11. Kembali diacuhkan

Sudah tiga hari Karin menginap di rumah Viona. Dia selalu berangkat dan pulang pulang kantor bersama Bara. Mereka terlihat sangat akrab saat bersama. Tak ada kecanggungan lagi di antara mereka saat sedang menonton tv ataupun saat makan bersama. Mereka selalu terlibat obrolan seru. Baik obrolan ringan mau pun obrolan tentang pekerjaan di kantor. Tak jarang mereka juga sering melontarkan candaan- candaan receh hingga membuat mereka berdua tertawa lepas.

Sedangkan Viona hanya merasa menjadi nyamuk saja di antara mereka. Karena Viona hanya bisa menyimak dan melihat obrolan ataupun bercandaan mereka berdua. Hanya saja yang Karin sesekali bertanya atau pun mengajak berbicara sebagai basa basi saja karena tidak enak mengacuhkan sang kakak. Sedangkan Bara terlihat cuek saja pada Viona.

Kadang Viona merasa cemburu kenapa suaminya terlihat lebih nyaman ngobrol dengan Karin dibandingkan ngobrol dengannya.

Malam hari pun tiba, Viona merasa ngantuk lalu dia pun tidur. Sedangkan Bara masih sibuk dengan laptopnya sambil duduk di sofa. Tengah malam tiba- tiba Viona terbangun karena ingin buang air kecil. Tetapi dia tidak melihat keberadaan Bara di sampingnya.Di sofa pun tidak ada. Viona mengambil ponsel di atas nakas untuk melihat jam. Ternyata masih jam dua pagi.Viona segera turun dari tempat tidur lalu bergegas masuk ke kamar mandi karena sudah kebelet.

Beberapa menit di kamar mandi dia pun lalu keluar.Viona hendak keluar dari kamar untuk mencari suaminya. Tetapi baru saja dia akan memutar handle pintu tiba- tiba pintu terbuka dari luar. Viona pun kaget.

"Mas Bara..." ucap Viona begitu melihat yang membuka pintu dari luar adalah suaminya.

"Viona..." sahut Bara yang juga terlihat kaget melihat sang istri.

"Kamu mengagetkanku saja..." ucap Bara kesal.

"Aku juga kaget mas. Kamu dari mana sih mas malam- malam begini keluar dari kamar...?" tanya Viona.

"Aku dari dapur , aku haus..." jawab Bara cuek sambil berjalan ke tempat tidur.

"Mas Bara haus...? Tapi itu di atas nakas aku sudah siapkan air...." ucap Viona.

Iya tiap malam Viona memang menyiapkan air minum karena mereka suka merasa haus di tengah malam. Apa lagi setelah mereka melakukan hubungan suami istri. Tenggorokan mereka selalu merasa kering.

"I..iya, tapi aku nggak mau minum air biasa. Aku ingin minum air dingin dari kulkas..." jawab Bara sedikit gugup lalu segera membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Oh..." ucap Viona yang sedikit heren. Karena setahu Viona sang suami tidak suka minum air es. Jangankan di malam hari, siang hari saja dia tidak suka karena dia suka pilek kalau minum yang dingin- dingin.

Viona lalu menutup pintu dan kembali ke tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di samping sang suami. Kemudian dia memeluk tubuh Bara.

"Mas, kok badan kamu keringetan...?" tanya Viona sambil melepaskan pelukannya.

"Iya, aku gerah makanya kamu jangan dekat- dekat dong, jauhan sana tidurnya...." ucap Bara sambil memiringkan tubuhnya membelakangi Viona.

Viona pun hanya menarik nafas panjang melihat sikap sang suami. Entah kenapa suaminya kembali bersikap dingin dan cuek padanya. Apa dia masih kesal gara- gara kemarin Viona mempermasalahkan dia yang membelikan kalung untuk Karin.Viona pun kembali tidur dengan menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Bara karena dia tidak ingin Bara marah lagi. Tak berapa lama Viona kembali tertidur.

****

Keesokan harinya, seperti biasa Viona sibuk di dapur menyiapkan sarapan bersama bi Yuni. Sementara Bara masih belum keluar dari kamar. Sepertinya dia sedang mandi. Begitu pun dengan Karin, kamarnya masih tertutup rapat. Selama tinggal di rumah Viona, Karin memang tidak pernah bangun pagi. Dia akan keluar dari kamar ketika waktu sarapan tiba dan dia sudah rapi akan berangkat ke kantor.

Viona membawa makanannya ke meja makan dibantu oleh bi Yuni. Tiba- tiba pintu kamar Karin terbuka. Karin pun keluar kamar masih menggunakan handuk kimono dan rambut yang masih basah. Sepertinya dia habis mandi keramas.

"Kak, pinjam pengering rambutnya lagi dong..." ucap Karin.

"Ambil saja di kamar kakak, sekalian bilangin kak Bara untuk segera turun, sarapan sudah siap..." ucap Viona sambil menata makanan di meja.

"Iya kak..." jawab Karin sambil menaiki anak tangga menuju kamar Viona.

Tiba- tiba terdengar bel pintu berbunyi.

"Bibi lanjutkan ini ya, saya mau buka pintu dulu , sepertinya ada tamu..." ucap Viona sambil berjalan menuju ruang tamu.

Viona pun segera membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Brian.

"Bri..Brian..." ucap Viona sambil menatap wajah Brian.

Tiba- tiba Viona merasa gugup, dadanya berdebar- debar karena ingatannya kembali ke beberapa hari lalu di saat mereka bercumbu di ruang kerja Brian.

"Kak Bara ada...?" tanya Brian memecahkan lamunan Viona.

"Ehm..i..iya a..ada..." jawab Viona.

"Ma..masuk Brian..." ucap Viona.

Tanpa bicara apapun lagi Brian pun masuk ke dalam ruang tamu. Sikapnya begitu dingin dan cuek terhadap Viona. Viona pun heran dengan sikap Brian yang seolah- olah tidak perduli dengannya. Padahal beberapa hari lalu mereka telah bercumbu dengan mesra. Apa Brian sudah melupakan peristiwa itu begitu saja...? Viona pun menjadi kesal dengan Brian. Padahal dia gugup setengah mati saat kembali bertemu dengannya tapi Brian malah bersikap cuek seolah tidak pernah terjadi apa- apa di antara mereka.

"Ke dalam saja Brian, tunggu kakakmu di ruang tengah, kak Bara masih ada di kamarnya..." ucap Viona.

Brian pun menuruti apa kata Viona, dia berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa. Sementara Viona kembali ke meja makan untuk menata piring.

Tak lama kemudian Bara keluar dari kamarnya bersama dengan Karin . Bara yang sudah rapi dengan setelan jas menuruni anak tangga diikuti oleh Karin di belakangnya masih menggunakan handuk kimono. Kali ini rambutnya sudah terlihat kering. Tadi Karin mengeringkan rambutnya di kamar Bara.

Melihat sang kakak keluar dari kamar bersama adik iparnya membuat Brian mengerutkan dahi.

"Ah itu dia mas Bara sudah turun..." ucap Viona sambil menoleh ke atas tangga di mana sang suami sedang menuruni anak tangga.

"Mas, ada Brian..." sambung Viona pada Bara.

"Lho Brian..." ucap Bara kemudian menghampiri sang adik.

"Karin, cepat kamu pakai baju, abis itu sarapan..." ucap Viona pada sang adik.

"Iya kak..." sahut Karin lalu masuk ke dalam kamar.

Brian melihat ke arah Karin lalu berganti melihat ke arah Bara. Seolah ingin penjelasan kenapa ada Karin di rumah kakaknya. Bara pun mengerti maksud Brian.

"Beberapa hari ini Karin menginap di sini, mertuaku lagi mengunjungi orang tuanya yang sedang sakit di kota Malang. Karena di rumah sendirian , Viona mengajak adiknya nginep di sini..." ucap Bara. Brian pun hanya mengangguk saja dengan wajah dinginnya.

"Ada apa Brian, pagi- pagi kamu sudah datang ke sini...?" tanya Bara.

"Papah menyuruhku untuk mengecek cabang perusahaan kita yang ada di Tanggerang. Ada sedikit kendala di sana. Jadi aku tidak bisa menghadiri rapat bersama pak Tristan. Ini aku serahkan materi rapat hari ini pada kakak. Nanti kakak yang akan menggantikanku rapat..." jawab Brian sambil memberikan berkas pada sang kakak.

"Habis ini aku langsung berangkat ke tanggerang bersama Angga kak..." lanjut Brian.

"Baiklah..." jawab Bara sambil mengecek berkas tersebut.

"Mas, makanannya sudah siap, ayo kita sarapan. Ajak Brian juga..." ucap Viona menarik pelan tangan sang suami.

"Ayo Brian kita sarapan..." ucap Bara.

"Aku sudah sarapan di rumah kak..." jawab Brian.

"Tapi kalau kopi aku mau..." sambung Brain.

"Baiklah kalau gitu aku bikinkan kopi dulu ya ..'' sahut Viona .

Viona pun bergegas ke dapur membuatkan kopi untuk Brian. Sekitar dua menit secangkir kopi pun sudah jadi kemudian Viona menyuguhkannya ke depan Brian.

"Ini kopinya Brian..." ucap Viona.

"Terima kasih kak..." jawab Brian sekali lagi tanpa menoleh ke Viona.

"Mas, Karin belum keluar juga...?" tanya Viona sambil mengambilkan nasi beserta lauk untuk sang suami.

"Belum..." jawab Bara.

"Ya ampun itu anak lama banget sih dandannya. Sebentar ya mas aku mau panggil Karin dulu..." ucap Viona.

Baru saja Viona mau ke kamar Karin, tiba- tiba pintu terbuka dan keluarlah Karin dengan penampilan yang sangat memukau. Dia terlihat cantik dengan riasan di wajahnya. Karin memakai kemeja lengan panjang dengan dua kancing bagian atas yang dibiarkan terbuka dan membiarkan benda kenyal di depan dadanya menyembul sebagian.

Dan bagian bawahnya dia memakai rok mini yang membuat kedua pahanya terekspos. Tak lupa dia memakai sepatu hak tinggi sehingga kaki nya terlihat sempura bak seorang model . Viona pun hanya menggelengkan kepalanya melihat penampilan sang adik yang menurutnya terlalu seksi. Tapi dia enggan untuk mengomentarinya apa lagi menegurnya untuk berganti pakaian.

Percuma saja, semua baju kerja Karin memang semuanya seksi- seksi. Dan Karin juga tidak akan mau merubah penampilannya walapun sudah pernah diperingati oleh Viona.

"Ayo Karin sarapan dulu.." ucap Viona.

"Iya kak..." jawab Karin sambil berjalan ke meja makan.

"Pagi kak Brian..." sapa Karin.

"Pagi..." jawab Brian sambil menyeruput kopi tanpa menoleh sedikitpun pada Karin.

"Kakak sudah selesai makannya...?" tanya Karin pada Bara.

"Sudah..." jawab Bara.

"Tungguin Karin ya kak..." ucap Karin segera memakan sarapannya.

"Iya Karin santai aja, kakak belum mau jalan kok..." jawab Bara.

"Kamu sih Karin kalau pagi dandannya lama banget...." ucap Viona.

"Iya kak, kan tadi Karin mengeringkan rambut dulu jadi lama deh..." jawab Karin.

"Lagian kamu kenapa sih tiap pagi keramas terus, apa kamu nggak kedinginan...?" tanya Viona.

Mendengar ucapan Viona Karin pun menjadi gugup sampai - sampai tersedak hingga batuk- batuk. Spontan Bara memberikan minumnya pada Karin.

"Pelan- pelan dong kalau makan Karin...'' ucap Bara.

"I..iya kak..." jawab Karin sambil menerima gelas berisi air putih dari Bara lalu meminumnya.

Melihat begitu perhatiannnya Bara pada sang adik ipar, Brian pun menatap dingin pada sang kakak. Viona yang menyadari Brian menatap ke arah Bara pun ikut menoleh ke arah sang suami.

Brian lalu berganti menatap Viona. Sama seperti tadi tatapan Brian begitu dingin tapi begitu lekat ke arah mata Viona. Hingga membuat Viona langsung menunduk karena tidak sanggup terlalu lama bertemu tatap dengan Brian. Dia pasti tidak akan bisa menyembunyikan kegugupannya.

Setelah sarapan Bara dan Karin berangkat ke kantor, sedangkan Brian langsung menuju ke tempat Angga sanga asisten untuk berangkat ke Tanggerang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

tokoh perempuan nya Jangan bodoh-bodoh amat Napa 😂

2024-11-05

2

Salsabiela

Salsabiela

ini mah udah pasti Bara selingkuh sama Karin. tp sepertinya Brian tahu kl bara selingkuh cuma dia nggak mau ngomong k Viona

2024-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!