" Tolong jangan sentuh lagi milik ku" ucap tegas Juan sembari menggenggam tangan Elen dan mengangkat nya, ia menunjuk kan nya pada Barra.
Mendengar hal tersebut Elen terkejut, ia melihat Juan. Namun Juan sedang menatap Barra untuk mengintimidasi nya. Juan pun membawa pergi Elen diiringi beberapa tatapan mata dari teman-teman sekolah Elen.
Juan berhenti di sebuah taman, dan mengajak Elen bicara.
"sorry yang tadi, aku sudah lancang, aku hanya ngga suka Barra memaksa mu seperti itu" ucap Juan merasa bersalah, ia sebenar nya tidak ingin membuat Elen merasa tidak nyaman dengan perkataan nya, tapi tadi ia begitu emosi melihat Barra yang memaksa Elen untuk ikut dengan nya.
Elen mengeryitkan dahinya ketika mendengar ucapan Juan.
" jadi maksud ucapan mu yang tadi hanya sebatas untuk menyelamatkan aku dari Barra?!" ucap Elen sedikit emosi. Ia merasa seperti dipermainkan oleh Juan
" bukan gitu maksud ku" ucap Juan yang masih sedikit ragu untuk mengungkapkan perasaan nya pada Elen. Iya kembali mengalihkan pembicaraan. " ayo, kita pulang ". lanjut Juan.
Namun langkah Juan terhenti karena Elen sudah berada didepan nya untuk menghadang langkahnya
"pertanyaan ku tadi pagi belum kamu jawab" ucap Elen.
Elen hanya butuh kejelasan dari apa yang dilakukan Juan kepada nya. Jika Juan memang menyukai nya ia akan melanjutkan apa yang ia rasakan bahwa ia mulai menyukai Juan. Tapi jika tidak, maka ia akan menghentikan perasaan nya tersebut. Karena ia tidak ingin merasakan sakit hati yang terlalu dalam jika ia terlanjur mencintai Juan.
Juan kembali diam dan tidak menjawab pertanyaan Elen. Bibir nya terasa kaku untuk menjawab, Juan takut Elen menolaknya. Ia menatap Elen, berharap Elen mendapatkan jawaban nya dari matanya.
Elen pun menatap Juan. Ia tidak mengerti tatapan tersebut.
"ok, kalau kamu tidak menjawab pertanyaanku, tolong cukup sudahi bersikap seperti itu denganku, aku tidak ingin salah paham padamu" ucap Elen meninggalkan Juan.
Juan terdiam melihat Elen pergi meninggalkan nya. Bukan ini yang ia harapkan dari aksi diam nya.
"kenapa dia tidak ingin salah paham denganku? Apa ia juga menyukaiku?" batin nya terus bertanya.
Juan mengejar Elen dan menangkap lengan Elen, spontan ia mengecup bibir Elen.
Elen mendadak diam mematung mendapat serangan tiba-tiba seperti itu. Juan kembali menatap Elen, dan kembali berharap Elen mengetahui jawaban Juan.
Namun Elen kembali dengan pikiran bodoh nya, ia masih belum sadar dengan jawaban Juan. Dan itu membuat Juan frustasi.
*Plak!!*
Elen menampar Juan " kamu ngga jawab pertanyaan ku tapi kamu mencium ku" ucap Elen.
Ucapan Elen membuat Juan sedikit emosi, mengapa Elen sebodoh itu dalam soal percintaan, semua tidak sebanding dengan nilai akademisnya.
Juan tertawa kecil dan menggelengkan kepala nya. Sehingga membuat Elen semakin bingung dengan sikap Juan.
"apa yang kamu tertawakan!" tanya Elen sedikit emosi
Juan menggelengkan kepalanya
" ngga, ayo pulang sudah sore " ucap Juan sembari sedikit menyunggingkan bibirnya.
" aku pulang sendiri, ngga perlu kamu anter!" ucap Elen.
Juan melirik tajam, dan menghela nafas. Ia pun meninggalkan Elen sendiri ditaman tersebut. Elen melihat Juan pergi meninggalkannya. Ia tidak menyangka Juan akan benar-benar meninggalkan nya seperti itu di taman.
Elen berjalan menepi menunggu angkot sembari membawa helm pemberian Juan. Ia menatap helm tersebut, dan berfikir ingin meninggalkan nya ditaman tersebut. Namun ia tidak bisa. Ia merasa kejadian hari ini tidak merubah perasaan nya pada Juan.
Elen kembali mengingat kecupan Juan tadi, ia merasa senang sekaligus kesal
" dia pikir dia siapa, seenaknya saja mencium orang" lirih Elen yang sedikit ngedumel sendiri dipinggir jalan.
" iya aku menyukai mu" tiba-tiba suara Juan mengejutkan Elen. Elen pun membesarkan matanya.
" dan kamu ngga perlu salah paham lagi, aku tau kamu juga menyukaiku" lanjut Juan.
" sok tau!" ucap Elen ketus, namun hati nya sangat berbunga, ia senang karena Juan akhir nya mengungkap kan nya.
Juan berjalan mendekati Elen, dan mengambil helm dari tangannya. Lalu ia memakaikan nya
" kamu sudah bisa tidur nyenyak nanti malam karena sudah dapat jawaban yang kamu ingin kan" ucap Juan pela
" apaan sih! " Elen masih sok jual mahal. Akan tetapi dalam hati nya sangat bahagia, ia bisa melanjutkan perasaan nya terhadap Juan.
Juan menyentuh hidung Elen dengan telunjuk nya " Bodoh! " ucap Juan, ia lalu menggenggam telapak tangan Elen dan membawa nya naik ke atas motornya.
Elen pasrah mengikutinya, Juan menarik tangan Elen agar memeluk dirinya dari belakang. Juan pun melesat kan motornya. Selama dalam perjalanan Elen tidak berhenti tersenyum. Rasanya ia kembali merasakan jatuh hati lagi pada seseorang. Ia tidak ingin segera sampai dirumah, ia masih ingin memeluk Juan.
Tiba lah mereka dirumah Elen.
" mau masuk dulu?" tanya Elen
"pamit bentar sama mama mu" ucap Juan
" mama ngga dirumah, dia ikut papa dinas di luar kota" ucap Elen.
" trus kamu sendiri?" Juan bertanya seperti itu karena ia tidak melihat mobil bang Evan
" sementara iya, paling bentar lagi pulang"
" oh ya udah kalau begitu, aku pulang, berani kan sendiri?"
" berani lah, sudah biasa begini" ucap Elen
" ok, aku balik ya, nanti malam aku telpon"
Elen tersenyum dan mengangguk. Ia pun melangkah masuk kedalam rumah.
" Elen" panggil Juan.
Elen menoleh " hhhmmm"
Juan terdiam, ia malu untuk mengatakan nya " ngga jadi " ucap nya sembari menggelengkan kepalanya.
Juan pun meninggalkan Elen yang masih tampak bingung.
>>>>>>
Malam ini bang Evan menghubungi Elen memberitahukan nya bahwa ia akan pulang agak larut karena ia mengisi acara di suatu cafe.
Bang Evan memiliki band bersama teman-teman nya, dan itu dijadikan kerja part time buat bang Evan.
Elen sudah terbiasa sendiri seperti itu semenjak ia masuk SMA, pada awal nya ia takut, namun lama-lama sudah terbiasa.
*kriing*
Handphone Elen berbunyi, ia melihat layar handphone nya, telpon yang memang ia tunggu sedari tadi.
"hallo"
"hallo" balas Elen
"lagi ngapain?" tanya Juan
"baru selesai ngerjain PR"
"bang Evan sudah datang?" tanya Juan
"belum, dia pulang tengah malam nanti"
" kamu ngga apa-apa sendiri dirumah?"
"aku sudah biasa" ucap Elen.
" hhhmmm... ok sudah dulu ya" ucap Juan menutup telpon nya.
Elen kesal karena ia belum sempat berbicara banyak dengan Juan, namun Juan sudah menutup telpon nya.
Sementara Juan melihat jam masih menunjukkan jam setengah 8 malam. Ia bergegas menuju rumah Elen.
*kriing*
Juan menelpon kembali Elen
"hhmmm"
"keluar sebentar" ucap Juan
"mau ngapain ini sudah malam?"
Juan membunyikan klakson motor nya, dan membuat keributan didepan rumah Elen. Elen pun segera keluar untuk melihat apa yang terjadi diluar rumah nya. Dan betapa kagetnya ia melihat Juan berada didepan rumahnya.
"sssttttt, Juan stop" ucap Elen menghentikan Juan
Juan tertawa melihat Elen panik atas tingkahnya.
"ngapain kamu disini?" tanya Elen panik
Juan hanya tersenyum dan kembali tidak menjawab pertanyaan Elen
Ia malu untuk bilang bahwa ia menemui nya karena ia merindukan Elen, Juan tidak pandai mengungkapkan perasaan nya lewat kata-kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments