14. Merasa Konyol

Viona memejamkan matanya menikmati sentuhan bibir Brian di bibirnya. Perlahan Viona membuka bibirnya dan membiarkan Brian mengeksplor dan menyesapi setiap inci rongga mulutnya. Rasanya sungguh sangat memabukkan. Brian begitu lihai dalam hal berciuman. Dada Viona terasa berdesir hingga menjalar ke seluruh tubuhnya merasakan sensasi yang bahkan dia tidak ingin mengakhirinya.

Perlahan tangan kanan Brian naik ke atas meraba benda kenyal di depan Viona yang masih tertutup handuk , namun hampir saja handuk itu terlepas jika saja tubuh Brian tidak merapat pada tubuh Viona.

Brian meremas benda kenyal itu dengan lembut kemudian memilin puncaknya hingga membuat Viona melenguh merasakan seperti ada gelombang- gelombang aneh dalam dirinya.

"Ssssttttthhh.... Eehmmmm...."

Namun tiba- tiba Brian melepaskan pagutannya dari bibir Viona dan menarik kembali tangan yang sejak tadi bergerak aktif berada pada benda kenyal milik Viona. Menyadari hilangnya perasaan aneh yang sedang membuainya beberapa saat lalu, Viona pun membuka matanya.

"Bri...Brian...ke..kenapa berhenti...?" tanya Viona sambil menatap Brian dengan tatapan sayu.

 Brian dapat melihat dengan jelas ada gurat kekecewaan pada wajah cantik sang kakak ipar. Sepertinya Viona kecewa karena dengan tiba- tiba Brian menghentikan aktifitasnya.

"Kenapa kak...?" Bukan kah kakak tidak ingin aku menganggu kakak. Bukan kah tadi kakak bilang padaku agar aku menjauh dari kakak. Tapi kenapa sekarang kakak malah memancingku agar aku memulainya lagi kak...?" tanya Brian sambil menatap lekat pada Viona yang juga sedang menatapnya.

Blusss... mendengar ucapan Brian tiba- tiba muka Viona memerah karena merasa malu dan bodoh dengan apa yang dia lakukan pada Brian beberapa saat lalu.

Dia mulai menyadarinya bahwa dia lah yang lebih dulu mencium Brian beberapa saat lalu hingga ciuman panas pun terjadi lagi di antara keduanya.Viona merasa sudah kehilangan akal sehat. Bisa- bisanya tadi dia hilang kontrol hingga tak sadar mencium bibir Brian.

"Kenapa diam kak...? Apakah yang tadi kakak ucapkan di dalam mobil hanya omong kosong saja...? Kakak mengatakan tidak ingin mengkhianati kak Bara, tapi tubuh kakak tidak bisa berbohong kalau dia menginginkan sentuhan dariku...?" tanya Brian lagi.

"Ehm...Bri..Brian... Bu..bukan begitu... Ma...maaf a..aku hanya..." ucap Viona tidak dapat melanjutkan kata- katanya. Dia begitu malu sekali pada adik iparnya tersebut.

"Hanya apa kak...? Hanya malu untuk mengatakan yang sejujurnya, kalau kakak mempunyai perasaan yang sama terhadapku...?" tanya Brian.

"Bu..bukan Brian..bukan seperti itu.... A..aku hanya tidak sengaja melakukan itu..." jawab Viona.

"Oh jadi karena tidak sengaja...? Bukan karena kakak yang menginginkannya...?" tanya Brian.

"I..iya Brian ... Ak..aku mohon kamu jangan salah paham. Maafkan aku..." jawab Viona.

"Jadi tadi itu tidak sengaja...? Lalu kenapa kakak seperti kecewa ketika aku berhenti mencium kakak...?" tanya Brian.

"Ehm.. Bu..bukan begitu maksudku Brian, ak..aku.. Hanya salah bicara saja... I..iya salah bicara. Ka..kamu jangan salah paham ya...." jawab Viona yang sudah tidak bisa menahan rasa malunya kepada Brian.

"Oh, jadi tadi hanya karena tidak sengaja, dan salah bicara...? Kalau begitu aku minta maaf karena sudah salah paham terhadap sikap kak Viona...." ucap Brian lalu memundurkan badannya. Sementara Viona reflek langsung memegang handuk yang hampir saja terlepas dari tubuhnya.

Tanpa bicara apapun Brian langsung berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar Viona. Viona pun hanya diam melihat kepergian Brian begitu saja.

"Bri..Brian..." ucap Viona tapi Brian terus berlalu meninggalkan Viona tanpa mau menoleh lagi.

"Hah..? Ya ampun Viona... Apa yang kamu lakukan...? Kamu benar- benar sudah kehilangan akal... Bisa- bisanya kamu mencium Brian padahal beberapa waktu lalu kau memintanya untuk menjauhimu...'' ucap Viona bicara pada diri sendiri.

"Ohhh... Mau ditaruh di mana mukaku ini... Aku benar- benar malu sama Brian... Ahhh... Dasar gila kamu Viona..." sambung Viona masih merutuki dirinya sendiri.

Lalu duduk di tempat tidur sambil terus mengingat kekonyolan yang dia lakukan terhadap adik iparnya tersebut.

****

Malam harinya Viona makan malam seorang diri. Sejak pukul tujuh tadi dia sudah berkali- kali menelpon Bara untuk menanyakan kapan pulang, tapi Bara tidak juga menjawab telpon darinya. Begitu juga dengan Karin, nomornya tidak aktif sejak sore. Apakah mereka berdua sangat sibuk hingga tidak sempat untuk menerima telpon.

Setelah makan malam Viona pun langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya. Viona lalu duduk di tempat tidur sambil mengecek ponselnya siapa tahu ada pesan dari Bara ataupun Karin. Namun nihil, sampai saat ini belum juga ada balasan dari mereka. Padahal jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Viona merasa cemas takut terjadi hal buruk dengan mereka. Karena biasanya ketika Bara akan telat pulang dia akan mengabarinya. Viona pun lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Dia mencoba memejamkan matanya namun tidak bisa terlelap.

Pikiranya malah pergi ke mana- mana. Bahkan apa yang terjadi dengannya bersama Brian tadi siang di kamarnya kembali terbayang di pikirannya.

"Oh ya ampun, kenapa aku malah mengingat Brian..." gumam Viona sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.

"Maafkan aku mas Bara, aku sudah mengkhianatimu bersama Brian bahkan aku melakukannya di kamar kita..." ucap Viona menyesali apa yang telah dia lakukan bersama Brian. Viona lalu menutup wajahnya menggunakan bantal supaya bisa mengusir bayangan Brian dari pikirannya.Tak lama kemudian Viona pun akhirnya tertidur pulas.

Tengah malam Viona terbangun saat merasakan pergerakan di sebelahnya. Viona membuka matanya perlahan. Dia melihat sang suami yang sedang merebahkan diri di sampingnya.

"Mas, kamu baru pulang...?" tanya Viona dengan suara serak khas bangun tidur.

"Iyaa..." jawab Bara.

"Jam berapa sekarang...?" tanya Viona.

"Jam satu..." jawab Bara.

"Apa mas..? Jam satu.. ? Kamu baru pulang..? Kamu pulang bersama Karin...?" tanya Viona.

"Ya iyalah sama siapa lagi..." jawab Bara sambil memiringkan tubuhnya membelakangi Viona.

"Habis ngapain aja sih kalian, menjelang pagi begini baru pulang...?" tanya Viona kesal.

"Ya kerjalah , memangnya habis ngapain.." jawab Bara.

"Kerja apa mas...? Dulu kamu nggak pernah pulang kerja sampai larut begini. Tapi kenapa akhir- akhir ini kamu lembur terus...? Kamu nggak ada waktu buat aku mas...!" ucap Viona semakin kesal.

"Kamu ini ngomong apa sih..? Aku kerja, setiap hari dan harus lembur juga buat kamu. Buat memenuhi kebutuhan kamu..., kamu pikir aku kerja buat apa..! Hah..! Harusnya kamu itu bersyukur bisa hidup enak di rumah ini. Semua fasilitas kamu tinggal pakai, tanpa kamu harus bersusah- susah ikut kerja. Kamu tinggal duduk santai di rumah....!" ucap Bara lalu bangun dan duduk menghadap Viona.

 "Kamu itu nggak ngerti kerjaan kantor seperti apa. Rumit, dan bikin pusing. Belum lagi kalau ada masalah di kantor cabang, kamu pikir aku nggak pusing mikirin semuanya..." sambung Bara.

"Aku memang nggak tahu kerjaan kantor seperti apa mas, tapi kan kamu nggak kerja sendiri, ada karyawan kamu yang membantu pekerjaan di kantor. Nggak seharusnya kamu pulang malam terus..." sahut Viona.

"Jangan karena pekerjaan kantor kamu terus mengabaikan aku mas. Kamu jarang menyentuhku, alasannya capek- capek terus. Bagaimana kita mau punya anak kalau hubungan kita semakin hari semakin jauh..." sambung Viona.

"Kita belum punya anak bukan karena aku yang jarang menyentuh kamu, tapi karena kamunya aja yang nggak bisa hamil..." ucap Bara.

"Ya udah besok kita ke dokter mas..." ucap Viona sambil meneteskan air mata.

"Dokter.. Dokter terus..Mau ke Dokter mana pun percuma saja kalau dasarnya kamu nggak bisa hamil..Sudahlah terima saja kalau kamu memang nggak bisa punya anak..." sahut Bara.

"Tapi mas..."

"Ah sudahlah aku ngantuk, mau tidur..." ucap Bara lalu membaringkan tubuhnya membelakangi Viona.

Viona pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menangis karena sakit hati dengan semua perkataan Bara.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Asmara

Asmara

viona, suamimu selingkuh sama adikmu

2024-10-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!