9.Mendapat Hadiah

Pukul enam sore Bara sudah pulang dari kantor. Setelah masuk ke dalam rumah dia bergegas menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ketika membuka pintu kamar Bara melihat Viona yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.

"Mas, kamu sudah pulang...?" tanya Viona.

"Iya sayang..." jawab Bara sambil menampilkan senyuman mengembang pada sang istri.

"Aku pikir malam ini mas mau lembur lagi..." ucap Viona lalu berdiri menyambut sang suami.

"Nggak Yang, hari ini aku kangen banget sama kamu, jadi aku pulang lebih capet....'' sahut Bara sambil mengecup kening dan bibir sang istri.

Viona pun merasa heran kenapa hari ini Bara terlihat sangat manis tidak seperti biasanya yang selalu cuek.Padahal kan tadi pagi dia masih terlihat kesal dengan Viona.Tapi Viona merasa senang karena sikap seperti ini lah yang Viona rindukan dari suaminya.

"Mas Bara mau mandi..? Biar aku siapkan air hangatnya ya..." ucap Viona.

"Nanti saja sayang, aku punya sesuatu yang spesial buat kamu..." sahut Bara lagi- lagi sambil tersenyum pada sang istri.

"Apa mas...?" tanya Viona penasaran.

"Tutup mata dulu dong..." ujar Bara.

"Iya..iya..." sahut Viona.

Viona pun menutup matanya. Lalu Bara mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Sebuah kotak kecil berbentuk persegi panjang. Dia membukanya perlahan lalu mengambil benda berwarna putih mengkilap. Iya, itu adalah sebuah kalung berlian yang sangat indah.

Bara lalu mengambil kalung tersebut dari tempatnya lalu membuka pengaitnya. Kemudian dia memasangkan kalung tersebut pada leher Viona. Kalung itu begitu pas melingkar di leher jenjang Kinan yang putih mulus.

"Nah sekarang buka matamu sayang..." ucap Bara.

Viona pun perlahan membuka matanya. Dia melihat ke arah lehernya di mana kalung berlian yang sangat cantik dengan liontin yang menambah kesan mewah melingkar di lehernya.

"Mas, kalungnya cantik sekali, kamu sengaja membelikan kalung ini buat aku...?" tanya Viona terlihat bahagia mendapatkan kejutan dari sang suami.

"Iya dong sayang, aku kan sudah lama nggak memberikan hadiah buat kamu. Gimana , kamu suka nggak..." jawab Viona.

""Iya mas aku suka, kalungnya bagus banget, pasti harganya mahal..." ucap Viona.

"Kalau untuk istriku yang cantik ini aku tidak akan mempermasalahkan soal harga. Yang penting kamu suka...." sahut Bara.

"Oya sayang, maaf ya tadi siang aku nggak nemuin kamu di kantor, aku tadi ada meeting di luar kantor bersama Karin...." ucap Bara.

"Ja..jadi mas tahu kalau aku ke kantor...?" tanya Viona sedikit merasa canggung.

"Tahu dong, kan Brian yang ngasih tahu aku kalau kamu datang...." jawab Bara.

"Bri..Brian... ? Ta..tadi Brian ngomong apa aja ke mas Bara...?" tanya Viona yang tiba- tiba merasa khawatir takut Brian mengatakan apa yang telah mereka perbuat di ruang kerja Brian pada Bara.

"Dia nggak ngomong apa- apa, dia hanya mengatakan kamu datang dan membawakan kue kesukaanku. Lalu dia memberikan kue yang kamu titipkan ke Brian. Makasih ya sayang, aku suka kue nya..." ucap Bara.

"I..iya mas..." jawab Viona merasa lega.

"Ya udah aku mau mandi dulu ya..." ucap Bara.

"Iya mas.." jawab Viona lalu menyiapkan air hangat untuk Bara mandi bath up.

Setelah selesai mandi Viona dan Bara pun turun ke lantai satu untuk makan malam. Setelah itu mereka berdua pindah ke ruang tengah untuk bersantai.

Kali ini Bara tidak fokus dengan ponsel lagi ketika sedang bersama Viona seperti biasanya. Bahkan dia meninggalkan ponselnya di kamar demi ingin berduaan dengan sang istri. Dia ngobrol berdua, dan Bara terlihat lebih mesra. Tentu saja Viona merasa senang akan perubahan sikap suaminya itu.

"Sayang, sudah malam, ayo kita tidur..." ucap Bara.

"Iya.mas..." jawab Viona.

Mereka berdua pun bergegas naik ke lantai dua menuju kamarnya. Setelah membersihkan diri mereka berdua berbaring dia tempat tidur. Bara lalu memiringkan tubuhnya menghadap sang istri.

"Sayang, kamu terlihat sangat cantik malam ini..." ucap Bara sambil mengusap pipi Viona menggunakan dua jari tangannya.

"Memangnya biasanya aku nggak cantik ya ..?" tanya Viona.

"Cantik sih, tapi malam ini kamu terlihat lebih cantik dari biasanya..." jawab Bara.

"Masa sih...''

"Iya sayang..." jawab Bara lalu mencium bibir mungil Viona. Dia terus menciumnya dan sesekali memberikan l*m*tan- l*m*tan lembut di sana.

Viona hanya diam tidak membalas ciuman dari sang suami. Dia membiarkan bibir Bara terus bermain di bibirnya. Lama- kelamaan bibir Bara pun berpindah ke leher Viona, dia menyesapi leher mulus milik Viona dengan penuh hasrat. Tetapi entah kenapa Viona tidak merasakan apapun, justru ingatannya beralih pada kejadian tadi siang yang dia lakukan bersama Brian.

Iya, dia kembali teringat dengan ciuman Brian yang begitu panas dan hampir saja mereka melakukan hubungan suami istri kalau saja Viona tidak cepat- cepat sadar jika perbuatan mereka salah.

Mata Viona terpejam membayangkan ketika tubuh Brain berada di atas tubuhnya menyesapi dua benda kenyal miliknya hingga bulu kuduknya berdiri karena geli. Dan di saat bersamaan Bara juga melakukan hal yang sama pada Viona. Tubuh Bara sudah berada di atas Viona tanpa Viona sadari karena yang dibayangkan olehnya bukanlah sang suami melainkan adik iparnya.

Tak sadar bibir Viona pun mengeluarkan suara lenguhan nikmat merasakan Brian mengisap benda kenyal miliknya dengan kuat. Dan beberapa saat kemudian dia merasakan sebuah benda menyusup ke dalam miliknya. Viona pun terperanjat dan membuka matanya. Dia baru sadar kalau yang berada diatasnya adalah bukan Brian melainkan suaminya.

"Oh ya ampun kenapa aku malah jadi memikirkan Brian..." batin Viona.

Hati Viona pun dihinggapi rasa bersalah pada Bara. Dia sedang melakukan penyatuan bersama sang suami tapi mengapa dia malah membayangkan sedang melakukannya bersama pria lain yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.

Viona pun merasa dirinya telah gila. Iya ini benar- benar gila. Bagaimana jika Bara tahu kalau dia sedang membayangkan pria lain yang sedang menyentuhnya. Pasti Bara akan sangat kecewa dan marah.

Viona terus sibuk dengan pikiran bersalahnya hingga akhirnya dia mendengar erangan nikmat dari mulut Bara. Tubuh Bara langsung terkulai lemas dan ambruk di sampingnya. Sedangkan Viona tidak merasakan apapun selain rasa bersalahnya pada Bara.

Viona lalu menoleh ke arah Bara yang terlihat sudah tertidur lelap karena kecapekan. Padahal seingat Viona mereka baru sekitar empat atau lima menit saja melakukan penyatuan. Tapi mengapa Bara sudah terkulai lemas bahkan Viona belum sempat merasakan melayang.

Viona juga tidak tahu kenapa setiap kali berhubungan dengan sang suami dia jarang sampai pada kl*m*ks. Mungkin selama tiga tahun menikah bisa dihitung dengan jari berapa kali Viona bisa merasakan benar- benar puas melakukan hal itu bersama Bara.

Selama ini pun Viona tidak pernah merasa kecewa atau marah pada sang suami karena merasa tidak merasa dipuaskan. Karena menurut Viona berhubungan badan ya rasanya begitu- begitu saja.

Viona menatap wajah sang suami yang terlihat begitu kelelahan. Rasa bersalahnya pun semakin besar.

"Maafkan aku mas..." ucap Viona sambil mengusap pipi Bara.

...----------------...

Keesokan harinya ketika Viona dan Bara sedang menikmati sarapan tiba- tiba ponsel Viona berdering. Viona pun segera mengangkatnya karena panggilan itu berasal dari sang ibu.

"Hallo bu..." ucap Viona.

"Viona, nanti sore ibu sama ayah mau pergi ke Malang, nenek sakit keras, ayah dan ibu mau nginap di rumah nenek untuk beberapa hari. Ibu titip Karin ya, kasihan dia sendirian di rumah. Kau bisa kan minta ijin suamimu agar Karin dibolehkan menginap di rumahmu sampai ibu dan ayah kembali...." ucap bu Rima.

"I..iya bu, nanti Viona bilang ke mas Bara..." jawab Viona.

"Ya sudah ibu tutup dulu telponnya, nanti kalau suamimu mengijinkan Karin menginap di rumahmu, kamu kabari ibu ya, biar ibu bisa bantuin Karin menyiapkan baju untuk di bawa ke rumahmu..." ucap bu Rima.

"Iya bu...." sambungan telpon pun terputus.

"Ada apa sayang...?" tanya Bara.

Viona pun lalu menceritakan apa yang ibunya sampaikan padanya.

"Ya udah suruh aja Karine nginap di sini..." ucap Bara dengan santainya.

"Beneran mas, mas Bara mengijinkan Karin menginap di sini sampai ayah dan ibu kembali dari Malang...?" tanya Viona tak percaya.

"Boleh dong sayang, Karin kan adik kandungmu, aku juga sudah menganggap Karin seperti adikku sendiri. Kasihan kan kalau dia di rumah sendiri nggak ada yang nemenin...." jawab Bara.

"Iya mas, makasih ya, ternyata kamu nggak hanya perhatian dan sama aku saja , tetapi kamu selalu baik dan perhatian dengan keluargaku juga..." sahut Viona sambil memeluk lengan Bara.

"Itu sudah menjadi kewajibanku sayang..." sahut bara.

Bersambung...

Episodes
1 1. Pulang larut malam
2 2. Berani membentak
3 3. Kedatangan Karin
4 4. Belum hamil juga
5 5. Hampir ketahuan
6 6. Pergi menemui ayah ibu
7 7. Dan Terjadi lagi
8 8. Antara menyesal dan menikmati
9 9.Mendapat Hadiah
10 10. Kalung yang sama
11 11. Kembali diacuhkan
12 12. Bertemu Bara
13 13. Tak dapat mengendalikan diri
14 14. Merasa Konyol
15 15. Aku kerja demi kamu
16 16. Nahan pipis
17 17. Mulai merasa curiga
18 18. Ingin membuat kejutan
19 19. Tega kamu mas
20 20. Apartemen Brian
21 21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22 22. Pengkhianat
23 23. Percayalah padaku Kak...
24 24. Ada saja gangguannya
25 25. Bertemu Karin
26 26. Mediasi
27 27.Pergi ke Kantor Brian
28 28. Makan Malam bersama Brian
29 29. Babak belur
30 30. Dimarahi
31 31. Lakukanlah Brian....
32 32. Menyatu
33 33. Bekas
34 34. Imbalan
35 35. Bertemu Robby
36 36. Mulai meras cemas
37 37. Pantai
38 38. Pengalaman pertama Viona
39 39. Pendarahan
40 40. Golongan darah yang berbeda
41 41. Masa kecil Viona dan Karin
42 42. Tes DNA
43 43. Frustrasi
44 44. Mulai terungkap
45 45. Datang di saat yang tidak tepat
46 46. Kembalilah pada Bara
47 47. Kenyaataan pahit
48 48. Hanya ingin Viona
49 49. Masa lalu 1
50 50. Masa lalu 2
51 51. Munafik...?
52 52. Kita salah
53 53. Orang gila
54 54. Keguguran
55 55. Jangan temui aku lagi
56 56. Ditangkap polisi
57 57. Keluar dari penjara
58 58. Kamu mirip teman saya
59 59. Babak Belur
60 60. Anaknya Wandan
61 61. Dijenguk oleh Angga
62 62. Menyusahkan orang tua
63 63. Kecurigaan Angga
64 64. Kecurigaan Angga 2
65 65. Kedatangan tuan Bobby
66 66. Melamar pekerjaan
67 67. Pergi ke Surabaya
68 68. Tinggal kenangan
69 69. Terjerat Hutang
70 70. Kanti dan Yoko
71 71. Pekerjaan Baru Brian
72 72. Kamar hotel
73 73. Mabuk
74 74. Hasrat menggebu Brian
75 75. Foto editan
76 76. Pendirian Brian
77 77. Di mana Viona...?
78 78. Rentenir
79 79. Kecelakaan
80 80. Kecelakaan 2
81 81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82 82. Kondisi tuan Bobby
83 83. Laki- laki misterius
84 84. Curiga
85 85. Kangen
86 86. Istri muda...?
87 87. Rencana bu Rima
88 88. Sah
89 89. Malam pertama
90 90. Pengantin Baru
91 91. Kembali ke kantor
92 92. Mulai membaik
93 93. Pergi ke kantor Brian
94 94. Operasi Caesar
95 95. Dihasut
96 96. Baby Vino
97 97. Resign
98 98. Rumah kecil
99 99. Kedatangan Bara
100 100. Kejutan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
1. Pulang larut malam
2
2. Berani membentak
3
3. Kedatangan Karin
4
4. Belum hamil juga
5
5. Hampir ketahuan
6
6. Pergi menemui ayah ibu
7
7. Dan Terjadi lagi
8
8. Antara menyesal dan menikmati
9
9.Mendapat Hadiah
10
10. Kalung yang sama
11
11. Kembali diacuhkan
12
12. Bertemu Bara
13
13. Tak dapat mengendalikan diri
14
14. Merasa Konyol
15
15. Aku kerja demi kamu
16
16. Nahan pipis
17
17. Mulai merasa curiga
18
18. Ingin membuat kejutan
19
19. Tega kamu mas
20
20. Apartemen Brian
21
21. Aku yang disakiti aku yang disalahkan
22
22. Pengkhianat
23
23. Percayalah padaku Kak...
24
24. Ada saja gangguannya
25
25. Bertemu Karin
26
26. Mediasi
27
27.Pergi ke Kantor Brian
28
28. Makan Malam bersama Brian
29
29. Babak belur
30
30. Dimarahi
31
31. Lakukanlah Brian....
32
32. Menyatu
33
33. Bekas
34
34. Imbalan
35
35. Bertemu Robby
36
36. Mulai meras cemas
37
37. Pantai
38
38. Pengalaman pertama Viona
39
39. Pendarahan
40
40. Golongan darah yang berbeda
41
41. Masa kecil Viona dan Karin
42
42. Tes DNA
43
43. Frustrasi
44
44. Mulai terungkap
45
45. Datang di saat yang tidak tepat
46
46. Kembalilah pada Bara
47
47. Kenyaataan pahit
48
48. Hanya ingin Viona
49
49. Masa lalu 1
50
50. Masa lalu 2
51
51. Munafik...?
52
52. Kita salah
53
53. Orang gila
54
54. Keguguran
55
55. Jangan temui aku lagi
56
56. Ditangkap polisi
57
57. Keluar dari penjara
58
58. Kamu mirip teman saya
59
59. Babak Belur
60
60. Anaknya Wandan
61
61. Dijenguk oleh Angga
62
62. Menyusahkan orang tua
63
63. Kecurigaan Angga
64
64. Kecurigaan Angga 2
65
65. Kedatangan tuan Bobby
66
66. Melamar pekerjaan
67
67. Pergi ke Surabaya
68
68. Tinggal kenangan
69
69. Terjerat Hutang
70
70. Kanti dan Yoko
71
71. Pekerjaan Baru Brian
72
72. Kamar hotel
73
73. Mabuk
74
74. Hasrat menggebu Brian
75
75. Foto editan
76
76. Pendirian Brian
77
77. Di mana Viona...?
78
78. Rentenir
79
79. Kecelakaan
80
80. Kecelakaan 2
81
81. Kejahatan tuan dan nyonya Bobby
82
82. Kondisi tuan Bobby
83
83. Laki- laki misterius
84
84. Curiga
85
85. Kangen
86
86. Istri muda...?
87
87. Rencana bu Rima
88
88. Sah
89
89. Malam pertama
90
90. Pengantin Baru
91
91. Kembali ke kantor
92
92. Mulai membaik
93
93. Pergi ke kantor Brian
94
94. Operasi Caesar
95
95. Dihasut
96
96. Baby Vino
97
97. Resign
98
98. Rumah kecil
99
99. Kedatangan Bara
100
100. Kejutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!