Tak Terduga

"woii masuk!" tegur nya.

mereka pun masuk ke dalam kelas. Cia terkekeh melihat tingkah mereka.

Juan duduk didepan bersama seorang perempuan yang merupakan kenalan nya. Sedangkan Elen duduk disamping Cia.

Elen masih menatap Juan, ia merasa bingung kenapa Juan malah membalas tatapan nya. Cia melihat Elen terus melihat Juan pun menyikut lengan Elen

" Kenapa ganteng ya? " tanya Cia sambil berbisik

Seketika mata nya berpindah pada Cia, ia mengeryitkan dahinya. Cia pun mengangkat alisnya untuk mempertanyakan jawaban nya.

Elen hanya diam dan mengalihkan pandangan nya ke arah papan tulis.

" ngga asik ah kamu " ucap Cia

Elen tidak menggubris ucapan nya Cia karena mereka sudah mulai belajar.

Waktu pun berlalu, waktu bimbel mereka telah usai. Elen dan Cia keluar kelas, Juan berada dibelakang mereka.

"langsung pulang An?" Cia menoleh kearah Juan.

Juan menjawab dengan gelengan kepala. Entah kenapa Juan yang mengakui menyukai Elen pada teman-teman nya termasuk Cia ketika dihadapan Elen ia nyali nya menjadi ciut. Ia hampir tidak pernah bersuara.

Cia merasa bingung dengan sikap Juan tersebut, setau Cia ia pernah berpacaran sekali dan mereka putus sudah setahun yang lalu. Semenjak itu Juan tidak pernah terlihat jalan dengan perempuan lain, walau ada beberapa perempuan yang mencoba mendekatinya, namun ia bersikap dingin.

Ketika ia meminta dikenalkan seseorang pada Cia pada saat itu, Cia pun sedikit terkejut. Namun Cia juga merasa wajar karena memang sudah lama ia menjomblo. Cia berfikir bahwa Juan sudah siap untuk mulai membuka lembaran baru bersama orang lain.

Cia mendengar cerita Juan menyukai Elen sejak pandangan pertama dari Kemal, pacarnya tersebut bilang Juan tidak pernah seperti itu sebelum nya.

Tapi dalam kenyataan nya, ia menyukai Elen hanya sebatas di mulut saja, karena sikap Juan kepada Elen tidak menunjukkan bahwa diri nya benar menyukai Elen.

"mau kemana lagi?" tanya Cia

"aku mau main futsal sama yang lain" jawab nya.

" oiya aku lupa Kemal juga ikut" ucap Cia

" masih mau ngobrol atau ikut aku balik?" ucap Elen.

"ih bawel" ucap Cia

Juan melihat Elen dengan tatapan yang sedikit membuat Elen tidak nyaman.

Elen melihat balik tatapan Juan.

"besok-besok, kalau liat orang jangan seperti itu lagi, buat orang ngga nyaman! Nanti malah salah paham!"

Ucap Elen sedikit sewot

Cia terkejut mendengar ucapan Elen. Juan pun tersenyum tipis kepada Elen.

"tujuan nya memang itu!" ucap Juan sembari menggunakan helm dan mengendarai motornya meninggalkan Elen dan Cia.

Mulut Cia menganga mendengar ucapan Juan.

"Waw" ucap Cia

" ish paan sih, lebay banget kamu! Bilangin teman mu tuh ngga usah sok keren gitu!" lagi-lagi Elen sewot.

"emang dia keren!" ucap Cia.

"hueks"

"jangan begitu nanti kamu jatuh cinta"

Ucap Cia

Elen menyunggingkan senyum nya seolah tidak mungkin ia bakal jatuh cinta sama cowok sok keren seperti itu.

Mereka pun pergi meninggalkan tempat bimbel.

*3 hari kemudian*

"Len, nanti ada pertandingan futsal sekolah kita dengan sekolah Kemal, temani aku nonton yuk" pinta Cia

"males ah, aku capek" ucap Elen

"ayo lah, please"

Sebenar nya Elen males ikut karena enggan bertemu Barra. Barra pasti ikut dan pasti membawa pacarnya yang baru. Ia males jadi gunjingan teman-temannya yang lain.

Elen masih bergeming tidak ingin ikut, tapi Cia terus memaksa.

" pulang nya aku traktir mie ayam deh " bujuk Cia

" ngga "

" kenapa? kamu mau menghindari Barra dan pacar baru nya?"

" ngga! Bodo amat dia mau ngapain!"

" ya udah makanya ikut, tunjukan kalau kamu baik-baik saja tanpa dia"

" buat apa? Aku ngga butuh itu, aku memang baik-baik aja kok"

" isshhh, susah banget ngomong sama batu!" Cia mulai kesel.

"ya sudah aku temani satu babak aja ya, abis itu aku balik" ucap Elen

Cia mulai tersenyum "ok"

Mereka pun berjalan menuju lapangan usai pelajaran sekolah.

Lapangan mulai dipenuhi siswa. Elen melihat Kemal dan teman-teman nya yang lai datang. Ia menegur pacar nya dan Elen.

" Ci jagain tempat duduk ku ya, aku ke toilet sebentar"

" iya"

Elen berjalan menuju toilet karena ia menahan nya sedari tadi. Usai dari toilet ia pun kembali berjalan menuju lapangan melewati koridor sekolah. Namun langkahnya terhenti, ia melihat Juan meremas kerah salah satu teman sekolahnya di salah satu kelas, seperti ingin berkelahi.

Melihat itu Elen langsung menegur Juan

"hei ngapain kamu ganggu dia?! Mau jadi jagoan?!" Ucap Elen pada Juan

Juan melepaskan tangan nya dari kerah anak tersebut. Juan menghela nafas panjang, melihat sinis Elen dan meninggalkan ruang kelas tersebut.

"kamu ngga apa-apa?" tanya Elen pada teman nya.

Ia menggelengkan kepalanya seperti takut pada Elen, lalu berlari. Namun ketika ia berlari, ia meninggalkan handphone nya. Elen mengambil nya dan segera ingin mengembalikan nya, namun langkah nya terhenti karena ia mendengar suara dari handphone nya. Ternyata itu adalah suara rekaman cctv yang ia pasang di toilet cewek.

Elen pun memberanikan diri membuka beberapa video rekaman yang ada di handphonenya. Dan betapa terkejutnya Elen melihat aktifitas nya di dalam toilet barusan ini telah direkam oleh nya.

Elen dengan segera melaporkan kejadian ini pada guru BK, dan guru BK menyita handphone siswa tersebut dan memeriksa toilet untuk mencari kamera tersembunyi yang sudah di pasang siswa tersebut.

" terimakasih kamu sudah lapor, besok kita proses dia" ucap guru BK

"baik pak"

Elen pun kembali menuju lapangan, selama perjalanan nya menuju lapangan, ia merasa bersalah pada Juan. Ia telah salah paham pada Juan.

Elen kembali duduk disebelah Cia.

"darimana aja kamu?! Babak pertama sudah selesai" tanya Cia

" ada urusan bentar "

Mata Elen tertuju pada Juan yang sedang bermain futsal, tidak bisa dipungkiri Elen bahwa Juan memang lah keren saat bermain futsal.

Saat permainan ada terjadi perselisihan antara Juan dan Barra. Mereka saling dorong, sehingga membuat mereka mendapat sanksi kartu kuning.

Entah kenapa tiba-tiba Elen mengkhawatirkan Juan yang sedikit cidera karena tendangan Barra tadi.

Usai permainan Cia dan Elen mendatangi Kemal dan teman-teman nya termasuk Juan.

"kaki mu ngga apa-apa An?" tanya Cia.

Elen melihat Juan, begitu juga sebaliknya.

"parah mantan mu Len, main nya kasar!" ucap Kemal

Elen menoleh ke arah Kemal, ia tersenyum tipis. Elen kembali melihat Juan, perasaan nya masih tidak enak karena kejadian tadi.

" bisa bicara sebentar " ucap Elen tiba-tiba.

Semua mata tertuju pada Elen kecuali Juan yang sedang melihat memar di kaki nya. Kemal menyikut lengan Juan untuk menyadarkan Juan. Juan pun menoleh kanan dan kiri lalu menunjuk dirinya

"sama aku?" tanya Juan

Elen mengangguk.

"boleh, ngomong aja" ucap Juan santai

Elen melihat ke arah Cia dan Kemal, mereka pun mengerti maksud Elen untuk memberikan privasi untuk Elen bicara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!