehingga perasaan nya terhadap Elen terlalu menggebu-gebu termasuk rasa rindunya.
Juan pun berharap semua perasaan nya terhadap Elen tidak akan berakhir, ia tidak ingin menggantikan Elen dengan orang lain. Juan ingin Elen menjadi yang pertama dan yang terakhir untuk nya. Jika ia harus meminta, ia ingin Elen saja tidak dengan yang lain.
Hati Elen benar-benar luluh mendengar pertanyaan tersebut. Ia merasa sangat dicintai oleh Juan. Walaupun terkadang Juan sangat menyebalkan tapi ia selalu nyaman berada didekat pacar nya tersebut.
" emang kamu mau jadi tukang ojek nganter aku sekolah tiap hari?" ucap Elen
" asal bisa ketemu kamu, aku ngga masalah itu, aku butuh pelukan mu tiap hari buat charge aku"
Elen selalu memeluk Juan saat dibonceng oleh nya, dan itu membuat Juan menjadi bersemangat menjalani hari nya. Pelukan hangat Elen membuat nya sangat nyaman, dan seolah menambah energi nya dalam melakukan aktifitas.
Sekali lagi Elen mendengar ucapan manis yang dilontarkan oleh Juan membuat hati nya tersentuh.
" i love you " ucap Elen tiba-tiba. Ia tidak bisa menahan apa yang ingin ia ucapkan.
Juan pun tersenyum mendengarnya.
" ya sudah besok aku jemput, aku mau pulang, kangen ku sudah terobati " ucap Juan.
Juan pun pamit pada orang tua Elen untuk pulang.
"hati-hati, jangan ngebut" Elen mengingatkan Juan
" iya sayang"
"tumben manggil sayang"
"emang sayang kok"
"sayang siapa?" Elen memancing Juan, karena Juan susah untuk bilang aku sayang kamu atau i love you.
Juan mencolek hidung Elen " kamu sudah tau jawaban nya siapa" ucap Juan sembari menyalakan motor nya.
" i love you" akhir nya Juan mangatakan nya sebelum meninggalkan Elen.
Elen tersenyum sembari menatap Juan pergi meninggalkan nya.
>>>>>>>>
Pagi ini Juan sangat bersemangat karena akhirnya Elen menyetujui jika Juan bisa menemui nya setiap hari walau hanya sebentar saja.
Buat Juan tidak menjadi masalah jika ia harus mengantar jemput Elen tiap hari, asalkan ia bertemu dengan Elen untuk menambah energinya.
Hari ini hujan cukup deras, Juan memutuskan untuk menggunakan mobilnya untuk menjemput Elen.
Sesampai dirumah Elen, Juan menemui Elen.
" naik mobil?" tanya Elen karena selama ini Elen tidak pernah melihat Juan mengendarai mobil. Ia selalu mengendarai motornya
"iya, kenapa?"
"emang bisa?"
"kalau ngga bisa, ngga mungkin sampai sini lah?
Mereka pun akhir nya berjalan menuju kedalam mobil sesudah pamit dengan mama nya.
Juan memayungi Elen serta membuka kan pintu mobil untuknya. Setelah itu Juan menyusul Elen untuk masuk ke dalam mobil.
Juan pun mengendarai mobil nya menuju sekolah Elen. Sesampai disekolah Juan memeluk Elen sebentar.
" pulang nya nanti tunggu aku ya " ucap Juan
Elen pun mengangguk lalu turun dari mobil dan membawa payung miliknya. Di depan gerbang ia bertemu Cia yang diantar oleh mami nya.
" diantar siapa?" tanya nya
" Juan " sembari menunjuk mobil Juan
Cia pun menoleh ke arah Juan dan melambaikan tangan nya untuk menyapa Juan dari kejauhan.
" sudah baikan?"
Elen mengangguk sembari tersenyum. Ia pun sebenarnya tidak bisa berlama-lama berantem dengan Juan. Cia tertawa melihat ekspresi Elen. Karena ia tau Elen paling tidak bisa berlama-lama berantem dengan pasangan nya, walaupun terkadang Elen lah yang memulai konflik.
Elen dan Cia melewati koridor sekolah dan melewati kelas Barra. Tanpa sengaja pun mereka berpapasan dengan Barra. Barra melihat Elen dan tersenyum tipis.
Selama kejadian malam itu Elen jarang melihat Barra disekolah. Entah karena Elen jarang keluar kelas atau Barra yang menghindari nya.
"beberapa kali aku ngga sengaja melihat Barra menghindar kalau melihat mu" ucap Cia
"oya?" Elen tidak menyadari hal itu.
" apa terjadi sesuatu lagi antara kalian?" tanya Cia
" mana mungkin, aku sudah berpacaran dengan Juan, ngga mungkin aku kembali lagi sama dia"
" bukan itu maksud aku, apa kalian bermasalah lagi?"
Elen pun menceritakan kejadian malam itu dan juga menceritakan tentang kesalah pahaman antara Barra dan Juan pada Cia.
" oh pantes Barra seperti ngga terima kamu jadian dengan Juan, ternyata ada kisah dibalik itu" ucap Cia
Elen mengangguk tersenyum. "tapi syukur semua sudah clear"
" seperti nya belum sih, kalau sudah clear kenapa ia masih menghindar darimu"
"entah lah"
" mungkin ia masih memiliki perasaan sama kamu, namun sudah terlambat untuk kembali"
" ya sudah lah, masalah hatinya bukan urusan ku lagi, toh dia sendiri yang memutuskan"
"apa perasaan mu pada Barra sudah tidak ada lagi? Walau hanya sedikit?" tanya Cia
Dan pertanyaan itu tidak pernah terlintas dalam benak Elen akan datang padanya. Ia tidak memiliki jawaban atas pertanyaan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments