10. Kalung yang sama

Sore harinya Bara pulang dari kantor. Dia tidak sendirian melainkan bersama Karin. Bara membawakan koper yang Karin yang berisi baju ganti karena mulai malam hari ini dia akan menginap di rumahnya. Bara dan Karin berjalan menuju ruang tengah di mana Viona sedang menonton tv sambil ngemil. Mendengar suara orang bergurau dari arah ruang tamu, membuat Viona membalikkan badannya untuk melihat siapa yang datang.

"Mas Bara, Karin... Kalian...?" ucap Viona.

"Hai kak Viona..." sahut Karin lalu mencium pipi kiri dan kanan Viona.

"Kamu udah bawa koper...?" tanya Viona.

"Iya kak, tadi kak Bara sekalian nganterin aku ke rumah trus aku langsung bawa baju ke sini untuk nginap...." jawab Karin.

"Oh ya udah kalau gitu, ayo kakak antar kamu ke kamar tamu..." ucap Viona sambil membawakan koper milik Karin.

Viona pun mengantar Karin ke kamar tamu. Sementara Bara langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya .

"Malam ini kamu tidur di kamar ini ya..." ucap Viona.

"Iya kak..." jawab Karin.

"Kak, aku mau mandi dulu ya , gerah nih.." ucap Karin sambil membuka bajunya bagian luarnya hingga menyisakan tang top.

"Ya udah sana mandi dulu..." sahut Viona.

Namun tiba- tiba mata Viona tertuju pada leher Karin. Karin memakai kalung yang sama dengan yang Viona punya.

"Karin... Itu..." ucap Viona sambil menunjuk ke leher sang adik.

"Kenapa kak...?" tanya Karin.

"Kalungnya mirip seperti punya kakak..." ucap Viona.

Karin lalu menunduk melihat kalung yang melingkar di lehernya.

"Oh, kalung ini, ini kalung punya aku kak ,baru beli kemarin..." jawab Karin sambil memegang kalungnya.

"Kamu dapat uang dari mana bisa beli kalung sebagus itu..? Kalung itu kan harganya puluhan juta, nggak mungkin kan kamu bisa beli kalung dari gaji kamu, secara kamu kan baru kerja dua bulan jadi sekertaris mas Bara..." tanya Viona.

"Ya jelas aku nggak punya uang lah kak kalau buat beli kalung ini. Tapi kalung ini aku nggak beli sendiri kok, aku dibeliin..." sahut Karin.

"Dibeliin sama siapa..? Sama pacar kamu Robby..?" tanya Viona.

Iya, Viona tahu kalau Karin sudah punya pacar yang bernama Robby. Mereka menjalin hubungan LDR karena Robby kerja di kilang minyak lepas pantai. Mereka hanya bisa bertemu eman bulan sekali ketika Robby cuti. Itu pun hanya dua minggu saja, karena setelah itu Robby harus kembali ke tengah laut.

"Nggak kak, boro- boro Robby mampu beliin barang - barang mahal kayak gini, dia aja masih punya banyak tanggungan. Dia harus membiayai dua adiknya yang masih sekolah SMA dan kuliah...." jawab Karin.

"Trus kamu dibelikan kalung itu sama siapa...?" tanya Viona.

"Dibelikan oleh kak Bara..." jawab Karin dengan santai.

"Apa...? Kamu dibelikan kalung oleh kak Bara...?" tanya Viona kaget.

"Iya, kan kemarin kak Bara minta tolong aku buat nganterin ke mall beli kalung buat kakak, lalu Karin juga dibeliin dong, katanya sih sebagai ucapan terima kasih karena Karin udah nganterin kak Bara beli kalung buat kak Viona..." jawab Karin.

"Apa...? Jadi mas Bara memberikan kalung semahal itu hanya sebagai ucapan terima kasih karena kamu mengantarnya ke mall...?" tanya Viona.

"Iya kak, itu Karin lho yang milihin kalungnya, kata kak Bara pilihan aku bagus..." sahut Karin.

Muka Viona pun langsung berubah kesal. Bisa- bisanya Bara memberikan hadiah untuknya tapi dia juga memberikan hadiah yang sama pada sang adik. Viona sebenarnya tidak masalah kalau Bara membelikan sesuatu untuk Karin karena telah menemaninya membeli hadiah. Tapi bukan berarti dia memberikan benda yang sama dan harga yang sama juga pada Karin.

Kenapa dia tidak bisa membedakan mana hadiah untuk istri dan mana hadiah untuk adiknya. Viona benar- benar dibuat tersinggung oleh sikap sang suami.

"Kak Viona kenapa..? Kok kayak kesel gitu..? Kakak marah karena kak Bara membelikan kalung ini untuk Karin juga...?" tanya Karin.

"Ehm.. Eng...enggak kok...." jawab Viona tidak enak pada Karin kalau dia bicara terus terang kalau sebenarnya dia tidak suka Karin dibelikan kalung yang sama dengannya oleh Bara.

"Oh kirain kakak marah, lagian uang kak Bara banyak kak. Kalau cuma beliin kalung kayak gini untuk Karin sih kecil. Kalau aku jadi kakak pasti aku akan sering- sering minta dibelikan barang- barang mahal..." ucap Karin sambil tersenyum senang.

"I..iya, ya udah kakak mau ke atas dulu ya..." ucap Viona langsung keluar dari kamar tamu.

Karin pun lalu tersenyum sambil memilin kalung yang ada di lehernya.

Sementara itu Viona sudah sampai ke lantai atas dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Di sana terlihat Bara baru keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya. Dia mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk lain.

"Mas...." ucap Viona.

"Hem..." jawab Bara sambil berdiri di depan cermin menggosok- gosokan handuk ke rambutnya.

"Apa sih maksud mas Bara membelikan Karin hadiah yang sama dengan ku...? Kemarin mas Bara memberikan hadiah spesial buat aku berupa kalung. Tapi kenapa mas Bara juga membelikan kalung yang sama buat Karin juga...?" tanya Viona memperlihatkan raut wajah tidak suka.

"Memang apa masalahnya kalau aku memberikan hadiah yang sama buat kamu dan Karin....?" tanya Bara dengan santainya.

"Aku kan istri kamu mas, sedangkan Karin itu adik aku. Harusnya kalau pun kamu memberikan hadiah buat Karin kan bisa membelikan barang yang lain yang lebih murah..." sahut Viona.

"Kamu kok gitu sih, sama adik sendiri kok perhitungan..? Harusnya kamu tuh senang aku baik sama adik kandungmu, tidak membeda- bedakan kamu sama adikmu sendiri. Bukannya kamu malah iri kayak gitu..." ucap Bara mulai kesal dengan Viona.

"Asal kamu tahu ya, aku membelikan kalung itu buat Karin bukan hanya karena dia telah menemaniku ke mall mencari hadiah buat kamu, tapi itu sebagai ucapan terima kasih aku sama dia karena dia telah bekerja dengan baik di kantor...." sambung Bara.

"Dia itu sekertaris yang cerdas dan cekatan. Aku puas dengan pekerjaan dia, makanya aku rela membelikan dia hadiah mahal...." lanjut Bara.

Viona pun hanya diam sambil menggelangkan kepalanya menatap sang suami dengan tatapan kesal.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu..? Kamu nggak terima dengan apa yang aku lakukan hah..? Dengar ya Viona, uang itu uang aku, hasil kerja keras aku, uangnya mau aku belikan apapun dan mau aku berikan pada siapapun itu terserah aku..." ucap Bara penuh penekanan.

"Pekerjaan kamu itu hanya diam di rumah kan, nggak jauh- jauh dari makan dan tidur, kamu itu hanya pengangguran . Jadi kamu nggak usah ikut campur dengan urusanku keuanganku. Bukankah selama ini aku selalu memenuhi semua kebutuhan kamu...? Kamu tinggal duduk santai aja setiap hari. Jadi kamu nggak usah banyak ngomong apa lagi ngatur- ngatur aku... Mengerti...?'' ucap Bara lalu membalikkan badan menghadap lemari kemudian mengambil baju di sana lalu memakainya.

Air mata Viona pun menetes membasahi kedua pipinya. Dia sakit hati dengan ucapan sang suami yang terkesan merendahkannya. Iya dia sadar, di rumah ini dia tidak pernah melakukan pekerjaan apapun selain membantu bi Yuni memasak. Hari- harinya dia hanya habiskan di rumah untuk bersantai, makan , tidur dan menikmati fasilitas dari sang suami.

Memangnya apa lagi yang bisa Viona kerjakan selain itu. Dia juga tidak mungkin untuk membantu pekerjaan Bara di kantor. Karena dia hanya lulusan SMA tentunya tidak paham dengan rumitnya kerjaan orang kantor.

Toh dari awal nikah Bara tidak pernah mempermasalahkan akan hal itu, tapi kenapa sekarang dia mengungkit kalau Viona hanya pengangguran yang hanya bisa menikmati fasilitas darinya tanpa bisa membantunya bekerja.

Setelah memakai pakaian Bara lalu keluar begitu saja dari kamar tanpa mengatakan apapun pada Viona yang masih berdiri sambil menangis.

Setelah puas menangis Viona pun lalu turun menyusul Bara ke lantai bawah. Viona menuruni anak tangga satu persatu. Di bawah sana di ruang tv nampak Bara dan Viona sedang duduk bersama di sofa sambil menonton acara Tv. Sesekali mereka nampak bercanda dan berebut remot tv untuk mengganti chanel tv yang ingin mereka tonton.

Karin pun merengek pada Bara karena dia selalu kalah dalam berebut remot Tv. Bara pun hanya tertawa dan gemas pada sang adik ipar dengan mengacak rambut Karin dan membuat Karin pun memanyunkan bibirnya.

Melihat keakraban sang suami bersama adiknya , Viona pun hanya bisa tersenyum sinis. Mengapa Bara bisa tertawa lepas dan bercanda bersama Karin sedangkan ketika bersamanya Bara akan menjadi manusia dingin dan cuek. Apa karena dia sendiri yang tidak bisa membuat sang suami tertawa atau memang sang suami sendiri yang merasa tidak nyaman berada di sisi Viona. Entahlah Viona pun tak tahu.

Viona pun berjalan menghampiri suami dan adiknya. Menyadari kehadiaran Viona, Bara dan Karin yang tadinya duduk berdekatan pun lalu perlahan menggeser posisi duduknya hingga saling menyisakan jarak di antara mereka.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

curigain itu harusnya 😡

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!